Semua Bab HYANG YUDA: Bab 61 - Bab 70
75 Bab
61. DEWA PERANG DI DETIK - DETIK KEMATIAN SASARADA
Di sisi lain. . .  Sementara Hyang Yuda sedang berperang melawan Mahamara dan membuat perhitungan atas perbuatan Mahamara, Sasarada yang merasakan rasa sakit yang luar biasa hanya bisa berteriak dan meneteskan air matanya. Mata dan kepalanya tiba – tiba merasakan rasa sakit yang luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemandangan makhluk – makhluk yang tadi sempat bisa dilihat dengan jelas oleh Sasarada, perlahan mulai kabur dan semakin lama Sasarada semakin kesulitan untuk melihat. “Bertahanlah, Sasarada. . .”  Suara berat dan penuh wibawa itu terdengar ketika tubuh Sasarada yang sudah kelelahan menahan rasa sakit, tidak bisa lagi merasakan hal lainnya.  “Ini sungguh menyakitkan. . .”  Sasarada berkata dengan sisa – sisa tenaganya sembari menahan rasa sakitnya yang luar biasa. Sasarada merasakan seseorang menangkap tubuhnya yang tadi masih berada dalam kurungan yang dibuat Mahamara untuknya dan m
Baca selengkapnya
62. DEWA PERANG DAN KEMATIAN SASARADA
Hyang Yuda yang telah menyelesaikan pertarungannya dengan Mahamara kemudian memanggil Atahiktri Gandhewa miliknya dan melepas sebuah panah yang ditujukan langsung ke arah Amaraloka.  Panah itu melesat dengan cepat dan langsung menghancur leburkan pasukan Mahamara yang menyerang Amaraloka. Dalam waktu singkat, peperangan yang dibuat Mahamara dan tiga alam yang berada di ambang kehancuran berhasil diselesaikan oleh Hyang Yuda. Meski dengan bayaran mahal yakni nyawa Sasarada.  Semuanya sesuai dengan rencana Mahamara. . .  Hyang Yuda berbicara kepada dirinya sendiri ketika dirinya telah berhasil menyelamatkan tiga alam dari kehancuran.  Untuk kesekian kalinya, aku dihadapkan lagi pada dua pilihan sulit.  Sebelumnya aku dihadapkan pada pilihan untuk menyelamatkan guruku, namun aku memilih diam dan melihat begitu saja. Pilihan itu mengantarkan guruku pada jalan kematiannya.  Se
Baca selengkapnya
63. DEWA PERANG DAN PENINGGALAN TERAKHIR SASARADA
Hyang Yuda berlari berusaha mengejar Pratiwimba milik Hyang Marana yang hendak membawa atma dari Sasarada menuju ke Sadyapara. Namun langkah Hyang Yuda segera dihentikan oleh Hyang Tarangga.  Dengan wajah yang basah dengan air mata dan tatapan putus asanya, Hyang Yuda berusaha memohon kepada Hyang Tarangga untuk membiarkan dirinya lewat.  “Kumohon, Hyang Tarangga. Biarkan aku lewat, masih banyak hal yang harus aku katakan pada Sasarada. . .”  “Tidak, Hyang Yuda. Ini sudah jalan takdir dari Sasarada. Inilah ujian ketiga dari Sasarada dalam tiga kehidupan dan tiga kesengsaraan yang harus dijalaninya. Jika saat ini kamu menghentikan langkah Pratiwimba milik Hyang Marana untuk membawanya ke Sadyapara, maka Sasarada tidak akan bereinkarnasi lagi dan justru akan hidup sebagai mara. Kumohon Hyang Yuda, mengertilah. . .” Hyang Yuda menundukkan kepalanya dengan air mata yang bercucuran di wajahnya. Perasaan bersalah dan perasaan telah gagal
Baca selengkapnya
64. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI PERTAMA MANOHARA
Empat ratus tahun yang lalu.  Siklus pertama dari reinkarnasi Manohara.    Mendengar teriakan ibuku memanggil ketika jam makan siang tiba, seperti biasa aku akan segera berlari pulang dengan cepat dan berharap bisa segera sampai di rumah.  Seperti biasanya ibuku akan melambaikan tangannya ketika melihat diriku dan seperti biasanya pula aku akan membalas lambaian tangan itu sembari berlari ke rumah. Begitu sampai di depan rumah, aku akan berkata pada ibuku.  “Aku pulang. . .”  Dan ibuku akan menjawab, “Selamat datang putri kecilku.”  Kebahagiaan itu berlangsung hingga usiaku beranjak 17 tahun. Pada hari ulang tahunku yang ke – 17, ibuku harus mati di hadapanku demi melindungi diriku dalam perang besar yang terjadi. Orang – orang menyebut perang itu dengan nama Perang Paregreg (1).  (1)Perang Paregreg terjadi pada tahun
Baca selengkapnya
65. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KEDUA MANOHARA 1
Ingatan milik Sasarada kemudian membawa Hyang Yuda kepada adegan selanjutnya. Kali ini Hyang Yuda tidak lagi mendengar nama Anindya sebagai reinkarnasi dari Manohara, melainkan Samanta. Sama seperti Anindya, Samanta juga memiliki wajah yang jauh berbeda dengan Manohara dan Sasarada.  “Kakak. . .”  Hyang Yuda mendengar panggilan dari seorang anak laki – laki kecil yang berada di sekitar Samanta memanggil nama Samanta dengan suara kecilnya.  “Ya, adikku. . .”  “Sebelum tidur, bisakah Kakah menceritakan kisah yang selalu kakak ceritakan padaku. Aku ingin mendengarnya cerita itu lagi.”  Samanta tersenyum memandang adik laki – lakinya. Samanta kemudian mendekat kepada adiknya dan membawa adik kecilnya itu dalam dekapannya.  “Kenapa kamu suka sekali mendengar kisah itu?”  “Aku ingin menjadi pria yang hebat seperti Sena. . .”  Mendengar nama itu, Hyang Yuda segera terkejut. Betapa terkej
Baca selengkapnya
66. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KEDUA MANOHARA 2
Hyang Yuda menatap bayangan Samanta dalam benaknya dan menyadari untuk kedua kalinya reinkarnasi dari Manohara melihat sosoknya sebagai dewa dengan nama Hyang Yuda. Dan untuk kedua kalinya juga, reinkarnasi dari Manohara langsung jatuh hati ketika menatap Hyang Yuda meski hanya sesaat, meski hanya dalam satu pandangan saja.  Hyang Yuda mengumpat beberapa kali sembari menyalahkan dirinya sendiri yang begitu bodoh tidak merasakan perasaan dari reinkarnasi istrinya yang selalu berakhir jatuh cinta pada dirinya.  Bagaimana bisa kamu jatuh cinta padaku hanya dengan pertemuan sesaat? Hanya dengan satu tatapan saja? Hyang Yuda memikirkan kembali semua kesamaan yang dimiliki Anindya, Samanta dan Sasarada sebagai reinkarnasi dari Hyang Yuda. Berkah yang diberikannya kepada Manohara dan dibawa oleh Anindya, Samanta dan Sasarada seakan bergerak menuju ke Hyang Yuda dan membuat reinkarnasi dari Manohara bisa melihat sosok dirinya. berkat berkah itu pula, ketiga
Baca selengkapnya
67. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 1
Hyang Yuda akhirnya mengerti. Hyang Yuda akhirnya memahami alasan dari Sasarada yang memiliki kemampuan untuk melihat sosoknya sebagai Dewa. Kemampuan itu seakan menjadi jawaban dari keinginan dua reinkarnasi Manohara sebelumnya yakni Anindya dan Samanta. Harapan itu didengar oleh berkah milik Hyang Yuda yang sejak awal juga ingin kembali pada Tuannya.  Berkah itu membuat dua reinkarnasi dari Manohara menyimpan perasaan yang dalam dari Manohara untuk suaminya, Sena yang tidak lain adalah Hyang Yuda. Berkah itu juga membuat Samanta dapat melihat beberapa kenangan miliknya di kehidupannya sebagai Manohara dalam bentuk mimpi.  Seperti ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda, reinkarnasi Manohara terlindungi dari makhluk – makhluk tak kasat mata yang berniat mengganggunya. Namun dalam ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda itu ada sebuah kesalahan kecil yang harusnya menjadi peringatan untuk Hyang Yuda.  Hyang Yuda juga termasuk ke dalam makhluk
Baca selengkapnya
68. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 2
Adegan demi adegan dengan cepat berputar di dalam benakku. Adegan yang memutar segala kenangan milik Pawestri Manohara bersama dengan Rakryan Tumenggung Sena dari pertemuan pertama, waktu – waktu yang dihabiskan oleh Pawestri Manohara bersama dengan Sena sewaktu menjadi pengawal pribadinya, permintaan Pawestri Manohara kepada Maharaja mengenai pernikahannya, kemudian pesta pernikahan antara Pawestri Manohara, kehamilan Pawestri Manohara hingga terakhir kematian mengenaskan yang dialami oleh Manohara dan Rakryan Tumenggung Sena sebagai suaminya. Semua adegan berputar dengan cepat dalam waktu singkat seakan tumpah di dalam benakku.  Begitu pemutaran adegan itu berakhir, air mataku tanpa kusadari jatuh dan membasahi wajahku. Sementara aku menghapus air mata di wajahku, sosok gelap di hadapanku kemudian mengangkat telapak tangannya dari keningku, menghentikan pemutaran adegan di dalam benakku.  “Apa yang baru saja aku lihat ini?” tanyaku masih dengan mengh
Baca selengkapnya
69. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 3
Pertemuanku dengan Hyang Yuda benar – benar berjalan mulus sesuai dengan rencana yang dibuat oleh sosok itu. Dengan jantung yang berdetak kencang, aku berusaha keras menyembunyikan rona merah di wajahku dan suara detak jantungku yang bahagia melihat kedatangan Hyang Yuda tepat di hadapanku.  Aku tahu hanya diriku seorang yang dapat mengingat kehidupan lama Hyang Yuda sebagai Sena. Tapi dengan hanya itu saja, aku yang hidup berteman dengan kesepian dan kehilangan semua harapanku sejak kematian bibiku akhirnya memiliki sebuah harapan lagi. Meski Hyang Yuda melupakan jati diri dan identitasku di masa lalu, meski Hyang Yuda tidak mengingat janji dan cinta di antara Sena dan Pawestri Manohara, aku akan membuat Hyang Yuda kembali menyukaiku seperti yang pernah terjadi antara Sena dan Pawestri Manohara di masa lalu.  Itulah yang aku harapkan.  Hyang Yuda membantuku dengan menggendongku di punggungnya yang hangat, membawaku kembali ke rumah s
Baca selengkapnya
70. DEWA PERANG DAN PENYESALAN SASARADA
Mendengar ucapanku, sosok hitam dengan wujud wanita itu kemudian memasang wajah murka kepadaku. Tangannya mengepal berusaha merusak selubung pelindung yang dibuat Hyang Yuda sebelum hilang kesadarannya. Tatapan matanya menyala seakan berusaha membakarku dengan amarahnya.  Beruntungnya aku, berkat selubung itu aku berhasil menyelamatkan diri dan berjalan menjauh dari sosok hitam dengan wujud wanita itu.  Menyadari aku yang perlahan berusaha pergi, sosok hitam dengan wujud wanita itu kemudian memanggil senjata miliknya yakni sabit besar berwarna hitam yang pernah aku lihat ketika sosok itu menyerang Hyang Yuda dan berusaha menghancurkan selubung yang melindungiku. Entah itu beruntung atau mungkin kekuatan Hyang Yuda lebih kuat darinya, selubung itu masih melindungiku dan membuat usaha sosok itu berakhir dengan kegagalan.  “Sial. . .”  Sosok itu mengumpat kesal ke arahku sembari melempar tatapan tajam penuh amarah kepad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status