All Chapters of Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu: Chapter 111 - Chapter 120
164 Chapters
Bab 110
Bab 110 Serta merta Nadine memperhatikan ke arah sumber suara.     "Siapa di sana?" rimbun dedaunan bonsai menghalanginya untuk melihat wajah sang pemanggil.     "Ini aku, Nyonya." seseorang tersebut kembali menjawab seraya membuka masker yang tengah ia kenakan.     Nadine kian merasa heran melihat seseorang berdaster hitam yang menjawab pertanyaannya. Seperti tidak asing.     "Haa? Bik Lasmi? Kenapa pagi-pagi buta begini sudah berada di taman?" Nadine bertanya. di samping rasa heran yang menghinggapi relung hatinya melihat Bik Lasmi telah berada di taman, sedangkan hari masih begitu gelap. Bik Lasmi adalah pembantu yang telah bekerja padanya selama bertahun-tahun.     "Ah tidak, Nyonya. Tadi saya melihat ada yang aneh di taman ini. Eh ternyata hanya kucing tetangga yang mencoba masuk ke rumah." lanjut Bik Lasmi. Setidaknya
Read more
Bab 111
111       "Apa? Kalian tahu soal ini?" tentu saja ucapan putranya membuat Nadine kaget.     "Ssst ...! Ada sesuatu yang harus kita selidiki dari Bik Lasmi." ujar Davin dengan tatapan mata serius. Nadine menyimak kata demi kata.     "Ya, Ma. Kak Davin benar. Tadi pagi aku mendengar Bik Lasmi berbicara dengan seseorang di telepon genggamnya." timpal Divan.     "Apa yang dia bicarakan dan pada siapa dia berbicara?" tanya Nadine tak sabar.     "Sepertinya kita juga harus memberi tahu Papa. Tapi pelan-pelan, kita harus mencari tempat yang tepat. Jangan sampai membuat Bik Lasmi curiga." ucap Davin.     "Baiklah." Nadine beranjak. Sedangkan di taman, Bik Lasmi masih terbayang-bayang dengan pembicaraannya dengan seseorang beberapa waktu yang lalu. *** Kala itu pada saat menjelang subuh. Bik Lasmi berjalan tergopoh-
Read more
Bab 112
Bab 112     "Gak tahu itu punya siapa kok jadi kayak aneh gitu ya? Serius."  mata Bik  Lasmi seperti keheranan.     "Aduh ... Apa saya buang aja kali ya? Saya takut ini ada apa-apa, soalnya ada firasat buruk juga. Kenapa bisa bungkusan ini berada di samping minuman Den Divan yang barusan saja aku buat. Kalau ada apa-apa sama Den Divan, bisa-bisa aku yang di salahkan bahkan bisa di pecat." Bik Jum semakin panik dan khawatir.     Bik Ladmi juga nampak gusar.      "Aku aku takut benda dalam bungkusan ini berbahaya. Tapi siapa yang menaruh benda seperti ini di sana. Ntar kalau ada yang tidak-tidak, pasti aku yang disalahkan sama nyonya?" Bik Jum kembali mengulangi kalimat yang sama dalam keadaan panik.     "Tadi barusan aku ingin menanyakan perihal bungkusan ini kepada secara langsung sama Den Divan. Tapi saya lihat Den Divan sedang
Read more
Bab 113
Bab 113  Divan membawa ke kamarnya sebuah gelas yang berisi susu coklat yang tadi dibuatkan oleh Bik Jum untuknya.   Di tangga menuju ke lantai atas di mana kamar Divan berada, tidak sengaja anak itu berpapasan dengan Bik Lasmi.     "Hmmm ... mantap benar aromanya susu coklat ini, Bik." ujar Divan sembari tersenyum.     "Ya, buatan Bik Jum memang selalu sedap, Den. Selamat menikmati. Aromanya memang strong." Bik Lasmi sedikit membungkukkan tubuhnya. Sebuah senyum manis pun terukir di bibir wanita paruh baya tersebut.    Dalam hati, sesungguhnya Bik Lasmi ingin tertawa ketika melihat aksi Divan.     "Pasti berhasil!" Dalam hati Bik Lasmi kembali bersorak.     Bik Lasmi terus turun melangkah ke lantai bawah sambil menenteng sapu.  "Bik, hari ini kami akan bepergian sejenak. Titip
Read more
Bab 114
Bab 114     Dari hasil menguping itulah Davin tahu jikalau Bik Lasmi telah bekerjasama kepada seseorang yang sedang menelponnya.     Itulah poin penting yang diceritakan oleh Davin kepada kedua orang tuanya, George dan juga Nadine.      "Astaga ya Tuhan ..! Mengapa Bik Lasmi tega melakukan ini?" Beberapa kali kalimat istighfar meluncur dari bibirnya.     George juga dibuat tidak kalah kagetnya.     "Ini sama seperti kejutan. Kejutan dari orang-orang kita percaya. Hampir saja kita berhasil dicelakai oleh orang yang berada di rumah kita sendiri." tandas George.     Berita yang sungguh-sungguh cukup memukul hati Nadine maupun George.     Keduanya tidak menyangka sama sekali jikalau Bik Lasmi tega bekerja sama pada seseorang yang ingin menjahati keluarga mereka.   &nbs
Read more
Bab 115
Bab 115   "Mmaaf, Nyonya. Aku hanya ingin memastikan saja." Bik Lasmi terlihat gugup. Nadine bisa maklum dengan sikap yang di tunjukan oleh Bik Lasmi. Gugup wanita paruh baya tersebut tentu karena ulahnya sendiri.   "Bukannya tadi Bibik bilang ingin membersihkan taman?"     Bik Lasmi semakin serba salah mendengar pertanyaan dari Nadine.     "Mmaaf, Nyonya. Tadi Bik Jum meminta bantuan saya untuk membantunya membereskan rumah. Soalnya, Katanya dia sedang tidak enak badan." Bik Lasmi beralasan.   "Oh ya? Kalau begitu mengapa Bik Jum tidak bilang kalau sakit?" Nadine bertanya.     "Entahlah, Nyonya. Mungkin dia tidak enak kali." sahut Bik lasmi.   "Hmm, Baiklah, baiklah Nyonya. saya akan melanjutkan pekerjaan saya membersihkan taman."     Bik Lasmi tergesa-gesa melangkah meninggalkan N
Read more
Bab 116
Bab 116    "Aku tidak akan bilang ke siapa-siapa, Pak Arza. Aku maklum Bapak mengkhawatirkan masalah itu. Tapi setidaknya Bapak juga mengerti keadaanku. Aku sekarang benar-benar sedang membutuhkan uang. Tolonglah, Pak! Beri aku pinjaman. Aku tidak meminta banyak, Pak. Lima belas juta saja, itu sudah cukup untuk menutupi kekurangan dari usaha rumahan yang sedang kami rintis." ucap Pak Farid memelas.Arza di buat cukup terenyuh mendengar jumlah rupiah yang di sebutkan oleh Pak Farid.      "Lima belas juta kamu bilang sedikit?" Arza membulatkan mata.     "Bagi orang sepertiku tentu banyak banget, Pak. Tapi kalau menurut pengusaha besar seperti Bapak, tentu saja lima belas juta itu uang kecil. Bahkan satu hari pun Bapak bisa mendapatkannya dengan mudah. Bahkan lebih dari itu. Iya kan?" Pak Farid mengerlingkan mata.      Arza menghela nafas panjang. Terbersit sebuah
Read more
Bab 117
Bab 117    "Debbie, bagaimana? Apa semuanya telah selesai?" tanya Zea.    Dilihatnya Debbie menghempaskan tubuh ke sofa. Bersender santai sembari menyeruput minuman kaleng.     "Mudah-mudahan, Mbak. Jika aku turun tangan secara langsung, sepertinya semua yang telah kita susun ini tidak akan gagal." jawab Debbie dengan kepercayaan diri penuh.     "Kuharap demikian. Semua orang tentu tidak ingin rencananya gagal bukan?"  Zea menanggap datar.     Debbie memperhatikan ekspresi yang ditunjukkan oleh muka Zea.     "Kok muka Mbak Zea nampak kayak kurang bersemangat gitu? Apa Mbak Zea kurang yakin dengan rencanaku?" Debby bertanya.     Buru-buru Zea sadar akan sikapnya yang mungkin saja kurang berkenan.    "Ah bukan begitu maksudku. Aku hanya bertanya-tanya, apakah kamu y
Read more
Bab 118
Bab 118 "Aku bersyukur sekali, Ma."     George yang sedari tadi duduk menghadap komputer di atas meja kerjanya tiba-tiba berucap mengejutkan Nadine."Bersyukur karena apa, Pa?" Nadine menyipit heran.     "Bersyukur sebab rumah tangga kita tidak tumbang karean orang-orang yang berusaha menghancurkannya." sahut George."Ya, padahal hampir saja kita terjerumus pada perceraian akibat ulah mereka." tandas Nadine.     George mematikan komputer di hadapannya.      George melangkah mendekati istrinya.     "Ma, sebenarnya ada yang ingin Papa bicarakan." ucap George pelan.     Nampak jelas jika tidak ada nada gurauan atau candaan dalam ucapannya. Terlihat serius menunjukkan tanggung jawab sekaligus kelembutan sikap sebagai suami, membuat kewibawaannya semakin istimewa di mata Nadine.&n
Read more
Bab 119
Bab 119     "Kak, aku ingin bicara serius!" Alea menghampiri kedua kakaknya.     "Ya bicara saja, Alea. Kami tidak melarangmu." Divan    menyunggingkan senyum.    "Memangnya adik kami yang cantik ini mau bicara apa?" tanya Davin lembut.  "Aku ingin bicara serius mengenai masalah Mama sama Papa." jawab Alea seperti menahan keraguan.Davin diam. Mencerna ucapan si adik. Dari raut mukanya, jelas Alea sedang tak bersenang hati.     "Apa? Masalah mama sama papa? Hal apakah yang kamu ketahui soal mereka, Alea?" Divan memutuskan untuk menyelidiki prasangka sang adik.     "Aku mengetahui sesuatu yang menurutku cukup besar, Kak. Makanya sekarang aku memutuskan untuk membicarakannya kepada kakak-kakakku ini." sahut Alea perlahan.   Ekspresinya menampakan cara tak biasa, Alea yang terkenal sebagai a
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status