All Chapters of Behind Her Pride: Chapter 11 - Chapter 20
128 Chapters
Bab 11
Jaydan memandang keluar jendela dari kamarnya yang ada di lantai dua. Hujan mengguyur Ibu Kota malam ini, tahu jika penghuni bumi memerlukan ketenangan yang lebih dari biasanya. Terutama bagi pemuda yang sedang kalut hatinya bernama Jaydan itu. Sejak mendapat kabar mengejutkan dari Karel tadi siang, tidak sekali pun bayangan Angel sirna dari pikirannya. Dia abaikan ponsel yang terus berdering menampilkan nama Naina pada layarnya. Pria itu benar-benar tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Tok tok tok! Baru saja Jaydan merapal keinginan untuk tidak diganggu siapa pun nyatanya kini sudah ada orang yang berniat mematahkan doa-doanya. Pria itu beranjak dari jendela dan membuka pintu. Ternyata ayahnyalah yang datang. Jaydan tersenyum lalu mempersilakan pria yang sangat dihormatinya itu masuk. Mereka duduk berhadapan, Jaydan di bibir ranjang sementara ayahnya di kursi belajar pria itu. Jaydan sengaja menunggu sang ayah untuk membuka percakapan. Lelaki itu yakin ayahn
Read more
Bab 12
Dalam kecepatan sedang Lamborghini Aventador putih milik Karel membelah jalan raya. Lelaki itu mengemudikan mobil sport kesayangannya dengan santai sambil asyik bersenandung mengikuti lantunan musik yang dia mainkan di sana. Akhirnya, setelah pekan penuh tekanan yang mengharuskannya berkutat dengan soal UTS, kini Karel bisa bernapas lega meski hanya sedikit karena faktanya selesai UTS, tugas-tugas baru mengular panjang—menunggu untuk dikerjakan. Pada dasarnya pekan tenang bagi mahasiswa itu benar-benar tidak ada, mustahil mereka menemukan satu pekan saja tanpa tugas dan presentasi. Memang sudah begitu kodratnya, jadi mau tak mau Karel menerima meski berat sekali pun. Hari ini, dia dan satu sahabatnya sedang dalam perjalanan menuju rumah teman sekelas mereka untuk mengerjakan tugas kelompok. Karel tidak akan bersemangat seperti itu jika tidak ada alasan yang menguntungkan baginya. Kita tahu bahwa Karelian ini tipikal mahasiswa yang menomor sekiankan tugas, tapi untuk tugas ha
Read more
Bab 13
Sekitar tiga puluh menit perjalanan dari kampus akhirnya Karel dan Jaydan tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah bergaya modern klasik yang tidak begitu besar namun cukup resik dan asri. Tampak jelas sang penghuni rajin merawatnya dengan baik. Mobil yang ditumpangi Karel memarkir di halaman depan setelah seorang penjaga kebun membukakan gerbangnya. Jaydan melepas sabuk pengaman dan bersiap turun. "Kau yakin ini rumahnya?" tanya Jaydan sambil menyapu pandangan ke sekitar. Karel mengambil ponsel dan membuka riwayat chat-nya dengan salah seorang teman untuk memastikan alamat yang dimaksud. "Benar, sesuai dengan alamat yang dikirim Hena," ujar Karel dan tak lama kemudian dua orang gadis muncul dari pintu utama sambil mengembangkan senyum senang. "Jaydan, Karel, akhirnya kalian tiba juga. Ayo, silakan masuk." Keempat orang itu pun masuk rumah dengan berbagai perasaan berbeda dari tiap-tiap orang. Ada yang terlampau senang, ada yang biasa
Read more
Bab 14
Menjadi musuh semesta dalam waktu singkat tidak pernah Angel sangka akan menjadi nasibnya. Ya, dia sadar sebelum kasus ayahnya merebak, sosoknya yang angkuh dan kerap berlaku semena-mena memang sudah menjadi pemantik kebencian orang-orang terhadapnya. Tapi serangan kali ini lebih dahsyat dari serangan-serangan yang pernah dia dapat sebelumnya. Komentarnya sama-sama mengerikan, kala itu Angel lebih tangguh menghadapi semua hujatan karena ada Adam di sisinya. Pria itu yang selalu mengingatkan bahwa disukai dan dibenci itu adalah hal yang lumrah dalam kehidupan. Angel ingat betul kapan dan di mana sang ayah mengatakan itu. Di longue depan kolam renang saat senja datang, itulah tempat dan waktu favorit mereka untuk menghabiskan waktu bersama pasca Adam selesai dengan pekerjaannya. "Kita tidak bisa mengendalikan penduduk semesta untuk senantiasa menyukai kita. Sekelas Nabi—manusia paling mulia di muka bumi—ini saja masih ada yang membenci, apalagi k
Read more
Bab 15
Angel kembali melanjutkan kegiatan membacanya. Tidak peduli dengan apa yang Jaydan lakukan pada Moca dan enggan menanggapi komentar lelaki itu juga. Terbesit sedikit rasa jengkel pada Moca. Bisa-bisanya kucing itu bersikap ramah pada orang yang telah membuat pemiliknya patah hati. Dasar kucing tidak setia kawan, begitu pikir Angel. Jaydan sudah duduk di samping Angel, tidak ada yang meminta atau pun melarang. Pria itu hanya berinisiatif tanpa takut akan ancaman penolakan yang mungkin dia terima. Gadis di sampingnya justru membisu seolah tidak ada siapa pun yang hadir di sana. "Kucingmu lucu, beda dengan pemiliknya." Masih belum ada tanggapan dari Angel. Tuhan seperti mengutuk perempuan itu menjadi batu. Tidak bisa berkutik atau bicara apa pun. "Siapa namanya?" tampaknya Jaydan belum ingin menyerah. Dia terus mengajukan pertanyaan meski belum tentu mendapat jawaban. "Tidak perlu menghabiskan waktu berhargamu untuk iba padaku. Pergi!" Dingin, ke
Read more
Bab 16
"Semua ucapanmu mungkin benar, aku juga tidak bermaksud menyepelekan kesedihanmu. Dan ya, aku bukan siapa-siapa bagimu, hanya sekadar teman satu kampus yang ingin mengingatkan bahwa kau masih punya kesempatan besar untuk memutar roda kehidupan. Kau bisa berusaha, entah perlahan atau langsung berlari untuk mencapai puncaknya. Asal kau mau memulai maka semua itu akan tercapai suatu saat nanti. Kuliah tidak akan menjamin kesuksesanmu, tapi setidaknya itu bisa menjadi langkah awal untukmu memulai semuanya dari nol. Tidak ada kata terlambat bagi mereka yang berusaha dengan giat." "Bisa berhenti tidak? Aku lelah mendengar omong kosongmu." "Aku sama sekali tidak—" Angel berdiri, dia mengambil alih Moca dari pangkuan Jaydan yang masih duduk di ayunan. Lelaki itu menatap manik Angel dalam. "Aku mengerti, Jaydan, sangat mengerti. Semua hal yang kumiliki selama ini memang tidak pernah benar-benar menjad milikku. Harta, sahabat, penggemar, popularitas, semuanya s
Read more
Bab 17
Dua pekan berlalu sejak kunjungan Jaydan dan Karel ke rumah sepupu Angel. Artinya hampir satu bulan setengah kampus Nethern kehilangan gadis tercantik yang dulu selalu mereka puja-puja dan dijadikan standar kecantikan di kampus itu. Michelle dan Austin menjalani hari-harinya seperti biasa. Foya-foya, menindas orang-orang lemah, dan mempermainkan pria sesuka hati mereka. Kebanyakan penduduk di kampus itu bahagia atas ketiadaan Angel. Namun, tidak sedikit pula yang mengaku merindukan Angel. Meski terkenal angkuh dan kejam sebenarnya Angel itu mahasiswa pintar. Dosen-dosen segan dan menghargainya bukan hanya karena gadis itu putri dari mendiang Adam Lee. Prestasi gadis itu pun menjadi salah satu bahan pertimbangan. Pagi hari sekitar pukul sembilan, Jaydan sudah menyelesaikan satu mata kuliah yang kebetulan hanya 2 sks saja. Dia berencana melakukan final survei tempat acara untuk kegiatan PDO (Pelatihan Dasar Organisasi)
Read more
Bab 18
Kabar mengenai kembalinya Angel ke kampus mengudara dengan cepat dan santer jadi bahan pembicaraan penduduk sana. Mereka awalnya bingung, kenapa anak narapidana korupsi yang sudah bangkrut masih bisa melanjutkan kuliah di Nethern University. Kampus yang terkenal memiliki biaya pendidikan yang sangat tinggi untuk kalangan menengah bawah. Selentingan kabar miring bermunculan terkait kembalinya Angel ke kampus. Ada yang bilang bahwa Angel sengaja mengancam para petinggi kampus untuk mempertahankannya di kampus itu jika tidak mau mereka terseret kasus ayahnya. Ada pula rumor liar yang mengatakan bahwa sekarang Angel menjadi simpanan para pejabat dan diduga mendapat uang banyak dari hasil melayani mereka. Berita miring itu berseliweran di setiap sudut gedung Nethern University bahkan sudah sampai ke forum gosip netizen di dunia maya. Semakin deras hujatan yang mampir ke akun Stargram Angel. Untungnya, saat ini Angel tidak punya ponsel dan menutup akses untuk menjangkau ko
Read more
Bab 19
Jaydan terlihat kaget begitu pun dengan anggota yang lain. Rata-rata mereka menunjukkan respons negatif, merasa bahwa Angel tidak pantas ikut Pelatihan anggota BEM tanpa melewati tahap seleksi seperti yang sudah dilalui peserta terpilih yang lain. Sebelum tiba di titik pelatihan ini, banyak tes dan wawancara yang harus Angel lakukan dan sayangnya momen itu sudah lewat.  Kini yang mengikuti pelatihan adalah mereka yang sudah terpilih menjadi anggota BEM dan akan dikukuhkan secara resmi pada prosesi pelantikan nanti yang juga dihadiri akan oleh pimpinan lembaga Nethern University. Rasanya tidak adil jika Angel tiba-tiba bergabung seperti ini. Mahasiswa lain akan curiga dan menganggap pak Rektor memberikan perlakuan spesial pada Angel. "Tapi Pak proses penerimaan anggota sudah ditutup dan kami juga tidak bisa menerima Angel begitu saja karena itu menyalahi peraturan," ujar wakil ketua BEM yang khawatir hal ini akan berdampak buruk bagi citra organisasinya.
Read more
Bab 20
"Kalian dengar tidak, katanya ada anak penjahat yang mau bergabung menjadi anggota BEM tahun ini," sindir Michelle saat ia melihat Angel melintas di hadapannya. "Oh—my—God! Kenapa hal mengerikan itu bisa terjadi? Mau jadi apa kampus ini kalau organisasi intinya memiliki anggota dari keluarga penjahat. Mau les tata cara korupsi dana kegiatan? Ha ha ha," tambah Austin tertawa keras yang otomatis diikuti Michelle dan dua gadis lain yang sepertinya anggota baru geng Michelle dan Austin. Tujuan Angel datang ke kafetaria adalah untuk membeli makan siang, dia sama sekali tidak minat debat atau bertengkar dengan siapa pun hari ini. Peraturan dan hal-hal yang harus dia siapkan untuk mengikuti pelantikan BEM saja sudah membuatnya malas. Cukup itu saja yang memusingkannya, Angel tidak butuh hal lain. Ejekan Austin dan Michelle bak angin lalu yang seolah tak pernah hinggap di telinga Angel. Dia sibuk memilih roti dan air mineral untuk makan siangnya. Uang saku dari
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status