Semua Bab Menantu Paling Oke: Bab 51 - Bab 60
92 Bab
Bab 51. Nasehat dan Semangat Pioneer
 "Nasehat seorang bijak bak  bulir-bulir indah menakjubkan, yang secara ajaib akan rutin memberikan kesejukan  di hati dan pikiran." by Wisnu.  "Nah iya kan,  Wisnu?  Kamu bisa meng-golkan tender yang ini.  Kemampuan bahasa inggrismu memang sudah mumpuni.  Dan kemampuan negoisasi bisnismu juga makin meningkat.  Selamat ya,  Nak!""Terimakasih,  Papa.  Itu juga karena persiapan yang matang,  juga atas banyaknya bantuan papa dan kak Bari.  Wisnu masihlah anak bawang yang tidak banyak tahu.  Mohon bimbingannya terus ya,  Pa?" Wisnu merasa terbang ke langit ke-7 tinggi sekali dan indah. Dia mau di situ saja,  jangan sampai turun.  Semangatnya lagi keren banget.  "Ya pastilah,  Wisnu.  Kau kan menantuku.  Artinya juga seperti anakku.  Selamanya akan kuanggap sama seperti Bari dan Sinta.  Tidak ada sedik
Baca selengkapnya
Bab 52. Sepi Ing Pamrih
 "Sepi ing Pamrih berarti  ketulusan, tak ada maksud tersembunyi ingin dibalas dengan apapun." by Darmanto.  "Sayang trus bisnis outlet line baju cewek tomboy bagaimana, sudah kau mulai belum? Kayaknya lebih asyik memanjakan suamimu daripada bisnismu hehe, ya kan? Bener gak Sin?" Wisnu bertanya menggoda."Iya bener, Mas. Ahai! Emang bener sih,  Sinta ga membantah, karena enak nganu itu.  Masssss ... Sayang ... Jadi inget kalau hari ini malam jum'at. Saatnya kamu menggocekku loh." Sinta langsung menyingkap rok dasternya sehingga pahanya terpampang menantang.  Wisnu melirik dan tersengat tapi dia pura-pura ga tau.  Matanya sok asyik liatin hape.  "Emangnya bola,  digocek?  Kalau bahasa jawa itu gocek artinya adalah memegang. Eh lucu wkwkwkkw.  Perasaan biasanya kita melakukannya tanpa lihat hari deh, Yank. Spontan aja. Kenapa mempersoalkan malam jum'at seg
Baca selengkapnya
Bab 53. Rame Ing Gawe
 "Rame ing gawe artinya bersungguh-sungguh atau giat bekerja." by Arto. "Ada apa lagi, bengong lagi, Nak? Heran, hobi kok bengong." Kakek Darmanto datang mengagetkan jantung Wisnu. "Ah, Kakek. Sukanya ngagetin. Untung jantung Wisnu kuat, Kek. Gimana kalau dia lompat? Bisa-bisa susah cari penggantinya. Ga ada toko jualan jantung kan?" Wisnu cekikikan sambil meredakan kekagetan tadi.  "Ya habisan kamu, Wisnu, suka bengong kan kasihan Sinta?"  Lagi-lagi kalimat ini.  Duh dejavu! Batin Wisnu berkata 'Rasanya itu kalimat kesukaan Kakek sehingga diulang terus. Andai itu kalimat iklan, sudah berapa milyar pendapatan kakek ya. Pasti banyak banget.' Duh Wisnu tepok jidatnya sendiri menanggapi kegajean pikirannya sendiri. "Ada apa, Kek.  Ada keperluan apa mencari Wisnu?" Wisnu kepo juga kakek Darmanto  kenapa mencarinya ya? Apa minta tolong  dimandikan?
Baca selengkapnya
Bab 54. Kekuasaan Sesungguhnya
 "Kekuasaan bukan untuk menguasai tapi mencari kebaikan terbaik diantara banyak pilihan."by Bari.  "Kak Bari favoritnya kaya Mbok ya?  Klo wajahnya suka yang kayak gimana?" Wisnu mulai meneliti. "Tentunya wajahnya suka yang kaya Mbok juga. Eh hihihi. Salah ding.  Maksudnya pas masih muda dulu.  Jangan yang ap tu det kayak sekarang, Den. Udah ruwet banyak lipatan hehe.  Mana ga bisa disetrika kan?  Saya juga ga ikhlas.  Sumpah!" Mbok Tirto lucu sekali menunjukkan gigi ompongnya.  "Up to date,  Mbok.  Ah Simbok ayo dengerin podcast Wisnu,  ada pelajaran bahasa Inggris lho.  Biar bisa lancar ber cas cis cus cueeees hehe, biar lancar ga keseleo melulu bibirnya," ajak Wisnu. "Apa Den,  kulkas? Untuk simpen buah ya?" Perbedaan antar generasi ini,  hehe mencoba terus klik berkomunikasi.  "Bukan,  bukan kulk
Baca selengkapnya
Bab 55. Sejarah Perjuangan Kakek
  "Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai sejarah,  sekacau apapun itu." by Darmanto.   "Damai,  ayo kalian berdamai. Den Bari,  Den Wisnu.  Damai itu indah lho?  Kalau enggak,  Mbok akan ngambek ga mau ngomong ke kalian 1.001 hari loh?  Hayo 1 ... 2 ... 3 ...!" "Ampunnnn,  Mbok,  janganlah ngambek kasian aku dong.  Sehari aja udah kangen, gimana 1.001 hari? Eh itu kayak judul dongeng jadul ya. Maafin Bari dong Mbok, ya, please?" Bari panik dan berusaha melihat wajah Mbok Tirto,  tapi mbok ART tua itu malah berpaling.  Eh rupanya ngambek. "Mbok,  maafin Wisnu juga,  ya?  Ayo dong?  Aish ...  Katanya penggemar,  kok ngambek  yang digemari.  Hayo tak gelitikin lho, Mbok! Dijamin geli banget!" Wisnu ancang-ancang mempersiapkan jarinya untuk gelitikin.   "Gara-gara kamu sih,  Wis!" tuduh B
Baca selengkapnya
Bab 56. No Pain No Gain
 "No pain no gain,  tidak ada sesuatu hal yang gratis, semua kesuksesan memiliki kisah perjuangan bersusah payah penuh keringat dan doa." by Darmanto "Sudah kan?  Itu saja yang perlu kakek ceritakan.  Nah sekarang semua tergantung kamu,  Wis.  Mau cerita inspiratif sebanyak 1.001   kaya mbok Tirto juga  percuma, kalau cuma disimpan,  tidak diterapkan." "Ya Kek, Wisnu paham kok. Wisnu akan memilih dan memilah, apa yang cocok bagiku akan kuambil. Begitu juga sebaliknya. Maturnuwun terimakasih, Kek." Wisnu tersenyum tulus.  "Iya, sama-sama, Nak. Lain kali cerita soal kehidupanmu juga, ya? Sebenarnya semua kisah pasti ada nilai negatif dan positifnya dan itu bisa memberi makna pada orang lain. Apapun bentuknya. Percaya kan?""Iya, Wisnu percaya hal itu. Tapi jujur dari kehidupanku ga ada sesuatu yang spesial kek, cuma dua hal istimewa dalam hidupk
Baca selengkapnya
Bab 57. Kerja Kerja Kerja
 "Kerja keras harus diiringi kerja cerdas.  Kerja cerdas juga mesti dilindungi doa bernas. Maka keberhasilan akan menetas." by Darmanto. "Nah,  kakek dah bercerita panjang lebar.  Bagaimana dengan kisahmu,  anak muda? Bagaimana kau bisa menjerat cucuku ke pelukanmu?"   "Aduh, kok menjerat sih Kek, kaya Wisnu penipu kelas kakap aja sampai harus menjerat. Sinta itu bulan bersinar dan Wisnu seperti pungguk, Kek." Wisnu ngikik perlahan lagi.  "Heleh jadi kaya pepatah terkenal,  pungguk yang merindukan bulan dong, yea?" tanggap kakek mengangguk-angguk.  Sementara itu Hendra pamitan keluar mau ganti baju dan istirahat.  "Pak,  Wisnu,  aku pamit dulu ya.  Capek gerah mau mandi, sholat trus tidur. Bye!""Selamat istirahat,  Pa." Wisnu yang menjawab.  "Nah iya, Kek. Sampai detik ini, Wisnu
Baca selengkapnya
Bab 58. Mengenali Kelemahan Diri
 "Mengetahui tentang diri sendiri, baik kelemahan maupun kekuatan akan memudahkan jalan menuju kesuksesan." by Wisnu.  "Kalau aku  jujur,  pasti  kamu ga percaya,  Ed. " Wisnu tersenyum-senyum sendiri. "Try me.  Aku pasti percaya kok. Kenapa malah meragukanku? Dari pertama datang saja aku sudah percaya kamu,  Nu.  Kamu tu orangnya polos, jujur dan baik.  Kecuali hmm ... kurasakan pada identitasmu sebenarnya. Hayo bilang jujur aja,  Bro!" Edi menyemangatinya.  "Hmm ... Baiklah, my friend. Aku akan kasih tahu identitasku sebenarnya, tapi kamu harus rahasiain dulu,  Ed. Sampai keadaan semuanya lebih kondusif untuk diungkap.  Karena memang sekarang belum saatnya diungkap. Aku masih harus berjuang sebentar lagi. Sanggup?  I believe in you. Aku percaya padamu." Wisnu memakan nasi pecelnya dengan menggunakan jemarinya.  Itu cara makan den
Baca selengkapnya
Bab 59. Mengelola Manusia
 "Hal paling sulit dalam pekerjaan adalah menangani manusianya.  Karena manusia mempunyai keinginan, nafsu dan emosi yang sering membelokkan tujuan asal." by Wisnu.   "Kamu itu cuma kaya karena jadi menantu,  cuma bayangan orang kaya,  Wisnu.  Bukan asli kaya seperti mertuamu,  atau kakekmu yang bekerja dari 0. Nah lalu kenapa kamu sombong sih?" Kelvin ketus bicara.Wisnu lalu menjawab dengan santai, "Lho saya sombong gimana sih, Kelv? Dimana, kapan? Apanya yang disombongkan? Anda sendiri cuma putra mahkota, langsung kaya dengan sendok emas di mulut kan?" sergah Wisnu kesal. "Bravo!  Benar itu.  Dan sungguh serasi dengan Sinta yang juga sama kondisinya kan?" Kelvin percaya diri."Apa yang serasi itu selalu baik?  Kadang ehem ... seringkali orang justru mencari yang tidak sama, unik,  kalau orang Jawa bilang tumbu oleh tutup,  sehingga sali
Baca selengkapnya
Bab 60. Cinta Diantara Mereka
  "Hati adalah sebuah misteri keindahan tersendiri, tak tahu dia akan bermula dan berakhir, tapi janganlah berakhir karena hati tetap di sini untuk memaafkan dan mengerti." by Sinta.    "Sudah malam jumat lagi, Sayangku. Aku capek sih tapi juga sedang bergairah tumpah.  Tunaikan tugas enak,  yuk?"  ajak Sinta sambil begitu saja melepas celana jeans ketat yang dari tadi dikenakannya.   Wisnu cuma melongo. Batinnya bernyanyi mes** 'Hah dahsyat, cuma melepas celana saja,  istriku sudah turn me on' "Bergairah tumpah itu apa,  Yank?" Wisnu jadi ikut-ikutan melepas celana dalamnya, siap-siap ga ada salahnya kan? Lagian sudah engap rasanya.   "Ya melihat suamiku siap siaga gitu, meski awalnya ikut-ikutan, jadi tumpah meruah gairahku hehe." Sinta melepas baju kaosnya. Jadi sekarang dia hanya berpakaian dalam saja. Warna dalaman hitamnya tampak seksi di tubuh putih mulusnya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status