All Chapters of Behind Her Pride: Chapter 31 - Chapter 40
128 Chapters
Bab 31
Angel mengembuskan napas berat beberapa kali, tak peduli seberapa sering otaknya berputar mencari solusi, jawaban dari permasalahannya hari ini tak kunjung menemui titik terang. Dia mengeluarkan dompet, hanya tersisa beberapa lembar uang yang cukup untuk uang sakunya selama satu minggu ke depan sebelum uang saku berikutnya cair. Dia memerlukan uang tambahan untuk membayar biaya inap Moca di tempat penitipan hewan. Karena peraturan asrama kampus yang tak mengizinkan Angel membawa hewan peliharaan ke sana maka ia terpaksa menitipkan kucing kesayangannya itu. Selayaknya layanan akomodasi untuk manusia, biaya yang diperlukan untuk penginapan Moca tentu tidak sedikit. Meski sudah jatuh miskin, ia tetap ingin menjaga kucing pemberian ayahnya itu dengan baik karena hanya Moca satu-satunya hadiah dari sang ayah yang Angel miliki sekarang. Sebenarnya ia bisa saja menitipkan kucing itu di kediaman pamannya, tapi Angel khawatir
Read more
Bab 32
Beberapa saat kemudian, langkah cepat Angel membawanya tiba di tempat tujuan dalam waktu singkat. Begitu pun dengan Alessa yang kini sudah tahu apa tujuan Angel datang ke tempat yang didominasi para lelaki itu. "Kamu yakin mau menitipkannya pada Jaydan?" "Sebenarnya tidak yakin, tapi kurasa dia lebih baik daripada Renata dan Hena. Moca juga pernah bertemu dengannya dan kelihatannya kucing ini menyukai Jaydan." "Bagaimana kalau dia menolak?" "Coba saja dulu, siapa tahu dia mau." "Ya, sudah, sana kamu panggil Jaydannya." "Temani aku," pinta Angel mulai ragu untuk mendatangi Jaydan sendirian. Bukan apa-apa, saat ini Jaydan sedang berkumpul dengan teman-temannya di gazebo dekat ruang sekretariat BEM. Lelaki itu tampak sibuk berkutat dengan laptopnya, ada juga Karel, Brian, dan Gerry yang sedang asyik bernyanyi bersama diiringi gitar yang dimainkan Karel. Selain pandai mengoleksi kekasih, rupanya Karel juga cukup lihai dalam memaink
Read more
Bab 33
"Pulang, Vin, pulang. Main futsalnya belum tapi otakmu sudah bergeser jauh sekali dari tempatnya," komentar Karel jengah, ia mengusir Kevin dengan tangannya mengibas-ibas agar lelaki itu segera pergi dari hadapannya sebelum emosi Karel semakin meledak. Brian dan Gerry hanya tertawa melihat Kevin yang kebingungan mendapati Karel yang kesal. Kedua lelaki itu akhirnya merangkul Kevin bersama-sama lantas menyeretnya menjauh dari gazebo. Karel mendesah berat setelah kepergian teman-temannya. Sesaat kemudian dia sadar bahwa sejak tadi ada seseorang yang memperhatikan perdebatannya dengan Brian, Kevin, dan Gerry. Alessa masih di tempat semula, berdiri sambil memegangi sebuah kandang yang menyerupai keranjang. "Hei, duduk!" kata Karel pada Alessa. Gadis berambut pendek dan berkacamata bulat itu celingukan setelah mendengar perintah Karel. "Aku?" tanya Alessa sambil menunjuk dirinya sendiri. "Kau pikir ada orang lain di sini?" Alessa sontak men
Read more
Bab 34
"Kau mau mematung semalaman?" tanya Jaydan akhirnya karena Angel tak kunjung mengutarakan maksud dan tujuannya minta bertemu. Lima menit mereka mengasingkan diri dari Karel dan kawan-kawan, selama itu pula Jaydan berdiri menanti Angel membuka percakapan namun yang dilakukan gadis itu hanya melamun, menatap Moca, lalu melirik Jaydan sekilas setelahnya ia melenguh panjang. Begitu terus selama lima menit. Jaydan tidak keberatan diajak bicara empat mata karena ia pikir memang ada hal mendesak yang ingin gadis itu katakan padanya. Jika dia tahu Angel mengajaknya ke sana hanya untuk saling bersahutan napas, lebih baik Jaydan menyelesaikan tugas kuliahnya untuk besok. "Aku ... aku mau ... mau ..." "Mau jadi kekasihku lagi? Sudah kubilang aku belum—." "Bukan itu!" sungut Angel lantang ketika Jaydan mulai menyinggung hal memalukan itu lagi di depan Angel, lelaki itu menarik sudut bibirnya tipis. "Lalu mau apa?" "Di keluargamu ada yang alergi bu
Read more
Bab 35
Hari-hari terus berlalu, Angel semakin terbiasa dengan kehidupannya yang sekarang. Serba pas-pasan namun penuh kedamaian. Hinaan dan hujatan masih sering dia terima, baik yang terang-terangan, yang diam-diam, atau yang gamblang di dunia maya. Tak peduli sebanyak apa prestasi yang dia gapai, bayang-bayang kasus korupsi dan pencucian uang ayahnya begitu melekat pada Angel. Gadis itu lelah? Ya, jujur dia lelah tapi bukan lelah mendengar hinaan orang. Dia hanya lelah berjuang sendiri untuk mendoakan kebahagiaan ayahnya di atas sana. Hanya dia yang mengharapkan kebaikan bagi pria itu sementara orang lain terus menerus menghujatnya dan mencapnya sebagai orang jahat. Angel merasa bersalah untuk itu. Dia ingin membersihkan nama ayahnya tapi bingung harus melakukan apa. Dia tidak lagi memiliki kuasa, tidak lagi memiliki uang, tidak lagi memiliki jaringan pada orang-orang hebat yang bisa membantunya menyelesaikan masalah hukum ini. Semua pengacara keluarganya mundur teratur, t
Read more
Bab 36
Seluruh anggota BEM sedang melakukan rapat untuk perayaan hari jadi organisasi mereka tahun ini. Acara tentunya akan diadakan secara formal dengan dihadiri perwakilan petinggi lembaga. Jaydan sedang memimpin rapat pembagian tugas bagi anggotanya. Rapat itu sudah berlangsung sekitar tiga puluh menit, setelah penentuan posisi maka pembahasan berikutnya akan dilanjutkan untuk penentuan isi acara. Rencananya perayaan ulang tahun kali ini akan dibuat lebih spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya. Usia BEM Nethern University sudah memasuki tahun ke-25. Usia emas, produktif, dan matang. Semua anggota berharap di usia ke-25 ini, organisasi mereka bisa semakin berjaya dan menjadi organisasi yang benar-benar bisa menjembatani mahasiswa dan lembaga untuk saling bekerja sama mencapai tujuan dengan upaya yang maksimal. "Ada lagi usulan untuk susunan acara nanti?" tanya Jaydan setelah menghimpun beberapa pendapat anggota. Naina mengangkat tangan, izin menyampaikan pendapa
Read more
Bab 37
"Seperti katamu tadi, kau ingin acara yang sederhana, mengedukasi, dan efisien dari segi tempat maupun waktu. Persiapan podcast visual tidak akan menghabiskan waktu sebanyak persiapan seminar. Kita hanya perlu menyiapkan alat rekamannya saja yang mana itu bisa kita pinjam dari UKM Broadcasting. Minta bantuan mereka untuk mengatur teknisnya dan kita eksekusi konten. Formatnya seperti acara siaran langsung TV, jadi nanti anak-anak bisa streaming untuk menonton acara kita tanpa perlu mereka datang ke sini. Kalaupun kalian ingin mengundang beberapa mahasiswa, silakan masukan acara games atau sejenis kuis by phone sebagai proses seleksi. Bagi mereka yang berhasil memenangkan games tersebut dihadiahi undangan eksklusif untuk bergabung langsung di tempat acara." Angel menjelaskan konsep acara usulannya dengan sangat lancar dan detail, beberapa detik
Read more
Bab 38
Satu jam lebih lima belas menit, waktu yang Angel habiskan untuk menghadiri rapat dadakan bersama anggota BEM. Karena acara tak terduga itu, ia terpaksa mengulur waktu temunya dengan Alessa, untungnya gadis itu mengerti dan tetap bertahan pada rencana yang sudah disepakati meski waktu jalan yang mereka miliki sekarang tidak sepanjang rencana awal. Saat ini, Angel sedang menunggu kehadiran di pintu keluar, dia bersandar pada pilar besar sambil memainkan sepatunya. Menendang-nendang angin yang entah apa tujuannya. "Wihhh, bintang kita belum pulang ternyata. Kenapa masih di sini?" tanya Karel iseng, dia benar-benar sudah putus urat takutnya pada Angel. Angel membeliak sambil mendecih, "Lanjutkan perjalananmu dan jangan usik aku." "Dih, percaya diri sekali, memangnya siapa yang mau mengganggumu. Aku Cuma lewat." "Lewat tanpa bicara padaku, bisa bukan?" "Mm, tidak bisa, setelah tahu kalau ocehanku adalah kelemahanmu, aku jadi ingin mengoceh sepanja
Read more
Bab 39
Asap yang mengepul dari empat mangkuk berisi mie berkuah kari dengan aneka toping yang tampak begitu cantik meski disimpan sembarangan, tidak ditata secantik makanan-makanan mahal di restoran. Dari lima belas meja di kedai yang tak seberapa besar itu, terdapat lima kursi yang terisi pengunjung. Masing-masing tersebar di titik yang lumayan berjauhan, mungkin untuk menjaga privasi agar mereka bisa mengobrol lebih nyaman selama menikmati makanannya. Hal itu pun yang dilakukan Angel dan kawan-kawan, mereka sudah memilih tempat yang dirasa terbaik dan paling nyaman. Makanan sudah tersaji di depan mereka, Alessa membantu sang ibu saat menyajikan makanan itu. "Selamat menikmati, semoga suka ya dengan makanan di sini," kata ibu Alessa ramah. "Terima kasih, Bi, makanannya terlihat enak," kata Jaydan sopan, etika laki-laki yang satu ini memang sudah teruji jika di depan orang tua. "Benarkah? Bibi senang sekali kalian mau berkunjung ke sini. I
Read more
Bab 40
"Seumur-umur baru kali ini aku berkunjung ke pasar malam, ternyata ada hal semacam ini di tengah kota. Kenapa aku tidak tahu, ya?" kagum Karel takjub melihat betapa ramainya tempat yang ia kunjungi sekarang. Usai makan di kedai ibu Alessa, tadinya keempat orang itu memutuskan untuk langsung pulang namun di tengah perjalanan Karel mengusulkan untuk mereka main dulu sebentar. Masih ada waktu sekitar dua jam sebelum penutupan gerbang asrama, ketiga orang itu menyetujuinya dan Alessa yang merekomendasikan pasar malam itu untuk menjadi destinasi jalan-jalan mereka. "Ini acara tahunan, biasanya digelar selama satu bulan. Sebenarnya acara ini lebih mirip festival hiburan untuk penduduk setempat, tapi karena respons yang baik jadi setiap tahun acaranya semakin berskala besar. Sekarang ada arena bermain sementara juga seperti di taman hiburan," jelas Alessa bertransformasi menjadi 
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status