Semua Bab Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu: Bab 131 - Bab 140
164 Bab
Bab 130
Bab 130"Pak George,  bisakah Bapak meluangkan waktu untuk bicara denganku barang sejenak." Arza menghampiri George.     "Mau bicara apa ?" jawab George tanpa menoleh.     Arza menelan saliva melihat sikap dingin yang ditunjukkan oleh George.     "Maaf Pak George, apa Bapak tidak berkenan dengan kedatanganku keruangan Bapak?" tanya Arza mulai merasa tidak enak terhadap sikap George yang baginya terlampau berubah.     "Maaf, sebenarnya kau tahu sendiri, bahwa sekarang diriku sedang berada dalam jam kerja. Aku tidak menerima pembahasan lain  di luar dari ranah pekerjaan." sahut George sembari masih sibuk dengan komputer di depannya.     "Kalau begitu, baiklah saya akan menunggu Bapak ketika pulang nanti. Maafkan jika kehadiranku mengganggu kinerja Pak George!" suara Arza mendayu-dayu bak suara perempuan yang tengah merayu. 
Baca selengkapnya
Bab 131
Bab 131         Arza kebingungan . Sejak awal ia tidak mengira jika George akan bertanya sedetail itu, sebagaimana selama ini sikap George yang tidak terlalu banyak bertanya.      Jelas saja Arza tergagap.      "Mmm ... Foto ini saya dapatkan dari teman. Saya hanya ingin memberitahu hal ini sama Pak George agar bapak tidak terkecoh dengan sikap licik Nadine." Arza mengucapkan sesuatu yang tidak bisa dipercaya oleh George.     "Teman yang mana?" lagi-lagi pertanyaan yang semakin membuat arza kalaf.     "Hmm! Kalau masalah itu saya tidak bisa memberi tahu Bapak sekarang. Dia meminta untuk menjaga privasinya. Katanya sih begitu." ucapkan Arza.     "Jika benar demikian kenyataannya, apakah kau berani mempertanggungjawabkan keaslian foto ini?" pertanyaan Arza semakin membuat Arza terpojok.
Baca selengkapnya
Bab 132
Bab 132   "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Arza terus mencari cara.    "Oh ya, coba aku menghubungi Zea saja sekarang. Siapa tahu dia bisa membantuku dalam masalah ini."     Arza merogoh tas kecil yang sedari tadi ia sandang. Tangan kanannya mengeluarkan sebuah benda pipih.     Tidak butuh waktu terlalu lama untuk menunggu jawaban dari Zea.     "Ya halo selamat siang Arza!" Sapa Zea.     "Zea, apa kau bisa membantuku sekali ini saja."      "Oh ya? Membantu  ngapain lagi emangnya? Sepertinya aku sudah malas bekerja sama denganmu. Kau tidak pernah bisa membuktikan yang telah kau ucap. Dari dulu kau bilang dan meyakinkan aku kalau George pasti akan menceraikan Nadine. Tapi nyatanya hingga saat ini belum ada titik terang. Udahlah! Aku malas bekerja sama dengan orang yang tidak jelas macam
Baca selengkapnya
Bab 133
Bab 133   "Dia ini kan...,"    "Ah enggak, Mas George. Davin tidak kenal sama aku! Aku kemari hanya untuk ingin bertemu sama Mas." sanggah Zea cepat.     "Ada urusan apa lagi kamu ingin bertemu sama suamiku?" potong Nadine.     "Ya tanya sendiri suamimu lah! Kenapa sampai aku kemari. Toh dia sendiri yang suruh aku datang!" jawab Zea.     "Apa? Kapan aku menyuruhmu kemari?" George amat terkejut dengan jawaban wanita yang belum lama tiba tersebut.     "Apa-apaan ini, Pa?" Nadine tak kalah sok melihat Zea yang sedemikian percaya diri dalam berbicara.     "Nggak tau, Ma. Saya juga tidak mengerti sama ucapannya." jawab George merasa bingung.     "Aduuh ... tolong Mama jangan percaya dulu sama dia, Ma?" cegat George cepat.     "Laki-laki pembohong
Baca selengkapnya
Bab 134
Bab 134 "Sok tahu semua kalian ini! Apa kalian semua tahu bagaimana kehidupan rumah tanggaku? Tidak kan? Makanya kalau kalian tidak tahu apa-apa, jangan banyak omong!" ujar Zea dengan menepis rasa malu yang mendera hatinya.     "Sudahlah, keluarlah disini, Zea! Sudah nyata-nyata kamu adalah penipu ulung." cemoh George merasa jijik.     "Tega kau mengatakan aku seperti itu, Mas!" Zea seperti hampir terisak. Tepatnya terisak menahan malu. Sebab, Arza berucap begitu kasar padanya. Apa lagi itu George lakukan di hadapan Nadine.      "Zea, ku katakan baik-baik, lebih baik kau pulang saja sekarang! Aku sungguh tak suka jikalau rumahku disinggahi oleh penipu, pembohong. Ditambah lagi kau perempuan yang  bahkan tidak bisa menyayangi dan menghargai keluarga sendiri. Tepatnya seorang ibu yang tidak peduli akan suami dan putranya. Mengenaskan sekaligus menyedihkan!" sambung George.
Baca selengkapnya
Bab 135
Bab 135  Hampir saja Zea memutuskan untuk berlari dari depan laki-laki yang baru saja datang tersebut. Namun apa daya sepertinya itu mustahil untuk dilakukan.      Sungguh Zea tidak pernah mengharapkan pertemuan dengan laki-laki itu apalagi dalam kondisi dan situasi seperti yang tengah ia hadapi sekarang ini.     Mimpi buruk seakan tak kunjung berlalu bagi Zea. Ia panik.     "Mengapa bersikap begitu, Zea? Apa kau takut melihatku tiba-tiba berada di sini?" laki-laki tersebut lanjut bicara.     Zia diam dan tetap diam.     "Kau telah membohongi kami, Zea!" laki-laki tersebut berucap kembali.     "Siapa dia, Zea? Mengapa harus datang dengan membawa kemarahan?" tanya arza penasaran.    "Tidak. Dia bukan siapa-siapa. Abaikan saja dia!" Zea menjawab.   
Baca selengkapnya
Bab 136
Bab 136 Zia termenung. Kata-kata terakhir Bagas sedikit menyentuh hatinya.     "Hidup Roni tidak akan lama lagi. Mari kita temani hidupnya bersama-sama sebelum dia meninggalkan kita untuk selama-lamanya, Zea. Di dunia ini aku hanya punya Roni. Dokter yang menanganinya sendiri yang memprediksikan bahwa hidup Roni tidak akan bertahan lebih lama dari perkiraan. Kau tahu bagaimana perasaanku sekarang, Zea? Aku hancur, Zea! Hancur! Di dunia ini hanya Roni yang paling kucintai. Dia adalah nyawaku, penyemangat hidupku. Tapi ... tapi .. takdir  berkata lain. Penyakit yang ia derita akan memaksa kita untuk berpisah dengannya."Hiks ... hiks ...!  Bagas benar-benar menangis. Berat benar sepertinya beban yang ia pikul.     Zea diam.    "Zea, sejahat-jahat apapun seorang wanita. Aku amat yakin, sedikit banyak mereka mempunyai naluri keibuan yang kuat. Aku yakin k
Baca selengkapnya
Bab 137
Bab 137 "Debbie, Bagaimana rencana kita selanjutnya?" Zea bertanya.     "Sabar dulu. Masih dalam proses." jawab Debbie.   "Proses apalagi? perasaan udah berapa hari. Tapi kok belum terlihat ada tanda-tanda apapun." sungut Zea.     Debbie menyeruput minuman dingin di tangannya.     "Mbak pikir semuanya akan berjalan cepat sesuai keinginan apa?" Debbie balik bertanya sengit.     "Bukan begitu, tetapi ya setidaknya udah ada sesuatu yang menandakan usahamu membuahkan hasil kan?" Zea coba kembali bicara.Debbie semakin tak suka mendengarnya.    "Mbak, selama ini yang melakukan semuanya siapa?" tanya Debbie.     "Apa Mbak turut membantu usahaku selama ini? Apakah ada hal besar yang telah Mbak lakukan? Adakah Mbak sadar akan hal itu?"  Debbie bicara kesal. 
Baca selengkapnya
Bab 138
Bab 138   "Wanita tidak tahu malu! Ternyata kau sudah punya suami. Kok bisa-bisanya selama ini kamu mengaku masih lajang?" gertak Arza.     Zea mendengus kesal. Tak rela rasanya hatinya di bentak-bentak.     "Lalu apa pedulimu? Apapun yang berkaitan denganku tidak ada urusannya sama kamu. Kau tidak usah terlalu turut serta mencampuri hidupku, Arza!" Balas Zea.Arza menatap Zea dengan kebencian.    "Pokoknya aku tidak mau tahu, sekarang kembalikan semua uang uangku!" kembali Arza berucap. Seperti kesetanan, sorot pandangan Arza demikian menakutkan.     Kekesalan Zea semakin menjadi-jadi dengan sikap Arza yang dianggapnya terlalu bar bar.    "Uang mana yang kau maksud!" tanya Zea.     "Hei jangan pura-pura tidak tahu kau!" lagi-lagi suara Arza lebih terdengar seperti gertakan. Kedua m
Baca selengkapnya
Bab 139
Bab 139     "Aku akan tetap melaporkanmu tidak usah membujuk bojoku. Karena itu tidak akan berhasil. Tidak akan, Arza!"     Zea mengambil langkah menjauh untuk meninggalkan Arza.    "Tunggu ..."     Secepatnya, Arza cepat-cepat berlari mengejar Zea dan menarik tangan wanita tersebut.     Tak urung Arza merasa kian terbalut masalah jika wanita itu nekat melakukan laporan.     "Ada apa lagi ini? Nggak usah main tarik-tarik dong!" Zea berusaha melepaskan tangannya.    "Tolonglah! Tidak usah terlalu mudah mengambil keputusan ingin lapor-melaporkan. Ingat! Ini adalah masalah kita berdua. Hanya kita yang tahu akan hal ini. Apa kau ingin menjerumuskan diri sendiri?"    Zea melengos.    "Memangnya kamu takut? Aku saja merasa penjara itu tidak terlalu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status