All Chapters of Sang Legenda dari Masa Lalu: Chapter 131 - Chapter 140
164 Chapters
Bab 131: Perbedaan Pengalaman (part 1)
Titik-titik partikel besi mulai muncul di langit dan mulai memadat menaungi tubuh Lutung dan dua penyihir yang membantunya, sambaran petir yang muncul dari langit akhirnya terhalau oleh lempengan besi tebal yang ada di udara. ‘Dddhhhaaammmrrr’ Suara dentuman terdengar saat sambaran-sambaran petir itu menghantam lempengan besi yang menaungi Lutung dan dua penyihir lainnya, gelombang angin langsung tercipta dari titik benturan yang terjadi. Lempengan besi yang menaungi Lutung langsung hancur dan berhamburan menjadi partikel besi hitam yang kecil bagaikan pasir. Seorang penyihir di samping Lutung langsung membalas dengan menyatukan telapak tangannya, saat itu juga puluhan gelembung air langsung tercipta di udara di sekitar tempat pertarungan mereka. Tapi Near juga tidak tinggal diam, dia langsung membuka telapak tangan kanannya dan menggerakannya dari atas ke bawah, saat itu juga puluhan panah petir langsung ter
Read more
Bab 132: Perbedaan Pengalaman (part 2)
Near terlihat langsung waspada, tiba-tiba saja tanah kembali bergetar seiring dengan partikel-partikel besi keluar dari dalamnya. Partikel-partikel besi yang sangat kecil bagaikan debu itu mulai melayang di udara dan membentuk ribuan paku besi yang kecil, Near malah terlihat tersenyum tadinya dia pikir Lutung akan menggunakan sihir besi tingkat tinggi tapi nyatanya hanya menciptakan paku-paku kecil saja yang masih tergolong sihir tingkat dwi. “Pak tua, menghadapi sihir besi sekecil itu aku tidak perlu menggunakan sihir yang setingkat,” ledek Near. “Kalau begitu coba buktikan kesombonganmu itu,” ucap Lutung sambil menggerakan kedua tangannya. Saat itu juga ribuan paku kecil itu satu persatu mulai melesat menyerang Near dari berbagai arah, tapi Near langsung menyelimuti tubuhnya dengan sihir elemen petir miliknya. Tubuhnya kini terlihat berkilat, sambaran petir-petir kecil mulai terlihat dari sekita
Read more
Bab 133: Duel Para Panglima (part 1)
Paku yang terhubung benang besi itu dia jatuhkan di sekitar tubuh dua anak buah Near yang sedang bertarung, hal itu membuat benang besi yang terhubung diantara paku itu menempel di sekitar tubuh anak buah Near. Lutung juga sengaja mengendurkan benang besi miliknya itu agar tidak disadari oleh anak buah Near, lalu terakhir puluhan paku yang tersisa semuanya adalah paku yang terhubung dengan benang besi. Sisa paku itu Lutung hantamkan ke tubuh Near, saat itu jugalah aliran petir dari tubuh Near merambat ke benang besi dari puluhan paku tersebut. Secara otomatis benang besi itu langsung mengetat dan mengantarkan petir dari tubuh Near sampai ke tubuh anak buahnya yang telah ditempeli benang besi. Near terlihat mulai kesal setelah kedua anak buahnya tumbang hangus terkena petirnya sendiri, benang besi perlahan mulai terurai setelah dua korbannya tumbang. Dua penyihir yang ada di bawah langsung mengalihkan perhatiannya kepada Near, mereka langsung
Read more
Bab 134: Duel Para Panglima (part 2)
Candra langsung memutar tubuhnya seraya mengayunkan pedang di tangan kanannya ke arah belakang, namun Salaksa kembali berhasil menahan tebasan Candra menggunakan pedang di tangan kanannya. Sementara tangan kiri Salaksa langsung bergerak menebaskan pedangnya mengincar pinggang Candra, lagi-lagi Candra menunjukan keterampilannya dengan menahan lengan kiri Salaksa dengan kaki kanannya, dengan begitu pedang Salaksa tidak bisa menjangkau pinggang Candra. Salaksa langsung menghentakan kakinya dan mundur ke belakang, dia terlihat kembali mengatur kuda-kudanya. Candra juga mulai membuat posisi kuda-kudanya dengan kedua tangan memegang gagang pedangnya dengan erat, dengan mengerahkan tenaganya Candra menebaskan pedangnya secara vertikal ke arah Salaksa, tapi lawannya juga sadar bahwa itu bukanlah tebasan biasa melainkan sebuah tehnik pedang yang sudah terlatih. Salaksa segera memiringkan tubuhnya ke samping kanan, riuh angin dari tebasan Candra langs
Read more
Bab 135: Sihir Petir Tingkat Tinggi
Semua orang sadar bahwa Near tampaknya akan menggunakan sihir petir tingkat tinggi, Vector yang sedang berhadapan dengan Purna terlihat begitu geram. Jika Near menggunakan sihir tingkat panca di tengah-tengah medan perang seperti itu maka pasukannya sendiri juga akan ikut terkena dampaknya. “Apa kau yakin akan menggunakan sihir tingkat tinggi di sini?” tanya Lutung sembari menatap Near dengan tajam. “Kenapa aku harus ragu? Semua orang di sini sudah siap menjemput kematiannya, yang terpenting saat ini adalah kemenangan!” jawab Near seraya menyeringai. “Dia sudah tidak waras,” batin Lutung sambil mengarahkan pandangannya ke bawah, dia mencoba memikirkan cara untuk melindungi orang-orang yang ada di bawahnya. “Percuma saja pak tua, jika kau tidak ingin mati sebaiknya siapkan juga sihirmu!” teriak Near sambil merenggangkan kedua telapak tangannya, kilatan p
Read more
Bab 136: Kedatangan Sang Legenda (part 1)
Melihat Nata menapak di tanah Near langsung menggunakan sihir naga petir miliknya, sambaran petir langsung menyambar dari langit dan membentuk tiga naga petir yang berkilat. Hanya sekejap mata ketiga naga petir itu melesat bersama guntur yang bergemuruh menuju ke arah Nata, tapi Elis langsung bereaksi, di sekitar tubuhnya kini mulai muncul titik-titik api putih yang membara. Perlahan titik-titik api putih itu mulai membentuk tiga ekor naga api yang melesat menghantam sihir naga petir milik Near. ‘Bbhhooommrrrr’ Terdengar suara dentuman hebat saat ketiga sihir itu saling bertubrukan di udara, riuh angin yang tercipta dari titik benturan langsung bertiup kencang. Near terperanjat kaget melihat Elis sudah bisa meningkatkan kekuatan elemen api miliknya hingga ke tingkat api putih, sama seperti yang dikuasai oleh Putra Putuwardhana. Tiba-tiba saja riuh angin kembali menderu, tanah langsung bergetar seketika. Luapa
Read more
Bab 137: Kedatangan Sang Legenda (part 2)
Mendengar perkataan Salaksa barusan mendadak para prajurit musuh langsung memberanikan dirinya untuk mengambil senjata mereka lagi yang sudah tergeletak di tanah, secara serentak mereka langsung bergerak menuju Nata dan Elis untuk menyerangnya. Nata tampak menghela nafas dalam, dia sebenarnya tidak ingin menambah korban jiwa lagi tapi apa boleh buat jika memang musuhnya sendiri memilih tetap untuk berperang. Puluhan prajurit langsung melesat menuju Nata, dengan pelan Nata menggerakan tangan kanannya ke depan lalu menjentikan jarinya hingga terdengar kencang. Saat itu juga tubuh puluhan prajurit musuh yang maju ke arahnya langsung meledak dan hancur berkeping-keping, prajurit yang berlari di belakang mereka langsung terkejut bukan main. Tubuh mereka bergetar hebat karena ketakutan, mereka tidak berani melangkahkan kakinya kembali. Nata langsung menengadahkan kepalanya ke atas saat merasakan pergerakan enam luapan mana yang cukup kuat di atasn
Read more
Bab 138: Dalang dari Berbagai Kerusuhan
Nata melangkahkan kedua kakinya melewati barisan musuh yang terlihat sudah tidak ingin melanjutkan peperangan, meskipun indra penglihatan dan pendengarannya sudah tidak berfungsi tapi dia masih bisa merasakan keberadaan luapan mana di sekitarnya. Elis juga berjalan di samping kanan Nata dengan waspada karena khawatir akan ada yang melakukan serangan secara tiba-tiba. Setelah berhasil menembus barisan pasukan paling belakang akhirnya Nata dan Elis sampai ke tenda-tenda pasukan musuh. Saat itu juga Elis langsung menggunakan sihir api miliknya untuk membakar seluruh tenda musuh hingga terbakar dan terlihat isi di dalamnya, di tengah-tengah tempat itu juga terdapat sebuah tenda besar yang ikut terbakar oleh api yang digunakan Elis. Perlahan saat api mulai menjalar dari bagian atas tenda ke bawah terlihat beberapa orang sedang berdiri di dalam tenda besar tersebut, seorang pria paruh baya sedang duduk di sebuah kursi nan mewah dengan santainya, d
Read more
Bab 139: Sang Raja Kebanggaan
“Ya, aku memerintahkan salah satu Decagram untuk melakukan sihir terlarang summoning of life dengan mengorbankan ribuan jantung warga kerajaanku. Dia berhasil melakukannya dan mati setelah menggunakan sihir terlarang tersebut, saat itu juga aku menyuruh seluruh penyihir Kerajaan untuk mencari keberadaan Pentagram di era Superbia ini. Mereka berhasil menemukan keberadaan Putra Putuwardhana di wilayah barat laut Kerajaan Thymus,” tutur Brick. “Aku mengerahkan seluruh Decagram untuk menangkapnya dan menggunakan sihir terlarang mind control dengan mengorbankan ratusan jantung bayi dari warga kerajaanku. Dari sembilan Decagram yang dikirim hanya tiga yang selamat saking hebatnya Putra, tapi itu tidak masalah karena kami berhasil mengendalikannya. Setelah itu kami juga berhasil menemukan keberadaan Laksmi Laksani di wilayah Dicentra,” sambung Brick. “Setelah itu aku yakin kau tahu apa yang terjadi Nata, aku menggunaka
Read more
Bab 140: Rencana Terselubung Raja Iberis
“Apa yang terjadi, Elis?” tanya Nata di dalam pikiran Elis, dia hanya bisa merasakan pergerakan mana saja mengelilingi mereka berdua tanpa bisa memastikan apa yang sedang terjadi. “Ada dinding hitam yang muncul mengelilingi kita, aku tidak tahu sihir seperti apa yang mereka gunakan,” jawab Elis di dalam pikirannya. “Dinding hitam?” batin Nata, tapi dia sama sekali tidak merasakan ada pergerakan mana yang agresif di sekitarnya. “Sayang sekali cara kalian menghancurkan tubuh lawan kalian tidak akan berguna kepadaku, sudah sejak lama aku mempelajari Pentagram hingga akhirnya aku mengerti bagaimana cara kalian menghancurkan tubuh lawan kalian,” ucap Brick sembari tersenyum. “Aku tahu setiap anggota Pentagram bisa melenyapkan ribuan musuhnya hanya dengan menjentikan jari, sangat terlihat sederhana namun nyatanya tidak. Kalian sebenarnya menciptakan sih
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status