All Chapters of Fake Marriage: Chapter 11 - Chapter 20
75 Chapters
Bab 11 - Kenangan
KenanganLily terkesiap, mendengar pertanyaan laki-laki di depannya. Pandangannya semakin dalam seakan mencari kebenaran ucapan laki-laki itu. Detik berikutnya, Lily semakin merasa tidak berdaya."Tidakkah kita saling mengenal dulu?" Ia mengulangi lagi pertanyaannya, sambil tersenyum menatap Lily yang hanya diam mematung menatapnya.  Mata bulat penuh binar itu tidak berubah, tetap indah seperti dulu, Baskara menggumam dalam hati. Dirinya terus saja mengamati wajah gadis di depannya yang masih menatap dirinya dalam diam. Lily tersadar dari diamnya lalu berdeham, menghilangkan kekakuan yang tercipta di antara mereka.  "Maaf..." ucapnya pelan, seakan takut suaranya akan terdengar oleh orang lain selain mereka berdua.  Baskara menangkap sikap Lily yang canggung. Ia tidak menyalahkan Lily. Dirinya dulu pernah menemani Lily untuk beberapa saat tanpa status hubungan yang jelas. Baik dirinya maupun Lily menjalani semu
Read more
Bab 12 - Tekad Juna
  Tekad Juna   Seminggu sudah Lily berangkat dan pulang kerja bersama dengan Juna, dan dalam seminggu itu pula tidak begitu banyak perubahan yang terjadi pada hubungan mereka berdua. Juna masih dengan sikap ketusnya dan menjadi semakin dingin setiap kali melihat bagaimana Baskara memperlakukan Lily dengan begitu lembut, berbanding terbalik dengan dirinya.   Hari ini, seperti biasa kebisuan menemani mereka selama perjalanan pulang hingga mobil sedan itu memasuki pekarangan luas keluarga Broto. Keduanya memasuki rumah dengan berjalan beriringan, terus melewati ruang tamu dan ruang keluarga, menaiki tangga hingga tibalah mereka  di kamar mereka.     Juna melepas sepatunya dan menggantinya dengan selop kamar, lalu melepas dasi dan kemejanya. Tinggallah sekarang dirinya hanya mengenakan kaos singlet masih dengan celana panjang yang sama.  Sedangkan Lily, 
Read more
Bab 13 - Ceraikan Aku
  Ceraikan Aku   Juna melangkah acuh meninggalkan meja makan. Ia membiarkan Lily berjalan di belakangnya. Tidak lagi beriringan seperti biasanya. Kakek tua, Pak Broto, melihat semua kejadian yang berlangsung di meja makan selama buka puasa tadi. Ia menyaksikan bagaimana Baskara berusaha mendekati Lily, dan bagaimana ekspresi Juna melihat interaksi keduanya. Dalam hati kakek tua itu begitu sedih. Perjodohan yang ia harapkan dapat berakhir bahagia bagi sang cucu, justru menciptakan persaingan dan permusuhan diantara mereka. Dirinya sendiri tidak mampu menengahi pertikaian terselubung dua cucu kesayangannya itu. Ia hanya mampu menyerahkan semuanya kepada Yang Di Atas, akan seperti apa kedepannya hubungan kedua kakak beradik itu.    Lily berdendang ringan meninggalkan meja makan. Ia melangkah menaiki tangga dengan riang ketika sebuah tangan kekar mencekal tangannya. Lily menghentikan langkahnya dan menoleh ke s
Read more
Bab 14 - Dejavu
 Dejavu   Lily berjalan cepat meninggalkan kamar Juna. Ia melangkah tegas, seakan ingin menunjukkan bahwa suasana hatinya sedang benar-benar marah. Ia berjalan menuju masjid yang berada tepat di seberang rumah mertuanya itu. Entah memang takdir atau hanya kebetulan semata, lagi-lagi dirinya dipertemukan kembali dengan Baskara yang juga tengah melangkah keluar dari kamarnya hendak ke masjid yang sama dengan yang dituju Lily.  Baskara pun sama terkejutnya seperti Lily. Ia merasa seakan dirinya dan Lily sedang dipermainkan oleh takdir. Di saat seperti ini, mereka justru kerap bertemu tanpa mereka rencanakan sedikitpun. Baskara pun mempercepat langkahnya, berusaha mengejar Lily yang sudah melangkah jauh di depannya.  "Lily!" panggil Baskara ketika ia berhasil mengikis jarak di antara mereka. Lily seketika menghentikan langkah kakinya. Suara Baskara seakan memiliki daya magis bagi Lily. Ia tidak memiliki daya apapun unt
Read more
Bab 15 - Kemelut Dalam Diri Baskara
Kemelut Dalam Diri Baskara Pak Broto menghela nafas panjang mengingat kejadian semalam. Ia melihat bagaimana Baskara dan Lily berjalan beriringan ke masjid sedangkan Juna berdiri terpaku, menatap keduanya yang berjalan di depannya. Ia sempat mendengar keributan yang terjadi di tangga setelah acara berbuka puasa kemarin. Suara pintu kamar yang dibanting Juna terdengar hingga kamarnya. Seperti biasa, Pak Broto berjalan mengitari halaman rumahnya yang lumayan luas, mencari udara segar sekaligus merangsang otot-otot kakinya agar tidak kaku. Di saat dirinya memutuskan untuk beristirahat sejenak di salah satu kursi taman yang terletak tepat di depan kolam ikan koi, Baskara tengah berdiri membuka kunci gerbang dari arah luar. Pak Broto mengawasi Baskara dari kursinya. Cucu kesayangannya yang seharusnya menjadi suami Lily, namun gagal karena permainan takdir. Langkah Baskara semakin mendekat. Pria muda itu mengangkat wajahnya karena merasa di awasi seseorang. Ketika netranya menangkap sosok
Read more
Bab 16 Sella
Sella Sudah satu minggu Juna dan Lily tidak saling menyapa dan selama itu juga Juna tidur di ruang kerjanya. Lily justru tampak riang gembira. Akhirnya, ia bisa berangkat sendiri ke kantor dengan menggunakan motor metiknya. Beberapa kali Baskara menawarkan bantuan untuk mengantar dan menjemput Lily, namun gadis itu selalu menolak. Bukan apa-apa, bagaimana pun statusnya masih sebagai istri Juna, kakak Baskara. Jika ia terlalu sering menghabiskan waktu bersama Baskara, itu akan merusak nama baik keluarga Broto di lingkungan masyarakat. Lily baru saja memarkirkan motor metiknya di garasi. Ia mengedarkan pandangannya, kedua mobil kakak beradik itu sudah terpakir di tempat masing-masing. Ia melangkah masuk melalui pintu samping garasi yang langsung terhubung dengan dapur. Ia memberikan dua bungkus pisang ambon kepada asisten rumah tangga untuk dihidangkan sebagai makanan pembuka sebelum makan malam. "Non, Den Baskara tadi sudah beli buah naga banyak sekali." "Ya tidak apa-apa, Mbak. Bu
Read more
Bab 17 Karena Kamu Adalah Istriku Dan Aku Adalah Suamimu
Karena kamu adalah istriku dan aku adalah suamimu "Kakak, aku tidak..." "Kamu tidak tahu?" Juna semakin membuat gadis itu merasa serba salah. "Juna!" Tegur Mama Amelia. "Sella baru saja pulang dari luar negeri. Ia langsung saja datang kemari untuk bertemu dengan kita terutama kamu." "Terus, Ma? Apa hubungannya dengan Juna? Dia bukan orang penting bagi Juna, Ma. " jawab Juna yang bingung dengan sikap sang mama. "Bersikaplah yang baik. Bagaimanapun ia adalah sepupu jauhmu. Jangan terlalu kaku begitu." Amelia berusaha mencairkan suasana tetapi justru memancing kemarahan Juna menjadi lebih mengerikan. "Mama aneh." Juna membanting sendoknya di atas meja, beranjak meninggalkan meja makan, kembali ke kamarnya. Lily terdiam di tempat duduknya. Ia menatap gadis di seberangnya dengan tatapan tidak mengerti. Gadis itu duduk diam di kursinya dengan wajah tertunduk. Ia sama sekali tidak menyangka kehadirannya justru menyebabkan pertengkaran antara Juna dan Mamanya. Baskara tidak menginda
Read more
Bab 18 - Gugup
  Gugup Lily masih berdiam terpaku di tempatnya berdiri. Apa yang baru saja terjadi? Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, tangannya terangkat memegang bibirnya yang masih terasa agak basah. Apa yang barusan dilakukan pria jahat pada dirinya tadi? Sedetik kemudian, Lily berteriak kesal. "Dasar pria egoisssss!!!!!!!!!!" teriaknya kencang. Ia tidak ambil pusing bila seisi rumah mendengar suara teriakannya. Lily berjalan cepat ke kamar mandi. Dibasuhnya bibir yang tadi disentuh Juna dengan gosokan punggung tangannya berkali-kali. Ia  merasa jijik mengingat kejadian itu. Sial! Awas, kau! Akan kubalas perbuatanmu nanti! Sambil menatap bibirnya yang setengah membengkak di cermin kamar mandi.    Lily berjalan keluar kamar, menuruni anak tangga satu persatu dan akhirnya sampailah ia di meja makan. Lily mengabaikan pandangan Juna yang sedari tadi tak lepas dari dirinya.  Ia berjalan mengitari meja makan, lebih memilih
Read more
Bab 19 - Lepaskanlah
  Lepaskanlah    Lily merasa dirinya kaku. Tubuhnya sangat sulit untuk digerakkan. Matanya semakin ia pejamkan. Ia tidak ingin melihat Juna yang kini sudah memutar tubuhnya hingga  mereka saling berhadapan. Juna terus menelisik setiap bagian wajah Lily. Tangannya pun ikut menjelajah, menyentuh alis, hidung, pipi dan terakhir jatuh pada bibir mungil Lily. Juna memejamkan matanya. Ia masih mengingat rasa yang ia dapatkan dari ciuman paksanya tadi pada Lily. Ia lantas kembali membuka matanya, mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Lily, sambil fokus menatap bibir Lily.   "Kau adalah milikku. Selamanya milikku. Semua yang ada pada dirimu adalah milikku." Juna mendaratkan bibirnya di bibir Lily yang sejak tadi dikatupkan Lily dengan kencang. Kecupan Juna begitu kuat memaksa Lily melonggarkan katupan pada bibirnya, hingga akhirnya Juna berhasil menyeruak masuk ke dalam mulutnya. Lily berusaha untuk tidak terbawa p
Read more
Bab 20 - Pergi Menghindar
  Pergi Menghindar   Lily terbangun dari tidurnya. Hari sudah menjelang tengah malam. Ia melihat nanar sekelilingnya. Tiba-tiba emosinya kembali naik ketika bayangan Juna terlintas di benaknya. Ia bangkit. Dengan gerakan cepat, ia mulai mengambil koper yang ada di atas lemari, dan mulai memindahkan pakaiannya dari lemari ke dalam koper miliknya. Ia harus pergi meninggalkan tempat ini secepatnya. Ia tidak ingin bertemu Juna. Entah untuk berapa lama. Andai bisa, selamanya ia tidak ingin lagi bertemu pria itu. Lily mencuci mukanya bergegas berganti pakaian lalu meraih jaketnya yang tergantung di balik pintu kamar. Ia mengangkat kopernya, berjalan perlahan keluar kamar, berusaha sebisa mungkin tidak membuat suara. Keadaan rumah yang memang sudah sepi karena jam sudah menunjukkan jam 10 malam, berhasil membawa Lily pergi dari rumah itu. Lily kini berdiri tidak jauh dari rumah Pak Broto, menunggu taksi online yang baru saja ia pes
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status