All Chapters of Gairah Cinta Berselimut Takdir: Chapter 41 - Chapter 50
194 Chapters
Bab 40 Pelajaran Kedua (18+)
"Bukankah sudah kukatakan lakukan tugasmu dengan benar?" kata Glenn dengan senyuman menyeringai. Dengan gerakan kilat bibirnya kemudian melumat bibir Bella secara tiba-tiba. Jemarinya menarik tengkuk Bella, memiringkan kepalanya, kemudian menyesap lidahnya tanpa ampun.Bella semakin tercengang. Begitu juga dengan para wanita yang sejak awal tengah mengamati mereka di sana. Namun anehnya, Bella sama sekali tidak merasa ketakutan. Hal itu membuat Bella merasa aneh sebab sebelumnya hanya dengan Glenn ia merasa demikian.Kini, Bella merasakan gerakan lidah pria itu yang begitu menggoda dan liar. Tampaknya, pria itu memang benar-benar pencium yang handal. Gelenyar memabukkan yang tidak asing kembali Bella rasakan, membuat gadis itu tidak mampu mengelak jika jantungnya berdebar dan hasrat di dalam tubuhnya mulai terpancing. Bella akhirnya membalas ciuman pria tersebut. Sementara Glenn sedikit mengernyit. Pria itu merasa cukup terusik karena Bella berani membalas
Read more
Bab 41 Itu Menyakitkan
Lokasi syuting kini diadakan di sebuah taman bermain. Bella sedang melakukan adegan syuting di mana ia duduk seorang diri di sebuah ayunan dengan mantel tebal dan syal yang membalut lehernya. Sementara di bangku yang terletak tidak jauh dari taman tersebut, Emma tengah duduk sembari menyesap segelas kopi panas. Gadis itu tidak ada jadwal syuting hari ini. Ia hanya sekadar menemani dan membantu Bella."Apa kau mau hot dog?" tawar Aaron yang tiba-tiba duduk di sebelah Emma dengan dua hot dog di tangannya."Terima kasih, Aaron." Emma tersenyum seraya mengambil hot dog di tangan Aaron. "Seingatku kau sedang tidak ada scene hari ini," celetuk Aaron."Ya, selama seminggu ke depan juga demikian. Adeganku sangatlah sedikit, berbeda dengan Bella," jawab Emma tertawa sembari menikmati roti berisi sosis panjang dengan saus pedas dan mayonaise yang diberikan oleh pria di sampingnya. "Terkadang aku kasihan dengan Bella yang sampai saat ini tidak mau
Read more
Bab 42 Night Bar
Bola lampu berkelap-kelip di tengah ruangan temaram dan memanjakan lautan manusia yang sedang larut dalam kesenangan di bawahnya. Mereka menggerakkan tubuh dan bergoyang mengikuti irama musik menghentak yang sedang diimainkan oleh seorang disk jockey. Semuanya terlihat bersenang-senang dan menikmati suasana malam yang semakin ramai.Namun, tidak dengan seorang gadis yang duduk sendiri di sebelah sana. Gadis berambut pendek itu sedang menenggelamkan kepala di atas meja. Terlihat jelas jika ia sedang mabuk berat dengan segala kekalutan yang bersarang di kepala. Ya, gadis itu adalah Emma. Ia memilih alkohol untuk mengalihkan kekalutan tersebut. Bukan karena putus cinta, melainkan keputusan untuk mundur saja. Sebab, Emma sendiri bahkan belum menyatakan cintanya.Sementara deringan telepon tidak terjawab sejak tadi tiada henti menggetarkan telepon genggam Emma yang tergeletak di atas meja, tepat di samping kepala bersurai pendek yang sedang terkulai. Gadis itu bahkan tidak
Read more
Bab 43 Gorgeous Girl
Dua bodyguard tersebut tetap tidak menjawab. Mereka semakin berdiri tegap di depan pintu yang sejak tadi mereka jaga. Bella sedikit melirikkan ekor matanya menatap pintu di belakang mereka yang seolah sedang ditutupi. Tak lama, kedua mata Bella seketika membeliak kala mendengar sebuah jeritan secara tiba-tiba.'Bukankah itu suara Emma?'Dengan gerakan kilat, sebelah kaki jenjang Bella yang terbalut dengan celana jeans terayun di udara. Kaki itu mendarat mulus di salah satu kepala si bodyguard. Sementara bodyguard yang lain justru mencengkeram kerah Bella. Gadis itu tersekat, tidak bisa bernapas. Bella menggeram rendah, "Lepaskan, bedebah!"Bugh!Seorang pria bertubuh kingkong yang entah datang darimana membogem mentah bodyguard yang mencengkeram kerah Bella. Dia adalah seorang pengawal suruhan Glenn yang telah ditugaskan untuk menjaga dan terus mengawasi Bella sebelumnya. Ternyata, ia diam-diam mengikuti Bella sampai ke bar dan melaporkan semuanya pada Gl
Read more
Bab 44 Kemarahan Aurora
Beberapa minggu setelah kejadian Alberto, si anak pejabat. Musim dingin di Venesia telah berakhir dan berganti menjadi musim semi. Maret masih identik dengan cuaca dingin dan lembab. Namun, dikemas sebagai awal musim yang akan dipenuhi festival dan acara menarik. Setidaknya, sebagai hiburan karena telah melalui dinginnya salju selama berbulan-bulan di musim dingin. "Aku sungguh tidak sabar untuk tamasya di hari-hari yang cerah ini. Ah, i love ... spring!" ujar Emma antusias seraya membantu menyisir rambut cokelat Bella, "aku juga tidak sabar dengan pesta San Marco yang selalu dirayakan di setiap musim semi." Raut wajah berbinar memenuhi air muka gadis itu. Ia membayangkan hal-hal menyenangkan yang akan datang. Bella yang tengah mengenakan pakaian seorang karyawan dengan kemeja putih serta rambut cokelat alami yang tergerai indah, justru bergeming. Pikirannya berkelana memikirkan sesuatu. Sementara Emma yang sejak tadi merasa diabaikan mulai mengernyitkan dahi dan mem
Read more
Bab 45 Reality Show
"Hey, bagaimana jika besok kita bertamasya? Bukankah tiga hari ke depan tidak akan ada jadwal syuting?" celetuk Emma yang kini tengah merebahkan tubuh di sofa apartemen Bella.Pablo yang sedang menikmati gelato rasa strawberry seketika mengangguk, "Idemu bagus juga, Emma. Aku akan mengajak Fellix juga," cetusnya sambil meringis merasakan sensasi dingin es krim yang meleleh di mulutnya. "Kami akan menikmati camilan yang lezat bersama di cuaca yang cerah nanti. Aku akan membawa pie kesukaannya," imbuhnya lagi dengan tersenyum kecil membayangkan wajah sang kekasih pria-nya yang menawan sedang memakan kue pie buatannya.Sementara Bella dan Emma memasang raut wajah datar kala melihat kebahagiaan yang terpancar dalam diri sang manajer. Dua gadis jomblo tersebut mematung tanpa ekspresi. Bahkan, bibir Emma juga berkedut kala melihat Pablo yang kini masih tersenyum-senyum sendiri."Astaga! Mengapa melihat asmara orang lain membuatku sesedih ini," gerutu Bella sembari mel
Read more
Bab 46 Reality Show (2)
Dengan wajah tertunduk lesu, Bella kini berdiri di samping Glenn sedangkan Aurora berdiri di samping Aaron. Karena reality show kali ini berlatar di taman bunga, maka tema yang akan dibawa adalah 'The Meals of Garden', di mana setiap tim akan beradu kekompakkan dengan membuat makanan bersama di taman bunga.Aurora dan Aaron memilih membuat salad buah dan puding, sedangkan Bella dan Glenn memilih membuat barbeque. Semua bahan dan keperluan sudah disediakan oleh tim reality show. Mereka hanya perlu menunjukkan kekompakan dengan memanfaatkan properti yang ada untuk memenangkan permainan.Sementara hadiah yang ditawarkan bagi pemenang adalah berlibur di Pulau Hawai secara gratis. Bahkan, masing-masing peserta masih mendapatkan sebuah tiket gratis lagi dan bisa membawa satu orang lagi untuk berlibur. Tentu saja hal itu membuat Bella semakin bersemangat karena bisa mengajak Emma untuk liburan bersama."Apa kau akan terus berselonjoran seperti itu, Yang Mulia?" geram B
Read more
Bab 47 Reality Show (3)
Score dua telur telah didapatkan oleh tim Glenn dan Bella. Sebab, tidak ada yang Bella ketahui tentang sosok Glenn Lucas selain sisi psikopat gila dan mesum yang dengan lihainya disembunyikan oleh pria itu. Sayangnya, sisi tersebut hanya ditunjukkan pada Bella. Jadi, siapa yang akan mempercayainya?Selain itu, Bella juga tidak ingin masuk ke dalam lubang masalah dengan mengibarkan bendera perang pada pria itu. Ia telah belajar banyak hal jika mustahil menang melawan sosok pria gila tersebut. Bella lebih memilih memberikan jawaban klise tentang Glenn yang memiliki sifat dingin dan arogan yang telah diketahui banyak orang. Ya, hal itu lah yang membuat Bella tidak menang."Urgh! Beruntung sekali Aurora berpasangan dengan Aaron." Bella menghela napas kecewa saat sedang beristirahat dan duduk di sebelah Glenn. Dua tiket liburan ke Hawai yang telah ia bayangkan bersama Emma, melayang begitu saja.Glenn yang mampu mendengar kekecewaan Bella lantas menaikkan sebelah ali
Read more
Bab 48 Reality Show (4)
Sebuah tas wanita yang terlihat tidak asing telah terpampang di hadapan Bella. Namun, tunggu dulu! Bukankah ... itu adalah tas milik Bella sendiri?"Tema kali ini adalah 'Bedah Kepribadian', aku akan melihat isi di dalam tas kalian. Tentu saja para penggemar akan begitu penasaran barang-barang apa saja yang selalu dibawa oleh idola mereka. Kuyakin apapun yang kalian bawa akan menjadi trend yang paling dicari nantinya," papar Abigail menjelaskan cara mainnya.Aurora mengangguk masih dengan wajah penuh percaya diri. Sementara Bella mengernyitkan dahi. Tas pertama yang diperiksa adalah milik Aurora. Berbagai barang branded mulai dikeluarkan. Mulai dari make up, parfum, bahkan isi dari dompet Aurora yang hanya terdapat kartu di dalamnya telah dipamerkan.Kini, giliran Bella. Entah mengapa, perasaan tidak tenang seketika menyergap rongga dada gadis bersurai cokelat itu. Ia merasa ada yang salah. Sementara di sana, Aurora justru tersenyum menyeringai kala melihat eksp
Read more
Bab 49 Kecurigaan Bella
Abigail segera mengambil alih situasi untuk menghilangkan ketegangan yang ada. Sebab, kini semuanya sedang disiarkan secara langsung. Perlahan, suasana menjadi kembali kondusif. Wanita itu kemudian tersenyum canggung dan kembali membuka suara, "Wah, sepertinya acara reality show kali ini akan benar-benar menjadi tayangan yang ekslusif." Abigail memberikan tepuk tangan ke arah kamera, "Apakah kalian selama ini memang sengaja menyembunyikan hubungan kalian yang ternyata sepasang kekasih?" tanya Abigail yang segera melakukan wawancara eksklusif. Glenn tersenyum menyeringai, "Ya ... dia adalah milikku," jawab Glenn santai yang justru membuat netra cokelat Bella membeliak. Begitu juga dengan Abigail yang baru pertama mendengar hal semacam itu keluar dari mulut Glenn Lucas. Bahkan, Aurora juga tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya dengan raut wajah tidak suka yang terlihat jelas. Dan, entah ada berapa juta wanita yang kini sedang menjerit histeris di balik layar telev
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status