All Chapters of Fake Marriage: Chapter 51 - Chapter 60
75 Chapters
Bab 51 - Haruskah?
Haruskah? Wanita berkacamata hitam itu bergeming. Tatapannya tidak lepas dari Baskara. Rasa penasarann mengusik hatinya. Benarkah yang dikatakan oleh Merry? Sedingin itukah? "Aku akan mencoba menyapanya." Gadis bernama Merry yang duduk di atas kursi roda terkejut. "Apa katamu?" "Aku akan mencoba menyapanya," ulang wanita itu penuh percaya diri. Merry menggelengkan kepalanya. "Jangan salahkan aku jika dirimu ditolak mentah-mentah." Wanita berkacamata itu menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. "Kita lihat saja nanti." "Terserah kamu saja, Cin." Merry memutarbalik kursi rodanya, berniat kembali ke kamarnya. Seperti sebuah kebetulan yang direncanakan, lorong yang dipilih Merry ternyata sama dengan yang dilewati Baskara. Wajah Cindy merekah bahagia, melihat sosok Baskara berjalan beberapa langkah di depan mereka. Wanita yang baru saja bercerai itu, dengan cepat mendorong kursi roda Merry hingga jarak mereka tinggal satu meter. Cindy berpikir keras mencari bahan obrolan yang bis
Read more
Bab 52 - Memiliki Aku Seutuhnya
Memiliki Aku Seutuhnya Lily dan Juna mendadak diliputi kegugupan. Kamar itu seketika menjadi hening, tidak ada suara sama sekali dari keduanya. Jantung masing-masing berdegup tidak beraturan. Sama-sama merenungi pertanyaan yang selama ini mengganggu pikiran mereka. Lama terdiam, akhirnya Juna membuka suaranya. "Aku rasa jawabannya ada padamu. Dan untuk menjawab hal itu, kau harus segera bertemu dengan Baskara untuk menjelaskan semua hal ini padanya." Lily mengangkat kepalanya. Betul juga. Lily belum sempat bertemu dengan Baskara untuk menjelaskan statusnya saat ini. Ia perlu melakukan ini sesegera mungkin. Ia takut jika hal ini tidak diperjelas, maka perasaan Baskara kepadanya, begitu juga sebaliknya, akan sulit untuk dikendalikan dan tidak akan jelas bagaimana ke depannya. "Betul. Aku harus bertemu dengan Baskara lebih dulu sebelum menjawab pertanyaanmu tadi." Lily melihat ke arah jam tangannya. Hari belum begitu sore. Mungkin ini waktu yang tepat untuknya mendatangi Baskara, menj
Read more
Bab 53 - Tugas Pertama Juna
Baskara duduk terpengkur menatap punggung Lily yang semakin menjauh darinya. Perkataan Lily terekam jelas dalam ingatannya. Ia tidak tahu dengan rasa yang sedang melandanya, antara kecewa, sedih dan merana. Juna akan memiliki Lily seutuhnya. Baskara memejamkan matanya, mencoba meralat kalimat yang diucapkan Lily beberapa menit yang lalu. Lidahnya berulang kali berdecak, menyayangkan dirinya yang harus menjadi pecundang saat ini. Mengapa takdir tidak berpihak padanya? Mengapa harus seperti ini jalan hidup yang harus ia lalui? Tepukan kecil di pundak kirinya membuat pria itu segera membuka matanya yang terpejam. "Apakah kamu sedang sibuk?" Sebuah pertanyaan yang singkat yang mampu membuat Baskara merasa kesal namun harus ia tendang jauh-jauh emosi yang tiba-tiba menyergap dirinya. "Tidak. Apakah kakek membutuhkan sesuatu?" Baskara menatap sekilas Pak Broto, lalu menatap lantai di bawahnya. "Bisa kamu membantu Kakek? Kakek ingin buah mangga di sana." Telunjuk kanan Pak Broto menun
Read more
Bab 54 - Apakah Kau Mencintaiku?
Lily melepas kepergian Juna pagi itu. Entah perasaan apa yang menyelimutinya pagi itu. Kebersamaan mereka yang baru saja dimulai, harus dipisahkan karena urusan pekerjaan. Rasa bahagia atau sedih, Lily sendiri tidak tahu pasti. Yang ia tahu sekarang adalah bahwa dirinya sudah benar-benar menjadi istri Juna. Lily membereskan meja makan dibantu oleh para art rumah Pak Broto. Tiba-tiba ponselnya berdering, memaksa dirinya berlari kecil mengambil ponsel yang ia letakkan di ruang tamu. "Ada apa?" Lily melirik sekilas layar ponselnya sebelum menggeser tombol hijau di layar ponselnya. *Aku akan menjemputmu jam sepuluh nanti. Bersiaplah mulai dari sekarang. "Memangnya kita mau kemana?" *Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu. "Baiklah. Aku akan bersiap-siap sekarang." Kini, Lily menjadi begitu patuh terhadap Juna. Ia cenderung menerima apa pun perlakuan dan perkataan Juna. Lily dengan cepat menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir bayangan Juna yang tiba-tiba sudah terbentuk di b
Read more
Bab 55 - Satu Diantara Dua
Suara ketukan terdengar, disusul dengan pintu yang terbuka perlahan. Sontak wajah Lily memerah. Ia langsung berdiri dari pangkuan Juna dan menjauhi Juna yang justru tersenyum lebar. "Kau membuatku malu," omel Lily, berjalan mendekati jendela besar di belakang Juna. "Apakah semua sudah siap?" Juna menerima sebuah amplop dari asistennya. "Sudah. Semua sudah siap semua, Pak." Dibukanya amplop putih itu, melihat isinya. Ia kembali meletakkan amplop itu di meja, kemudian melirik jam tangannya. Masih ada waktu dua jam sebelum mereka berangkat ke bandara. "Lily..."panggil Juna dengan suara begitu lembut, seakan takut akan membuat kaget wanitanya itu. Dipanggil sedemikian lembut oleh Juna, membuat Lily tetap saja terkejut. Ia belum pernah dipanggil selembut itu, kecuali oleh Baskara. Ditatapnya Juna yang saat ini sedang menatap lembut dirinya. 'Tsk. Aku benci kalau ditatap seperti ini. Mengapa dirinya bisa tahu jika aku tidak sanggup menerima tatapan seperti itu? Tatapan yang membuatku
Read more
Bab 56 - Kegelisahan Lily
Lily menarik koper kecilnya yang berwarna merah marun dengan tangan kanannya. Pikirannya masih dipenuhi dengan peristiwa yang baru saja terjadi dalam mimpinya. Ia menerka-nerka arti mimpi itu sendiri. Perasaannya menjadi tidak tenang. Apakah akan terjadi sesuatu pada seseorang yang hadir dalam mimpinya barusan? Asisten Juna mendadak berdiri di depan Lily. "Maaf, Bu. Biar saya saja yang membawa kopernya." "Tidak perlu. Aku masih kuat untuk menariknya sendiri," sahut Lily dingin. Entah mengapa dirinya justru merasa galau. Mimpi itu terus membuat dirinya berpikir keras, akankah sesuatu terjadi pada salah satu dari mereka? Juna menyusul Lily dari belakang, memberi kode kepada asistennya untuk berjalan di belakang mereka. "Lily..." Panggil Juna dengan suara yang tidak biasa. "Ada apa?" Lily sibuk membetulkan tas selempang mungilnya, tanpa menatap ke arah Juna. "Ehmmm, Maaf. Andaikata rencana kita untuk berbulan madu diundur minggu depan, apakah kau akan keberatan?" Juna tidak berani
Read more
Bab 57 - Cerita Iwan, Kekhawatiran Juna
"Ada... Siapa?" Lily bergeming di tempatnya berdiri. Perasaannya mulai berkecamuk. Akhirnya, ia bisa bertemu dengan Juna, suaminya. Akhirnya ia bisa melihat suaminya setelah hampir enam jam ia tidak bertemu pria itu sejak mereka berpisah di bandara. Apa yang sedang mereka lakukan? Makan malam berdua? Hanya Juna dan wanita itu? Hati Lily menciut. Pikirnya sudah tidak lagi mampu membayangkan hal yang tidak-tidak. Gumpalan air mata mulai terbentuk di kedua sudut matanya. "Ada Pak Juna di restoran ini." Iwan merasakan perubahan yang terjadi atas istri atasannya itu. Ia merasa bersalah. Seharusnya ia tidak mengatakan kebenaran yang ia lihat barusan. Melihat wanita di depannya terdiam, Iwan langsung berinisiatif untuk mencari restoran lain. 'Lebih baik kita mencari restoran lain , ya Bu"? "Tidak perlu. Kita makan di sini saja. Lily berusaha meredam gejolak dalam hatinya. Lebih baik begini. Mungkin ia akan mendapat jawaban dari keraguan sesaatnya. Lily melangkah masuk ke restoran diikut
Read more
Bab 58 - Membuat Anak (1)
Juna melangkah begitu cepat, tanpa diikuti Iwan di belakangnya. Sekretarisnya itu duduk menunggu di lobi hotel. Persoalan yang dihadapi atasannya sekarang bukan termasuk pekerjaannya. Ia mencari tempat aman agar tidak terkena dampak dari keributan mereka. Keributan? Akankah Juna akan ribut dengan Lily? Ponselnya tidak beralih dari telinganya. Juna terus saja menghubungi Lily, meski panggilan yang ia buat diabaikan oleh wanita itu. Langkah yang dibuat Juna lebih lebar dari sebelumnya. Ia seperti berpacu dengan waktu, seakan sebuah bom akan segera meledak di kamar yang ditempati Lily. Tangan kanannya mengeluarkan kartu akses cadangan yang ia dapat dari petugas hotel. Jika Lily tidak juga mengangkat telpon darinya, maka ia akan memaksa masuk ke kamar itu dengan kartu akses cadangan itu. Enam kali adalah batas maksimal dirinya mencoba menghubungi Lily. Juna memasukkan kartu akses cadangan yang diberikan petugas hotel padanya. Ia berusaha sepelan mungkin membuka pintu kamar, seperti seor
Read more
Bab 59 - Berita Bahagia Yang Tidak Membahagiakan Juna
Baskara mengetuk pintu besar berwarna hitam di depannya. Ia sudah membereskan semua barangnya dari kamar itu. Sudah saatnya ia pergi dari sini. Tidak ada lagi yang bisa menahannya untuk tetap tinggal di sini. Wanita yang menjadi pengharapan terakhirnya pun kini sudah meninggalkannya. Sekuat apa pun dirinya berusaha, nyatanya dirinya tetap tidak bisa melawan takdir. Pintu di depannya bergeming. Sepuluh menit menunggu, akhirnya Baskara memutar badannya, melangkah menjauh dari kamar yang masih tertutup pintunya meski ia sudah mengetuk berulang kali. Perasaannya sudah mati. Ia tidak lagi mempunyai niatan untuk kembali ke rumah ini lagi. Jika dulu ia kembali kemari karena masih berharap ada setitik harapan untuknya kembali menjalin hubungan dengan Lily, tapi sekarang, semua sudah sirna. Sirna tanpa bekas. Mulai sekarang dirinya harus mulai belajar menerima semua kenyataan ini. Cinta tidak harus memiliki. Sekuat apa pun berusaha, jika memang tidak berjodoh, maka semua itu akan sia-sia.
Read more
Bab 60 - Kedatangan Sahabat Lama
Juna melangkah masuk ke dalam kamarnya. Dilihatnya Lily sudah berbaring dengan posisi memunggungi dirinya. Ditatapnya sebentar punggung itu sebelum akhirnya berjalan mendekati Lily. "Mengapa kamu tiba-tiba marah begini?" Juna mengambil posisi di ujung ranjang. Ia angkat kedua kaki Lily lalu meletakkannya di atas kedua pahanya. Tangannya tidak tinggal diam. Tidak ingin pertengkaran tanpa sebab ini berlanjut, Juna mencoba merayu Lily. Ia memijit kedua kaki istrinya itu. "Katakan jika aku sudah melakukan kesalahan. Katakan jika aku sudah melakukan hal yang sudah melukai hatimu. Jangan tiba-tiba marah seperti ini." Lily diam. Ia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Juna. Ingin rasanya ia bangun dari tidurnya dan langsung meninju lengan pria yang kini sedang memijat-mijat kakinya. "Tidak baik jika terus begini. Ingat, di perutmu sudah ada calon penerus perusahaanku. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya." Mendengar ucapan Juna, Lily bangun dari tidurnya. "Sekarang kau sudah
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status