Semua Bab Suami Mutualisme: Bab 51 - Bab 60
147 Bab
Bab 51 Apa Dante Masih Mencintaiku?
Dante berdecak sambil membuang wajahnya ke samping. "Cik, ayolah Yoona! Ini bukan soal berniaga, tapi kita sedang berusaha membina rumah tangga yang bahagia." Melihat senyum mengejek Dante dengan cepat Yoona menepis ibu jari pria itu yang sedang memegangi dagunya. "Aku tahu, dan aku hargai itu, tapi masalahnya disini hatiku sebagai jaminannya. Aku tidak bisa membuatnya terluka lagi, ayolah!" "Baiklah, apa yang kamu inginkan sebagai jaminan. Aku pria miskin asal kamu tahu Yoona," ucap Dante mengingatkan. Yoona sedikit menundukkan wajahnya merasa malu jika kembali mengingat hal itu. "Aku tahu, jika kamu pria kaya mana mau aku menikah denganmu." Yoona kembali membenamkan wajahnya di dada Dante dan mulai mencari kenyamanan. "Ya, dan maaf soal itu. Aku tidak bisa mengikuti semua permainanmu," desah Dante yang juga merasa bersalah. "Jadi bagaimana? apa kita bisa memulai dari awal? Aku tidak akan memaksamu untuk melakukan hubungan ranjang, Yoona. Kit
Baca selengkapnya
Bab 52 Apa Kamu mencintai Yoona, Dante?
Entah mengapa Yoora sudah bisa memastikan bahwa Dante akan mencecar dirinya dengan berbagai pertanyaan. Walau bagaimanapun itu memang hak Dante untuk meminta kejelasan lebih detail dari masa lalu mereka. "Baiklah Mom, aku akan mengantarnya," sahut Dante cepat. "Tidak usah repot," tolak Yoora dengan tegas. "Tapi aku memaksanya kakak ipar, karena aku memang melewati tempat tujuanmu," desak Dante lagi seolah itu adalah perintah mutlak. Dante mendekati Yoona berdiri tepat di sisi Yoora yang sedang berdiri di sisi lain ranjang "Untuk nanti malam kamu ingin dibawakan apa?" Suara lembut Dante benar-benar terdengar indah di telinga Yoora membuat dadanya berdegup seolah pertanyaan itu terlontar untuk dirinya. "Aku ingin pizza dan chicken wings," pinta Yoona terlihat begitu gembira dengan perhatian dari Dante. Dengan mengacak rambut Yoona Dante kembali berkata. "Baiklah, akan aku bawakan. Ada lagi?" tanya dante memastikan karena dia tahu
Baca selengkapnya
Bab 53 Pertemuan Barack dan Dante
"Karena aku belum bisa membalas budi mereka Dante. Aku ingin bekerja dan membuat mereka bangga karena telah membesarkanku," jawab Yoora cepat. "Bukankah selama ini kamu sudah menjadi anak yang baik dan penurut Yoora. Semua orang tua pasti bahagia jika melihat anak-anaknya bahagia, bukan?" "Tapi hidupku tidak sesederhana itu Dante! Tidak semudah yang orang lihat," desah Yoora dengan menghapus sudut matanya. Sejak hari itu Dante tidak pernah tahu apa alasan sebenarnya Yoora selalu menolak untuk memperkenalkan dirinya kepada orang tua Yoora. Yang Dante tahu Yoora memang gadis pendiam dan lembut. Selalu tampil rapi dan feminim, hanya itu yang Dante tahu tentang Yoora. Dante memang merasa kecewa kepada Yoora karena tidak memberitahukan kebenaran akan masa lalu yang sebenarnya terjadi. Mungkin jika mendengarnya sebelum menikah yang pertama kali dia akan bersimpuh dihadapan Yoora dan meminta wanita itu kembali. Tapi Dante bisa memastikan pada dirinya sendiri
Baca selengkapnya
Bab 54 Cium Aku
'Sial, ternyata dia sedang berbicara dengan seseorang. Aku pikir dia memanggilku sayang. Tunggu apa aku cemburu? Dan siapa yang dipanggil sayang?' Karena penasaran walaupun dengan jalan tertatih Yoona menghampiri Dante dan memeluk pria itu dari belakang.  "Aku mau es krim Dante. Ajak aku makan es krim." pinta Yoona semakin mengeratkan pelukannya. "Nanti Deddy telpon lagi." Dante langsung memutuskan sambungan dan memasukkan ponselnya kedalam saku.  "Siapa yang kamu panggil sayang Dante? Apa kamu mulai selingkuh dariku?!" Yoona melepaskan tangan yang tadi memeluk Dante erat.  Padahal jelas tadi Yoona sendiri mendengar Dante memanggil dirinya Daddy. Tapi sepertinya Yoona memang sedang membuat perkara dengan Dante. "Apa kamu mulai cemburu." Dante menahan pergerakan Yoona dengan menarik tangan wanita itu. Dengan gerakan dan sangat hati-hati Dante mengangkat tubuh Yoona hingga membuat Yoona dengan cepat melingkarkan ta
Baca selengkapnya
Bab 55 Seharusnya Kamu mencari suami Kaya
Yoona tersenyum menatap wajah Hasan. Memang benar apa yang dikatakan oleh Hasan, Dante memang sudah membuatnya bahagia. "Dante pria yang baik Ayah. Dia juga sangat perhatian pada Yoona. Ayah tidak usah khawatir," jelas Yoona menenangkan. Dengan ditemani oleh Hasan, Yoona menikmati sorenya dengan begitu damai. Sampai Dante pulang Yoona masih bersandar pada tiang gazebo dengan mata terpejam. Dante hanya bisa menatap lekat wajah Yoona yang sedang terlelap sambil duduk. "Bagaimana bisa dia tertidur dengan posisi seperti itu?" "Begitulah Yoona, dia bisa tidur dimanapun dan kapanpun dia mau. Lebih baik kamu pindahkan ke atas karena angin semakin kencang di sini." ujar Malik dengan menepuk pundak Dante. "Ya, Bang. Akan saya angkat."  Tanpa menunggu lagi Dante langsung membawa Yoona pindah ke kamar mereka dan membaringkannya dengan sangat hati-hati. "Sepertinya dia habis minum obat makanya tidak terbangun saat aku pindahkan." Sete
Baca selengkapnya
Bab 56 Kapan Milikku Menusukmu Yoona?
"Ya sudah ayo turun!" Dante sedikit mendorongnya bahu Yoona. "Aku mau gendong Dante," rengek Yoona manja yang langsung mendapatkan kerutan di wajah Sulis dan Anna. "Kamu ini berat Yoona, saat Malik menggendongmu dari atas ke bawah itu masih mudah, tapi ketika Dante menggendongmu dari bawah ke atas pasti dia sangat keberatan," desak Sulis mengingatkan. 'Yoona minta di gendong oleh Bang Malik? Cik perempuan ini bisa-bisanya masih bersikap seperti itu!' keluh Dante dalam diamnya. "Biar Dante gendong Bun." Dante langsung berdiri dengan mudahnya walaupun Yoona dalam pangkuannya. "Jangan lupa minum obatmu Yoona!" teriak Sulis saat Dante sudah menaiki tangga. "Akan Dante ingatkan Bunda!" jawab Dante sedikit berteriak menjawab ucapan Sulis. Dante membaringkan tubuh Yoona dengan sangat hati-hati. Menurut Dante tubuh Yoona terasa lebih ringan dari biasanya semenjak istrinya sakit. Dante mengambil obat Yoona yang harus diminum malam hari
Baca selengkapnya
Bab 57 Pemotretan
Siang itu Yoona sudah sangat kelelahan mengikuti kemauan Ainun dan Sulis mengatur pose dalam pemotretan yang diadakan di rumah Sulis. Ini adalah baju kedua yang Yoona kenakan. "Yoona senyum dong. Ini akan kita gunakan untuk undangan," decak sulis kesal karena yoona selalu memasang wajah datar. "Yoona lelah Bun, ini sudah keseratus gaya yang bunda minta!" Yoona terus merenggut dengan kaki yang di hentak-hentakan berulang kali. "Dua kali lagi Sayang ... jika yang ini hasilnya bagus maka semua selesai," bujuk Ainun lembut. "Tadi juga Mommy dan Bunda bilang seperti itu," dengus Yoona karena pada kenyataannya mereka selalu mengulang gaya yang sama. Dante mendekatkan bibirnya di telinga Yoona. "Setelah ini bagaimana jika kita makan eskrim?"  "Benarkah! Tapi aku mau B&B, bagaimana?" tanya Yoona dengan sedikit berjingkrak. "Tidak masalah. Aku akan belikan yang paling besar, sepuasnya," tawar Dante lagi. Jika boleh juju
Baca selengkapnya
Bab 58 Apa Aku Jatuh Cinta Pada Mr Dante?
"Ya Rinati. Lain kali akan aku kenalkan kamu dengannya. Baiklah aku pulang dulu dan pastikan kamu mengunci semua pintu dan pasang alarm." ujar Dante sepanjang jalan menuju pintu depan sementara Yoona mengikuti dari belakang. "Hemm, akan aku pastikan alarmnya terpasang. Tapi tahu dari mana aku ada alarm?" tanya Yoona penasaran. Dante mabalik tubuhnya dan menghadap Yoona yang kini berdiri ditengah pintu. "Besi itu, itu, itu dan itu yang tiang setinggi pinggang anak-anak." Dante merangkum wajah Yoona dengan kedua telapak tangannya. "Pokoknya langsung dinyalakan setelah kamu naik ke atas ranjang. Jika tidak aku yang akan masuk ke dalam selimutmu dalam waktu setengah jam." "Hemmm … aku akan mengingatnya." ucap Yoona sambil memandang wajah dante yang kini sedang menatapnya penuh nafsu. Yoona memejamkan matanya saat wajah Dante semakin mendekat dengan nafas yang mulai menyapu wajahnya. Tak lama dari itu Yoona merasa bibir hangat Dante tepat di keningnya deng
Baca selengkapnya
Bab 59 Apa Kamu tidak Ingin Mencoba Yoona?
"Bagaimana jika makan es krim dan cheese cake?" tawar Yoona dengan melipat kedua tangannya dibawa dada. "Dessert yang menarik, baiklah aku mandi dulu." Dante dan Yoona sama-sama masuk ke rumah mereka tanpa menoleh. Dari seberang Marisa mengamati semua pergerakan mereka yang tinggal di atap yang berbeda. "Bukankah mereka mengaku sudah menikah? Tapi kenapa mereka tidak tinggal serumah." Marisa terus berfikir dibalik gorden sampai suaminya mengagetkan dirinya dengan cara mendekap tubuh Marisa dari belakang. "Apa sekarang kamu jadi mata-mata tetangga kita, Sayang?" Pak Yunus langsung mendaratkan bibirnya di ceruk leher Istrinya yang masih sibuk menatap luar jendela. "Apa Papah percaya mereka sudah menikah?" tanya Marisa ditengah desahannya karena kini Pak Yunus sudah mulai menggerayangi tubuh bagian atas Marisa. "Tidak, mungkin sesudah resepsi mereka baru tinggal bersama. Undangannya sudah ada padaku untuk disebarkan pada para warga." Yunu
Baca selengkapnya
Bab 60 Aku Sengaja Mengodamu
Mulai dari ujung kaki bibirnya terus mengarah sepanjang paha Yoona yang mulus nunuju pusat inti Yoona yang sudah memanggil dirinya berulang kali. Bibir Dante semakin naik munju pusat gairah yang akan membakar dirinya hingga benar-benar melebur menjadi abu. Dante menghisap, memainkan lidahnya di ujung inti Yoona yang sudah berkedut entah untuk yang keberapa kali. Yoona meracau menyebut nama Dante berulang.  "Eemmhh … Da-Dante …." Suara Yoona terdengar serak dan menggoda.  Yoona menggelinjang setiap Dante menghisap dan menusuk-nusukkan memainkan lidahnya yang basah pada pusara Yoona yang harum dan hangat. Kaki Yoona membuka semakin lebar memberikan akses pada Dante agar semakin dalam membenamkan wajahnya. Tangan Dante terus bermain memijit dan terus memutar pada ujung inti Yoona, sementara tangan satunya meremas dan memilin dua bukit indah secara bergantian. Yoona merasa ngilu terutama pada intinya yang terus dihisap dan ditekan tepat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status