All Chapters of Suami Mutualisme: Chapter 71 - Chapter 80
147 Chapters
Bab 71 Kitakan Belom Putus
Merasa sudah mendapatkan posisi yang pas Yoona menggesek-gesekan intinya maju mundur hingga lagi-lagi Dante mengerang nikmat, meracau tidak jelas dan meninggalkan bibirnya dan kini beralih pada dada Yoona yang sudah terbuka dengan dua bukit yang menyembul keluar. "Ouch ... good girl … ahhh …" Dante terus meracau tidak jelas ditelinga Yoona yang juga sedang dalam puncak gairahnya. "Emmm, Dante. Bo-boleh aku masukan se-sekarang?" tanya Yoona dengan suara terbata. Sungguh bukan hanya Dante yang hampir gila, bahkan dirinya mungkin lebih parah.  Yoona terus menggesek benda kecil yang bersembunyi di antara lipatan bibir bawah pada batang Dante. Terus memaju-mundurkannya tanpa henti sambil menunggu persetujuan suaminya. "Ya, Honey. Kamu ingin melakukannya di sini hemm? Apa kamu siap beby?" tantang Dante yang sama tidak sabarnya ingin segera memperagakan gerakan baru. "Ya, bisakah?" tanya Yoona dengan tidak sabaran. Ya ampun Yoona, kenapa
Read more
Bab 72 Ya, Aku Mencintaimu, Yoora.
"Abis di kecengin balik gak terima dia. Lagian minta di kenalin sama istri aku buat minta jadi yang kedua. Di kecengin balik malah gak terima. Dasar ABG." "Memeng lagi sering uring-uringan dia, Tahun depan harus kuliah di Jepang. Padahal masih betah disini," jelas Arya. "Loh, kenapa?"  "Perusahaan Rinati pengen ahli warisnya siap dan benar-benar matang sebelum tahta turun ke Azka. Kamu tahulah, perusahaan itu perusahaan besar, dan Rinati butuh pendamping."  "Ya … benar juga. Pantes tuh anak galau banget." Dante ingat saat Azka mengatakan ingin sekolah di Bandung setelah melihat keindahan kota itu. Dante menghabiskan sorenya di kediaman Arya Hermawan sebelum ke tempat mertuanya untuk makan malam dan menjemput istrinya disana.   **   Malam harinya.   Yoona berlari kencang menuruni anak tangga saat melihat mobil suaminya datang dari jendela kamarnya. Disana Yoona juga meliha
Read more
Bab 73 Kenapa Semua Orang Suka Mandi Hujan?
Kenyataan yang baru dia dengar begitu mengerikan. Bagaimana dia bisa menikah dengan mantan kekasih kakaknya. Atau lebih tepatnya kakaknya adalah wanita yang selama ini dicintai oleh suaminya. "Jadi selama ini aku bersaing dengan dia? Aku tidak sanggup Dante, aku lebih baik mundur. Aku tidak sanggup …."  Yoona semakin mengarahkan ujung kepalanya tepat di bawah air. Membiarkan rasa sakit itu menerpa pori-pori kepalanya, mungkin membuatnya amnesia jauh lebih baik. Di rumah Dante masuk dari pintu belakang, berharap bertemu dengan seseorang untuk memberikannya handuk atau apapun agar tubuhnya kering. "Loh,. Dante, Kamu ngapain disitu? Kenapa semua orang suka main hujan, sihh?" tanya Sulis yang benar-benar bingung. "Kehujanan Bun. Tapi Dante gak tahu ini cheesecake-nya rusak atau gak, Kena hujan Bun!" Dante memberikan dua bungkus Cheesecake yang sudah basah oleh air hujan. Sulis menerima bungkusan itu dan melihatnya. "Cuma kardusnya. In
Read more
Bab 74 Aku Pasti Dapat Apa yang Aku Mau
"Tadinya iya, aku mau mengajakmu mandi hujan. Tapi, kayaknya Kamu lagi sibuk sama Yoora." Deg. Dante menahan nafas untuk sesaat sebelum dia menariknya dalam. "Kenapa tidak bergabung? Kalian kakak beradik, bukan? Mungkin kalian bisa saling berbagi per—" Yoona langsung berdiri, menghentikan ucapan Dante dan apapun yang sedang dilakukan oleh pria itu. Sedikit terpancing oleh ucapan Dante yang hendak mengatakan berbagai perasaan. "Aku tidak suka berbagi apapun dengan siapapun, Dante. Terutama dengan Yoora." Yoona menatap netra Dante lekat, berusaha mencari sesuatu yang ingin diketahui. Tapi sayangnya, perisai Dante begitu kita. Yoona hanya dapat melihat warna hazel dengan kuning yang sangat pekat. "Aku lebih baik memberikan apapun yang dia mau dari pada berbagai dengannya." Yoona membalikkan tubuhnya, berjalan cepat menuju pintu dan sudah menggapainya saat Dante dengan cepat kembali menarik dirinya. "Apa maksud Kamu dengan memberikan apa yang Yoor
Read more
Bab 75 Jangan Pernah Melukai Dirimu
 "Lo bisa ambil semuanya Yoora, gue gak butuh semua barang itu. Jika dengan ngambil semua perhatian mereka bisa buat Lo bahagia maka ambillah, gue rela asal Lo balik kayak dulu. Jadi kakak terbaik gue, tapi sayangnya Lo gak pernah puas. Lo jahat Yoora!" Yoona mendorong tubuh Yoora dengan kasar sampai keluar kamar dan membanting pintu setelahnya. "Apa Aku benar-benar anak pungut yang memang tidak pernah diinginkan oleh Bunda. Jika memang Bunda tidak menginginkanku untuk apa dia mengambil aku dari tempat itu?"  Yoona benar-benar tidak tidak tahu kenapa semua bisa berubah. Sikap Yoora semakin menyebalkan, dan Bunda seolah percaya dengan ucapan Yoora, apapun itu. Sejak hari itu Yoona bertekad dalam hatinya untuk selalu membuat ulah dan membuat semua orang marah bahkan membenci dirinya agar Yoora tidak pernah mengganggunya lagi, dan itu berhasil. Ingatan Yoona di masa lalu mengalihkan semua pikirannya sampai dia tidak sadar telah menuangk
Read more
Bab 76 Yoona Mirip Siapa?
Dante memberikan cangkir kepada Yoona dan duduk disamping Istrinya. Harusnya dia sakit hati disamakan dengan barang yang di campakkan. Tapi, mendengar Yoona mengatakan dirinya sangatlah berharga dari emas yang adalah Demian, hati Dante menghangat. "Ya, Kamu benar Sayang. Barang yang sudah dibuang tidak bisa di minta lagi. Walau yang meminta malaikat pencabut nyawa sekalipun. Sekarang si pemilik barang adalah si pemulung yang sedang menyamar. Sebenarnya dia adalah peri cantik yang diutus Tuhan untuk menunjukkan jalan pada si barang bahwa dia sangat berharga." Ana dan Malik yang tidak tahu apapun hanya saling pandang, merasa bingung dengan apa yang sedang dibahas empat orang ini, dan mengapa hanya mereka berdua saja tidak mengerti dengan semua pembicaraan ini. "Jadi yang beruntung ini si pemulung atau barang yang di pulung?" tanya Malik semakin bingung. Yoona menatap cangkirnya yang baru dia sesap, "Seharusnya mereka saling melengkapi dan menutup luka m
Read more
Bab 77 Racun Sepekat Tinta Cumi
Dengan wajah merengut Yoona menghadap suaminya. "Sayang, Aku mau cumi itu lengkap dengan tintanya, tidak pakai sayur dan aku maunya makan pakai tangan." Ucapan manja Yoona sangat kontras dengan wajahnya yang merengut. Dia ingin menunjukkan pada semua orang bahwa dia baik-baik saja, terutama pada Demian dan Yoora. Yoona yakin bahwa Yoora tahu dirinya sudah mengetahui hubungan masa lalu mereka, dan Yoona ingin saudara kembarnya itu berasumsi bahwa apapun yang dia lakukan tidak akan berpengaruh besar terhadap hubungannya dengan Dante. "Sebentar Honey, aku cuci tangan dulu."  Saat Dante membersihkan tangan, Yoora mulai mengeluarkan racunnya yang sama pekatnya dengan tinta cumi yang berwarna menyerupai lumpur.  "Memang nikmat makan dari suapan tangan seseorang yang begitu mencintai kita. Tapi, akan sangat pahit jika pria itu masih memiliki rasa pada orang lain," sindir Yoora. Sial, ternyata benar apa dilakukan oleh Yoona untuk berpura-pur
Read more
Bab 78 Diaman Kamu menemukanmu
"Dante tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini, dan Dante harap kedepannya tidak ada lagi hati yang akan terluka atas keegoisan seseorang." ucap Dante penuh dengan penekanan. Dante menyusul istrinya dan membantu mengemasi barang-barang Yoona tapa berani mengatakan sepatah katapun. Dante tahu luka di hati istrinya benar-benar sudah menganga lebar, ditambah dengan dirinya.  Yoora bangun dari duduknya, tapi dengan cepat Hasan melontarkan pertanyaan yang membuat Yoora diam mematung. "Apa benar Kamu yang sudah menggunting rambut Yoona, Yoora. Dan apa alasannya?" Ini sudah 13 tahun, tapi rasanya baru terjadi kemarin. Pertanyaan ini timbul kembali setelah lama mengendap. Yoora sama sekali tidak berani menatap wajah Hasan yang sedang menatapnya lekat. "Menurut Ayah, apa aku bisa melakukan hal itu? Saat itu bukankah aku tidak ada dirumah, aku menginap dirumah Marni, dan baru pulang saat siang hari. Aku tidak tahu apapun soal itu. Untuk masalah Yoon
Read more
Bab 79 Aku Tidak Bisa Bersaing Dengannya
Hasan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya atas pengakuan Sulis, kesedihan dan kecemasan jelas terlihat di wajah istrinya. Namun, semua bertolak belakang dengan kenyataan selama kurang lebih 16 tahun ini. Dimana semuanya berubah saat anak-anak itu berusia dibangku sekolah dasar. Di mana Sulis lebih sering mengunjungi kamar Yoora dibanding Kamar Yoona. "Jika dia memang benar putriku, lantas kenapa kamu selalu memperlakukannya dengan tidak adil. Aku tahu memang Yoona seringkali membuat ulah hanya untuk mencari perhatian, ingin mendengarkan ucapan sayang dari bibirmu. Tapi apa yang dia dapat, penolakan. Kamu selalu menolaknya berulang kali, selalu mendahulukan saudara kembarnya. Padahal mereka tumbuh di rahim yang sama. Jadi katakan Apa alasanmu dibalik semua ini? Kamu telah melukainya begitu dalam." Hasan melepaskan cengkraman tangannya, duduk bersimpuh di bawah kaki istrinya. "Beribu kata maafku tidak akan pernah cukup untuk menebus semua luka hatinya, tidak, Yo
Read more
Bab 80 Siasat Dante
"Tapi nyatanya dia selalu meminta apapun yang menjadi milikku, yang kini aku tahu bawa semua yang aku miliki memang miliknya. Aku tidak memiliki apapun Dante, mungkin termasuk Kamu. Aku hanya seorang anak yatim yang mereka pungut, yang mereka berikan namanya sebagai putri dari Malik Sidiki. Lebih dari itu ... aku bukan siapa-siapa, Aku bukan apa-apa Dante. Aku bahkan tidak tahu siapa orang yang membuangku, siapa yang sudah membuat aku terlahir dan tumbuh di keluarga itu? Bahkan dia yang menyebut dirinya sebagai Bunda setiap kali bicara padaku nyatanya bukan ibu kandungku, yang nyatanya aku tidak pernah mendapatkan kasih sayangnya, nyatanya aku tidak memili—" "Kamu memiliki Mommy Yoona, ada Mommy Nak, kamu Putri Mommy. Walaupun anak Mommy tidak menginginkanmu lagi Kamu tetap menjadi bagian dari diri Guillermo. Putri Mommy."  Yoona berlari kencang ke arah Ibu mertuanya, yang selalu memberikan kasih sayang yang dia tidak pernah rasakan seperti apa belaian seorang i
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status