All Chapters of PENDEKAR TAPAK DEWA: Chapter 101 - Chapter 110
151 Chapters
PART 101
          “Benar sekali, Dato. Karena itu kami hanya membawa satu kapal saja barang dagangan, agar cepat habis sembari menunggu keluarga kami dijemput.”          “Menurut aku ya, kalian berangkat sebagian atau berangkat semuanya sama baiknya, agar masing-masing kalian dapat menjemput keluarga kalian masing-masing. Hanya saja, agar pelayaran kalian terarah kalian sewa para nakhoda sekaligus pembaca arah yang dulunya pernah disewa oleh La Mudu, termasuk sepuluh atau dua puluh orang sebagai anak buah kapalnya.”        “Baiklah, Dato. Kami juga sudah merencakan seperti itu,” sahut Kangjian.       “Jangan lupa, saat kalian turun di daratan, kalian tetap mengenakan pakaian adat Mbojo, agar penyamaran kalian makin kuat. Ohya, rencanan
Read more
PART 102
        Karena untuk sekedar menghormati undangan dari keenam laki-laki bulai itu, selebihnya ingin sedikit mengetahui mereka dari dekat, La Mudu pun bersedia ikut ke tempat yang mereka sebut markas itu.        Di markas La Mudu benar-benar disambut bak seorang pahlawan besar, lebih-lebih setelah mendengar cerita dari keenam teman mereka yang seakan-akan sangat tak masuk akal. Karena salah satu dari keenam pria bule, yaitu Sergeant Ruben Van Douwe, merupakan salah satu pemimpin sebagian besar serdadu, maka mereka mempercayai cerita itu, dan mereka pun sangat kagum dan menghormati La Mudu.        “Sergeant Ruben, komandan kita sedang menderita sakit panas tinggi akibat kakinya yang patah, apa kira-kira Strijder Mudu bisa menyembuhkannya?”berkata salah seorang serdadu kepada Sergeant Ruben Van Do
Read more
PART 103
                 Malam itu juga La Mudu pamit kepada Sergeant Ruben Van Douwe untuk melanjutkan perjalanannya.        “Jika kami ke Pulau Sumbawa, di manakah kami bisa menemui Strijder Mudu?” bertanya  Sergeant Ruben.       “Tuan Ruben dapat mencari saya di sebuah desa yang bernama Tanaru. Tempatnya di penghujung timur Pulau Sumbawa,”jawab La Mudu.        “Ta-na-ru. Korporaal Berend, tolong kaucatat nama desanya Strijder Mudu.”       “Klaar, Sergeant!”       “Baiklah, saya pamit, Tuan Ruben. Assalamualaikum.” &nbs
Read more
PART 104
  Ketika layar utama digulung, laju perahu langsung berkurang sehingga kapal perompak yang disebut kapal lanun langsung mendekat.       Kapal lanun yang lumayan besar itu langsung memepeti perahu yang ditumpangi oleh La Mudu. Para perompak yang jumlahnya puluhan orang itu menatap ke arah perahu dan melihat seorang pemuda yang berdiri dengan sikap santai di pinggir perahu.       La Mudu tak akan membiarkan para perampok di lautan itu untuk turun ke bawah perahu yang ditumpanginya. Dengan satu gerakan menyentak kecil, tubuhnya langsung melenting ke atas kapal lanun dan berdiri di haluan kapal.       Para anggota lanun yang sebelumnya tak menyangka si pemuda tiba-tiba akan melakukan tindakan yang luar biasa seperti itu, sangat tercekat, kaget, dan sekaligus geram karena merasa ditantang. Serentak pula puluhan a
Read more
PART 105
        Keesokan harinya La Mudu melanjutkan perjalanan ke arah timur lalu menyeberang ke Pulau Sumbawa. Begitu ia menginjakkan kakinya di pulau itu, dengan karomah yang dimilikinya, ia mampu mencapai ujung timur pulau itu, Desa Tanaru, dalam waktu yang singkat.       Saat melihat kemunculannya yang tiba-tiba, seluruh penduduk desanya bersortak-sorai. Yang paling berbahagia tentulah seisi Istana Sandaka (Uma Na’e), terutama kedua istrinya, Meilin dan Ming Wei, serta kedua buah hatinya, Indra Kala dan Dewi Samudera.      Dewi Samudera saat diambil dan digendong oleh ayahnya, langsung menangis dan minta kembali kepada ibunya. Tapi tatapannya tak beralih dari wajah sang ayah. Semua orang dibuat tertawa.      Hampir setengah hari La Mudu menggunakan waktunya untuk bercengkerama den
Read more
PART 106
       Kesepuluh mantan pasukan laut kekaisaran, yaitu    Liu, Shing, Tomu, Yelu, Bian, Ang Bei, Wong, Haocun, Kangjian, dan Lung telah berhasil membawa serta keluarga mereka ke Tanaru, dan mereka telah hidup tenang dan makmur di wilayah itu. Antara penduduk asli dan pendatang hidup dengan rukun seperti sebuah keluarga yang sangat besar. Perkawinan campuran yang banyak dilakukan, menjadikan hubungan kekeluargaan mereka makin erat.       Suatu hari, La Mudu mendapat laporan dari penduduk tentang adanya sebuah kapal asing yang hendak berlabuh di pelabuhan Wadu Mbolo.        “Sebesar apa kapal itu?” tanya La Mudu.        “Sedikit lebih kecil dari kapalnya Ndai Galara.” Jawab penduduk itu. [ Ndai Galara = Tuanku Kepala Desa).
Read more
PART 107
 Setelah pembicaraan itu, Galara La Mudu turun ke ibu kota raja untuk menghadap langsung kepada Paduka Yang Mulia Sangaji Mbojo, Raja Bima, untuk memberitahukan dan meminta izin atas niatnya untuk membentuk angkatan perang sekedar untuk menjaga kemungkinan adanya serangan dari musuh dari bangsa asing seperti Bangsa Belanda. Tentu hal itu wajib dilakukan oleh La Mudu alias Galara Tanaru kepada Baginda Raja Mbojo selaku penguasa tertinggi di Kerajaan Mbojo.        “Hamba berharap, suatu saat angkatan perang yang hamba bangun ini dapat menjadi pasukan penyokong bagi angkatan perang Kerajaan Mbojo juga, jika kelak kerjaan ini mendapat musuh seperti yang dialami oleh Kerajaan Goa saat ini, Yang Mulia. Sebab, datangnya kemungkinan buruk itu sama sekali di luar dari perkiraan kita. Bisa terjadi, dan syukur-syukur tidak terjadi. Kewajibab kita, menurut hamba, ada senantiasa waspada dan bersiap se
Read more
PART 108
  Galara Mudu mengabulkan permintaan mantan murid dadakannya dan seluruh anak buahnya dikerjakan di kapal-kapal penangkapan ikan dan pengolahan ikan di daratan. Kebetulan perusahaan-perusahaan di Tanaru itu memang masih terus menambah tenaga kerjanya. Hanya rumah penampungan mereka saja yang dibangunkan. Untuk mereka dibangun lagi beberapa puluh rumah di kawasan kaki gunung di sebelah barat perkampungan utama.       Seperti usulan La Sangga, di lembah kecil yang berada di barat daya yang bernama Sera Maju, dibangun perkampungan kecil khusus untuk menampung para wanita dan anak-anak serta kaum jompo jika terjadi pertempuran suatu saat nanti.       Lembah yang bernama Sera Maju itu adalah sebuah lembah yang berbentuk tapal kuda karena dikelilingi oleh barisan pegunungan berlereng terjal yang berbentuk setengah lingkaran. Di kaki pegunungan itu terdapat sebuah alir
Read more
PART 109
        Dato Hongli mendehem kecil sebelum berkata, “Tentu kami sangat menyambut baik keinginan dari para Sangaji. Hanya saja, tempat tinggal yang kami siapkan makin terbatas. Namun jika para Ndai Sangaji berniat untuk membangun rumah-rumah penampungan khusus untuk para calon prajurit masing-masing, kami sangat berterima kasih. Untuk lahannya, kami bisa mengusahakannya. Di sekitar Tanaru masih banyak lahan yang kosong.”       Ucapan yang sama, telah disampaikan pula oleh sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming itu terhadap para utusan kerajaan lainnya.      “Baiklah, Dato, Galara, kami akan menyampaikan hal ini kepada Paduka Sangaji kami,” sahut utusan dari Kerajaan Mbojo, yang diikuti oleh ucapan yang sama dari para utusan kerajaan lainnya.       Seperti kesepak
Read more
PART 110
       Apa yang diramalkan oleh Dato Hongli itu terbukti beberapa bulan kemudian. Kompeni Belanda yang berada di wilayah Celebes mengirimkan lima kapal perang menuju Tanaru. Lima kapal perang besar itu berisi lebih kurang seribu serdadu.      Para nelayan dan kapal penangkap ikan dari Tanaru yang sedang melakukan kegiatannya di Selat Celebes telah memantau kedatangan kapal-kapal itu langsung mengangkat layar dan segera balik ke Tanaru untuk memberitahukan kepada Galara Tanaru, La Mudu.       La Mudu pun segera mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk hal pertama yang dilakukan adalah memasang ratusan meriam di sepanjang pesisir sekitar Tanaru, yaitu mulai Pelabuhan Wadu Mbolo sampai ke Pantai Panjang. Demikian juga kapal-kapal perang bekas pampasan dari Pulau Sangiang yang di dalamnya masih terpasang meriam, pun langsung disiapkan di sekitar Selat Gilibanta dengan berpura-pura sebagai kapal nelayan. Di kap
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status