Semua Bab Sang Legenda dari Masa Lalu: Bab 101 - Bab 110
164 Bab
Bab 101: Dua Jiwa yang Tidak Akan Pernah Bersama
Ombak yang tadi sudah sangat tinggi hingga sampai kepada Elena, kini surut seakan tertarik ke tengah laut. Tapi angin yang bertiup semakin kencang saja sampai Elena harus terbaring di tanah agar tubuhnya tidak terbawa oleh tiupan angin. Semua itu tak lain karena Nata hendak menggunakan sihir tingkat legenda miliknya. ‘Bbbbbhhhhoooommmrrrr’ Terdengar suara ledakan yang amat dahsyat di tengah lautan, tanah langsung berguncang sampai pepohonan di sekitar Elena banyak yang tumbang. Angin yang bertiup terasa semakin kencang, awan-awan mendung di langit mendadak tertiup lenyap hingga langit yang kelabu kembali nampak, sinar sang surya juga kembali bersinar membiaskan lembayung senja. Tiba-tiba saja di tengah lautan terlihat gelombang air laut meninggi, Elena hanya tertegun tanpa bisa bergerak saat melihat tingginya ombak yang datang. Angin yang begitu kencang membuatnya mustahil untuk melayang. Tapi sebelum ombak i
Baca selengkapnya
Bab 102: Persiapan Menuju Perang Akhir
Malam itu hingga esok harinya tidak ada yang berani mengganggu Nata. Elis, Lia dan Elena menjelaskan keadaan Nata beserta syair yang dia artikan kepada Rena dan yang lainnya, karena itulah mereka tidak ada yang mau mengganggu Nata. Sejak awal mereka selalu saja melimpahkan semuanya kepada Nata dan lupa bahwa Nata juga hanyalah manusia biasa. Malam itu juga Rena dan Raja Wirya bersama yang lainnya mulai membagi tugas untuk melaksanakan lima tahapan rencana yang sudah dikatakan oleh Nata. Mereka berjanji kepada diri mereka sendiri untuk melakukan semuanya sebaik mungkin, mereka sadar bahwa seharusnya mereka sejak awal adalah orang-orang yang harus berjuang lebih keras daripada Nata. Mereka malu karena sebagai manusia yang hidup di eranya malah harus mengandalkan orang lain untuk membuat kedamaian dan berjuang di barisan depan. Mereka sadar bahwa ini adalah era mereka, dunia mereka, tanah air mereka. Seharusnya masing-masing dari mereka sendiri
Baca selengkapnya
Bab 103: Sihir Terlarang, Mind Control
Mendengar perkataan Vana seperti itu membuat semua penyihir yang ada di sekitarnya langsung mengalihkan perhatiannya kepada Vana. Nata yang masih membuka-buka buku tentang sihir juga ikut menatap Vana. Saat itu juga Vana langsung melangkah menghampiri Nata dan menyerahkan buku yang tadi dia baca. “Dikatakan bahwa pada era Invidia pernah ada penyihir yang mencoba menggunakan sihir terlarang bernama mind control. Penyihir itu adalah salah satu penyihir kerajaan Fragaria yang berhasil lolos saat Nona Atnis dan Nona Arin berhasil mengalahkan Euphorbia. Beberapa tahun kemudian dikatakan penyihir itu membantai satu kota di wilayah timur Fragaria dengan menggunakan sihir tingkat tinggi,” tutur Vana. “Nona Arin dan Nona Atnis saat itu langsung bergerak memburu penyihir tersebut, namun penyihir itu menggunakan sihir terlarang mind control. Nona Atnis berhasil dikendalikan, namun Nona Arin yang menguasai sihir penyembuh tingkat legen
Baca selengkapnya
Bab 104: Jalan Buntu
Nata terus berjalan dan menghirup harumnya bunga-bunga di taman Istana, entah kenapa rasanya baru kali ini dia merasakan otaknya buntu. Dia tidak tahu bagaimana caranya membebaskan Putra dan Laksmi dari sihir bernama mind control tersebut, namun saat dia berjalan itu perhatiannya langsung tertuju kepada seorang gadis yang sedang duduk menatap bunga-bunga nan indah di depannya. “Kelihatannya Sang Ratu juga butuh ketenangan,” batin Nata seraya tersenyum, gadis yang dia lihat di depannya itu tak lain adalah Rena Triyatna Irish. Nata mulai berjalan menghampirinya dari belakang. “Kelihatannya anda sangat menyukai bunga-bunga itu, Ratu Rena,” sapa Nata setelah dia berdiri di samping Rena. “Ya, bukankah bunga-bunga di sini terlihat begitu indah? Siapapun pasti akan menyukainya,” ucap Rena sembari menatap Nata dan tersenyum manis. “Dia memang sangat mirip denganmu, N
Baca selengkapnya
Bab 105: Tekad Kuat Sang Legenda
Lagipula sejak awal dia sudah siap untuk situasi seperti itu, karena itulah dia sudah menyiapkan rencana cadangan andaikan tidak ditemukan cara untuk membebaskan Putra dan Laksmi. Sebab itulah Nata memerintahkan mereka mencari dua kategori sihir terlarang lainnya, dia berniat menggunakan kedua sihir itu jika tidak ditemukan cara untuk menetralkan sihir mind control milik musuh. Minggu ini adalah minggu terakhir sebelum mereka turun ke medan perang untuk melawan Kerajaan Iberis, dikatakan bahwa saat ini pasukan Kerajaan Iberis, Dicentra dan Fragaria sudah mulai merangsek masuk ke wilayah Kerajaan Thymus tepatnya di Kota Raksa. Pasukan gabungan Kerajaan Thymus dan Nigella juga mulai terdesak mundur setelah penyihir Decagram Kerajaan Iberis yang baru diturunkan ke medan perang. Hari ini para petinggi dari Kerajaan Irish dan Wisteria berkumpul untuk menyusun strategi perang. Nata mulai menjelaskan bahwa pasukan Kerajaan Wisteria akan terbagi men
Baca selengkapnya
Bab 106: Nata Menggunakan Dua Sihir Terlarang (part 1)
Malam harinya Nata terduduk lesu di kursi kamarnya, dia termenung menatap pekatnya malam dari kaca jendela. Beberapa kali dia menghela nafas dalam, ada satu hal masalahnya yang belum selesai saat ini. Dia masih belum bisa menentukan siapa kira-kira orang yang akan mewarisi kekuatan, pengetahuan dan seluruh ingatannya jika dia berhasil menggunakan sihir terlarang soul shifters. “Nata,” terdengar suara Elis dari luar kamarnya sembari mengetuk pintu kamarnya. “Masuk saja Lis,” kata Nata sambil berbalik menatap pintu yang perlahan terbuka, tampak Elis datang sendirian. “Ada apa?” tanya Nata seraya mengerutkan alisnya. “Aku sudah mendengar semuanya dari Vana, dia bilang untuk menggunakan sihir soul shifters kamu memerlukan seseorang yang akan menjadi pewaris ingatan, pengetahuan dan kekuatanmu. Karena itulah aku datang ke sini untuk mengajukan diri,” jawab E
Baca selengkapnya
Bab 107: Nata Menggunakan Dua Sihir Terlarang (part 2)
Desir angin yang bertiup mulai mereda seiring dengan Nata yang menghentikan rapalannya, mereka berdua membuka matanya. Tapi tubuh Elis mendadak oleng kehilangan keseimbangan, dengan sigap Nata langsung menangkap tubuhnya. Tubuh Elis terasa begitu dingin, Nata saat itu juga langsung membawa Elis di pangkuannya menuju kamar diikuti oleh Vana dan Liani. “Maaf,” ucap Elis perlahan, tapi Nata hanya tersenyum lalu membaringkan tubuh Elis di kasur. “Liani, Vana tolong jaga Elis. Aku akan menggunakan satu sihir terlarang lagi,” ucap Nata disambut dengan anggukan kepala oleh Vana dan Liani. Setelah Liani periksa ternyata aliran mana di tubuh Elis sudah terkuras hingga kelelahan, Liani yakin Nata juga merasakan hal serupa tapi entah mengapa Nata bisa menahannya. Nata sendiri langsung kembali ke ruang perpustakaan istana, dia kembali menulis huruf rapalan sihir yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini dia akan
Baca selengkapnya
Bab 108: Efek Samping Sihir Terlarang
Nata cukup lama menunggu di taman istana sampai akhirnya Elis datang menemuinya. Tepat setelah dia datang Nata langsung memeriksa kondisi Elis, tapi tidak ada yang aneh dengan aliran mana di dalam tubuhnya. Semuanya terlihat normal, hanya saja entah mengapa pikiran mereka saling terhubung satu sama lain. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Elis. “Kemungkinan besar ini adalah salah satu efek samping sihir terlarang soul shifters yang kita gunakan,” jawab Nata di dalam hatinya. “Begitu ya,” batin Elis. “Ya, itu adalah hal yang paling masuk akal. Pada akhirnya sihir terlarang itu memang sebagai penghubung, andaikan aku tiada maka semua ingatan, pengetahuan dan kekuatanku akan langsung berpindah kepadamu,” timpal Nata yang kembali berbicara dalam hatinya. Setelah tahu apa yang terjadi dan tidak ada hal buruk menimpa Elis akhirnya merek
Baca selengkapnya
Bab 109: Berangkat ke Medan Perang
“Aku… Aku tidak ingin konsetrasi pikiranku terganggu. Aku tidak akan bisa bertarung dengan tenang jika kamu juga bertarung di medan perang, pikiran kita saat ini saling terhubung satu sama lain. Karena itu aku harap kamu memakluminya, aku juga akan memberitahukan hal ini kepada yang lainnya,” jawab Nata. “Awalnya aku berpikir mungkin tidak akan ada masalah jika kamu turun ke medan perang, tapi setelah aku pikir-pikir kembali. Aku tidak akan bisa tenang saat mendengarmu dalam kesulitan ataupun bahaya,” sambung Nata dengan lirih. “Baiklah, aku akan diam di tenda saja dan berdoa untukmu,” tukas Elis dengan pelan, entah mengapa dia sedikit terkejut mendengar ucapan Nata seperti itu. Hatinya juga ikut berdebar-debar tidak karuan. “Terima kasih banyak, aku benar-benar bersyukur bertemu denganmu di era ini,” kata Nata sambil tersenyum. “Ya, aku ju
Baca selengkapnya
Bab 110: Tiga Sihir Tingkat Legenda
Hanya selang beberapa saat setelah Elena lenyap kini dari kejauhan Nata sudah bisa merasakan pancaran mana yang amat dahsyat. Dua orang penyihir terlihat melayang di kejauhan, tak lain itu adalah Putra dan Laksmi. Nata menutup matanya dan menghela nafas dalam, perlahan kedua matanya dibuka kembali lalu merentangkan kedua tangannya ke samping. “Putra! Laksmi! Maafkan aku! Hari ini aku tidak akan membiarkan kalian berdua melewatiku sejengkalpun! Karena itu, tunjukan tekad kalian berdua kepadaku! Aku yakin kalian tidak akan diam begitu saja dalam kendali musuh!” teriak Nata dengan sangat kencang. Saat itu juga langit mendadak mendung, tanah langsung berguncang hebat hingga beberapa bangunan di sekitar Kota Buana langsung runtuh. Riuh angin yang menderu langsung terdengar bergemuruh hebat, suara guntur di langit terdengar menggelegar secara beruntun. Putra dan Laksmi tidak diam saja, mereka langsung merentangkan kedua tangan mereka b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status