All Chapters of An Empty Heart (INDONESIA): Chapter 51 - Chapter 60
117 Chapters
Bab 51
Dyandta baru saja menghentikan mobilnya, tak jauh dari rumahnya saat ini. Rasa ragu untuk pulang ke rumah muncul di hati Dyandta. Haruskah ia pulang detik ini juga? Siapkah dirinya melihat wajah Damien yang sudah mengkhianatinya? Ah, entahlah. Semua pertanyaan yang berputar di otak Dyandta membuat pusingnya semakin bertambah.Saat hendak melajukan mobilnya lagi, tiba-tiba ponsel yang ada di kursi bagian kanan berdering. Dyandta mengurungkan niat untuk melajukan mobilnya. Diterimanya panggilan telepon dari nomor yang tidak tersimpan di kontak ponselnya."Halo," jawab Dyandta. "Ini Dokter Dyandta. Ada yang bisa dibantu?""Halo, Dok. Saya Deborah, saudara kembar Velice."Dyandta terdiam. Tak menyangka. Ternyata yang menghubunginya saat ini adalah saudara kembar dari wanita yang telah berani menggoda suaminya. Dyandta menggenggam erat ponsel yang masih menempel di telinganya. Rasa marah pun muncul saat mengingat kembali rekaman video itu."Dok, tolong dengarkan saya. Saya baru mengetahui
Read more
Bab 52
"Apa yang akan kau lakukan untuk membuat adikmu itu jera?"Dyandta melontarkan pertanyaan pada Deborah setelah beberapa detik terdiam. Memikirkan segala hal buruk yang akan terjadi karena pengkhianatan ini.Dyandta memperhatikan gelengan kepala Deborah. Ia tahu, wanita itu juga bimbang untuk melakukan sesuatu. Velice adalah saudara kembarnya dan mustahil jika Deborah menyakiti Velice."Saya masih belum memiliki rencana apapun, Dok. Saya bingung," ujar Deborah jujur."Hhh!" Dyandta menghela napas panjang untuk sesaat. "Kau hanya perlu melakukan satu hal."Deborah mengernyit. "Apa itu, Dok?""Awasi pergerakan mereka seperti biasa. Jika waktunya tepat, silahkan abadikan kebersamaan mereka melalui rekaman video, atau foto. Apa kau bisa melakukannya?"Deborah mengangguk cepat. "Ya. Saya bisa, Dok.""Bagus. Hubungi saya setiap kali kau melihat mereka akan pergi keluar. Untuk urusan di luar, biar saya yang urus. Kau urus yang terjadi di rumah sakit saja," ujar Dyandta menjelaskan setelah men
Read more
Bab 53
"Kau harus meninggalkannya, Damien!"Damien menepis tangan Velice dengan kasar. Kemarahan itu terlihat jelas di wajah tampan Damien. Pria itu benar-benar sudah bisa berjalan normal. Posisinya saat ini berada di salah satu pusat perbelanjaan. Sejujurnya, Damien enggan pergi ke tempat tersebut. Tapi Velice memaksa karena ingin membeli salah satu tas mahal yang stoknya terbatas. Itu sebabnya Velice memaksa Damien saat Damien berpura-pura mengikuti terapi di rumah sakit."Apa yang kau pandang dari wanita itu, hah? Dia tidak cantik dan super sibuk. Bahkan dia tidak punya waktu banyak untuk menemanimu terapi. Apa itu belum cukup untuk membuktikan bahwa dirinya tidak layak menjadi seorang istri?"Damien menatap Velice dengan tajam. "Tutup mulutmu itu! Tidak semudah itu meninggalkan wanita yang sudah berkorban banyak untukku. Kau tidak sebanding dengannya. Dia seorang dokter, dan kau hanya suster. Bahkan prestasinya jauh lebih besar daripada kau.""Lalu, kenapa kau mengencaniku?!""Aku tidak
Read more
Bab 54
Tepat di saat bersamaan, Damien dan Dyandta tiba di rumah. Mereka saling bertatapan dalam diam. Ada rasa canggung karena masalah ini. Meskipun Damien sudah ada di depan mata, bibir Dyandta seakan sulit untuk bergerak. Harusnya Dyandta mengatakan apa yang sudah dirancang pikirannya. Tapi sulit sekali rasanya untuk mengutarakan itu semua."Kau darimana?" tanya Damien lembut. Pria itu berdiri dari kursi rodanya secara perlahan. Rasa sakit di lutut saat berdiri masih bisa dirasakan Damien. Ia sedikit meringis kecil.Dyandta gugup. Keringat dingin mulai menyelimuti tubuhnya. Apa yang harus ia jawab untuk pertanyaan itu? Haruskah ia mengatakan bahwa dirinya baru saja menemui George yang memergoki Damien bersama Velice?Saat Dyandta masih bermain dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja Damien mendekat. Membuat Dyandta sedikit menegang dan sulit untuk bergerak ke belakang. Ia ingin menghindari pria itu. Tapi kedua kakinya sama sekali tidak memberi dukungan.Kedua tangan Dyandta digenggam da
Read more
Bab 55
Damien menyugar rambutnya ke belakang setelah selesai mandi. Handuk berwarna putih masih melilit di pinggangnya, menutupi area sensitif hingga ke lutut. Sementara tubuhnya masih belum mengenakan apapun.Tadi, setelah meminum teh lemon buatan istrinya, Damien memutuskan untuk mandi. Tubuhnya terasa gerah dan lengket. Sekarang, ia sudah merasa segar dan siap untuk mengajak sang istri jalan-jalan, menikmati sore yang indah di pantai sambil menunggu senja.Damien menggunakan deodorant yang ada di atas meja rias, kemudian menyemprotkan parfum kesukaannya di beberapa area tubuh. Setelah itu, Damien meraih kaos berwarna putih serta celana jeans hitam favoritnya. Damien memakai pakaiannya dengan cepat, lalu merapikan rambutnya yang masih basah.Saat dirinya hendak beranjak keluar, ponsel yang sempat ia abaikan pun berdering. Letak ponsel itu ada di atas meja rias. Satu panggilan dari Velice, wanita yang terobsesi padanya."Apa dia tuli? Atau amnesia? Aku sudah mengatakan untuk tidak menghubun
Read more
Bab 56
Pantai merupakan salah satu destinasi wisata populer untuk menikmati pemandangan laut di sore hari. Salah satu pantai yang menjadi tujuan Damien dan Dyandta saat ini adalah Jones Beach. Pantai ini terletak di Wantagh, New York, yang memiliki pasir halus dan bersih. Jones Beach juga memiliki West Bathhouse dan kolam renang tepi pantai. Pemandangan sunset juga sangat indah di pantai ini.Dyandta sangat menyukai tempat itu. Damien mengambil salah satu tenda miliknya yang terletak di dalam bagasi mobil. Tenda itu selalu ia simpan di bagasi. Sejak dulu, sebelum disibukkan dengan pekerjaan, Damien selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk mendaki bersama teman-teman, berselancar, dan piknik di tempat-tempat terpencil lainnya. Tak heran jika ia memiliki dua buah tenda yang ukurannya cukup untuk dua orang.Damien memasang tenda yang letaknya sedikit jauh dari bibir pantai agar tidak terkena air. Ia membiarkan sang istri menikmati suasana pantai sambil bermain air. Sesekali Damien memperhatikan
Read more
Bab 57
Pukul 01.00 dini hari, Dyandta terbangun karena merasa haus. Ia membuka mata sambil berusaha untuk duduk. Tubuhnya lelah sekali. Untuk melangkah saja rasanya berat. Dyandta melirik ke arah kiri, ternyata suaminya tidak ada di sampingnya. Dahinya mengernyit lalu bergegas keluar kamar. Barangkali suaminya sedang menonton televisi.Dyandta menuruni tangga sambil menguap karena masih mengantuk. Ia lupa membawa segelas air putih ke dalam kamar. Alhasil, ia harus repot turun ke bawah hanya untuk mengambil air minum.Saat kaki kanan Dyandta baru saja menyentuh anak tangga terakhir, sayup terdengar suara Damien sedang mengobrol dengan seseorang di telepon. Tapi nada suara Damien terkesan tegas, bahkan sampai memaki lawan bicaranya."Sudah kukatakan untuk berhenti menggangguku! Aku tidak akan meninggalkan istri tercintaku demi wanita sepertimu!"Kuat dugaan, wanita yang dimaksud suaminya adalah Velice. Karena hanya wanita itu yang belakangan ini menghantui rumah tangga Damien dan Dyandta.Di b
Read more
Bab 58
Damien dan Dyandta tiba di parkiran rumah sakit, tempat Dyandta membuka praktek. Mereka diantar oleh Tommy karena Damien masih trauma untuk menyetir sendiri. Tapi Dyandta sudah memberikan obat khusus agar trauma suaminya berangsur menghilang dan ini masih dalam proses penyembuhan.Pasangan pasutri itu berjalan masuk setelah turun dari mobil. Sementara Tommy pamit untuk ke kafe di sekitar rumah sakit sambil menunggu majikannya tersebut.Damien menggandeng mesra tangan Dyandta. Tidak peduli dengan beberapa perawat yang memperhatikan keharmonisan mereka. Langkah mereka terlihat santai, sampai akhirnya mereka masuk ke dalam ruang kerja Dyandta."Duduklah di sana," ujar Dyandta sambil menunjuk ke arah sofa yang dikhususkan sebagai tempatnya beristirahat. "Aku harus segera menerima pasien.""Baiklah. Semangat!"Dyandta tertawa ringan saat suaminya mengucapkan kata 'semangat' dengan wajah ceria. "Terima kasih, Suamiku. Aku akan mengambilkan minuman dingin untukmu.""Tidak perlu, Sayang. Aku
Read more
Bab 59
Velice menyimpan gunting itu di dalam tasnya. Ia akan menunggu waktu yang tepat untuk merobek bagian tubuh Dyandta. Tak peduli apa resiko yang akan diterimanya nanti. Yang jelas, Velice bisa melampiaskan amarah dan rasa kesalnya pada Dyandta, karena wanita itu adalah penghalang besar baginya untuk mendapatkan Damien.Sedangkan di luar ruang penyimpanan itu, Velice tidak sadar dengan kehadiran seseorang. Seseorang itu tak lain adalah Deborah, saudara kembarnya. Bukan bermaksud untuk mengikuti. Hanya saja, kebetulan sekali Deborah ingin masuk ke ruangan itu dan tidak sengaja mendengar ucapan kesal Velice, sebelum dirinya membuka pintu tersebut."Aku harus memberitahu Dokter Dyandta tentang hal ini. Aku tidak ingin Dokter baik itu mendapat perlakuan buruk dari adikku. Kurang ajar kau, Velice. Tidak akan kubiarkan kau menyakiti siapapun, termasuk Dokter Dyandta dan suaminya," gumam Deborah dan langsung menjauh dari ruangan itu.Langkah Deborah tampak tergesa-gesa. Ia memutuskan untuk perg
Read more
Bab 60
Malam ini, Dyandta tengah mengemas beberapa pakaian dan peralatan mandi di dalam koper. Sedangkan Damien sedang sibuk memesan tiket pesawat dan booking hotel untuk menginap. Damien duduk di bawah sambil menemani istrinya mengemas pakaian dan lain sebagainya."Sayang, tiket pesawat sudah kupesan. Kita mendapat penerbangan pagi. Hotel juga sudah aku pesan dan kita mendapat hotel yang bagus," ujar Damien setelah meletakkan ponselnya di atas kasur.Dyandta melirik sekilas ke arah suaminya sambil tetap menyusun pakaian di koper. "Kita mau pergi kemana?""Santorini."Dyandta terkejut mendengar jawaban suaminya. Santorini, tempat yang paling indah di Yunani. Ia memang sangat suka tempat itu. Bahkan pernah berharap dirinya bisa sampai di sana bersama orang yang ia cintai. Dan harapan itu terkabul. Padahal Dyandta tidak pernah bercerita tentang keinginannya itu pada Damien."Kenapa, Sayang? Kau tidak suka?" tanya Damien cemas."Suka. Aku sangat suka," Dyandta langsung menjawab dengan wajah sum
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status