Semua Bab Sang Legenda dari Masa Lalu: Bab 111 - Bab 120
164 Bab
Bab 111: Benturan Tiga Sihir Tingkat Sat
Ledakan sangat hebat terdengar menggelegar, semua orang di wilayah Kerajaan Thymus langsung menutup mata saking kuatnya ledakan yang terdengar. Banyak orang yang sedang bertarung di medan perang yang belum sempat menutup telinganya bahkan langsung jatuh tidak sadarkan diri dengan darah keluar dari telinganya. Asap hitam yang besar terlihat mengepul setinggi langit dari titik benturan sihir tingkat legenda, angin yang bertiup dari titik benturan terdengar bergemuruh mengerikan. Peperangan di Kota Raksa yang sudah hancur berantakan langsung terhenti, semua orang langsung menunduk di tanah karena terpaan angin yang dahsyat bahkan bisa menerbangkan seorang pria dewasa. Tenda-tenda di dekat medan perang banyak yang terbang tertiup angin. Tapi pihak Kerajaan Irish dan Wisteria sudah mempersiapkan segalanya sesuai perintah Nata karena itu dampak yang mereka rasakan tidak separah pihak lawan. Asap yang membumbung tinggi perlahan lenyap, kini Kota Bu
Baca selengkapnya
Bab 112: Sihir Tingkat Legenda, Tiga Raja Elemen
Putra melayangkan tendangan kaki kirinya namun ditahan oleh lengan kiri Nata yang membalas dengan menusukan pedang anginnya ke depan. Namun Putra berhasil menangkisnya dengan bilah pedang api di tangannya. Laksmi kali ini mengangkat kedua tangannya ke langit, saat itu juga rintik hujan langsung turun. Tapi Nata tahu bahwa itu bukan hujan biasa melainkan sebuah sihir tingkat tinggi mengerikan milik Laksmi. Dengan cepat Nata langsung menyatukan telapak tangannya. Tapi Putra tidak tinggal diam, dia langsung melesat dan melayangkan tendangannya, Nata berhasil menahannya tapi tubuhnya tetap terhempas karena terbawa oleh kekuatan tendangan Putra. Hujan langsung turun tapi tidak ada satu tetespun yang mengenai Putra. Sementara Nata dengan lihai menggunakan pedang angin di tengannya untuk menangkis setiap tetes hujan yang turun. Hal mengerikant terjadi saat rintik hujan itu mengenai cekungan tanah di bawah mereka. Satu tetes hujan saja bisa menyebab
Baca selengkapnya
Bab 113: Sihir Tiga Raja Elemen Para Legenda
Burung raksasa itu kembali mengepakkan sayapnya tapi kini keempat sayapnya bergerak bersamaan, riuh angin yang bergemuruh langsung membentuk pusaran angin yang berputar dahsyat. Kini puluhan pusaran angin puting beliung langsung muncul di ketiga kota yang sudah rata dengan tanah. ‘Wwwwrrrrrrr’ Suara angin menderu terdengar begitu mengerikan, dari medan perang di Kota Raksa saja sudah bisa dilihat dengan jelas puluhan pusaran angin yang berputar menjulang ke langit. Tapi Laksmi juga langsung menggerakan jari tangannya, saat itu juga hiu raksasa langsung mengibaskan ketiga ekornya. Titik-titik air langsung tercipta di tiga kota tersebut, titik-titik itu langsung berputar membentuk puluhan pusaran air yang besar. Puluhan pusaran angin dan air itu langsung berbenturan menghantam satu sama lain, tapi Putra mulai menggerakan tangan kanannya. Saat itu juga badak raksasa yang terbentuk dari kobaran api putih langsung
Baca selengkapnya
Bab 114: Pasangan yang Saling Melindungi
Laksmi kembali menyerang dengan tendangan kaki kanannya tapi Nata kembali menahan tendangan Laksmi dengan betis kaki kirinya, kepala Nata juga langsung menjepit tangan kiri Putra yang tadi meninju angin di sebelah leher bagian kanannya. Namun tangan kiri Putra langsung diselimuti kobaran api hingga raut wajah Nata tampak kesakitan karena leher dan pipinya yang digunakan untuk menjepit tangan Putra serasa terbakar. Namun tubuh Nata langsung diselimuti oleh gradasi cahaya warna kuning hingga luka bakar di tubuhnya kembali pulih. Putra langsung menghantamkan lutut kaki kirinya mengincar perut Nata namun ditahan oleh kaki kanan Nata, Laksmi memutar tubuhnya seraya melayangkan kaki kirinya mengincar leher bagian belakang Nata. Tapi dengan cepat Nata menggerakan tangan kirinya ke belakang untuk menahan tendangan Laksmi. Tangan kanan Putra kembali bergerak mengayunkan pedang api miliknya namun kembali berhasil ditangkis oleh pedang angin yang ada d
Baca selengkapnya
Bab 115: Sihir Angin Tingkat Legenda, Tahap Tertinggi
Saat itu juga tanah di tiga kota kembali berguncang hebat, awan-awan gelap di langit Kerajaan Thymus mendadak bergerak cepat ke arah langit Kota Buana seakan tersedot. Dengan tiba-tiba angin yang bertiup di seluruh penjuru Kerajaan Thymus mendadak berbalik arah ke Kota Buana, suara angin yang bergemuruh membuat semua orang di Kerajaan Thymus menggigil ketakutan. Semua orang di medan perang bahkan tanpa sadar menjatuhkan senjata yang mereka pegang. Gelombang angin nan dahsyat kini mengepung tiga kota tempat pertarungan para legenda dari berbagai penjuru mata angin. Tapi Putra dan Laksmi tidak tinggal diam, tiba-tiba saja di sekeliling tiga kota tersebut tercipta dinding air yang tinggi menjulang ke langit. Sementara itu dari langit sendiri muncul kobaran api yang melesat ke bawah. Nata langsung menyatukan telapak tangannya, darah mulai mengalir dari tepi bibirnya pertanda dia mengerahkan kekuatannya dengan maksimal. Tiba-tiba saja tanah tiga
Baca selengkapnya
Bab 116: Pertarungan Sengit Tiga Legenda
Nata terpental ke belakang, namun dia berhasil mengendalikan tubuhnya kembali. Di kejauhan tampak Putra dan Laksmi juga masih melayang di udara, Nata sadar dia tidak tidak akan bisa menang jika pertarungan berlangsung lebih lama lagi, dia harus bisa menghemat mana miliknya sebisa mungkin. Nata saat itu juga langsung menghela nafas dalam, dia akan mempertaruhkan segalanya dalam rencana terakhirnya kini. Setelah cukup tenang dia langsung menggunakan sihir tercepatnya untuk melesat menuju Putra, hanya sekejap mata tubuhnya sudah berada di depan Putra seraya langsung menebaskan pedang angin di tangan kanannya tapi dengan cepat Putra menangkis pedang Nata dengan pedang api di tangan kanannya. Laksmi sendiri berusaha membantu Putra dengan menciptakan puluhan bola air kecil, tapi Nata tidak memberikan kesempatan. Dia langsung memerintahkan sihir King of Wind miliknya untuk menyerang Laksmi, burung raksasa yang terbang di langit langsung membuka ket
Baca selengkapnya
Bab 117: Diambang Batas
Namun puluhan gelombang air tiba-tiba saja tercipta diantara tubuhnya dan tubuh Putra, seketika itu juga gelembung itu meledak sampai membuat mereka berdua terpental. Nata masih melayang di udara sambil memegang bahu tangan kirinya, nafasnya tampak tersengal-sengal dan meringis kesakitan. Tapi itu tidak percuma karena dia berhasil menebas tangan Putra yang tersisa, itu artinya dia akan lebih mudah menumbangkannya. Sejauh ini penyihir healing terhebat memang hanyalah Nira yang mampu meregenerasi tubuhnya yang sudah tertebas atau terpotong, sedangkan mereka berempat hanya bisa menyembuhkan luka saja dan tidak mungkin bisa meregenerasi bagian tubuh mereka sendiri. Itu artinya kedua tangan Putra tidak akan kembali dan memudahkan Nata untuk mengalahkannya. Meski begitu tangan kiri Nata sendiri kini sudah patah, dia harus lebih waspada dan hati-hati lagi dalam menyerang. ‘Kkkrreekk’ Nata mencoba membetulkan tulang
Baca selengkapnya
Bab 118: Kedatangan Tiga Penyihir Decagram
Nata menghentakan kakinya ke tanah, saat itu juga tubuhnya melesat ke depan dengan menebaskan pedang angin di tangan kanannya ke arah leher Putra, tapi dengan sigap Putra menundukan kepalanya. Tapi Nata langsung melayangkan tendangan kaki kanannya, hampir saja mengenai perut Putra andaikan Laksmi tidak segera menangkap kaki kanan Nata dan menahannya dari samping. Tapi Nata tidak habis akal, dia langsung melompat ke udara dan menyentakkan kaki kanannya hingga Laksmi terbawa oleh tenaganya mendekat. Tangan kanan Nata melesat hendak mencekik leher Laksmi namun ditendang oleh kaki kiri Putra, sedangkan kaki kanannya sendiri menghantam dada Nata dengan telak. ‘Gggddakkh’ Nata memuntahkan darah dari mulutnya saat itu juga karena terkena serangan Putra, tapi tubuhnya tidak terpental karena kaki kanannya masih dipegang oleh Laksmi dan ditarik kembali. Kali ini Laksmi menggunakan kakinya menghantam leher Nata sampai k
Baca selengkapnya
Bab 119: Aktifnya Sihir Terlarang, Soul Crusher
Ketiga penyihir Decagram itu mulai berjalan perlahan di atas cekungan tanah yang sudah hancur berantakan, lelehan tanah yang seperti lava kebanyakan sudah lenyap setelah benturan sihir King of Wind milik Nata dengan sihir King of Fire milik Putra. Mereka bertiga terlihat sudah cukup puas setelah berhasil menggunakan sihir terlarang mind control kepada Nata, sebuah sihir terlarang yang tidak mungkin bisa dihindari oleh targetnya. Tubuh Nata sendiri masih berdiri tegak bagaikan patung, namun pandangan Kaera tiba-tiba tertuju kepada wajah Nata. Mereka bertiga mendadak terlihat kaget dan berhenti melangkah saat melihat darah mulai keluar dari tepi bibir, hidung dan telinga Nata. Mereka tidak tahu kalau itu adalah efek sihir terlarang, soul crusher yang mulai aktif menghancurkan saraf Nata secara perlahan sedikit demi sedikit. “Apa itu?” ucap Kaisin. “Entahlah, mungkin dia terluka saat menghadapi si Dewa Api
Baca selengkapnya
Bab 120: Sang Legenda Tidak Berdaya
Saat menanamkan sihir terlarang itu Nata menetapkan bahwa sihir soul crusher akan aktif jika ada orang yang mengendalikan pikirannya dengan sihir terlarang mind control, itu artinya sihir itu akan gagal aktif jika pikirannya kembali bebas dari pengaruh sihir mind control. Nata mulai berpikir apakah mungkin ada orang yang bisa menetralkan sihir mind control di luar sana.   Tapi rasanya tidak mungkin, sebab di buku yang Vana baca dikatakan bahwa di era Invidia hanya Arin alias Nira yang bisa menetralkan sihir tersebut. Apakah mungkin semua perkiraannya selama ini sudah salah besar terkait Arin dan Nira adalah orang yang sama? Mungkinkah Nira saat ini ada di era Superbia dan menetralkan sihir terlarang mind control yang digunakan kepadanya? Dalam waktu sekejap timbul banyak pertanyaan dalam diri Nata.   Saat itu juga Nata mulai mengerahkan kemampuan sihir healing tingkat tinggi yang dikuasainya, tapi tidak ada respon apapun dalam tubuh atau lin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status