All Chapters of Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA: Chapter 61 - Chapter 70
75 Chapters
Batal Nikah
Archand bingung harus bagaimana untuk menanggapi keluarganya itu. Dia berharap keputusan yang di buat oleh keluarganya adalah keputusan yang tepat. Meskipun Archand tahu mereka selalu saja mengambil keputusan secara sepihak. Archand merasa sedikit kecewa dengan keluarganya itu. Namun, apalah daya dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima keputusan itu, karena dia juga mencintai gadis yang akan di jodohkan dengannya.“Gimana, kamu mau kan? Lagian mama lihat kamu cinta kok sama Florensia, pasti sekarang kamu jadian sama Florensia kan?” tanya sang mama.“Ah mama, harus ada persetujuan Florensia dong. Mama gak bisa bikin keputusan sendiri. Nanti Florensia bisa marah sama aku.” tukas Archand.“Mama kan udah diskusi sama tante Anantasya, kamu gimana sih, Nak. Yang penting di antara kalian ada kecocokan. Mama pengen banget bisa besanan sama tante Anantasya. Soalnya mama kan udah bersahabat sama tante Anantasya dari kecil.” tukas
Read more
Kepergian Diandra
Pagi itu Florensia mengetuk pintu kamar Diandra, gadis itu mengetuk pintu kamar sang kakak berkali-kali. Namun, tetap saja dia tak kunjung menerima jawaban apapun dari sang kakak. Hampir satu jam gadis itu berdiri di depan pintu, tapi tak juga menerima respon apapun dari pemilik kamar. Akhirnya Florensia memutuskan untuk mendobrak pintu kamar Diandra. Gadis itu menggunakan seluruh tenaganya untuk mendobrak pintu kamar sang kakak. Seketika gadis itu kaget saat memastikan kamar tersebut kosong, gadis itu segera memeriksa di setiap sudut dan membuka kamar mandi untuk memastikan keberadaan kakaknya di sana. Perlahan semilir angin memasuki kamarnya melalu jendela yang terbuka. Sehingga meniupkan selembar kertas dan menutupi wajah Florensia.  Ternyata Diandra menitipkan pesan melalui selembar kertas itu, gadis itu membaca pesan yang di tuliskan Diandra pada selembar kertas itu. Florensia membacanya dengan teliti. Dia tampak tak percaya dengan keputusan sang kakak.*** 
Read more
Mencari Ketenangan
Diandra berada di sudut kamarnya, gadis itu masih memikirkan adiknya yang diam-diam dia tinggalkan saat gadis itu sedang melaksanakan rutinitasnya setiap pagi. Diandra mencuri kesempatan untuk kabur dari rumahnya sendiri. Dia meninggalkan sepucuk surat kecil di atas meja. Namun, semilir angin telah meniupnya dan membungkam mulut sang adik dengan keberadaannnya di depan wajah cantiknya. Gadis itu hanya menangis karena merindukan adik semata wayangnya. Meskipun tak terlalu dekat, tapi mereka saling merindukan keberadaan satu sama lain. Sejak kecil mereka saling menjaga satu sama lain, terutama Florensia yang selalu menjaga Diandra dengan kelebihannya yang mampu melawan musuh yang siap menyerang kakaknya. Begitu juga dengan Diandra, yang bersedia memenangkan lomba lari saat Florensia kekurangan uang untuk membayar uang semester kuliahnya, saat mereka jauh dari jangkauan orang tua. Mereka memutuskan untuk tidak meminta uang terus menerus kepada orang tua. Apala
Read more
Mencari Hadirnya
Mendengar pernyataan dari gadis itu, bik Narsih pun tersenyum. Seketika dia mengingat putri tunggalnya yang kini sedang bekerja di perusahaan milik keluarga Aldhinara. Namun, hingga sekarang putri tunggalnya itu belum bisa pulang untuk menemui dirinya. Mereka hanya berkomunikasi lewat telepon. Bik Narsih sangat merindukan keberadaan putrinya itu.Dia berharap suatu saat nanti putrinya bisa pulang menemuinya. Akhir-akhir ini dia selalu saja sibuk dan jarang memberikan kabar ke bik Narsih.“Bibik kenapa diam?” tanya Diandra penasaran.“Bibik gak apa-apa, Non. Bibik hanya rindu dengan putri bibik, sudah lama bibik tidak bertemu dengannya. Bibik sangat rindu.” sahut bik Narsih dengan raut wajah sedih. Tersirat sebuah kerinduan yang mendalam di benaknya. Wanita tua itu berusaha tegar dan menutupi kesedihannya. “Kalau boleh tahu putri bibik bekerja di mana?” tanya Diandra.“Dia bekerja di perusahaan den Archa
Read more
Ceritakan Tentang Kita
Sesampainya di rumah sakit gadis itu bergegas menghampiri ruang depan. Diandra mengabaikan Suci yang masih duduk di dalam mobil untuk membayar ongkos taksi online. Diandra berlari menuju lift yang akan membawanya ke lantai atas, menurut informasi dari Suci, Florensia di rawat di lantai empat. Setelah sampai kelantai empat gadis itu mengehentikan langkahnya di meja perawat dan menanyakan keberadaan Florensia. Setelah mendapatkan informasi dari perawat Diandra bergegas menuju kamar VIP yang letaknya paling ujung. Diandra membuka pintu ruangan tersebut, dan langsung menangis ketika memastikan bahwa yang terbaring di brankar itu benar-benar adiknya.Diandra berlari mendekati adiknya lalu memeluknya, gadis itu sangat prihatin ketika melihat kondisi sang adik yang sangat lemas, bibir dan kulitnya seketika berubah pucat karena terlalu banyak pikiran. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, ternyata Florensia mengalami kurang darah dan harus secepatnya mendapatk
Read more
Darah Untukmu
Archand memasang wajah melas terhadap sang mama, agar mendapatkan perhatian yang sama seperti yang di dapatkan oleh Florensia. Pria itu berharap sang mama masih menyayanginya ketika sang mama sudah mendapatkan menantu sepertinya Florensia. Archand berharap kasih sayang sang mama terhadapnya tidak akan berkurang.“Yang mana sakitnya, Sayang? Sini aku tiupin.” Florensia meraih punggung tangan kekasihnya lalu meniupnya dengan penuh kehangatan. Hal tersebut membuat Renata semakin mengganggumi dirinya. Dia tersenyum menatap wajah Florensia yang terlihat cantik, sudah cantik dia juga merupakan wanita yang baik.“Yang ini, Sayang. Tiupin tolong! Biar sakitnya hilang.” sahut Archand.“Jangan lebay kenapa sih, Florensia itu masih sakit, Nak. Suami macam apa kamu ini? Seharusnya kamu yang dampingin istrimu.” Renata cengegasan, dia berharap suatu saat nanti mereka akan berjodoh dan melangkah ke jenjang pelaminan.“Suami? Kapan aku
Read more
Kepulangan Florensia
Sudah tiga hari Florensia terbaring lemah di rumah sakit, kondisinya sudah mulai pulih dan sudah kembali bertenaga. Florensia sudah bertemu dokter dan sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya. Saat itu gadis itu sedang menikmati makanan dari kekasihnya, dia mencicipi makanan itu dengan lahap, karena kekasihnya menyuapinya dengan porsi yang pas. Bagaikan pasangan suami–istri. Begitulah romantisnya kisah cinta mereka. Mereka hanya berdua saja di ruangan itu. Sementara Diandra, Revan dan Renata sedang menyiapkan kejutan di rumahnya. Archand mengecup kening kekasihnya itu. Gadis itu terlihat cantik dengan rambutnya yang terikat. Archand merawatnya dengan penuh perhatian, dia gak meninggalkan kekasihnya di saat sakit sekalipun. Dia tetap mencoba setia dengan kekasihnya itu. Cinta mereka begitu kuat dan saling menaruh rasa percaya terhadap satu sama lain.“Sayang, kamu mau makan apa nanti? Kalau aku ada waktu kita keluar yuk. Sekalian temani Kak Revan dan Diand
Read more
Saat Terindah Denganmu
“Archand!” teriak Florensia. “Apa Sayangku? Kalau kangen gak usah teriak-teriak begitu dong, malu di dengarkan mama. Kalau kamu pengen bareng sama aku, yuk! Kita nikah!” ajak Archand yang memengang kue tart dan lagi dia menempelkan krim itu ke wajah mulus milik kekasihnya. Archand berlari kecil seraya tertawa ketika melihat wajah kekasihnya yang terlihat salah tingkah.“Cie-cie.” sorak Diandra, Renata dan Revan serempak. Mereka menyaksikan dua pasangan yang sedang di mabuk asmara itu. Rasanya bahagia ketika melihat keduanya saling mencintai. Revan dan Diandra tak menyangka bahwa adik-adiknya telah tumbuh dewasa dan mampu saling menjaga layaknya pasangan suami istri. Terkadang ada rasa iri saat menyaksikan kebersamaan mereka. Mereka memotong kue tart tersebut dan memberikannya kepada adik-adik mereka. Revan memberikan kue itu kepada Archand adik kandungnya, begitupun juga dengan Diandra. Dia memberikan kue tart itu kepada Florensia, sebagai tanda sa
Read more
Hari Pernikahan
Akhirnya momen yang yang di tunggu telah tiba, di mana Diandra dan Revan akan melaksanakan ijab kabul. Diandra duduk di meja rias dan menatap wajahnya yang sudah di oles dengan riasan make up. Gadis itu tampak cantik dengan balutan busananya. Kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya, jantungnya berdegup cepat saat menyadari momen yang selama ini dia nantikan akhirnya tiba juga. Diandra tersenyum dengan pantulan wajahnya sendiri. Dia mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia pada hari itu.“Kak, calon suaminya sudah menunggu di depan. Ayo kita susul dia sekarang!” Florensia sudah berdiri di ambang pintu untuk menjemput sang kakak. Sejenak Dinadra terpana saat melihat penampilan sang adik yang terlihat lebih cantik dari dirinya. Diandra mengangguk dan menuruti perkataan sang adik. Diandra menggenggam tangan Florensia dengan erat dan mengikuti langkah sang adik untuk menuruni anak tangga yang akan membawa mereka ke lantai bawah. Florensia menuntun sang kakak dengan
Read more
Kejutan Hari Ulang Tahun
Saat itu jam menunjukkan pukul sembilan pagi, di mana kedua pasangan pengantin tesebut masih betah di dalam kamar. Diandra memandang wajah suaminya dan membalas tatapan lembut wajahnya. Diandra mengagumi ketampanan suaminya itu, wanita itu memeluk erat suaminya untuk mendapatkan kehangatan setelah pagi datang membawa kesejukan.Revan menyadari ada seseorang yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. Pria itu membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh istrinya dengan erat pula. Tak lupa dia mencium kening sang istri. Pria itu tampak bahagia ketika mendapati keberadaan wanita yang sudah sah menjadi miliknya. Saat Diandra ingin mencium suaminya tiba-tiba saja Diandra mual-mual. Wanita itu segera melepaskan pelukan suaminya dan berlari menuju kamar mandi. Hal tersebut membuat Revan bertanya-tanya apakah pertempuran tadi malam telah berhasil? Revan berharap jika istrinya benar-benar hamil. Revan tak sabar untuk segera memiliki momongan.“Kenapa Diandra? Apakah kita s
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status