All Chapters of Anathema: Back to the Past : Chapter 21 - Chapter 30
122 Chapters
Part 20 - Gold Warehouse
Siang yang terik, Aisyah dan Desti pergi mencuci pakaian di sungai. Orang zaman dahulu ternyata jika ingin mencuci pakaian harus pergi ke sungai untuk mendapatkan air yang cukup, beda dengan jaman sekarang. Zaman sekarang banyak sekali fasilitas mencuci baju, ada mesin yang bisa membantu kita mencuci baju, dan juga ada layanan jasa mencuci baju--laundry. Entah bagaimana bisa kita yang sudah terbiasa dengan alat-alat super canggih kembali ke masa lalu, di mana jaman masih belum mengenal teknologi sama sekali. Kita patut bersyukur dan memanfaatkan teknologi yang ada, jangan malah digunakannya dengan hal yang tidak ada manfaatnya serta mendatangkan keburukan bagi diri kita dan orang lain. Sepertinya dalam beberapa hari kedepan Aisyah dan Desti akan mencuci pakaian satu rumah sampai kaki Bu Iis sembuh dari keseleonya. Ya, mau bagaimana lagi, mereka berdua harus menanggung resiko jika tetap melanjutkan misi membantu Sumelika. Terlihat Aisyah dan Desti yang kelelahan terus me
Read more
Part 21 - Golden Wolf Cave
Tono dan saudara-saudaranya tampak sedang merencakan sesuatu. Aisyah dan Desti bersembunyi dan mendengar rencana mereka. "Besok atau beberapa hari lagi, kita akan datang ke goa serigala untuk mendapatkan harta karun yang nilainya triliunan, sebelum itu kita akan menghabisi para serigala-serigala di sana terlebih dahulu agar kita bisa mendapatkan harta karun serigala." Ucap Tono, tersenyum. "Tapi apa itu tidak terlalu beresiko? Kita bisa saja tewas di sana oleh para serigala itu, Kak. Selain itu, para warga bisa menyerbu kita karena telah mencuri harta karun serigala di goa." Yanto, khawatir. "Iya, apa Kakak tidak dengar dengan geganasan Ratu Iravati?" tanya Johan. "Tidak akan, tujuanku ke sini adalah aku akan menunjukkan sesuatu yang bisa mecegah kekhawatiran kalian semua itu terjadi.""Meminta sesuatu ke manusia kelelawar?" Gohan heran mendengar perkataan Tono. "Iya! Kita akan meminta sesuatu ke manusia kelelaw
Read more
Part 22 - The Fire Provocation(1)
"Aargh, panas!" Sumelika merasakan kepanasan di jantungnya."Kenapa, Mel?" tanya Rindu."Kagak tau, tiba-tiba jantung gue panas, enggak tau kenapa." Jawab Sumelika."Mending segera diobati, ayo kita ke tabib, rumahnya enggak jauh dari sini." Ajak Rindu, khawatir. "Iya, Rin.""Terus kagak tau kenapa, mendadak gue keinget sama Ibu gue di masa depan, kayanya ada kejadian yang nimpa Ibu gue." Pikir Sumelika."Ah, itu hanya perasaan. Kamu berdoa aja, karena rasa sakit muncuk dari pikiran kita sendiri.""Hmm, bener sih. Mungkin lo parno, Mel, atau jangan-jangan lo shock melihat keadaan goa ini." Di masa depan, keadaan Malika dan rumahnya benar-benar menyedihkan. Malika terus mengaung dan menangis sehingga menimbulkan kebisingan. Komplek perumahan yang ditinggali Malika juga menjadi berisik, para warga perumahan pun merasa sangat terganggu karena suara Malika. Secara logika mereka normal, siapa yang tak terganggu jika ada
Read more
Part 23 - Bat Virus
Di masa lampau, Aisyah dan Desti bersembunyi di balik lemari sebari mendengarkan apa yang direncanakan oleh Tono dan para saudaranya di ruangan bawah tanah. Mereka berbicara di depan patung kelelawar. Patung kelelawar memiliki ciri-ciri fisik bertelanjang dada, berkepala pelontos, memiliki telinga kelelawar yang panjang ke atas, tangannya bersayap, memiliki kuku tajam dan gigi bagaikan drakula. "Mereka mau ngapain yak?" Desti yang terus memerhatikan mereka, tampak penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan."Hust! Diem dulu! Nanti juga kita bakalan tau mereka bakalan ngapain." Ujar Aisyah. Tampak, Tono membacakan mantra-mantra ghaib, lalu pelan-pelan dia masukan sehelai rambut ke dalam jantung patung manusia kelelawar raksasa. Di saat rambut itu sudah dimasukan, tiba-tiba saja mata manusia kelawar itu menjadi merah menyala, perlahan-lahan tubuhnya yang hanya sekedar batu berubah menjadi makhluk hidup sungguhan. Terlihat tubuhnya berwarna hijau, da
Read more
Part 24 - The Fire Provocation(2)
"Nanti saya jelaskan semuanya tentang ini, Bu. Sekarang kita harus mencari Sumelika, Tania dan Rindu terlebih dahulu, takutnya mereka bertiga kenapa-kenapa!" tegang Aisyah."Aduh, yasudah-yasudah, ayo!" Mereka berdua pun ikut mencari Sumelika, Tania dan Rindu di dalam hutan. Pertama-tama mereka mendatangi goa serigala, karena siapa tahu mereka masih ada di sana, dan benar saja, mereka bertiga masih ada di goa serigala, mereka sedang melihat-lihat emas di sana. "Syukurlah, kalian ada di sini. Rewas Ibu téh tadi nyariin kalian, kirain kalian itu udah pada pulang." Ucap Bu Iis, dengan logat bahasa sunda. Sumelika, Tania dan Rindu kaget. Mengapa Aisyah, Desti, Bu Iis dan Romi datang dengan sangat rusuh? "Ini kenapa ya? Kenapa kok kalian dateng kesini rusuh? Ada apa?" Sumelika, bertanya-tanya. "Mel, lo harus tau apa yang gue temuin tadi!" kata Aisyah, yang napasnya masih tersenggal-senggal. "Meman
Read more
Part 25 - The Story of the Wolf Palace
Senja tiba, setelah 6 jam ribuan siluman kelelawar menyerang seluruh warga Desa Tengkorak, menjadikan Desa Tengkorak berbau nanah karena semua warganya sudah terkena penyakit cacar api. Para warga sekarang berada di rumahnya masing-masing, mereka semua kesakitan. Terlihat salah satu keluarga di sana seluruh tubuhnya terkena cacar api kelelawar yang sangat parah. Untung saja Sumelika dan kawan-kawannya aman di gubuk yang berada di tengah hutan milik orang tua Bu Iis yang sudah lama meninggal.Sesudah menunaikan sholat magrib, mereka dihidangkan dengan makanan yang disajikan Bu Iis di meja makan kayu. Tampak ada nasi dengan sajian daun singkong yang dimasak dengan bumbu kuah, dan juga ada buah sawo segar di sana. Sumelika, Aisyah, Tania, Desti, Rindu dan Romi sangat menikmati masakan buatan Bu Iis, masakannya sangat enak, tak kalah dengan masakan di jaman modern. "Wah, masakannya enak banget, Bu." Tania memuji masakan Bu Iis setelah menyantap masakannya sampai habi
Read more
Part 26 - 3 Evil Creatures
GOMPRANGG!"Astaghfirullahaladzim! Suara apa itu?" Bu Iis, terkejut."Sebentar Romi periksa dulu, Bu." Ujarnya. "Eh, jangan! Biar Ibu yang periksa." Kata Bu Iis."Jangan, Bu, kalo itu maling gimana? Kan bahaya, Bu.""Ah, takut kok sama maling.""Bu, Aisyah temenin ya." "Jangan, Nengg! Jangan repot-repot, Ibu bisa jaga diri kok." "Yaudah, kalian duduk sini aja, nanti sehabis Ibu cek keadaan dapur, Ibu mau cerita lagi, hehe.""Iya deh, Bu. Tapi makasih banyak ya, Bu, Ibu udah mau percaya sama kita, kita enggak nyangka Ibu bisa percaya sama kita dan enggak anggap kami penipu atau pembohong. Aku juga bertermakasih ke Romi sama Rindu yang udah percaya sama perkataan kami, aku enggak nyangka bisa dibantu sama kalian semua." Sumelika, terharu dengan Bu Iis, Romi dan Rindu."Ah, santai aja, Sumelika. Kan itu sudah kewajiban untuk saling membantu, benar kan, Romi, Rindu?" "Iya, benar banget,
Read more
Part 27 - The Secret of the Last Generation(1)
Pagi harinya, Aisyah dan teman-teman Sumelika yang lain bersyukur karena Sumelika sudah terbangun. Mereka berkata kalau Sumelika tidur seharian, Sumelika heran mengapa dia bisa tidur seharian. Sekarang mereka semua sedang berbincang-bincang di meja makan. "Emangnya lo habis ngapain, Mel? Sampe tidur seharian gitu?" tanya Tania. "Gue kagak ngapa-ngapain, Tan. Seinget gue habis makan, gue langsung tidur ke kamar karena ngantuk banget, habis itu gue bangun malam besoknya. Bangun-bangun kepala gue pening, terus gue keringet dingin, kagak enak banget itu, apalagi hawa malamnya bikin gue udah kagak tahan lagi."Di sana, Sumelika juga menceritakan mimpinya semalam yang cukup mengerikan. Dia menceritakan bahwa dia bertemu dengan Ratu kuyang, Ratu genderuwo, sampai Ratu ular, mereka bertiga mengincar tulang sumsum dan darah Sumelika yang mereka anggap spesial. "Ya ampun, bukannya tulang sumsum sama darah lo udah lo kasih ke kuntilanak hitam yang
Read more
Part 28 - The Secret of the Last Generation(2)
"Rahasia dan keistimewaaan apa yang dimaksud Ibu, Bu?" Sumelika penasaran dengan rahasia dan keistimewaan yang Bu Iis bicarakan, ia sangat penasaran mengapa keistimewaan sekaligus rahasianya menjadi incaran para makhluk ghaib yang jahat sekarang. "Sebenernya Ibu sungkan berbicara tentang semua ini, Ibu takut kalian tidak percaya dengan apa yang Ibu katakan seperti waktu itu kamu takut mengatakan yang sebenarnya kepada Ibu."  Bu Iis menuangkan air dari kendi ke gelasnya yang masih terbuat dari tanah liat, ia meminum air itu supaya diriya tak tegang untuk memberikan penjelasan kepada Sumelika. "Saya percaya kok, Bu. Soalnya, saya udah diteror sama makhluk-makhluk ghaib semenjak tangan saya berubah jadi tangan serigala sewaktu di sekolah belakangan ini." Ujar Sumelika, menyakinkan Bu Iis untuk bercerita tentang keistimewaan dan rahasianya. "Kalau gitu, Ibu akan ceritakan semuanya ke kamu ya, Neng. Tapi kamu jangan kaget, lagian Ibu juga baru
Read more
Part 29 - Zombie
Romi masih memperhatikan kondisi Desa Tengkorak yang cukup memilukan, Romi menutup hidungnya dengan menggunakan tangannya, bau yang ia cium sangat menyengat. Bau cacar api membuat Romi memuntahkan seisi perutnya karena tak tahan lagi, ia pun pergi dari sana, tetapi dia dikejutkan dengan kedatangan Rindu di sana. "Dorrr!" kejut Rindu, pada Romi.Refleks, Romi berteriak karena terkejut melihat Rindu yang mengkagetkannya dari belakang. "Ya ampun, Rindu. Lo ngagetin gue!" tutur Romi yang gaya bicaranya berubah menjadi gaul seperti Sumelika dan kawan-kawan, Rindu yang mendengarnya langsung tertawa terpingkal-pingkal. "Hahahaha, hahahaha." Kekehnya yang tak henti-henti. "Kenapa?""Hahaha, kamu ini ya, sekarang sudah pakai bahasa Sumelika dan kawan-kawannya, hahaha." "Memangnya kenapa? Kan keren.""Hahahaha, bukannya keren malah aneh, Rom. Kita ini kan hidup di jaman baheula, masa iya kamu pake bahasa jam
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status