All Chapters of Jerat Cinta Sang Milyarder: Chapter 41 - Chapter 50
171 Chapters
Mencari Pekerjaan Baru
"Celine, kamu mau ke mana dengan pakaian itu? Jam kerjamu nanti siang, 'kan?" Kalimat bernada heran keluar dari mulut Rayyan saat Celine hendak keluar dengan penampilan rapi dan pakaian semi-formal. Istrinya juga membawa sebuah tote bag yang Rayyan sendiri tidak tahu isinya apa."Em, itu ... aku mau bertemu dengan Pak manajer."Celine tersenyum gugup. Memilih mengalihkan perhatiannya ke arah lain dibanding harus menatap mata suaminya. Dia telah berbohong dan Celine tidak berani untuk bicara jujur kalau dia ingin mencari pekerjaan. Sudah dipastikan, itu akan membuat Rayyan semakin terbebani. "Rayyan, aku tidak bisa lama-lama. Tolong jaga Al, ya."Rayyan yang ingin kembali membantah perkataan istrinya, terpaksa menelan kembali setiap perkataan yang ada di ujung lidahnya. "Hati-hati di jalan, Celine."Hanya anggukan kepala yang Celine lakukan untuk membalas perkataan Rayyan. Dia segera pergi dari rumah terburu-buru, ada banyak tempat yang ingin dia tuju. Meski dia s
Read more
Ingin Menghancurkanmu
Lelah mendera. Seharian Celine telah mengirimkan beberapa lamaran. Seharian juga dia mendatangi pertokoan dengan berharap ada yang bersedia menerimanya bekerja langsung. Sebuah toko roti tadi sempat mewawancarainya, kebetulan toko itu sedang kekurangan pegawai. Awalnya dia berpikir, jika keberuntungan telah berpihak padanya. Akan tetapi, semua itu hanya harapannya saja. Kenyataannya, saat dia hampir ditawari pekerjaan, seseorang datang dan mengajak orang yang mewawancarainya bicara. Hingga pada akhirnya dia harus menerima kenyataan jika dirinya tidak diterima tanpa alasan. Penolakan yang tidak masuk akal. Dirinya bahkan diusir setelah itu. Padahal awalnya tidak ada masalah. Celine tidak mengerti kenapa keadaan tiba-tiba berubah secepat mungkin. Terlebih, hal janggal itu terjadi tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Dia diwawancarai, lalu saat baru mau diterima, orang tersebut dipanggil. Setelah itu, sama seperti apa yang terjadi sebelumnya, dia tidak terima tanpa diberita
Read more
Wanita Angkuh
"Makanlah." Celine menatap makanan yang ada dalam piring itu tanpa selera. Dia tidak tahu kenapa dirinya berada di restoran bersama Dominic. Perut sialan. Rasa lapar telah membuatnya malu bukan kepalang. Hingga Dominic memaksanya untuk pergi restoran lebih dulu sebelum benar-benar pulang.  "Kenapa? Kau tidak suka?" Kepalanya terangkat. Celine mendelik sinis. Makanan di depannya terlihat sangat enak, beaf steak yang sudah dilumuri sauce dilengkapi makanan pendamping lainnya, tapi masalahnya, dia sama sekali tidak suka jika yang memberikannya adalah pria tidak tahu diri seperti Dominic. "Ya, aku ingin pulang. Kau membawaku ke sini tanpa persetujuanku." "Aku hanya tidak tega membiarkan orang yang berbuat baik padaku kelaparan. Perutmu tadi sudah menjelaskan semuanya," ungkap Dominic sembari meminum wine miliknya.  "Aku tidak—" KRYUKKK. Wajah Celine memerah. Perutnya kembali berbunyi hingga kepalanya spontan tertunduk. Su
Read more
Jangan Memperlakukanku Seperti Bayi
"Mama!"Suara anak kecil terdengar begitu matanya melihat Celine muncul dari balik pintu dengan wajah lelah. Akan tetapi, kali ini fokusnya lebih pada mainan yang ada di sekelilingnya. Mobil remote yang membuat anak laki-laki berusia sekitar enam tahun itu tampak sangat senang."Al, ini mainan dari siapa?"Celine tidak ingat pernah membelikan mainan mahal tersebut. Semua, mainan Arion saat masih kecil pun, tidak mereka bawa dan ditinggal begitu saja di rumah mereka sebelumnya. Rayyan dulu sering sekali membelikan mainan yang mahal untuk anaknya setiap kali gajian. Suaminya ingin Arion seperti anak-anak lain. Walau pun anaknya sendiri tidak pernah meminta. Beruntung, Arion tidak rewel saat semua mainannya tidak mereka bawa."Oom Dominic, Ma. Katanya, ini hadiah buat Al," jawabnya sambil memberikan senyum lebar. Memperlihatkan deretan gigi-giginya yang putih. Matanya berbinar-binar, seakan benar-benar senang dengan semua mainan yang Dominic berikan beberapa hari la
Read more
Memilih Wanita
"Jadi sekarang, kamu tidak bekerja?" tanya Rayyan begitu Celine selesai menceritakan semuanya. Matanya bisa melihat ekspresi murung yang menghiasi wajah istrinya. Celine pasti sangat kelelahan mencari pekerjaan seharian. Rayyan sama sekali tidak menduga kalau wanita itu menyembunyikan semuanya dari dia. Kesal? Sedikit. Beruntungnya dia tidak tahu dari orang lain karena Celine dengan cepat memberitahunya, walaupun itu terlambat."Tapi kamu tenang saja, aku akan mencari pekerjaan lain secepatnya. Aku janji, aku akan membiayai pengobatanmu."Celine menggenggam tangan Rayyan dan mengecupnya. Dia harus mendapatkan uang agar suaminya bisa sembuh. Walaupun Celine ragu ketika mengingat seharian ini dia bahkan tidak diterima di mana pun. Mungkin besok dia harus mencari lagi sembari menunggu jika saja ada panggilan dari salah satu surat lamaran yang dia titipkan.Sayangnya, Rayyan justru menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dia tidak setuju dengan Celine. Tentu ini lebi
Read more
Rebut Saja Dia
"Kamu sudah tua, Dominic. Cepatlah menikah, pilih wanita yang kausuka. Jangan wanita jalang itu," ucap Daisy pada sang anak. Dia masih sedikit tidak terima dengan apa yang telah dilakukan oleh Tiffany. Wanita yang awalnya dia anggap sebagai calon menantu, ternyata berani mengkhianati anak kesayangannya. "Ma, berhenti mengaturku. Aku tidak mau memikirkan masalah pernikahan untuk saat ini."Siapa pun wanitanya, Dominic yakin, wanitanya akan menjadi incaran bagi Jared. Temannya memang seperti sengaja dan ingin merebut setiap orang yang dekat dengannya. Lagi pula, dia tidak bisa memilih wanita sembarangan. Pengalaman pahit saat dirinya dikhianati oleh Tiffany, masih membuatnya bertanya-tanya, apa yang kurang darinya? Walau dia tidak mencintai Tiffany, tapi perselingkuhan tersebut cukup melukai harga dirinya. Seolah memang dia bukanlah pria yang menarik. "Jangan bilang, kamu masih memikirkan wanita itu?""Wanita siapa? Siapa yang kaupikirkan, Son?" tanya K
Read more
Insiden tak Terduga
Rayyan berjalan pelan di pinggir trotoar dengan ekspresi senang yang membingkai wajahnya. Meski dia tidak bisa berjalan dengan lancar seperti dulu, tapi semua itu tidak melunturkan semangatnya untuk terus melangkah mencari nafkah. Rasa lelahnya akan terbayar lunas begitu dia pulang dan mendapatkan upah untuk anak istrinya. Masih dengan perasaan senang luar biasa, Rayyan berhenti melangkah dan menatap kana-kiri sebelum melintas di jalanan yang cukup ramai itu untuk menghentikan angkutan umum di seberang jalan. Sialnya, tidak terlihat seseorang yang mau membantunya menghentikan mobil-mobil yang kini melaju kencang. Seolah tak memberi izin baginya untuk melintas. Rayyan harus berkali-kali bersabar dan terus tersenyum sampai kendaraan sedikit mengurai. Dia mulai melangkah pelan sembari melambaikan tangannya untuk memberi tanda kalau dia akan melintas. Jalan yang merupakan pertigaan itu tampak masih ramai dan pengendara tidak mau mengalah atau hanya sekadar membiark
Read more
Aku Menyelamatkan Suamimu
"Apa ini? Bisa kalian jelaskan padaku?"Satu persatu, Celine menatap ke arah dua orang yang membawanya. Sesuai ucapan Dominic, orang-orang suruhan itu datang untuk menjemputnya. Masih dengan rasa penasaran yang tak terjawab, dia dan anaknya harus ikut. Celine sengaja membawa Arion karena khawatir jika Dominic akan macam-macam dengannya. Ditambah sang anak juga tidak ada yang menjaga di rumah. "Maaf, Nona, kami tidak bisa menjelaskannya. Kami hanya ditugaskan untuk menjemput Anda," jawab salah seorang yang duduk di samping pengemudi. Melalui kaca spion, matanya bisa melihat orang tersebut tampak canggung dan takut padanya. "Kenapa? Apa yang kalian sembunyikan?" Mata Celine memicing curiga. Dia merasakan firasat buruk. Pikiran negatif jika Dominic akan menculiknya atau bahkan melakukan 'kejahatan' padanya, seketika kembali terlintas. Namun Celine menggeleng saat ingat jika lelaki itu memanggilnya ke rumah sakit, bukan rumah. Walaupun dia bingung s
Read more
Kelicikan Dominic
Celine tidak beranjak sedikit pun dari tempat duduknya. Matanya terus menatap pintu ruang ICU di depannya. Air matanya tak berhenti meleleh. Kecelakaan tersebut membuat kaki suaminya menjadi semakin parah. Ada tulang kaki yang sedikit bergeser dari tempatnya dan itu harus dilakukan operasi. Celine sampai merinding saat mendengarnya, walau dia tidak punya pilihan lain selain mengiyakannya. Beruntung, dokter bilang kalau Rayyan sudah sedikit lebih baik dari saat dibawa ke sini. Meski demikian, mengingat operasi memiliki tingkat risiko buruk saat dilakukan di malam hari, dokter mengatakan akan melaksanakan operasi itu esok. Celine hanya bisa pasrah dan menunggu di sana. Sadar kalau Tuhan sedang mengujinya saat ini. Cobaan datang bertubi-tubi ke dalam hidupnya. Tidak mengapa jika dia harus dipecat dan kelaparan, tapi tidak jika harus melihat suaminya terluka. Celine tidak sanggup melihat bagaimana Rayyan menghadapi kenyataan ini. Rasanya, air mata saja tidak cukup untuknya me
Read more
Selingkuhan?
Berjam-jam berlalu, operasi Rayyan telah dilakukan dan Celine yang masih belum diizinkan masuk, hanya diam bersama Arion serta Daisy yang menemaninya. Pandangannya masih sendu, asyik menatap pintu tanpa niat sedikit pun untuk berpaling. Di sampingnya, Arion yang masih tidak tahu apa-apa, sedang terlelap di pangkuan Celine. Berbeda dengan Daisy yang menatap prihatin. Anaknya telah membuat masalah dengan menyebabkan sebuah keluarga menderita. Meski semua itu ini juga berawal darinya. Daisy ingin mengatakan kalau Dominic yang telah menabrak suami wanita itu, namun dia juga akan terbawa salah karena dialah yang membuat anaknya tidak fokus menyetir. Gara-gara perkataannya yang terus mendesak Dominic, kecelakaan pun harus terjadi. Alhasil, Daisy harus setuju ketika Dominic memintanya untuk merahasiakan apa yang terjadi. "Sabar, Sayang. Suamimu akan baik-baik saja."Tak ada yang bisa dilakukannya selain mengelus punggung Celine. Mengurangi kesediha wanita itu. Ha
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status