Semua Bab ONE NIGHT STAND: Bab 41 - Bab 50
137 Bab
41. SABOTASE
Di sepanjang perjalanannya mencari Mischa, Aldrian terus mencoba untuk menghubungi Mischa meski hasilnya tetap saja nihil. Ponsel Mischa aktif, tapi sepertinya Mischa memang sengaja tidak menyalakan dering ponselnya, tapi yang pasti Mischa memiliki alasan untuk itu. Aldrian masih terus mencari sampai akhirnya dia teringat sesuatu. Apa mungkin Mischa mendatangi kediaman Xander untuk menemui Arsen? Pikir Aldrian membatin, hingga setelahnya Aldrian pun memutar kemudinya menuju kediaman utama keluarga Malik. Semoga saja dia bisa menemukan Mischa di sepanjang perjalanan menuju rumah itu. Dan benar saja, di tengah perjalanan, Aldrian melihat sekelompok orang yang terlihat
Baca selengkapnya
42. BERI AKU SEORANG BAYI, XANDER!
Mendy datang ke kediaman utama keluarga Malik pagi-pagi buta sebab Xander yang memintanya. Bagi Mendy, tak ada hal yang lebih penting dibanding apapun kecuali Xander dalam hidupnya. Arsen masih terus menangis saat Mendy datang. Anak itu bahkan tidak mau di ajak keluar dari bawah tangga. Mendy tersenyum manis ke arah Xander dan berusaha menenangkan Xander. "Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja," ucap Mendy seraya membelai dada bidang Xander. Mendy membungkukkan badan supaya bisa melihat keadaan Arsen di bawah sana. Bocah itu terlihat lelah dan sedikit terkejut. Bibirnya membiru, pasti dia kedinginan. "Hai Arsen? Apa kabar? Kamu kenal akukan?" ucap Mendy yang kini sudah berjongkok di bawah tangga.
Baca selengkapnya
43. ANTARA JARVIS, ALIANA DAN DENIS
Jarvis baru saja memparkirkan kendaraannya di parkiran apartemen. Lelaki brewok itu turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu masuk apartemen dan mulai menaiki lift. Tanpa pernah dia tahu, bahwa ada seseorang yang diam-diam menguntit dirinya sejak dia berada di kediaman Mischa malam tadi. Nyatanya, malam tadi, bukan hanya Jarvis dan Aldrian yang hendak mencari keberadaan Mischa, tapi ada orang ke tiga. Seorang lelaki berpakaian serba hitam dengan sebuah masker yang menutupi wajahnya dan topi yang menutupi kepalanya. Pencariannya kali ini menemukan titik temu saat lelaki itu secara diam-diam menguping pembicaraan Jarvis dengan Xander beberapa jam lalu. Akhirnya pencariannya semalaman suntuk membuahkan hasil. Aliana tak akan pernah dia lepaskan! Bahkan sepertinya dia perlu memutilasi k
Baca selengkapnya
44. ANCAMAN DENIS
Waktu sudah hampir shubuh. Mischa terbangun dari pingsannya dengan tubuh yang terasa remuk. Tapi keadaan tempat tidur yang nyaman dan suasana sejuk di sekitarnya membuat Mischa merasa lebih baik. Ke dua bola mata yang terbalut bulu mata lentik itu terbuka. Kerut di kening Mischa menjelas saat dia memperhatikan sekeliling ruangan bernuansa abu-abu itu. Kamar itu terasa asing. Tapi warna cat tembok itu, dia seperti pernah melihatnya. Dimana aku? Pikir Mischa membatin seraya bangkit dari tempat tidur. Sempat terbersit pikiran buruk dalam benaknya, tapi saat dia mengecek seluruh pakaiannya, Mischa merasa lega, karena dia masih mengenakan pakaian lengkap seperti yang dia pakai sebelumnya. Mischa duduk di tepian ranjang sambil meraba kepalanya yang berdenyut hebat. Belum lagi perutnya yang sakit akibat dibiarkan kosong terlalu lama.
Baca selengkapnya
45. INSIDEN PENEMBAKAN
SERAHKAN ALIANA PADAKU, JIKA TIDAK, LELAKI INI AKAN MATI!" ancam Denis seraya menarik pelatuk senjatanya tepat ke arah kepala Xander. "Oke! Baik-baik, aku akan menyerahkan wanita ini padamu, tapi lepaskan Bosku," ucap Jarvis cepat. Dilihat dari gelagatnya, si penodong itu jelas tidak main-main dengan ancamannya. Untuk itulah Jarvis lekas tangkas menahan maksud gila si lelaki itu. Nyawa Xander dalam bahaya dan Jarvis tidak mungkin tinggal diam begitu saja. Jarvis menarik lengan Aliana dan menggiring Aliana mendekat ke arah di mana Denis berdiri. Aliana tercekat. Dia benar-benar ketakutan. Tapi dia juga tidak ingin menyaksikan nyawa orang lain harus melayang akibat ulah Denis. "Denis, jangan lakukan itu, aku mohon... Aku tidak mau kamu membunuh lagi," pinta Aliana saat dirinya sudah berdiri berhadapan dengan Denis. Jarvis menarik tubuh Xander menjauh dari Denis yang fokusnya mulai terba
Baca selengkapnya
46. PERTANYAAN DIANA
Aldrian telat sampai di lokasi syuting. Dia sempat terkena omelan sang sutradara karena di anggap tidak disiplin. Tapi bukan Aldrian namanya jika dia tidak bisa menuntaskan masalahnya dengan mudah. Syuting hari ini berjalan cukup lancar. Aldrian tidak terlalu banyak melakukan kesalahan sehingga dia memiliki waktu luang lebih banyak untuk beristirahat. Aldrian baru saja hendak menghubungi Mischa, namun hal itu urung dia lakukan saat dia mendengar sebuah sapaan hangat dari seseorang. Tepatnya seorang wanita. Wanita yang terlihat sangat menawan di mata Aldrian. Bahkan dengan leluasanya, wanita itu kini mengecup pipi kanan dan kiri Aldrian tanpa sedikit pun perduli dengan keadaan sekitar.
Baca selengkapnya
47. RENCANA XANDER
Xander baru saja memparkirkan kendaraannya di kediaman utama keluarga Malik. Setelah beristirahat sejenak di kediaman pribadinya, Xander hendak meminta penjelasan sang Omah mengenai apa yang telah dilakukan Sarah terhadap Mischa. Selain itu, Xander juga berniat untuk membawa Arsen tinggal di kediaman pribadinya. Xander benar-benar kecewa atas sikap Sarah yang dianggapnya sangat keterlaluan. Meski dia sendiri tak mampu menutupi rasa belas kasihnya pada Sarah, mengingat kondisi kesehatan Sarah yang semakin menurun akhir-akhir ini. Bahkan, Xander sendiri yang meminta Denis untuk tidak membawa nama Omahnya dalam kesaksian lelaki itu pada pihak berwajib. Xander menjanjikan sesuatu pada Denis, bahwa dirinya akan menjaga Aliana dengan baik sampai Aliana sembuh. Untuk itulah Denis bersedia menutup mulutnya dengan tidak membawa serta Sarah sebagai tersangka dalam kasus Mischa. Denis bersedia menanggung semua hu
Baca selengkapnya
48. DENDAM DAN SPIONASE
"Apa kamu mencintai Xander, Mischa?" tanya Diana mengulang pertanyaannya tanpa memalingkan tatapannya dari wajah Mischa, sedikit pun. Mischa mencoba mengalihkan perhatian, dia mengambil sendok yang jatuh di bawah kaki Diana dengan tangan yang gemetar. Bertahan sebentar di sana untuk menetralkan perasaannya yang kian dilanda rasa gugup. Mischa menarik napas panjang saat dia kembali bangkit dan duduk berhadapan dengan Diana. Mischa tersenyum tipis. "Maaf, sendoknya jatuh Tante, aku cuci ke toilet dulu ya?" ucap Mischa yang langsung bangkit dan berjalan cepat menuju toilet. Diana masih terus menatap Mischa saat itu. Mischa yang tak menjawab pertanyaannya. Sebagai seorang wanita, Diana bisa membaca bahasa tubuh Mischa saat dia mendengar nama Xander disebut. Mischa terlihat begitu gugup. Persis seperti dirinya dulu, setiap kali mendengar nama Dirga disebut.
Baca selengkapnya
49. SURPRISE UNTUK MISCHA
Xander dan Arsen sudah tiba di rusun saat hari sudah gelap. Tapi Lulu bilang Mischa pergi bersama Aldrian sejak tadi pagi dan belum pulang sampai saat ini. Lulu hanya memberikan kunci serep rusun milik Mischa yang dia simpan pada Xander dan Arsen agar ke dua orang itu bisa menunggu Mischa di dalam rusun Mischa. Xander yang pada awalnya merasa begitu semangat menyiapkan surprise untuk Mischa sebagai tanda permintaan maafnya, merasa moodnya jadi tidak karuan saat lagi dan lagi dirinya harus mendengar nama Aldrian disebut. Ada hubungan apa antara Mischa dengan Aldrian sebenarnya? Apa mereka benar-benar berpacaran? Pertanyaan itu terus menggelayut dikepala Xander sejak tadi. Bahkan saat mereka sudah selesai menata makanan di atas meja makan yang mereka beli di jalan. Selesai menata makanan, dibantu Arsen, X
Baca selengkapnya
50. PERNYATAAN CINTA
Mischa dan Aldrian sudah berada di dalam mobil pribadi milik Aldrian. Masih di parkiran gedung rumah sakit. Saat itu, Aldrian tidak langsung menyalakan mesin mobil, dia hanya diam dengan ke dua tangan yang terangkat dan melingkar di atas setir mobilnya. Ke dua matanya menatap arah dashboard, setengah menunduk. Beribu pikiran tentang Mischa dan Xander kian berputar dikepalanya, mengganggunya. "Al? Ada apa?" tanya Mischa yang jadi menoleh dan menatap Aldrian dengan wajah bingung. Aldrian menoleh pelan dan tersenyum tipis.  Ditatapnya lekat wajah manis Mischa saat itu. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu Mischa," ucap Aldrian meski hatinya masih diliputi keraguan akan apa yang ingin dia utarakan pada Mischa, namun lagi dan lagi, Aldrian terus dirundung rasa takut, jikalau dirinya kali ini akan kembali menelan kekalahan akibat ulah laki-laki brengsek macam Xander. Xander sudah mencur
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status