Semua Bab Malam Tanpa Noda : Bab 71 - Bab 80
278 Bab
Noda
Malam Tanpa NodaBab 70Mereka sampai di Kemang. Airi turun mengandeng ibunya menuju butik hijab. Langkah mereka berhenti ketika menangkap manik di dalam kaca butik. Kebaya putih yang menjuntai hingga ke kaki dan aksesories hijab beserta mahkota kecil di kepala. Airi tersenyum matanya berbinar. "Neng, suka itu?" "Iya, Mak. Aku mau yang itu." Airi menatap cermin besar di fitting room. Ia teringat pernikahan dengan Faisal. Kebaya yang sama persis dan tempat yang sama ketika ia menikah dulu. "Ya Allah, bantulah hamba melupakannya. Kenangan indah maupun suram. Aku harus move on." Airi berharap nama Faisal hilang tak tersisa dihatinya. Airi keluar dari ruangan tersebut, ia terkejut ketika Putra berada di depannya. Wajah Putra menatap Airi tanpa berkedip. Jantungnya berpacu dengan cepat."Bagaimana cantik tidak?" tanya Mak. Ia terkekeh melihat wajah Putra tanpa berkedip. 
Baca selengkapnya
Berusaha
Malam Tanpa Noda Bab 71Faisal berjalan menelusuri gedung-gedung tinggi. Hawa panas kota Jakarta membuat ia kehausan. Pakaiannya basah akibat keringat yang bercucuran. Berusaha mencari pekerjaan yang lain.Perusahaan milik teman-temannya sudah ia datangi. Namun, tak ada satu pun yang mau menerimanya. Faisal mendesah lelah. Teringat mama Ririn yang akan kontrol di rumah sakit. "Sebentar lagi mama akan kontrol. Aku harus dapat pekerjaan," lirihnya.Perut keroncongan, tadi pagi ia hanya memakan roti bungkus yang dijual di warung kelontong seharga dua ribu rupiah dan segelas air mineral kecil. Di rumah hanya ada sayur bening untuk Ririn. Ia tak menyentuh sedikitpun. Harum ayam goreng tercium di inderanya. Perut yang lapar semakin keroncongan. Sudah hampir sebulan, tak pernah menyentuh makanan itu. Ia harus berhemat untuk melanjutkan hidupnya. 
Baca selengkapnya
Tak Ingin
Malam Tanpa NodaBab 72Faisal mengulung celana panjangnya dan membuka kemeja. Hanya kaos putih yang menempel di tubuh. Memulai pekerjaan sebagai kuli bangunan. Membawa batu bata ke lantai dua. Napasnya terputus-putus, baru kali ini merasakan pekerjaan kasar. Sang mandor menatap iba Faisal. Tak mau menganggu pekerjaan Faisal. Mandor pergi setelah menjelaskan semuanya kepada Faisal. Tetes keringat membasahi keningnya, Faisal menghapus jejak tersebut. Kaki dan tangannya kotor terkena cipratan semen. Waktu menunjukkan jam dua belas siang, Faisal duduk dipinggiran meminum air yang telah disediakan. Ia menghela napas dalam, memejamkan mata menahan lelah."Ini makanlah! Kamu butuh tenaga ektra untuk melakukan pekerjaan ini." Mandor menyodorkan sebungkus nasi kepada Faisal. "Terima kasih, Pak." Faisal menerima bungkus nasi dengan bahagia. Tempe
Baca selengkapnya
Kasih Sayang Anak
Malam Tanpa NodaBab 73Setelah kepergian pak Joko di kontrakkannya. Ririn berubah murung, entah apa yang ia rasakan saat itu. Mungkin merasakan perasaan Airi ketika melihat Bella dibawa kerumah Faisal. Setiap malam, Ririn meratapi hidupnya dengan air mata. Faisal tak mengetahui hal itu. Menutup rapat-rapat isi hatinya. Tubuh Ririn mulai melemah. Hanya tulang yang menempel di kulitnya. Tak ada lemak seperti dulu. **Hari Minggu, Faisal berada di kontrakkan, duduk di pinggir ranjang mamanya. Membelai lembut rambut wanita itu. Helaian rambut menempel di telapak tangannya. "Rontok," ucapnya lirih. Mengumpulkan rontokan rambut di dalam kantong plastik hitam. Kondisi Ririn naik turun. Pikiran Ririn dipenuhi keputus asaan. Ririn di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan ekstra.Setelah pulang dari rumah sakit, Ririn--ma
Baca selengkapnya
Gila
Malam Tanpa NodaBab 74Faisal membaringkan tubuhnya di kamar Ririn. Tak mau meninggalkan wanita yang telah berjuang melahirkannya. Mengelar tikar di lantai dan mengambil bantal sebagai teman tidurnya. Perlahan matanya terpejam setelah menyelimuti tubuh Ririn. Ia berdoa semoga selalu diberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah. "Cal, Faisal ...." panggil Ririn dengan suara lirih." Cal ...." Ririn membuka matanya, ia merasakan sesak di dada. Badannya bergetar, suhu badannya terasa dingin. "Cal ...." Fasial segera bangkit mendengar namanya disebut oleh mamanya." Ada apa, Ma?" "Cal ... sesak ... napas ... Cal ...." "Mama ...." Faisal segera bangkit dari tidurnya. Ia mengangkat tubuh Ririn dan mendudukkannya agar aliran udara masuk ke dalam paru-paru. " Bagaimana Ma. Apa sudah bisa bernapas?" Ririn bernapas tere
Baca selengkapnya
Balik Jeruji
Malam Tanpa Noda Bab 75   Tubuh Sonia semakin mendekat. Faisal ingin memukul wanita itu namun, ia bukan lelaki pengecut. "Kamu jangan gila, Sonia," teriak Faisal lantang. "Aku gila karena kamu! Kamu!" Sonia tertawa menyeramkan. Faisal hanya memundurkan langkahnya.  "Sonia!" pekiknya.  Semakin ia mendekat suara tawa Sonia semakin menakutkan. Mengeluarkan sesuatu benda kecil. Ditangan kanan memegang pisau lipat.  "Sonia, jangan gila. Apa yang kamu lakukan?" Jantung Faisal berdegup kencang. Tubuh Sonia sangat dekat dengan Faisal dan memegang tangannya.  Ceceran darah terlihat di tanah. Mata Faisal membulat. Sonia tergeletak di tanah. Tangannya menyentuh perut. Pisau berada di tangan Faisal.  Semua orang yang berada di sekeliling menghampiri mereka. Menatap tajam dan membulatkan mata.  "Kamu pembunuh!" teriak seorang laki-laki berpak
Baca selengkapnya
Pemaaf
Malam Tanpa NodaBab 76  Suara getar dan nada bunyi ponsel terdengar di atas nakas. Airi segera mengeser ikon berwarna hijau. " .... ""Selamat sore, betul saya Airi."" .... " " .... ""Apa! Astaghfirullahaladzim ...." Tubuh Airi lemas seperti tak bertulang. Suara ponsel telah berubah suara dengan yang lain."Airi, tolong Abang. Aku titip mama. Abang khawatir keadaan dia di rumah. Airi, Abang minta maaf telah menyusahkan kamu. Di saat susah seperti ini. Aku malah merepotkan kamu. Aku mohon bantuannya," ucap Faisal di seberang panggilan. "Abang, jangan khawatir. Aku akan menjaga mama. Abang yang sabar." "Kamu harus percaya bukan Abang pelakunya." "I-iya, aku percaya." "Terima kasih banyak Airi," ungkapnya dengan suara bergetar. Putra berdiri tak jauh dari istrinya. Mata
Baca selengkapnya
Malaikat Tanpa Sayap
Malam Tanpa NodaBab 77 Airi berada di dapur, ia menyiapkan makan malam untuk Putra. Setelah acara resepsi pernikahan mereka. Mereka tinggal di rumah sendiri. Bima dan istrinya tinggal di rumah Airi. Putra sudah tiba sejak tadi. Wanita itu tak mendengar suaminya pulang. Memeluk tubuh wanita yang berpakaian gamis sederhana dan hijab instan berwarna kuning. Tangannya, ia lingkarkan ke pinggang ramping istrinya. Mencium kain yang menutup rambutnya. "Kakak, kamu sudah pulang," tanya Airi. Tangannya mengaduk tumis kangkung. "Kamu tak mendengarku pulang. Biasanya menyambut di depan pintu." "Maaf, aku tak dengar." Faisal membalikkan tubuh Airi. Ia menyentuh dagu wanita itu. "Ada apa? Kamu sepertinya bersedih," tanya Putra. Wajah Airi terlihat gelisah. "Tak apa-apa. Aku baik-baik saja." 
Baca selengkapnya
Kematian
Malam Tanpa NodaBab 78   Suara ponsel Putra di meja menghentikan aksi cumbu mereka. Putra menatap nomor ponsel yang menempel di layar.  "Halo, iya betul," ucap Putra. Mengernyit heran, mendengar kabar yang disampaikan melalui panggilan ponselnya."Astaghfirullahaladzim, baik saya akan ke sana." Putra menutup panggilan. Wajahnya berubah sedih. Bibirnya sulit untuk bicara. "Ada apa Kak?" tanya Airi. Feelingnya terjadi sesuatu dengan Ririn. "Tan-tante Ririn ...." Tatapan mata Putra melekat di wajah Airi.  "Ada apa dengannya? Apa yang terjadi, Kak?"  "Kita harus segera ke sana?" Airi segera bangkit ke kamar mengambil tas dan ponselnya. Ia mengecek pesan dan dua puluh panggilan tak terjawab dari pembantu yang mengurus Ririn.  "Mama ...." ** Mereka berlari ke lorong rumah sakit. Menuju ruangan Ririn di rawat. Mata Ririn masih terpejam. Kondisi wanita
Baca selengkapnya
Menang
Malam Tanpa NodaBab 79Kala itu Putra berada di restoran bersama rekan bisnisnya. Ia tak sengaja bertabrakan dengan wanita yang berjalan sambil berbicara di ponsel. Pakaian yang sexy memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ternyata, ia adalah Sonia. Mereka duduk dengan jarak yang dekat. Saling membelakangi. Sonia menyebut nama Faisal ketika berbicara melalui ponselnya. Putra tak berpikir macam-macam. Nama Faisal bukan satu saja. Airi  menghadiri sidang pertama Faisal memberi gambar suasana pengadilan. Putra meminta Airi mengambil gambar Sonia.[Airi, apa dia wanita yang ditusuk Faisal?] tanyanya melalui pesan aplikasi hijau dengan emot tanda tanya.[Iya, dia orangnya. Namanya Sonia] Airi menyisipkan gambar Sonia dalam jarak dekat.Putra masih ingat wanita itu. Segera datang ke restoran meminta CCTV. Menyebutkan tanggal dan waktu yang lengkap kepada petugas keamanan.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
28
DMCA.com Protection Status