Semua Bab Suami Mutualisme: Bab 31 - Bab 40
147 Bab
Bab 31 Gue Semalem Abis Ngapain?
Yoona membuka matanya dengan sangat perlahan, walaupun sebelumnya dia tahu bahwa dirinya tidur di rumah Dante tetap saja membuat Yoona masih merasa kebingungan. Dering ponsel yang terus berbunyi membuat Yona mau tidak mau bangun dari mimpi indahnya. Masih dengan tubuh yang terbalut oleh selimut Yoona mencari keberadaan tasnya yang dia sendiri tidak tahu ada di mana. "Berhentilah! Aku datang," teriak Yoona pada ponselnya seolah ponsel itu dapat mengerti jika dia berbicara dan terdiam. Tapi tidak, ponsel itu terus berdering nyaring. Yoona berusaha mencari sesuatu yang bisa menutupi tubuh polosnya. Yoona masih lupa atau mungkin berusaha melupakan apa yang terjadi dengannya dan Dante tadi malam. Mata Yoona menangkap kemeja milik Dante yang tersampir di lengan sofa tak jauh dari dirinya duduk. Dengan tubuh polosnya Yoona turun dari ranjang dan berjalan ke arah sofa. "Bagaimana bisa aku tidur di rumah pria menyebalkan itu," monolog Yoona.
Baca selengkapnya
Bab 32 Apa Kamu Menusukku?
"Saya tidak jadi." "Saya juga tidak jadi." "Saya tidak akan menarik saham saya." Ada banyak lagi ucapan membatalkan lainnya dari pemegang saham yang hadir. Mereka berpikir sungguh sangat sayang bila membatalkan kontrak kerja sama jika menantu Bagus Hermawan adalah pemilik sekaligus pemimpin dari John Radcliffe begitu rata-rata pemikiran dari mereka yang memutuskan untuk membatalkan penarikan saham. Mengingat itu Dante hanya tersenyum melihat kejadian tadi pagi setelah dia pulang dari perusahaan Yoon bekerja. "Anda ada meeting siang ini dengan perusahaan Makmur Jaya mengenai tawaran pemakaian produk mereka untuk pembangunan Hotel di Bandung," jelas Dian membuyarkan lamunan Dante akan kejadian tadi pagi. "Suruh Shaan saja untuk menangani rapat dengan Makmur Jaya," ucap Dante.   *   Di rumah Yoona sedang mengingat-ingat kejadian tadi malam yang membuatnya lupa akan apa yang dilakukan oleh Dante.
Baca selengkapnya
Bab 33 Penantian Panjang
"Waalaikumsalam Ustadz ... ustad dari mana?" tanya Yoona sedikit berbasa-basi padahal sudah terlihat jelas dari pakaian pria yang berdiri di depan pekarangan rumahnya yang memakai pakaian sholat lengkap. "Dari mushola neng Yoona ... neng Yoona dari mana mau ke mana? itu apa salah pakai baju? Kenapa baju kakaknya dipakai, kehabisan baju ya?" tanya Ustadz itu dengan menunjukkan gigi putih bersihnya. "Hehe ... tau aja Ustadz. Yoona belum ambil pakaian di laundry. Pakaiannya kehabisan, untung ada baju Aa Malik. Assalamualaikum ustadz ... kalau ke mushola lagi Yoona titip salam ya sama Allah, supaya dipertemukan jodoh yang baik hati, ganteng dan tidak sombong. Kaya Ustad," ujar Yoona berusaha mengusir ustadz secara halus. "Amiin ... Waalaikumsalam ... langsung masuk neng Yoona, di luar sangat dingin." ucap pria itu sebelum berlalu pergi meninggalkan Yoona yang berusaha mengambil kunci dengan menyempit tua jari kakinya. Jujur Yoona merasa tidak nyaman berpa
Baca selengkapnya
Bab 34 Apa Kata Bunda
Di kantor Yoona sedikit berlari kencang saat melihat pintu lift terbuka dan hampir menutup kembali.. "Tunggu!" teriak Yoona berbicara pada siapapun agar bisa menahan pintu lebih lama sampai dirinya masuk. Dengan nafas yang memburu Yona masuk ke dalam lift tanpa memandang sekitarnya. "Wow … sepertinya pengantin baru kita sangat energik setelah kemarin terdengar sangat kelelahan!"  Yoona membalikkan tubuhnya dan melihat wajah Alandra dan Sarah dengan wajah yang mengejek dirinya. Tentu saja wajahnya langsung memerah sempurna karena membayangkan kembali adegan kemarin malam di mana dirinya merasakan benda asing yang tidak pernah dia pegang. Keras dan terasa sangat berotot. "Hahha! Benarkan, Yoona kita telah membakar ranjangnya yang dingin!" Ledek Alandra yang langsung mendapatkan sikutan di lengannya dari Sarah yang berdiri tepat di samping. "Hussst! Ini hanya gosip untuk kita. Jangan sampai menjadi konsumsi publik," ucap Sarah yang ditujukan pada Al
Baca selengkapnya
Bab 35 Terjebak Dengan Barack Merchant
"Belum, Mr. Tinggal memeriksa berkas pengeluaran dana saat perusahaan sedang menangani kerusakan sistem di bandar udara Jawa barat dan salah satu stasiun televisi swasta CTV." jawab Yoona masih terus menatap layar laptop dan berkas di tangannya bergantian. (CTV Cahaya Totalitas Televisi) "Baguslah ... aku tunggu hasilnya Yoona." uajar Barack sambil mengitari mejanya. Sambil duduk dan memainkan bolpoinnya Barack terus menatap wajah Yoona yang terlihat begitu serius.  Sementara Yoona yang sedang diperhatikan hanya fokus pada pekerjaan dan ber-chatting ria dengan ketiga sahabatnya. Yoona : Tenang, jam makan siang Lo pada langsung meluncur aja ke TKP. Pesenin gue soto pake lontong. Alandra : Gue gak nemu selisih pengeluaran di PT Makmur Abadi. Alandra memang sedang membantu Yoona mencari selisih antara dana yang terselip. Sarah : Gue juga sama. Di PT Abadi Jaya gak ada. Yoona : Tenang udah ketemu. Dia sendiri yang ngasih kode.
Baca selengkapnya
Bab 36 Aku Butuh Tubuhmu Malam Ini
"Kalo gitu Lo masih aman dan telor-telor Lo yang mateng itu masih terjaga." ujar Sarah sambil menyendokkan makanan kedalam mulutnya. "Tapi kenapa gue tiba-tiba tidur ya? Dia punya sihir apa?" tanya Yoona lebih kepada dirinya sendiri. Siang itu keempatnya sama-sama berfikir bagaimana bisa Yoona terlelap disaat sahabatnya sendiri mulai terhanyut dalam debaran jantung yang menggila karena ulah bibir Dante.      **   Yona memasuki rumahnya saat hari sudah benar-benar gelap. Yoona sudah tidak peduli dengan keberadaan tetangga sebelahnya setelah sedikit mendapat pencerahan dari Sarah dan Elsa yang lebih berpengalaman masalah ranjang. Yoona dan Alandra memang tergolong wanita yang menjaga kesucian mereka walaupun sudah berkali-kali menjalin hubungan dengan kaum bernama pria. Setelah memastikan pintu terkunci rapat Yoona berjalan dengan malas ke arah ruang tamunya dan menghempaskan tubuhnya di sofa. Hari ini
Baca selengkapnya
Bab 37 Apa Kamu Kecewa?
"Ok." sahut Yoona sambil menarik tangan Dante masuk kedalam kamar pria itu. Yoona terus menarik tangan kekar Dante hingga mereka masuk kedalam kamar dengan langkah lebar.  "Apa Kamu sudah sangat tidak sabar untuk menikmati ranjangku lagi?" tanya Dante dengan seringai licik. Yoona sudah membalikkan tubuhnya dan melipat kedua tangannya dibawa dada. "Ya, aku sudah sangat tidak sabar untuk menikmati ranjangmu setelah apa yang kamu lakukan kemarin malam!" Dante mengangkat alisnya tinggi. "Kenapa? Apa kamu kecewa?" 'Oh Tuhan! Apa katanya aku kecewa?' erang Yoona dalam sanubarinya. "Aku tidak kecewa. Tapi aku marah karena harus terkurung di rumahmu tanpa sehelai benangpun! Dan itu semua karena Kamu. Seharusnya kamu membawaku langsung ke rumahku alih-alih malah bersembunyi dibalik selimutmu!" ujar Yoona dengan sesekali menunjuk dada Dante. "Siapa suruh sulit dibangunkan, dan kebiasaanmu itu yang mengundangku untuk menyentuh setiap inci tu
Baca selengkapnya
Bab 38 Mom Ingin Cucu
"Aku akan memastikan Yoona pergi ke butik langganan Mom. Mom hanya butuh itu, kan?" tanya Dante. "Ya, dan sepatu atau heels yang cocok untuk dikenakan dengan gaun pengantinnya," ujar Ainun. "Yoona akan mencari sepatu itu sendiri setelah melihat gaun yang sudah ditentukan." Ujar Yoona berusaha tersenyum. "Thank, Honey. Mom janji ini tidak akan lama." ucap Ainun dengan menggenggam tangan Yoona. "Habiskan susumu, setelah itu istirahatlah," ucap Ainun lagi  "Terima kasih, Mom."   **   "Yoona, sudah berapa lama kamu bekerja di JM Teknologi? tanya Ainun. Pagi ini Ainun memang memaksa Yoona agar diantar jemput oleh Dante karena melihat Yoona yang akan pergi pagi-pagi sekali dengan beralasan banyak pekerjaan. Ainun bahkan membawakan bekal untuk Yoona karena tahu menantunya itu punya penyakit asam lambung tinggi. "Hampir empat tahun dengan dua kali ganti pemimpin." jawab Yoona dengan menatap jalana
Baca selengkapnya
Bab 39 Meeting Bersama Barrak Merchant
Dengan gerakan kasar yoona meninggalkan ruangan Barack dan bergegas menuju ruangannya untuk mengambil tas. Yoona sama sekali tidak tahu apa peranannya dalam rapat itu. Jika dia dibutuhkan lantas untuk apa sekretaris dan asisten pribadi dari Barack Merchant berada di belakang pria itu? "Yoona, aku ingin kamu mempelajari ini selama dalam perjalanan." ujar Dinda menyerahkan beberapa berkas dan langsung masuk kedalam mobil. Yoona membolak-balikkan berkas yang baru saja dia terima. "Hah! Ini kan kerjaan Alandra!" Yoona menatap tajam sekertaris seksi di sebelahnya. Sementara Wanita itu hanya mengangkat bahu acuh dan berpura-pura tidak tahu. "Cik. Ada apa dengan semua orang ini. Tidak cukupkah malam yang terasa panjang di kamar Dante dan sekarang aku harus menghabiskan hari dengan orang-orang menyebalkan ini!"  "Yoona! Sampai kapan kamu akan berdiri disana? Apa aku harus menggendongmu?" tanya Barack dari dalam mobil. Dengan hembusan nafas kasar
Baca selengkapnya
Bab 40 Bertemu Alan
"A-apa maksudnya Tante? Yoona tidak mengerti! Waktu itu Om bilang bahwa Alan meno—" Yoona membekap mulutnya tidak percaya dengan kenyataan yang terjadi dan mengurungkan niatnya untuk mengatakan menolaknya. "Aku kecelakaan, Yoona … dan maaf telah meninggalkanmu di pelaminan. Aku tidak berani menemuimu setelah aku sadar," jelas Alan. "Apa aku tidak pernah berarti sedikitpun dalam hidupmu sampai kalian tidak ada yang memberitahuku? Aku menunggumu … bukan hanya di pelaminan, tapi juga di depan pintu rumahmu. Kalian seperti hilang ditelan bumi …." Yoona sudah tidak kuasa menahan derai air matanya. Bagaimana tidak, di hari bahagianya Yoona ditinggal seorang diri disaat penghulu sudah siap menjabat tangan Alan. Berjam-jam keluarga Malik Sidik menunggu kedatangan Alan dan keluarganya yang tak kunjung datang sampai matahari benar-benar tenggelam. Di tengah hujan lebat dengan kebayanya Yoona berlari mengabaikan teriakan Sulis dan Hasan demi mendengar alasan dar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status