All Chapters of Gairah Cinta Berselimut Takdir: Chapter 11 - Chapter 20
194 Chapters
Bab 10 Cetusan Gila Glenn (18+)
"Hei, bukankah hari ini masih belum ada pengambilan adegan untuk Glenn?" "Sepertinya begitu. Giliran Glenn masih beberapa hari lagi. "Lalu mengapa ia datang? Bukankah kita selalu menunggu lama saat jadwal adegan Glenn dimulai karena dia selalu datang terlambat? Apa kau tidak merasa ada yang aneh?" "Entahlah, tetapi aku tetap merasa senang bisa melihat wajahnya yang tampan. Lihatlah penampakan bokong pemenang American Top Model itu! Kedua mataku seolah diberkati, ho-ho-ho." Masih terdengar suara riuh gaduh dari para kru yang sejak tadi berlalu lalang menyiapkan segala sesuatu di lokasi syuting. Bella yang duduk di sebelah Aaron, bahkan bisa mendengar bisikan mereka. Sementara diam-diam Aaron mengamati Bella yang menjadi tidak fokus pada lembaran naskah yang sebelumnya mereka baca bersama. Lelaki itu melihat Bella tercenung dengan tatapan kosong. "Apa kau sedang memikirkan sesuatu?" tanya Aaron secara tiba-tib
Read more
Bab 11 Pingsan
Lagi dan lagi kalimat mengejutkan keluar dari mulut Glenn dengan begitu santainya. Para kru dan artis lainnya sontak terkejut dengan ide yang mereka yakini tidak mungkin keluar dari mulut Glenn. Pasalnya, untuk sekadar berciuman, hanya di film ini Glenn bersedia melakukannya. Bagaimana mungkin kali ini ia ingin menambahkan adegan adult yang lainnya? Bella yang juga mendengar cetusan Glenn sontak terbelalak dan seketika menatap tajam lelaki tampan yang duduk di sebelah sutradara itu. Sementara sosok lelaki yang memberikan cetusan gila itu justru tersenyum culas serta memiringkan sedikit kepala melihat Bella. Senyuman jahat, tetapi memikat semakin terkembang saat ekspresi Bella berubah menjadi penuh keterkejutan. Kembali hidup Bella terporak porandakan oleh seorang Glenn Lucas. ~~~ Tuan Jhon seorang pria paruh baya dengan tubuh tambun berkepala botak tengah berada di dalam ruang kantornya. Pria itu merupakan direktur film 'My Boss My Love'. Namun kini
Read more
Bab 12 Pria Jahat (18+)
Sayup-sayup terdengar suara keributan yang memekakkan telinga. Berbagai macam jeritan kesakitan, pekikan, hingga suara pedang terdengar begitu mengerikan. Seorang gadis cantik membuka kelopak mata dan mendapati dirinya berada di dalam sebuah kereta kuda abad pertengahan. Layaknya Cinderella, gadis itu keluar dari kereta kuda dengan gaun indah dan sepatu kaca. Namun kini bukanlah pemandangan indah berupa istana sang Pangeran, seperti Cinderella yang akan berdansa hingga jam dua belas malam. Hal mengerikan justru ada di depan mata, yaitu para pengawal dan pelayannya yang berjatuhan bersimbah darah. Gadis itu melihat sosok pria yang tidak ia kenal berdiri di antara mayat para pengawal dan pelayannya dengan pedang yang masih mengucurkan darah segar. Netra mereka berdua bertemu. Pupil mata gadis itu sontak bergetar melihat tatapan mengerikan dari pria itu. Di detik berikutnya, pria itu menghampiri sang gadis. Gelenyar ketakutan semakin menyerang kala gadis itu men
Read more
Bab 13 Two Bodyguard VS Two Angel
Emma berdiri di ambang pintu ruangan dengan penampilan acakadul. Itu semua terjadi lantaran Emma berusaha menerobos dan bertarung dengan pengawal Glenn yang menjaga di depan pintu ruangan di mana Bella berada. Sementara sosok aktor papan atas itu sendiri sudah melenggang pergi terlebih dahulu meninggalkan ruangan Bella. "Apa kau tidak apa?" Emma berlari menghampiri Bella dengan rambut pendek yang berantakan dan baju kusut tidak karuhan. Bella seketika merengkuh tubuh Emma, "Aku takut." Kalimat singkat yang keluar dari mulut Bella. "Ya, aku tahu. Aku melihat tanganmu gemetar dan wajahmu yang pucat saat Aaron mulai mendekatimu." Bella menghela napas panjang, "Ya, itu selalu terjadi dan sebab itulah aku selalu menghindari pria. Tapi mengapa kau lama sekali? Apa mereka menyakitimu?" Bella melepas pelukannya dengan alis mata menukik menatap Emma. "Tidak, aku justru menoyor dan menjambak rambut mereka, tetapi mereka tetap tidak membiarkanku masuk. A
Read more
Bab 14 Tuan Jhon
Di dalam ruangan Tuan Jhon yang tidak lain merupakan Direktur film 'My Boss My Love', terduduk Bella di sofa panjang yang melingkar bersama Aurora. Jarum pendek pada jam dinding di ruangan itu bertengger di angka sepuluh malam.Beberapa kru yang masih berada di dalam gedung kantor itu hanya tinggal beberapa lantaran setelah adegan ke dua di mana Bella terjatuh pingsan, mereka mulai membubarkan diri dan kembali pulang ke rumah. Sebab syuting juga akan dimulai sekitar tiga hari lagi.Sementara di dalam ruang direktur saat ini, seraut wajah datar diperlihatkan oleh Bella sedangkan seraut wajah berbinar justru diperlihatkan oleh Aurora. Gadis cantik yang kini terbalut dengan dress maroon ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sexy itu duduk di sebelah Bella dengan gaya elegan.Entah apa yang dilakukan gadis tidak berkepentingan itu di dalam ruangan Tuan Jhon. Namun ia begitu percaya diri lantaran memiliki hubungan yang tidak biasa dengan pria bertubuh cukup t
Read more
Bab 15 Tertabrak?
 Suara gemericik air dari wastafel memenuhi sepetak dapur di kediaman Miss Dorothy. Bella tengah mencuci piring kotor dengan bayangan tentang perkataan Tuan Jhon sebelumnya. Sebenarnya siapa yang ada di belakangnya? Pertanyaan itu terus bergelayut dan membuat Bella melamun. Bahkan, gadis cantik itu sampai tidak sadar jika kucuran air telah mengalir dan membasahi lantai."Apa yang sedang kau pikirkan, Babe? Lihatlah genangan air yang sudah berada di bawah kakimu!" Terdengar suara seorang lelaki yang tiba-tiba mengangetkan Bella dari arah belakang.Bella berjungkit terkesiap dan segera menoleh ke belakang. Ia melihat sosok lelaki dengan dandanan casual sedang berdiri menyandarkan punggungnya di tembok seraya memiringkan sedikit kepalanya. Lelaki itu adalah Max, kekasih Barbara. Bella tidak tahu sejak kapan lelaki itu berdiri dan mengamatinya dari sana."Itu bukan urusanmu, Max," jawab Bella tidak acuh seraya mematikan wastafel.Max tersenyum mi
Read more
Bab 16 Siapa Dia?
Ciiiit! Suara decitan ban mobil yang beradu dengan permukaan jalan bersalju terdengar cukup nyaring dan memekakkan telinga. Emma segera menginjak pedal rem untuk menghentikan mobil. "Apa aku menabrak seseorang?" ucap Emma dengan bola mata terbelalak. Tidak ubahnya dengan Emma yang memasang wajah menegang, Bella pun demikian. Dengan napas yang bergerak naik turun dan jantung berdegup kencang, kedua gadis itu segera turun dari mobil. "Hey, apa kau tidak apa? Apa yang sedang kau lakukan di tengah jalan?" cecar Emma masih dengan menampilkan wajah tegang pada seseorang yang ada di depan mobil pickup-nya. Dia adalah seorang pria yang sedang membungkuk. Bella juga memasang wajah kaku. Dia menatap pria yang hampir tertabrak dan sedang membungkuk itu. Entah apa yang dilakukan olehnya di tengah jalan. 'Apakah dia berniat bunuh diri dengan menabrakkan dirinya di jalanan yang sepi?' Pikiran konyol itu yang ada dalam benak Bella. Hingga tak lama, p
Read more
Bab 17 Rahasia
'Oh tidak! Apakah pria tua itu yang ternyata ada di belakangku? Siapa dia?' batin Bella masih dengan keterkejutannya. Pasalnya, seorang pria tua dengan rambut putih penuh uban dan setelan jas rapi tengah berjalan masuk dengan senyuman.Bella dan Emma kompak berdiri untuk memberikan salam. Namun secara mengejutkan, pria tua itu justru membungkuk 90 derajat dan balik memberikan salam penghormatan pada Bella dan Emma. Membuat dua gadis itu kembali tercengang. Lagi dan lagi mereka telah dibuat kebingungan—sejak awal masuk ke dalam mansion."Perkenalkan, nama saya Pollux. Saya adalah kepala pelayan di sini," tutur pria tua bernama Pollux tersebut. Ternyata dia bukan sang empu mansion mewah, melainkan seorang kepala pelayan."Ohh ...." Bella dan Emma kompak manganggukkan kepala seraya membulatkan bibir hingga membentuk huruf O.'Hampir saja! Kukira aku akan berhubungan dengan seorang pedhopilia,' batin Bella bernapas lega. Otak cantik gadis itu berpikir t
Read more
Bab 18 Toilet
Bella menautkan kedua alis, "A-apa maksudmu? Tentu saja aku di sini untuk pipis!" Sebuah jawaban polos itu meluncur begitu saja. Pria itu kembali tersenyum, "Sayangnya, tempatmu bukan di sini, Nona," ujarnya dengan begitu santai. Alis mata Bella kembali menukik. Seketika kakinya mundur beberapa langkah ke belakang. Netranya melirik ke atas, melihat papan akrilik kecil yang tergantung di pintu toilet yang bergambar manusia tanpa rok lengkap dengan tulisan 'Men'. "Oh Shit!" Bella menggeram rendah sembari membuang wajah. "Apa kau datang ke sini karena merindukanku?" Pria itu kembali bertanya dengan sebuah senyuman smirk. Bella membelalak, "What?! Bagaimana mungkin aku merindukan psikopat mesum sepertimu?!" desisnya sengit sambil mengernyit. Ya, siapa lagi yang dipanggil Bella dengan julukan psikopat mesum jika bukan seseorang yang membuat hidup damainya terporak poranda sejak pertemuan mereka yang pertama? Pria yang sedang dihadapi Bella
Read more
Bab 19 Toilet (2)
"Jadilah pelayanku."Bella tercenung untuk sepersekian detik. "A-apa?" tanyanya bingung sembari mengernyitkan dahi."Kubilang jadilah pelayanku." Glenn mengulang pernyataannya yang lebih terdengar seperti sebuah perintah."Ma-maksudmu ... seorang maid?" Bella memastikan pendengarannya tidak bermasalah. Sepertinya ia harus segera membeli korek telinga."Benar." Glenn mengangguk santai dan tersenyum culas.Bella tercengang, tidak mampu berkata-kata. Di saat sebelumnya ia begitu yakin dan sangat percaya diri jika yang diinginkan seorang Glenn Lucas adalah tubuhnya, tetapi keyakinan itu tampaknya harus merosot dan terjun bebas karena terlalu tinggi. Secara tidak terduga, Glenn justru menginginkan ia menjadi seorang pelayan.Bella kembali menghela napas panjang untuk mencoba tetap tenang. Ia menarik senyuman palsu di wajahnya. "Apa kau begitu kekurangan pelayan, Tuan Glenn? Ah, atau kau ternyata tidak mampu membayar mereka?" terka Bella yang lebi
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status