All Chapters of ONE NIGHT STAND: Chapter 51 - Chapter 60
137 Chapters
51. XANDER VS ALDRIAN
Karena Mischa tak kunjung menjawab telepon dan membalas pesan yang Xander kirimkan, jadilah kini Xander dan Arsen terpaksa menunggu kepulangan Mischa di lapangan bawah rusun yang letaknya berdekatan dengan lahan parkir. Xander hanya ingin mencari angin, setelah dia berada di dalam rusun Mischa yang panas dan pengap selama berjam-jam. Saat itu, Xander bergabung dengan beberapa pemuda rusun yang sedang bermain bola basket di lapangan. Kebetulan, sewaktu sekolah dulu, Xander itu pernah masuk menjadi tim basket nasional dan sudah beberapa kali memenangkan perlombaan. "Yeay.. Papah hebat..." teriak Arsen dengan gembira seraya bertepuk tangan saat Xander berhasil memasukkan bola basketnya ke dalam ring. Arsen duduk di sisi lapangan sambil menonton pertandingan sang Papah dan menikmati secup es krim coklat favoritnya. Xander tersenyum lebar ke arah Arsen. Peluh di pelipisnya sudah bercucuran
Read more
52. AIR MATA XANDER
Mischa turun dengan langkah tergesa saat dirinya melihat dari lantai tiga rusun bahwa Xander dan Aldrian tengah terlibat aksi baku hantam di lapangan parkir rusun. Karena kondisi sudah malam, tak banyak warga rusun yang menyaksikan kejadian itu. Hanya ada beberapa security yang terlihat sedang berusaha untuk melerai perkelahian tersebut. "LO NGGAK AKAN MENDAPAT APAPUN DARI MISCHA BRENGSEK!" umpat Aldrian saat pihak security rusun mencoba untuk menahan aksinya untuk tetap melukai Xander. Sementara Xander yang saat itu berada dalam posisi terkulai di atas aspal parkiran dengan wajahnya yang sudah babak belur hanya terdiam dan berusaha untuk bangkit dengan susah payah. "LEPASIN GUE!" teriak Aldrian lagi. Kedatangan Mischa pun membuat para security itu mengerti titik permasalahannya. Mereka berpikir, dua lelaki itu berkelahi karena memperebutkan satu wanita, dan itu adalah hal yang biasa
Read more
53. SARAH VS SHINTA
Xander masih terduduk di trotoar pinggir jalan yang letaknya tak jauh dari rusun Mischa. Saat itu, Xander hendak menghubungi Jarvis agar menjemputnya ke rusun, namun ternyata saat dia mengecek ponselnya lowbet. Sementara sejak tadi, Xander tak melihat ada satu pun taksi yang lewat. Dan Xander masih di sana. Masih dalam posisinya yang sama. Duduk tepekur di tepi trotoar seperti seorang gelandangan. Kepalanya menunduk menatap ke bawah aspal jalanan. Kepala Xander penuh dengan hal-hal menyedihkam sehingga membuat tubuhnya terasa begitu lemah. Xander masih di sana. Saat tiba-tiba, seseorang menghampirinya.
Read more
54. CURAHAN HATI SANG BOS
Malam itu, Xander masih dalam perjalanan menuju kediaman pribadinya bersama Jarvis ketika tiba-tiba Ponsel Jarvis berdering. Jarvis meminta Izin untuk menepikan mobil sesaat. Dia menoleh ke arah Xander dan memberitahukan bahwa saat itu Mendy yang meneleponnya. "Nona Mendy yang menelepon Bos, mungkin dia ingin menelepon Bos, tapi karena ponsel Bos mati, jadi dia meneleponku," beritahu Jarvis. Xander menerima ponsel itu dan menjawab panggilan Mendy. "Halo, Jarvis? Apa kamu sedang bersama Xander?" ucap suara di seberang dengan tidak sabar. "Ini aku Xander, ada apa?" jawab Xander datar. Mendy tertawa kecil. "Maaf sayang, aku pikir tadi Jarvis yang mengangkat teleponku, kamu lagi dimana?" "Dijalan pulang," "Oh, begitu. Apa aku boleh mampir? Kebetulan aku baru selesai syuting, lokasinya tak jauh dari apartemenmu," Mendy
Read more
55. PERMINTAAN ARSEN
Begitu Aldrian izin pamit untuk pulang, Mischa dan Lulu kembali ke rusun. Mischa langsung melepas rasa rindunya dengan Arsen. Saat Mischa mengajak Arsen pulang, Arsen masih terlihat asik bermain bersama Kiki. Namun dari tatapan sayup dan uapan lebar mulut Arsen, Mischa tahu kalau Arsen sudah sangat mengantuk. Setelah berpamitan pada Lulu dan Dion, Mischa pun kembali ke rusunnya, bersama Arsen. Senyum manis di wajah Mischa terus mengembang. Dan senyum itu seketika sirna, begitu pintu rusun miliknya dia buka. Saat itu, Mischa belum sempat menyalakan lampu, tapi pencahayaan redup dengan kerlap kerlip lampu berwarna-warni menyambut kedatangannya. "Semua ini, Papah yang buat, Mah," ujar Arsen. Tangan mungilnya menarik Mischa masuk ke dalam rusun untuk memperlihatkan hal menarik lainnya. Arsen meminta Mischa untuk menyalakan lampu, dan s
Read more
56. PERGI BERKEMAH
Seperti janjinya pada Arsen kemarin, pagi ini Xander akan menepatinya meski dia tahu apa yang terjadi tidak sesuai harapannya. Malam tadi Jarvis telah menyiapkan segala keperluan yang Xander dan Arsen butuhkan untuk berkemah, termasuk sebuah kendaraan roda empat yang biasa disebut Camper Van. Xander meminta Jarvis untuk menemani perjalanan mereka hari ini yang rencananya akan menjadi sebuah perjalanan panjang dan menyenangkan. Setelah bersiap-siap dari hotel tempatnya menginap, Xander langsung berangkat menuju rusun Mischa untuk menjemput Arsen. Bukan sesuatu hal yang mudah bagi Xander harus kembali bersitatap dengan Mischa setelah apa yang terjadi di antara mereka tadi malam. Setelah Mischa mengungkapkan perasaan kecewanya terhadap Xander melalui luapan amarah dan kebencian yang nyata di balik tatapan sendunya. "A-KU BUKAN PELACUR! A-KU BUKAN WANITA MUR
Read more
57. BERMAIN AIR DI SUNGAI
Tidur di tenda, menghirup udara segar, memandang pepohonan hijau dan menikmati api unggun tentu jadi pengalaman tak terlupakan dan teramat sangat menyenangkan bagi semua orang yang melakukan kegiatan berkemah, apalagi bila kegiatan tersebut dilakukan bersama keluarga sendiri. Sudah menjadi impian seorang Arsenio Malik Akbar di mana dirinya bersama ke dua orang tuanya berkemah bersama di tengah pegunungan. Jika selama ini Arsen hanya bisa menjadi pendengar yang baik ketika kawan-kawannya di sekolah bercerita tentang pengalaman liburan mereka saat berkemah bersama keluarga, kini Arsen pun bisa menceritakan pengalamannya sendiri. Sepanjang perjalanan menuju lokasi di mana mereka hendak berkemah, Arsen terus saja berceloteh tentang apa saja kegiatan yang akan dilakukannya nanti di sana. "Nanti Arsen mau bangun tenda yang besar supaya muat untuk kita tidur bertiga," kata Arsen di tengah perjalanan. Jarvis yang bertugas menyetir tampak tersenyum-sen
Read more
58. HARAPAN YANG PUPUS
Saat malam tiba, keheningan campsite yang biasanya hanya diriuhkan oleh gemericik air dan suara binatang, malam itu tiba-tiba terdengar suara ceria dari keluarga yang berbahagia, ternyata hutan dengan gelapnya malam mampu menghipnotis sebuah keluarga yang terbiasa hidup di megapolis. Kebekuan antara Xander dan Mischa pun perlahan mencair terbawa suasana. Malam itu mereka menyantap makan malam sambil mengelilingi api unggun dan sesekali bercengkrama. Sesekali Jarvis mengabadikan moment-moment langka di mana Mischa dan Xander saling bergurau dan membicarakan hal-hal konyol bersama Arsen. Setelah perut kenyang, Arsen tertarik untuk mengisi waktu mereka dengan mengamati kunang-kunang. Pengamatan terhadap fenomena keindahan cahaya berkedip dari hewan nocturnal bertubuh lunak dan memanjang yang bernama latin Lampyridae ini paling baik dilakukan antara pukul tujuh sampai pukul sepuluh malam, ketika suhu berki
Read more
59. PERCAKAPAN RAHASIA
Setelah kemarin, semalaman suntuk Mendy menunggu Xander di apartemen pribadi lelaki itu, namun nyatanya Xander tak kunjung datang dan sepanjang hari ini Xander tak juga membalas pesan yang dikirim Mendy padanya. Bahkan semua panggilan telepon Mendy tak ada yang dijawab oleh Xander. Malam harinya, Mendy justru dikejutkan dengan kabar yang mengatakan bahwa kini Xander sedang piknik keluarga bersama Mischa dan Arsen di sebuah camp perkemahan keluarga di daerah Bogor. Mendy tahu hal itu dari Aldrian. Saat break syuting, Mendy memanfaatkan waktu senggangnya untuk mengajak Aldrian bertemu. Dia benar-benar tak mampu lagi menahan amarahnya terhadap Xander, terlebih lagi pada Mischa. Mendy sadar betul, keberadaan Mischa dan Arsen sangat berbahaya baginya. Mereka bisa kapan saja dengan mudah mengambil hati Xander dan mencuri posisinya saat ini sebagai satu-satunya wanita spesial dalam hidup Xander meski semua it
Read more
60. ARSEN HILANG
Hari ke dua berkemah, Mischa, Xander dan Arsen menghabiskan waktu bersama dengan melakukan banyak kegiatan mengasyikkan. Mulai dari memancing, trekking dan bermain game seru. Terakhir saat hari mulai beranjak sore, Arsen meminta Xander menemaninya untuk menggambar. "Arsen suka menggambar?" tanya Xander pada sang anak. Arsen mengangguk dengan cengiran lebar. Saat itu Raga sudah datang menjemput mereka dan semua perlengkapan berkemah sudah dibenahi. Rencananya, selepas senja nanti mereka akan pulang, kembali ke Ibukota dengan segala hingar bingarnya. Besok senin, baik Xander maupun Mischa harus kembali disibukkan dengan kegiatan sehari-hari mereka kembali. Terlebih, besok adalah hari pertama Arsen masuk ke sekolah barunya. Itulah sebabnya, mereka harus pulang sebelum malam hari tiba. "Arsen menggambar apa?" tanya Xander samb
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status