All Chapters of Malam Tanpa Noda : Chapter 81 - Chapter 90
278 Chapters
Pesonanya
Malam Tanpa NodaBab 80"Airi, ayo kita keluar!" ajak Putra. Ia mengandeng tangan istrinya. Dingin sangat dingin telapak tangan Airi."Kamu baik-baik saja?" tanya Putra, khawatir dengan keadaan istrinya. "Aku baik-baik saja. Hanya terkejut dengan tragedi penembakan tadi." Suaranya bergetar begitu juga tubuhnya."Lebih baik kita pulang. Semoga wartawan itu selamat." Putra merangkul bahu Airi. Tubuhnya lemas karena rasa terkejut.Selama perjalanan Airi tertidur pulas dalam dekapan Putra. Supir mengendarai mobil dengan hati-hati. Ia melihat wajah lelah majikannya. **Faisal telah bebas dari tuduhan. Kasusnya terselesaikan dengan cepat. Pak Joko menjemput anaknya di kantor polisi. "Faisal!" Pak Joko memeluk tubuh kurus anaknya. Wajahnya terlihat kusam. "Papa, apa kabar?" "Alhamdulillah, baik. Akhirnya, kamu bebas,"
Read more
Faisal( End )
Malam Tanpa NodaBab 81Wajah Dinda lebih cantik dan memesona. Untuk beberapa saat, Faisal bergeming menatap keluarga baru pak Joko. Dinda mencium tangan pak Joko dan lelaki itu mengambil anaknya dari gendongan istrinya. Mereka terlihat bahagia. "Bang Faisal, apa kabar?" tanya Dinda sopan. Senyum manis terukir di bibirnya "Eh, Ba-baik Din," jawab Faisal gugup. "Kok, Dinda. Dia Ibumu sekarang. Walaupun, umur kamu lebih tua dari Dinda," ucap pak Joko. Ia menepuk bahu anaknya. Faisal menatap bayi perempuan yang cantik mirip Dinda. "Faisal, ini adikmu namanya Friska." Faisal mengelus kepala bayi mungil yang menjadi adiknya. "Ayo masuk, Mas! Aku sudah siapkan makan siang kesukaan, Mas." Dinda mengandeng lengan suaminya. Koper yang ia bawa telah dipegang Faisal. Faisal menatap punggung papa dan ibu tirinya. "Ayo, kenapa diam saja?" Dinda tersenyum manis. "I-iya, Ma." Faisal meng
Read more
Malam Panjang
Malam Tanpa Noda Bab 82"Kakak, curang!" pekik Airi. Mencubit tangan Putra gemas. "Kalau kalah gak boleh nangis." "Siapa yang nangis? Kakak emang curang!" "Istriku, jangan ngambek. Nanti aku sekap. Mau?" Memeluk Airi. "Gak mau lagi malas. Kamu curang." Mencibirkan bibir. Putra mencium pipi Airi, memeluk tubuhnya dari samping. Mereka sedang bermain ular tangga. "Makin gemes sama kamu kalau lagi ngambek." "Masa iya, tadi diposisi 60 berubah jadi 80, namanya curang." "Ha ... ha ... sengaja biar cepat selesai." "Ih, bener' kan kamu curang. Aku gak salah lihat." "Ularnya pengen makan kamu," godanya. "Ular apa ular." Faisal bangkit dan membopong tubuh Airi. Rambut panjangnya tergerai indah. Putra membaringkan istrinya di atas ranjang. Mereka menautkan benda kenyal dan menyatukan hidung mereka. Napas menderu hebat. Pu
Read more
Kedatangan Mertua
Malam Tanpa NodaBab 83 Mereka tertidur hingga lupa waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Suara gedoran di pintu kamar mereka. Membuat pasangan pasutri itu terperajat. "Putra, buka!" "Siapa yang mengedor pintu kamar pagi-pagi begini?" tanya Putra dengan muka bantalnya. Putra membuka perlahan pintu kamar. Sebuah tangan melayang di udara mengenai pipi mulus Putra. Plak!Putra mengelus pipinya yang perih. "Jam segini masih tidur! Kamu ngapain aja!""Mama. Masih gelap sudah datang saja." "Gelap apanya. Lihatlah! Matahari sudah muncul kamu masih selimutan di kamar." "Namanya pengantin baru." "Kamu sekarang kalau dikasih tahu." Menarik kuping Putra ke atas. "Aduh, Mama sakit!" "Mana Airi?" tanyanya. "Mama, apa kabar?" tanya Airi ramah. Ia men
Read more
Tamu Tengah Malam
Malam Tanpa Noda Bab 85Suara bel di rumah Airi berbunyi sebanyak tiga kali. Airi bangkit dari tidurnya. Putra terlelap sejak pulang kerja. "Siapa malam-malam begini bertamu?" Jam menunjukkan dua belas malam. Airi menghela napas panjang. Segera mengambil hijab instan yang tergantung di dinding. "Maaf, Bu. Ada tamu. Katanya adik Bu Airi. Mohon maaf menganggu!" Penjaga rumah Airi terlihat takut dan was-was. "Gadis itu maksa saya buat bangunin Ibu." Wajahnya tertunduk. "Iya, gak papa." Airi melihat dari jarak jauh. Gadis itu berada di luar pagar dengan berjalan mondar-mandir."Suruh masuk, Pak! Itu adik saya," ungkap Airi. "Baik, Bu. Alhamdulillah, saya kira bukan adik Ibu. Orangnya maksa banget." "Iya, memang begitu orangnya. Mohon maaf, Ya." "Kak Airi!" Berlari memeluk tubuhnya. "Aku kesasar cari alamat Kakak. Peja
Read more
MALING
Malam Tanpa Noda Bab 86Prank!"Suara apa itu! Sepertinya ada maling." Risa bergegas bangkit dan berjalan pelan-pelan. Suasana gelap di ruang bawah. Seseorang berada di dapur. Menajamkan mata dan mendekatinya. "Maling!" lirihnya menutup mulut dengan tangan. Risa melangkah dengan mengendap-endap tangan memegang sapu yang berada di pojok tangga. Seseorang berdiri dekat wastafel."Gerak-geriknya mencurigakan. Seperti mencari sesuatu. Pasti dia pencuri," lirihnya dalam hati. Ia mendekati orang tersebut. Mengayunkan gagang sapu ke arah tubuh lelaki berkaos hitam. Lelaki itu menjerit kesakitan. "Aduh! Sakit!" pekiknya. "Dasar maling! Berani sekali masuk ke rumah ini. Rasakan pukulan mautku!" Risa terus memukulinya tanpa rasa iba. Mengumpat dan mencaci orang tersebut. "Bukannya kerja malah ngambil punya orang," makinya dengan nada tingg
Read more
Tujuan Risa
Malam Tanpa NodaBab 87 Airi meminta izin Putra agar Risa menemani dirinya di rumah. Airi ingin Risa tinggal bersama mereka. "Boleh, Kak?""Tidak, Airi. Aku tidak bisa menerima dia di rumah ini. Lihatlah kelakuannya!" tolak Putra. Setiap bertemu dengannya tak pernah akur."Tolong Kak, aku kesepian. Kamu sibuk kerja aku sendirian di rumah." Airi merasa iba dengan Risa yang tak memiliki saudara. Pekerjaan saja tak punya. "Kita panggil pembantu saja dari pada dia?" usulnya. Ia tak mau ada wanita lain tinggal di rumah ini."Kenapa mesti cari pembantu?" Airi mengerucutkan bibirnya. Putra tak tega melihat wajah istrinya yang masam. Ia memeluk  dan mengecup kening wanita yang sangat ia cintai. "Pembantu lebih aman dan tidak menyebalkan." "Kakak, dia adikku begitu juga adikmu. Risa tak memiliki siapa-siapa lagi.""Panggil saja ibu dan
Read more
Takdir
Malam Tanpa NodaBab 88 Putra memeluk tubuh istri dari belakang. Walaupun, bukan orang pertama yang melakukan hubungan dengan Airi tetapi ia adalah orang pertama yang berhasil mengeluarkan noda dara di atas ranjang. "Sudah siang, Ayo kerja!" Airi membalikkan tubuhnya memeluk suami tercinta. "Besok saja, aku masih kangen seperti ini." "Duh, Pak Bos. Mau aku pecat." Airi menatap suaminya. Tatapan mereka sangat mesra. Bila ada yang melihatnya akan meleleh. "Bu Bos, galak bener, serem dari macan," ledek Putra. "Aku lelah, besok saja," alasannya. Raut wajahnya ditampilkan sesedih mungkin. "Masa cuti telah habis." Airi melonggarkan pelukkannya. "Ayo semangat! Untuk masa depan anak-anak kita." "Anak! Benar juga. Ayo kita bikin lagi!" ledek Putra. Mata Airi terbelalak."Dasar mesum.""Gak apa. Mesum
Read more
Khawatir
Malam Tanpa Noda Bab 89 Risa mengetahui penyakit yang diderita Airi. Ia terdiam sesaat dan menundukkan kepala. "Pasti ini ulah lelaki sombong. Pembawa sial!" ucapnya dengan kebencian. "Lelaki itu tak pantas untuk kakakku yang baik hati," lirihnya pelan. **"Kak Airi!" panggil Risa ketika ia sampai di rumah setelah pulang kerja. Gadis itu mengeluarkan ponselnya. "Lihatlah! Ini seperti jam tangan kak Putra." Menyodorkan foto profil di sebuah medsos. Airi menatap layar ponsel Risa. Ia mengernyit heran." Emangnya kenapa?" "Apa ini tangan kak Airi? Kok beda ya. Sepertinya wanita di dalam foto tak memakai hijab. Lengannya saja tak ada kain yang menutupi." "Apa jangan-jangan kak Putra selingkuh?" "Selingkuh! Gak mungkin. Kak Putra bukan lelaki seperti itu." "Coba Kakak lihat lagi!" Risa membuka gambar lain di akun terse
Read more
Bertengkar
Malam Tanpa Noda Bab 90Putra baru saja selesai mandi. Sudah menggunakan baju santai. Mereka ada di kamar.Airi duduk di tepian ranjang. Melihat Putra sedang merapikan rambutnya di cermin. Bibirnya tersenyum tipis melihat lelaki halalnya itu. "Kenapa memandangku seperti itu?" tanya Putra. Cukup membuat Airi melipat kening."Emang tak boleh melihat suamiku? Tak dosa, kan?" jawab dan tanya Airi balik. Putra mengulas senyum."Tidak, sama sekali tak berdosa. Berpahala malah," jawabnya. Kali ini baru dia menoleh ke arah Airi. Mendekat dengan senyum yang selama ini mampu menghipnotis.Setelah dekat, dia duduk di sebelah istri yang menunggunya semalaman. Meraih tangan sejenak. "Kak?""Iya?""Ada yang mau aku katakan. Tapi, aku tak tahu, harus dimulai dari mana," ucapan Airi. "Apa yang ingin kamu katakan?" tanya balik Putra. Airi menghela napas sejenak.
Read more
PREV
1
...
7891011
...
28
DMCA.com Protection Status