All Chapters of Menantu Paling Oke: Chapter 1 - Chapter 10
92 Chapters
Bab 1. Pernikahan yang (tak) Salah
"Cinta adalah keindahan, dan keindahan adalah kamu. Kamulah cinta itu Sinta." by Wisnu.  Suatu perhelatan pernikahan akbar nan indah sedang berlangsung. Banyak tamu kalangan the haves yang berdatangan, ikut memeriahkan acara high class yang jarang terjadi ini. Siapa tak kenal pengusaha sekelas Hendra Wiguna? Pemilik perusahaan transportasi yang menguasai pasar Asia ini memang begitu jadi fenomena untuk abad ini. Putri keduanya yaitu Sinta yang cantik, rupawan, elegan dan sedikit tomboy ternyata memilih Wisnu, pemuda berwajah sederhana dan dari kalangan biasa sebagai suaminya. "Apa-apaan sih si Sinta, kuliah jauh-jauh ke Jogja dapatnya kere. Ga kasihan apa, papa mamanya mendapat malu? Kasihan mereka, mas Hendra dan mbak Joyce!" "Salah, Mam. kayaknya justru si cowok ini, siapa tadi namanya? Wisnu? Cih, namanya kayak dewa tapi melarat! Dia yang k
Read more
Bab 2. Insting Alami
"Cinta itu penuh makna kau dan aku. Jangan ambil pusing pada apapun di luar aku. Fokuslah pada cinta kita. Aku mencintaimu, titik!" by Sinta.  Mama Joyce, mama tiri Sinta, berbisik kepada teman-teman sosialitanya yang tampak sedikit mengerutkan kening karena kadar 'kesederhanaan'  menantunya yang nampak sangat menonjol."Ah ... yang penting Sintanya ga ngambek dan minggat kaya dulu, ibu-ibu. Bisa kena serangan jantung papanya, aku ga mau kejadian begitu lagi. Mendingan sekarang mengalah, ntar mudahlah bisa diatur." Wanita cantik dan modis ini menjentikkan jemarinya yang berkuku runcing dan berkutex merah tua itu. "Maksudnya bisa diatur bagaimana, Jeng?" tanya ibu muda yang membawa tas warna hijau botol branded mewah dan limited edition. "Yah, ada deh! Kepo ya? Lihat dan tunggu saja tindakan adik iparku selanjutnya hihihi." Papa Sinta sendiri, suami mama Joyce, Hendra Wiguna,
Read more
Bab 3. Malam Pertama yang Tertunda
"Ketika pertemuan cinta di ujung lara, sanggupkah hati mencerna dan melahirkannya kembali ke suci?" by Wisnu-Sinta Otomatis pelukan sepasang penganten baru ini jadi lepas! Oh sial! Lagi enak-enaknya kan, astaga.Lalu terdengar teriakan  suara cempreng wanita. "Wisnu! Sinta! Woiii, masih sore ini, jangan ngendon di kamar aja dong! Mentang-mentang penganten baru udah ga sabar aja! Hari masih panjang keles?"  "Apa-apaan sih Tante! Ga sopan deh! Ini sudah jam 10 malam kali, wajar dunk kami bersiap bobok?" Sinta memberengut, sebal banget, keasyikannya jadi terganggu. Moment indah teruhui dalam hidupnya jadi ambyar. Mana udah basah di bawah sana, elah."Sabar, Sin. Sama tante harus sopan ya. Ntar kita restart lagi ya hihi. Kita bukain pintu dulu, yuk?" Wisnu yang sudah separo turn on jadi mengusap peluh. Wisnu lalu beranjak menuju pintu kamarnya. Dia membuka pintu dan mendapati tan
Read more
Bab 4. Keluarga Baru Tercinta
    "Tantangan ada untuk ditakhlukkan, jangan takut  bisa atau tidak, selama semangat terus membara. Niscaya semua  akan indah pada akhirnya."by Wisnu     Sinta tampak berpikir sejenak dan mempertimbangkan jalan keluar terbaik. Om tantenya dari dulu emang suka cari gara-gara. Suka ngedrama tanpa babak. Kurang kerjaan banget deh! Ahai! Sinta ada ide! Apakah idenya layak untuk dilakukan? Wisnu itu suaminya, bukan mau jadi  ART di keluarganya. Lha kok jadi kaya gini? Dan perihnya suami Sinta itu nampak legowo alias ikhlas nan santuy saja menjalaninya. Elah! Sinta yang gak mau! Ga rela. "Oke Mas. Gini aja deh, aku mau lihat keadaan  papa dulu, Mas, katanya tadi kan mabuk. Ntar skalian akan kupanggilin Samsu aja bantuin kamu ya, Mas?" Sinta memegang tangan suaminya manja. Duh hasrat itu mesti tertunda. "Boleh deh, tapi minta bantuan ya niatnya,  jangan nyur
Read more
Bab 5. Malam Pertama
    "Cinta bukan hanya sekedar penyatuan dua hati, tetapi nyatanya adalah penggabungan semangat dua keluarga." by Sinta   "Brukkk. Augghh!"  Suara berdebum  mengagetkan kedua insan di malam pertamanya itu.   Sinta kaget dan terbangun, dia melihat suaminya sudah terduduk sambil meringis. Sinta dengan terburu-buru menghampiri suaminya, tapi karena nyawanya belum berkumpul karena baru bangun, dia ikut terjatuh. Brukk.  "Aww astaga!" jerit lirih Sinta bersamaan dengan Wisnu yang tertimpa tubuh istrinya.  Sinta mengusap matanya dan memandang suaminya. Wisnu yang ikut kaget karena benda hangat empuk wangi yang menimpanya tiba-tiba lalu juga memandangi istrinya. "Kau tidak apa-apa?" tanya penganten baru itu berbarengan satu sama lain. Mereka berpandangan lagi. Lalu merasa mereka sangat lucu dengan kondisi saling berpelukan, dan linu
Read more
Bab 6. Niat Baik
  "Tegap berdiri menghadapi tantangan yang datang. Bak pantai siap diterjang ombak kecil sampai besar." by Wisnu     "Wisnu, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Hendra dengan pandangan sedikit meremehkan ke arah menantunya.  "Ya tentu saja boleh kok, Pa?" Wisnu jadi deg-degan juga. Kenapa ya, papa Hendra mau tanya apa sih. Satu dua tiga .... "Kamu mau kerja di kantorku? Tapi Wisnu, pendidikan terakhirmu kan tidak cocok dengan apa yang diminta perusahaan, sayang sekali!" Papa Hendra menggelengkan kepalanya dengan gemas.  "Iya sih, Pa. Pendidikan terakhir Wisnu  adalah S1 sastra Inggris. Wisnu hobi belajar bahasa, Pa." "Nah itu dia! Kamu kenapa milih jurusan ga bonafid gitu sih, astaga! Apa bapakmu gak mengarahkan? Uh dasar ...  Memangnya kau mau mengajar para pegawai di kantorku dengan bahasa Inggrismu? Huh kan itu tidak pada tempatnya. Payah!" "Wisnu mau kok
Read more
Bab 7. Nilai Sebuah Nasehat
  "Nasehat menurutku saripati kalimat yang bisa memberikan pencerahan, semacam jalan keluar dari himpitan masalah. Tetapi perjuangan terutama ada di kekuatan diri." by Wisnu   "Boleh Kek, dengan senang hati Wisnu akan lakukan. Oiya Kakek mau ganti baju apa?" "Jas kemeja celana lengkap, dasi,  juga tas kerja soalnya aku mau pergi ke kantor hari ini. Jangan lupa sepatu dan kaos kaki bersih ya?"  "Lho kakek masih aktif di kantor ya? Hebat! Joss tenan, Rek!" Wisnu ga sadar dialek Jawa Surabayanya jadi keluar. Itu hanya tercetus saat dia bersama orang yang bisa membuatnya nyaman. Kakek Darmanto yang belum satu jam diakrabinya rupanya sudah memberinya rasa itu. "Nggak sih, Wisnu. Cuma sesekali aja ngantor, toh itu dulu kantor yang kubangun dari 0 bulat kan? Kerja anak-anak muda itu, sesekali harus diawasi, Nak. Hendra itu pintar berbisnis, tetapi dia tidak pandai menilai perangai orang jadi kadang masih te
Read more
Bab 8 Wisnu Pegawai Baru
  "Tekad membaja bagai tertempa makin kuat dengan tantangan  "Hai Wisnu, jangan bengong aja dong! Segitu herannya sama gaya sarapan keluarga kaya ya? Biasa aja kali, kamu tu jangan bersikap malu-maluin!" seru tante Mirna sambil mencomot sebuah sandwich. Sinta memelototi tantenya. Keadaannya yang kurang tidur dan masih nyeri di area kewanitaannya membuatnya jadi gampang emosi.  "Tante, jangan merusak mood kita semua dong. Ini masih pagi lho, sudah  aja membuat suasana jadi kacau! Perlu ya hina suamiku terus, setelah memperlakukan dia kayak kuli kemarin? Apa sih tujuan Tante sebenarnya?" Sinta menaruh sebuah gelas yang dipegangnya dengan keras sampai air putih di dalamnya jadi sedikit muncrat.   Wisnu terkejut,  dia memegang jemari tangan istrinya dengan erat,  dia kuatir nanti malah masalah yang sesungguhnya bukan masalah ini, jadi berkepanjangan.  "Tidak apa-apa, Sayang. &
Read more
Bab 9 Lugu bin Katrok
  "Suasana baru,  tempat baru,  hidup baru memberikan tantangan tersendiri untuk ditakhlukkan.  Bisakah aku?" by Wisnu   "Wisnu?  Wisnu kan namamu?  Sebagai pegawai baru,  buatin kita seruangan kopi dong?"seru senior laki-laki berkepala botak di kantor W-Transport bagian administrasi gudang itu.  "Iya nama saya Wisnu.  Mohon bimbingannya. Baiklah akan saya buatkan kopinya.  Dapur pantrynya di sebelah mana ya, Pak?" "Kamu jalan aja lurus ke arah sana nanti ketemu kok pantrynya sebelah kanan. Ga akan tertukar baunya khas harum kopi dan roti soalnya." Si bapak botak kasih keterangan. "Pak,  ngapain sih nyuruh anak baru?  Kan ntar orang pantry juga kasih kopi dan teh bentar lagi ?" Pemuda bernama Edi yang tadi satu-satunya teman yang mau senyum pada Wisnu protes.   "Diem Lo, Ed.  Ga papa kali, namanya pegawai baru bisa diterima di sini ad
Read more
Bab 10 Sendiri Tapi Tak Sepi
  "Sendiri dan sepi membuat hati jadi lebih berintropeksi." by Wisnu.    "Iya benar.  Ada yang bisa saya bantu,  Mbak?" "Anda dipanggil Pak Darmanto di ruangan kantor depan.  Mari saya antarkan,  Pak?" Hmm ada apa ya?  Semua teman ruangan Wisnu mengangkat wajah penuh keingintahuan. Kecuali Edi yang cuek saja. Dia lagi fokus mengecek tumpukan laporan.   "Wisnu kenapa ya dipanggil Pak Darmanto? Wisnu emangnya siapa sih?" Si Jabrik tampak kepo banget.  "Nah iya,  siapa Wisnu? Bukan siapa-siapa kali! Siapa tau dia dipanggil cuma   disuruh bersihin meja barangkali. Atau ngepel.  Hmm atau dikasih kerjaan tambahan admin?" Si botak berusaha menganalisa.  "Iya tuh,  mungkin saja." Seumur hidup mereka kerja di perusahaan W-Transport, tak pernah sekalipun dipanggil pak Hendra Wiguna,  the big boss,  apalagi atas
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status