All Chapters of Mengejar Cinta Babang Jutek: Chapter 51 - Chapter 60
65 Chapters
Babang 51
*Happy Reading*Kamar ini terasa lebih manusiawi daripada apartemen yang ditinggali Alvaro. Meski tidak full collor. Setidaknya ada warna lain selain hitam dan abu-abu. Mungkin karena ada sentuhan emak dan juga Nur di sana, hingga kamar ini tidak terlihat suram.Tangan Bianca menyapu foto Alvaro waktu masih mengenakan seragam putih abu-abu. Ternyata dari dulu, wajah Alvaro memang tampak jutek, tak heran aura itu masih melekat hingga sekarang."Mak Kanjeng lupa ngajarin senyum apa kek mana sih, sama kamu, Al? Kok ya semua photonya jutek semua?" Bianca bermonolog. "Tapi tetep aja ganteng, sih." Bianca macam orang stress sekarang. Udah mah dari tadi ngomong sendiri. Sekarang di tambah senyum-senyum sendiri. Fix lah! Bianca sudah ter Alvaro-Alvaro!Perhatian Bianca lalu berpindah pada stiker Doraemon yang ditempel di sudut kaca. Ukurannya yang sebesar 10 cm membuat Bianca menebak kalau pelakunya adalah Nur. Mungkin ini bentuk keisengan adik kepada kakak waktu mereka masih kecil. Manis,
Read more
Babang 52
*Happy Reading*“Asem, tangan lo bau balsem, Kanjeng!” protes Mbok Jubaedah sambil menyingkirkan tangan Mak Kanjeng yang mampir ke bibirnya. Tak ayal, hal itu membuat Mak Kanjeng tersadar dan berhenti berteriak. Pun Bianca yang tadi refleks ikut berteriak di tangga. Lah, ngapa jadi teriak berjamaah gini, ya? Kira-kira pahalanya dapat 70 juga kagak, ya?"Ya lagi elo. Sapa suruh tiba-tiba teriak? Kan gue kaget, Bedah!" Bukan Mak Kanjeng namanya kalau mau mengalah. " mana teraiknya Jablay banget. Lima menit full tanpa tenda sama sekali. Bikin kuping gue budek aja!” imbuhMak Kanjeng sambil berkacak pinggang.Wajah bingung Mpok Jubaedah membuat Bianca jadi tidak tega. Gimana-gimana pun, sekarang dia jadi lebih cerdas sedikit dalam menangkap omongan Mak Kanjeng yang suka rancu.“Lebay, Mak, bukan jablay. Jeda, bukan tenda.”Namun, rupanya niat baik Bianca yang membantu Mpok Jubaedah tidak berujung baik. Seketika itu juga Mpok Jubaedah kembali drama teriak-teriak, bahkan ditambah lari-lari
Read more
Babang 53
*Happy Reading*“Emang Bianca sakit apa, Mak?” tanya Mpok Jubaedah dengan wajah tanpa dosa.Aduh keceplosan! Mak Kanjeng menggigit bibir bawahnya diam-diam menyadari kecerobohannya barusan. Meski Mpok Jubaedah adalah soulmate Mak Kanjeng. Tetapi perihal Bianca, Mak Kanjeng tentu tak bisa membaginya.“Ngerawat biar makin glowing. Sebelum nikah kan biasanya calon pengantin perawatan. Gitu aja masa nggak tahu?” Beruntung server Mak Kanjeng lagi kenceng. Jadinya bisa cepet nyari jawaban buat ngeles. Sementara itu, di atas, Bianca terkagum-kagum dengan omongan Emak calon suaminya. Tumben banget kan, emak Kanjeng bisa ngomong glowing dengan benar. Biasanya kepeleset lidah.“O, ntu maksudnya. Tenang saja, Jeng. Ntar gue bantuin perawatan. Biar si eneng Bianca makin kinclong.” Mpok Jubaedah tidak curiga sama sekali. "Aduh ... rasanya gue udah gak sabar liat anak bujang lo nikah sama Bianca. Tuh perawan satu cakepnya kek artis luar, ye ...."Ucapan Mpok Jubaedah yang terakhir membuat hati Bi
Read more
Babang 54
Dalam alam bawah sadarnya, Bianca melihat Alvaro yang menunggunya di sebuah padang rumput. Lambaian tangan Alvaro membuat Bianca berlari menghampiri. Kedua tangan Alvaro terentang untuk menangkap tubuh Bianca.“Bi, duduk sini," ajak Alvaro sambil menunjuk pada tikar yang dibentangkan di tengah-tengah padang rumput. Bianca tersenyum ketika melihat berbagai hidangan kesukaan sudah tersaji.Senyumnya semakin lebar ketika duduk di sebelah pria yang memakai pakaian kasual sewarna langit. Tangan Alvaro menepuk paha, meminta agar Bianca rebahan di atas pahanya. Kesempatan emas itu tidak disia-siakan oleh Bianca.Rasanya begitu damai ketika tangan Alvaro mengusap rambutnya dengan lembut. Sedari kecil dia tidak pernah merasakan kemewahan perhatian seperti ini.“Kak Bi, bangun, Kak!”Sayup-sayup Bianca mendengar ada suara yang memanggil dirinya, tapi bukan suara Alvaro. Mata Bianca enggan sekali untuk terbuka. Tak berapa lama kesunyian kembali melanda. Namun keadaan itu tidak berlangsung lama,
Read more
Babang 55
Perlahan-lahan Bianca balik lagi ke kamar Alvaro, setelah Mak Kanjeng akhirnya muncul. Ia tak mempedulikan sama sekali permintaan Mak Kanjeng yang tadi sempat memintanya tetap di sana. Buat apa? Bianca tak mau hatinya semakin tersentil dengan panggilan Mpok Jubaedah untuknya. 'Anak perawan' Bianca terkekeh miris sekali mengingatnya. Faktanya, dia memang belum menikah tapi bukan lagi seorang perawan. Ia sudah disentuh banyak pria. Tak terasa, setetes air mata jatuh begitu saja tanpa diperintah. Hatinya terlalu pedih mengingat masa lalu.Sesampainya di dalam kamar, Bianca menutup pintu dengan lesu. Pandangannya tertuju pada ranjang yang tertata rapi. Dia merebahkan diri kemudian menutup mata.Andai saja dia tidak terlalu dibutakan oleh harta, pasti tidak akan semudah itu jatuh di pelukan Marcel. Harusnya dia mendekati pria-pria yang lembut seperti Alvaro.Dahi Bianca berkerut ketika mengingat kembali kata lembut yang disematkan sebelum nama Alvaro. Ini salah, Alvaro adalah seorang yang
Read more
Babang 56
“Kangen.”Bianca mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana bisa dia cemburu dengan muka polos nan mengesalkan ini. Bagaimanapun juga ini bukan salah Aika. Salahkan Alvaro yang jatuh hati padanya.Tidak, Alvaro pun Bianca rasa tidak salah-salah amat di sini. Siapa pula yang bisa melewatkan gadis cantik nan baik hati, yang meski sering absurd daripada normal di hadapannya ini.Lalu ini salah siapa, dong? Salahkan saja Author. Dia kan yang punya cerita, yee kan?“Emang nggak boleh kangen sama bestie?” Aika mengulang lagi pernyataannya ketika melihat wajah Bianca yang terlihat bingung.“Ck, kayaknya emak lo lagi kesambet ya, Bi. Tumben banget anteng begini?" cebik Aika kesal. "Sialan! Mana ada gue kesambet. Kesemutan baru bener." Bianca protes seraya menunjuk lengannya yang masih digelayuti Aika. Mirip anak panda saja doyan nemplok."Namanya juga kangen." Aika tak merasa bersalah sama sekali. "Udah, ah. Keluar yuk, jalan kemana gitu kek. Udah lama kita nggak ngobrol. Sono dandan cantik d
Read more
Babang 57
Mata Alvaro tertuju pada laki-laki yang sudah bau tanah di hadapannya. Pria itu mengamatinya dari ujung kaki hingga ke ujung rambut, lalu berulang kembali. Senyum miring terlihat samar sebelum pria itu kembali menampilkan wajah datar.“Ada perlu apa kamu kesini?”“Lapor, Tuan. Orang ini menerobos masuk dan bilang mau melamar cucu Tuan,” ujar seorang satpam yang berdiri takut-takut di belakang Alvaro."Cucu?" beo pria itu lagi, kembali memindai tubuh Alvaro dengan seksama. Alisnya berjungkit antara bingung dan tak suka pada preman kumal di hadapannya saat ini. Cucu yang mana yang preman ini maksud? Cucu yang dia milik tak hanya satu orang. Keheranan bukan hanya terlihat dari raut pria tua itu, tetapi juga orang-orang di belakang tubuhnya. Itu adalah keluarga Bianca."Bianca, Tuan," bisik sang Satpam memberi clue. Sekaligus membuat mata tua itu melotot tak percaya. “Apa benar itu? Kau mau melamar dia, si Bianca.” Jari keriput itu menunjuk kearah muka Alvaro.Kalau saja tidak sedang be
Read more
Babang 58
Dua hari kemudian.Senyum lebar Alvaro terpasang ketika dia melangkah memasuki gedung tempat kerjanya. Dia tidak menghiraukan pandangan beberapa wanita yang ikut berbinar ketika melihatnya. Suara bisik-bisik yang samar-samar didengarnya tidak membuat senyumnya hilang.Terserah mereka mau bilang apa, yang penting hari ini dia akhirnya akan ketemu dengan Bianca. Mungkin sepulang kerja nanti, dia akan mengajukan lamaran. Tidak perlu ada pertunjukkan lamaran seperti yang ada di drama-drama karena dia sudah tidak sabar ingin segera bersama-sama Bianca untuk selamanya.“Selamat pagi, Bos,” sapa Alvaro ketika membuka pintu menuju ruangan Kairo.Namun, Bosnya itu hanya memandangnya sekilas kemudian berkutat kembali dengan pekerjaannya.Apa selama tiga hari cuti, kerjaan di kantor jadi semakin banyak? Sampai-sampai wajah si Bos horor begitu. Alvaro pun segera menghapus senyum dari wajahnya dan mulai bersikap seperti biasanya.Sepanjang hari disibukkan oleh pekerjaan membuat Alvaro sejenak melu
Read more
Babang 59
Sesekali Bianca masih sempat melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan gerak-geriknya. Bianca hanya bisa menghela napas panjang di tempatnya. Wajar kalau mereka merasa curiga akan keberadaannya di sini yang terlalu tiba-tiba. Baru kemarin surat pemberitahuan muncul, hari ini dia sudah ada di sini. Mode express banget kan kek jodohnya si Aika.Namun, mengingat nama itu. Bianca pun ingin berterima kasih untuk bestinya yang selalu mendukung keinginannya itu. Meski pasti akan kangen sekali pada kegesrekan Aika. Bianca rasa ini memang yang terbaik untuknya. Mungkin dengan berada jauh dari Alvaro, pikirannya bisa sepenuhnya lupa akan kenangan indah yang sudah mereka jalani. Juga luka yang terlanjur tergores dalam. Bianca berharap bisa menjadi manusia baru di tempat baru bersama orang-orang baru pula. Bismillah. Yuk, bisa, yuukkk!Aika : [Bi, Alvaro tadi telepon buat nanyain keberadaan lo]Saat istirahat tiba. Bianca melihat ternyata ada chat dari bestie gesreknya. Hatinya seketika
Read more
Babang 60
***Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah 6 bulan Bianca bekerja di kantor cabang. Tidak ada hal spesial yang harus Bianca bagi. Semua B aja. Hanya saja, mungkin sekarang Bianca sudah bisa berbaur dan enjoy dengan teman-teman barunya.Mereka baik, mereka juga asyik untuk diajak ngobrol dan bercanda bersama di sela kesibukan. Membuat Bianca tidak terlalu jenuh dengan kegiatan hariannya yang itu-itu saja. Ngantor, pulang, tidur. Begitu saja terus tiap hari. Bianca yang sekarang benar-benar berubah. Tidak suka nongki dan menghamburkan uang. Meski begitu, komunikasi antara Bianca dan Aika tak pernah putus. Tiap malam selalu tak lupa bertelepon ria dan ghibah bareng. Apa yang di ghibahkan? Banyaklah! Namanya juga kaum hawa. Kalau ngobrol suka ngalor ngidul. Seakan tak ada habisnya bahan ghibahan mereka. Adaaa saja yang di bahas. Dari mulai harga cabe, tetangga julid, sinetron terbaru, gosip artis dan banyak lagi lainnya. Pokoknya kalau tidak ditegur Kairo, bisa telepo
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status