All Chapters of ONE NIGHT STAND: Chapter 61 - Chapter 70
137 Chapters
61. KENANGAN PAHIT MASA LALU
Karena hari ini adalah hari pertama Mischa bekerja kembali di Butterfly, Aldrian berencana untuk menjemput Mischa pagi ini untuk mengantar wanita itu ke kantor. Jika biasanya Aldrian hanya menunggu kedatangan Mischa di lahan parkir rusun seraya menghubungi wanita itu, namun kali ini berbeda. Aldrian memilih untuk turun dari mobilnya dan menjemput Mischa langsung ke rusunnya. Aldrian yang merasa kecolongan setelah tahu kepergian Mischa dan Xander juga Arsen weekend kemarin, perlu melakukan manuver tambahan untuk bisa kembali berada satu langkah di depan Xander. Dan kali ini, Aldrian akan memakai Arsen sebagai cara terjitu yang dia miliki. Yakni, mengambil hati Arsen agar anak itu bisa dia kendalikan. Itulah sebabnya, pagi ini Aldrian bertamu dengan membawa dua jinjingan besar di tangannya yang berisi snack ringan yang pastinya di sukai anak kecil serta mainan yang cukup banyak.
Read more
62. KRONOLOGI DI BALIK HILANGNYA ARSEN
Di sepanjang perjalanan menuju kediaman utama keluarga Malik, Mischa terus menangis, dan hal itu sangat membuat Aldrian khawatir. Jadilah Aldrian memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Amarahnya terhadap Xander pun keluarga lelaki itu kini kian bergemuruh. Aldrian hanya heran, kenapa bisa ada manusia-manusia tak berhati macam Xander dan keluarganya itu? Terbuat dari apa hati mereka hingga menyebabkan mereka begitu tega pada seorang wanita tak berdaya dan lemah macam Mischa? Tak membutuhkan waktu lama, kendaraan pribadi milik Aldrian pun sampai di kediaman utama keluarga Malik. Dengan gerakan yang begitu cepat Mischa menyambar kenop pintu mobil dan membukanya begitu mobil yang dikemudikan Aldrian berhenti di depan halaman rumah mewah itu. Kebetulan, pintu gerbang rumah itu sedang dibuka, jadilah mobil Aldrian menerobos masuk tanpa perduli pada beberapa security yang berjaga di sana. Bahkan tanpa dia menyadari adanya beberapa mobil Polisi yang
Read more
63. MENCARI ARSEN
Pagi itu, Mischa, Xander, Raga, dan Jarvis serta Aldrian saling bekerja sama mencari keberadaan Arsen. Jarvis dan raga mencari di sekitar rusun, sedang Mischa, Xander dan Aldrian mencari di sekitar lokasi sekolah lama Arsen. Termasuk beberapa titik taman yang biasa di datangi Arsen bersama Mischa dahulu. Berbekal foto Arsen mereka bertanya pada siapapun yang mereka temui di jalanan, meski belum membuahkan hasil, bahkan saat jam makan siang sudah lewat. Bermandikan peluh, Mischa beristirahat sejenak dengan duduk di salah satu bangku taman. Dia meminum segelas air mineral dingin yang dibelinya di minimarket. Saking khawatirnya, Mischa bahkan baru ingat bahwa dirinya belum makan apapun sejak tadi pagi. Mischa memegangi perutnya yang keroncongan dengan wajah sedikit meringis. Dia membasahi bibir bawahnya yang terasa kering. Dalam pikirannya saat ini, tak sedikit pun Mischa memikirkan hal lain selain kesela
Read more
64. KEBENARAN
"Selamat malam Tuan Alexander Gavin Malik yang terhormat," "Tidak usah bertele-tele, langsung saja pada inti pembicaraan, hal apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" "Aku hanya ingin memberitahu tentang sesuatu, bahwa hari ini aku baru saja memperkenalkan Mischa pada Ibuku. Dan berita baiknya, sepertinya Ibuku sangat menyukai Mischa dan dia merestui hubunganku dengan Mischa, jadi... Tolong kamu pertimbangkan lagi dengan matang jika kamu berniat mencuri Mischa dariku! Karena hal itu pasti akan semakin membuat Ibuku, membenci dirimu!" "Apa setakut itukah kamu terhadapku Aldrian?" "Aku melakukan ini bukan karena aku takut padamu, tapi aku melakukan hal ini demi Ibuku. Kamu sudah membuatnya kehilangan suami yang begitu dia cintai selama ini, yaitu Ayahku, dan kamu juga sudah merampas Mendy dariku, menghancurkan butterfly dan semua harapan yang dimiliki keluargaku! J
Read more
65. PERMINTAAN MAAF
Cukup lama Xander terdiam di dalam mobilnya, masih di lahan parkir rusun. Lelaki itu tampak menggenggam sebuah buku di tangannya. Sebuah buku diary milik Mischa yang sebelumnya koyak namun kini tampak utuh setelah Xander sendiri yang merapikannya. Setiap kali membaca ulang isi buku harian itu, Xander merasa hatinya kian berbunga-bunga. Meski, hal itu tak kunjung menghilangkan kekalutan dihatinya malam ini. Ternyata, benar apa yang telah dikatakan Aldrian bahwa saat ini, Mischa sepertinya memang sudah benar-benar membencinya. Xander diam bukan karena dia terlalu pengecut untuk mengutarakan isi hatinya, tapi karena memang dia memiliki alasan lain untuk itu. Dia merasa, belum saatnya untuk berkata jujur pada Mischa tentang perasaannya saat ini. Xander mendesah pasrah. Kepalanya dia sandarkan dalam-dalam ke sandaran jok mobil seraya memejamkan mata. Tub
Read more
66. WAKE UP MISCHA! DON'T KEEP DREAMING!
Xander sudah selesai mengganti pakaiannya. Lelaki itu duduk kembali di sofa ruang tamu untuk menunggu sang pemilik rumah karena dirinya belum berpamitan untuk pulang. Sesekali Xander melongok ke arah kamar mandi setelah hampir tiga puluh menit terlewat dan tak terdengar suara apapun dari dalam kamar mandi. Tak ada guyuran air atau gemericik air mengalir. Sedang apa dia di kamar mandi? Lama sekali? Pikir Xander membatin. Diantara bingung dan cemas. Xander bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi di dapur. Dia hendak mengetuk pintu kamar mandi untuk memastikan keadaan Mischa baik-baik saja, meski setelahnya, dia menahan sejenak tangannya sebelum sempat menyentuh daun pintu. Entah apa yang terjadi, Xander tahu dirinya susah payah menahan gejolak aneh yang terus mendesak keluar dari dalam dirinya sejak tadi. Tepatnya sejak Mischa memeluknya secara tiba-tiba. Ked
Read more
67. VOICE NOTE
"Kita harus segera melakukan sesuatu, Al! Aku tidak bisa tenang begitu tahu kalau sekarang Xander sedang bersama Mischa," "Apa yang sebenarnya kamu khawatirkan, Mendy? Bukankah seharusnya kamu senang jika kini Xander menemukan wanita lain yang bisa dia jadikan sebagai penghangat ranjangnya? Entah kenapa, aku baru teringat akan hal ini sekarang. Kemarin itu aku terlalu sibuk memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa membantu Mischa memenangkan hak asuh Arsen, aku benar-benar terobsesi untuk membalaskan dendam keluargaku pada Xander. Tapi sekarang aku ingat, bukankah sejak awal kamu mengatakan padaku bahwa kamu membenci Xander? Kamu mengatakan kalau Xander sudah menjebakmu dengan video asusila itu? Lantas jika memang begitu kenyataannya, untuk apa kamu ketakutan bahwa Mischa akan merebut hati Xander? Bisakah kamu menjelaskan hal itu padaku Mendy? Aku tak ingin ada yang disembunyikan di antara kita. Sebagai seorang partner
Read more
68. RESTU DARI DIANA
Seperti yang dikatakannya tadi malam, pagi ini Xander berniat menjemput Mischa untuk kemudian berangkat ke kantor polisi bersama-sama. Mereka harus tahu bagaimana perkembangan kasus atas hilangnya anak mereka. "Halo Mischa? Kamu di mana? Aku sudah di rusunmu?" tanya Xander di telepon. Lelaki itu berdiri tepat di depan pintu rusun Mischa. Dia sudah memencet bel berkali-kali tapi si empunya rumah tak kunjung membukakan pintu juga. Jadilah dia terpaksa menelepon Mischa. "Maaf Xander, aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, hari ini kita berpencar saja mencari Arsen ya?" ucap Mischa dari seberang, saat itu Mischa sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Diana di rawat bersama Aldrian. Mischa berbicara dengan nada sungkan. Dia merasa sangat tidak enak hati pada Xander jika harus mengatakan hal yang sebenarnya, terlebih mengenai kebersamaannya dengan Aldrian saat ini. "Bagaiman
Read more
69. PERINTAH DIRGA
"ARSEN?" suara Xander terdengar nyaring saking kaget, membuat Jarvis dan Raga di depan menoleh ke arahnya.   "Iya Pah, ini Arsen, Papah bisa jemput Arsen tidak di rumah sakit, tempat Opah di rawat?" ucap suara mungil Arsen di seberang. Dari suaranya yang ceria, Arsen terdengar baik-baik saja dan hal itu sangat-sangat membuat Xander lega luar biasa. "Baik, Papah ke rumah sakit sekarang juga, Arsen jangan kemana-mana, tunggu Papah di sana, oke?" "Oke Papah," Klik. Sambungan telepon itu terputus seiring dengan suara Xander yang memerintahkan Raga untuk segera melanjukan kendaraannya menuju rumah sakit jiwa tempat dimana Dirga di rawat. Di sepanjang perjalanan Xander terus berpikir, bagaimana bisa Arsen ada di sana? Lantas, bagaimana bisa Arsen tahu dan mengenal Dirga, bahkan panggilan A
Read more
70. RESTU DARI DIRGA
"Perjuangkan cintamu, Mischa... Bahagiakan Xander..." tambah Diana di akhir kalimatnya. "Aku merestui hubungan kalian..." Mischa tertegun sejenak mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan Diana kepadanya. Diana merestui hubungannya dengan Xander? Berjuang? Kenapa hal itu terdengar lucu bagi Mischa? Mengingat bahwa antara dirinya dengan Xander saat ini bahkan tidak saling menjalin hubungan apapun. "Maaf Tante, kita semua tahu kalau sekarang ini Xander sedang menjalin hubungan dengan Mendy, aku memang mencintai Xander, tapi aku bukan wanita perusak hubungan orang lain. Xander berhak menentukan pilihannya sendiri," jawab Mischa apa adanya. Mischa tak ingin larut dalam rasa bahagia meski dirinya tahu bahwa kini Ibu dari laki-laki yang dia cintai mendukungnya, berada di pihaknya. Mischa tidak ingin egois dengan memaksa siapapun untuk menjalin hubungan dengannya. Diana
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status