Semua Bab Malam Tanpa Noda : Bab 91 - Bab 100
278 Bab
Tamu Tak Sopan
Malam Tanpa NodaBab 91Putra terkejut dengan raut wajah Airi yang berubah marah. "Ka-kakak ...." "Jawab Kak! Apa benar kamu selingkuh?" "Airi, Ka-kakak ....""Aku gak nyangka akan mengalaminya lagi!""Tidak, Airi ... ini ...." Plak! Dibalik pintu Risa tersenyum kemenangan. "Rasakan kau Putra!" gumannya dalam hati. **"Risa, tumben sudah keluar pagi-pagi begini," tanya Airi. Risa menatap wajah Airi yang ceria. Tak ada mata yang bengkak, wajah yang pucat setelah pertengkaran semalam dengan suaminya. Risa semakin heran. Apa Airi menutupi lukanya dengan senyum. Risa duduk dengan mata memperhatikan Airi. "Risa, kamu kenapa memandangku terus?" tanya Airi yang memergoki. "Kakak, tidak sedih?" "Sedih? Memangnya
Baca selengkapnya
Bab 92
Malam Tanpa NodaBab 92Putra selalu berusaha membagikan waktu untuk Airi. Menemaninya berobat dan melakukan pengobata alternatif. Segala cara telah dilakukan Putra. Namun, tumor di rahim Airi bukan hanya satu gumpalan daging saja. Gumpalan itu telah menyebar ke bagian rahim yang lain.Lelaki itu tak putus asa. Selalu berusaha melakukan terbaik untuk istrinya. Tapi, semua ini sudah takdir ada kehendak sang ilahi. "Dok, bagaimana?" tanya Putra berada di dalam ruang dokter yang menangani penyakit Airi. Wajahnya pucat dan terlihat lelah. "Seperti yang saya katakan minggu lalu. Kita harus mengangkat rahim Airi. Itu cara agar istri Pak Putra tetap bertahan hidup." "Saya tak ingin kehilangannya. Kalau menurut Anda cara itu lebih baik. Lakukanlah," ungkap Putra dengan mantap. Tak ingin istrinya menderita lebih lama pikirnya.Ia tak memikirkan keturunan lagi atau ahli waris se
Baca selengkapnya
Bab 93
Malam Tanpa NodaBab 93Risa datang menjenguk Airi, wajahnya pucat dan lemas. Ia memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah muda. Kemeja lengan pendek dan celana levis seperempat berwarna biru navy. Ia berdiri tepat di depan pintu masuk ruangan Airi dirawat. Segera mengambil sweater yang diikat di pinggang mungilnya.Mengetuk pintu dan mendorong perlahan. Airi dan Putra sedang tertawa. Mereka terlihat bahagia. Walaupun, musibah telah menghampiri mereka, akan terus tersenyum. "Assalamualaikum," sapa Risa. Mereka menjawab salam bersamaan."Risa, sini. Kakak kangen." Risa menghampiri Airi dan memeluk tubuhnya."Risa juga kangen. Kakak bagaimana?" Ia mendongakkan kepala menatap wajah kakaknya."Alhamdulillah, Kakak sudah sehat. Wajahmu pucat, kamu sakit?" tanya Airi. Ia menyentuh dahi Risa. "Tidak Kak. Risa h
Baca selengkapnya
Bab 94
Selamat membaca semoga suka. Jangan lupa follow. Malam Tanpa NodaBab 94Fajar telah sampai di depan pintu Airi. Melihat Risa terduduk dengan mulut yang mengoceh."Risa, kamu ngapain duduk di situ?" tanya Fajar dengan terkekeh. "Di tabrak kebo!" pekiknya. "Risa!" teriak Susi yang mendengar ucapan Risa. Risa menutup mulutnya dengan kedua tangan." Waduh, dia denger!" Segera bangkit dengan jantung berdegup kencang. Memukul mulutnya sendiri dengan tangannya.****Susi cepat sekali akrab dengan Fajar. Ia lelaki yang humoris. Risa tak banyak berbicara. Mama Putra menatap matanya tajam. "Enak sekali masakanmu!" ungkap Fajar. "Iya, dong. Mantu Tante harus pintar masak bukan di ranjang saja," ungkap Susi. "Tante beruntung memiliki mantu seperti Airi, pintar dalam segala
Baca selengkapnya
Bab 95
Malam Tanpa Noda Bab 95Sejak kejadian itu, Putra tampak pendiam. Ia sangat kecewa dengan Airi. Tidur saja memungungi istrinya. Merasa tak ada istri disamping tubuh kekarnya. Memilih memeluk guling.Ingin menemui Susi. Namun, wanita itu pergi tanpa memberitahu anaknya. Mencoba menghubungi nomor. Tapi, operator yang menjawab. Berpuluh-puluh kali tapi tak dijawab. "Mama ke mana. Apa dia marah sama Airi dan aku?" lirihnya dalam hati. Bagaimanapun wanita itu adalah orang yang melahirkannya. Tanpa Susi, ia tak akan pernah bertemu Airi."Kak, apa masih marah denganku?" tanya Airi dengan isakan tangis yang pilu. Ia memandang punggung Putra dengan derai air mata. Dua hari Putra tampak diam dan tak perhatian kepadanya. Airi sedih dan nampak bersalah. Walaupun, tak pernah mengusir mertuanya."Kakak, jangan diamkan aku seperti ini." Suara tangis Airi semakin kencang. Ia membalikk
Baca selengkapnya
Pindah
Malam Tanpa NodaBab 96 Putra menyempatkan diri menemani Airi untuk kontrol. Walaupun, ada Risa di rumah. Ia tak mau bertatapan muka dengan gadis itu."Bagaimana, keadaan istri saya?""Semuanya oke. Bu Airi sudah sehat kembali. Jangan lupa vitamin dari saya sehari sekali diminum." Mereka bernapas lega. Putra mengenggam jemari Airi yang terasa dingin." Alhamdulillah," ucap Airi. Putra sangat bahagia mendengar kesembuhan istrinya. Airi mengingatkan Putra untuk cepat pulang."Kamu harus cepat pulang. Aku gak mau tahu." "Iya, aku pasti langsung pulang." Putra mengecup kening Airi setelah sampai di rumah. **Sore pun tiba, lelaki itu berencana untuk membelikan sesuatu. Membawaka bunga mawar dan kalung berlian sebagai hadiah untuk istrinya. Wajah Putra terlihat ceria dan bersemangat. Merasa energinya akan segera di isi daya oleh tu
Baca selengkapnya
Niat Jahat
Malam Tanpa NodaBab 97"Airi, aku berangkat dulu," ucap Putra. Ia menyodorkan tangan dan Airi meraihnya. Tak lupa kecupan di kening untuk sang istri. "Hati-hati Kak." Airi melambaikan tangan ketika Putra melajukan mobilnya. Mobil keluaran terbaru yang ia beli dua bulan lalu.Airi memastikan suaminya sudah pergi lebih jauh, ia masuk kembali ke dalam dan menutup pintu. Risa turun dari lantai atas dengan membawa satu koper biru muda yang baru saja ia beli di salah satu toko online. "Kamu jadi pindah?" tanya Airi. Menatapnya dari lantai bawah. "Jadi, aku mau beres-beres mumpung libur." Risa meletakkan koper yang berisi pakaiannya ke lantai. Koper yang ia bawa cukup berat. Gadis itu hanya membawa pakaian yang baru ia beli. "Kakak pasti kesepian." Airi memeluk tubuh Risa erat. Mengecup pipi Risa. Beberapa bulan sudah tinggal di rumahnya. Bagaikan adik kan
Baca selengkapnya
Memberontak
Malam Tanpa NodaBab 98Hari Minggu tiba, waktu liburnya untuk memanjakan Airi, sang istri tercinta. Mereka akan berencana akan mengunjungi Bima--ayah Airi. Kabar yang diterima kalau mak Imah sakit karena vertigonya yang kambuh. "Ayo, Kak. Kita harus cepat berangkat!" Airi menarik tangan Putra yang masih berbaring di sofa. "Iya, apa semuanya sudah kamu bawa?" "Sudah." Airi memasak khusus untuk orang tuanya dan membawa buah-buahan untuk mak Imah. Putra melajukan mobil dengan pelan. Penampilan Airi hari ini sangat anggun. "Istri aku selalu cantik," puji Putra mencolek dagu Airi yang mulus."Gombal. Setiap hari memang tak cantik. Lagian kamu sibuk banget. Selalu pulang malam. Memangnya ada masalah apa di kantor harus lembur terus sampai lupa waktu." "Iya, maaf. Mulai besok janji gak akan pulang malam kecuali kepepet." "Bene
Baca selengkapnya
Ratu Drama
Malam Tanpa Noda Bab 99Mereka sampai di rumah Bima. Putra membantu Airi membawakan buah-buahan dan rantang berisi lauk. "Assalamualaikum, Ayah!" teriak Airi. "Waalaikumsalam, anak Ayah datang. Apa kabar kamu?" "Alhamdulillah, baik. Aku bawa lauk untuk makan siang. Mana Mak?" "Ada, ayo masuk!" Mereka langsung menuju kamar mak Imah yang berada di lantai bawah. Bima memindahkan kamarnya ke bawah karena kondisi mak Imah yang tak memungkinkan untuk melewati tangga. "Mak, Airi datang." "Anak Mak. Tambah cantik dan mantu Mak ganteng." Airi mengupas apel untuk ibunya dan Putra memijat kaki mertua. Suara ponsel Putra berdering di dalam saku celana. Ia mengambilnya dan melihat nomor asing. Langsung menolak panggilan. "Kok di matiin?" tanya Airi. Duduk dekat dengannya.
Baca selengkapnya
Meminta Bantuan
Malam Tanpa NodaBab 100 Ketika Putra pergi meninggalkan Risa dengan menu makanan yang belum tersentuh. Ia menghampiri gadis itu dengan tanda tanya dalam otak. Melangkah pelan. Mendengar ucapan Risa karena ponselnya yang hancur. "Risa kamu ngapain?" tanyanya. Wajah Risa berubah pucat pasi. Ia mengubah wajahnya dengan mode sedih. Menutup wajah dengan kedua tangan. "Apa jangan-jangan Putra dan Risa?" pikirnya dalam hati. "Risa kamu kenapa?" tanyanya. Menghampiri Risa dan berdiri di samping gadis itu."Kakak, aku ...." Berdiri memeluk tubuh Fajar. Lelaki itu adalah Fajar, teman kecil Risa dan Airi. "Risa ada apa ini?""Kakak, maafkan aku! Kak Putra!" Risa semakin terisak. "Kenapa dengan Putra. Apa yang dia lakukan?" "Dia ... dia ...." Fajar terperangah mendengar penutura
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
28
DMCA.com Protection Status