Semua Bab Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu: Bab 31 - Bab 40
164 Bab
Bab 31
Bab 31 Percakapan Bersama Pak Richardo           Nadine baru saja keluar dari kantor ketika seseorang menghampirinya. Pak Richardo.       "Selamat siang, Mbak Nadine." Sapanya.         "Siang juga. Ada apa, Pak. Kok langsung nyamperin ke kantor? Tumben, biasanya telepon dulu." Seloroh Nadine.      "Ah sesekali, mbak. Tadi tidak sempat buat telpon." Jawab pengacara tersebut.      "Ini mbak. Ada yang ingin saya sampaikan."      "Apa itu? Kalau begitu kita bicara di kantin depan saja, sekalian saya mau makan siang."      "Baik. Boleh juga." Pak Richardo menyetujui.      Mereka berjalan beriringan. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menjepret dan mengambil gambar
Baca selengkapnya
Bab 32
Bab 32 George Sosok Misterius          "Pakk.. Ggeeorgeee...!" Nadine mendadak gugup, dengan mata membulat.        Pak George membalas pandangannya dengan ekspresi dingin. Sedangkan Nadine sendiri gemetaran.         "Ssejak kapan bapak ada di situ?" Nadine memberanikan diri untuk bertanya.        Yang di tanya malah sibuk dengan ponselnya. Seperti tidak peduli dengan pertanyaan Nadine. Sikapnya semakin membuat Nadine serba salah.        "Mmaafkan saya, Pak." Akhirnya hanya kata itu yang terlontar dari mulut Nadine.        Pak George memasukkan kembali ponselnya ke saku. Kali ini ia menatap  wajah ketakutan milik Nadine dengan lekat, namun tanpa senyuman. Agak lama. Membuat Nadine merasa risih.        "Mengapa kamu sepert
Baca selengkapnya
Bab 33
Bab 33 Arza mencari Masalah        "      Pesan itu membuat Nadine tidak terima. Karena ia tidak merasa berbuat serendah itu. Lalu yang patut di pertanyakan, siapa yang mengambil potret dirinya bersama Pak Richardo.         "Atau mungkin ia mengirim mata-mata? Kalau begitu aku harus lebih berhati-hati." Ujar Nadine dalam hati.        Wanita itu kembali masuk. George tentu bisa melihat gelagat yang tidak baik dari raut wajah Nadine.        "Apa ada masalah? Maaf bukan bermaksud untuk ikut campur." Ujar pak George.        "Sedikit, Pak. Biasa masalah rumah tangga." Jawab Nadine.        Dengan berusaha mengerjakan tugas-tugasnya secepat mungkin, jari jemari itu kian sibuk berkutat dengan keyboard. George menatap heran.   &nbs
Baca selengkapnya
Bab 34
Bab 34 Zorah dan Arza       Sementara itu di sebuah rumah Arza terlihat sedang bercengkrama bersama Zorah.        "Aku tidak menyangka Nadine akan tega berbuat seperti ini."       "Maksud Mas?"       "Ya Aku tidak menyangka saja dia mampu menduakan aku di belakang. Berani bermain api. Dia menghianati ku Zorah. Foto-fotonya bersama pengacara Ricardo yang kau berikan tadi, membuatku sangat yakin mereka berdua pasti mempunyai ikatan khusus."       Zorah menghela nafas panjang. Sesungguhnya dia tidak suka mendengar kekesalan Arza tersebut terhadap Nadine. Karena nampaknya Arza terluka oleh foto-foto Nadine bersama Pak Ricardo yang ia berikan tadi. Ya memang Zorahh yang memotret mereka yang sedang keluar dari area perkantoran secara berbareng
Baca selengkapnya
Bab 35
Bab 35 Tidak Mengakui Darah Daging Sendiri       Sebelum Arza ingin menemui Nadine besok, ia merasa harus menyiapkan mental terlebih dahulu. Mungkin besok dia akan langsung mengutarakan niatnya ingin menceraikan Nadine. Dan juga sekaligus memberitahu kepada Nadine soal Zorah yang sesungguhnya.       Dinginnya udara malam tidak membuat Arza beranjak dari teras. Ia masih memikirkan rencananya yang ingin menceraikan Nadine.       Namun pikirannya tidak hanya terpaku pada niatnya yang ingin berpisah. Namun masih ada beberapa pertanyaan yang menghantui. Salah satunya adalah perkataan Zorah yang mencurigai jika kemungkinan Davin dan Divan bukan anak kandungnya.      Kecurigaan itu terus saja mengusik pikiran Arza. Ia berpikir, kenapa ia tidak menyadari  perbuatan buruk Nadine yang berselingkuh di
Baca selengkapnya
Bab 36
Bab 36 Kejutan Pertama Buat Arza      Di sebuah restauran mewah, dua orang tengah bercengkrama dengan raut muka sumringah. Seperti biasa mereka memesan masakan mahal nan mewah.       "Nggak sabar rasanya ingin lihat ekspresi Nadine nanti." Zorah memicingkan mata.       "Hahaa palingan perempuan itu cuma nangis." Arza menyeringai.       "Apakah Nadine ada dirumah? Pastikan dulu, mas. Dia ada di rumah atau tidak."      "Sebentar, sayang. Mas akan menghubungi Nadine terlebih dahulu." Arza berkata seraya mengangkat ponsel miliknya. Zorah mengangguk.      "Haloo... Nadine Apakah kamu ada di rumah?"       "Ya saya di rumah." Jawab Nadine cepat dari seberang telepon.       "Hari ini aku
Baca selengkapnya
Bab 37
Bab 37 Malu      "Apa semua ini sudah menjadi keputusan bulatmu?" Tanya Ayahnya Nadine.      Memang Nadine sengaja menyambangi orang tuanya untuk memberitahu masalah perceraiannya dengan Arza. Nggak etis juga kan apabila berjarak tidak memberitahu kepada kedua orang tua.      "Apakah kamu sudah menimbang matang-matang baik buruknya nak?" Ibunya juga ikut menimpali.      "Insyaallah Nadine tidak akan menyesal. Karena jalan ini adalah yang terbaik. Nadine tidak sanggup Bu apabila terus berhadapan dengan Arza yang sudah terang-terangan menghianati Nadine."      Dengan segala bukti yang disodorkan oleh Nadine kedua orangtuanya tidak bisa menyalahkan keputusan yang telah Nadine ambil.      Nadine memperlihatkan bukti tersebut bukan dengan maksud apa-apa melainkan untuk member
Baca selengkapnya
Bab 38
Bab 38 Mencari Uang Yang Hilang       Arza tidak habis pikir mengapa semua ini bisa terjadi pada rekeningnya. Mengapa jumlah saldonya hilang entah kemana?       "Ini pasti ada yang tidak beres. Pasti ada seseorang yang mengambil uangnya. Tapi siapa. Siapa yang mengambil uang yang begitu banyak." Arza berpikir keras.      "Apakah Zorah? Bukankah kartudebitku lama berada di tangannya. Ya mungkin saja dia? Tapi bagaimana caraku untuk menanyakan kecurigaan ini padanya."      Arza masih saja terpekur di dalam mobil. Sedangkan Zorah entah kemana. Sejak kejadian memalukan di depan meja kasir tadi, perempuan itu malah menghilang.      Dengan berusaha menenangkan dirinya sendiri, Arza memutar haluan mobil. Mobil berjalan pelan menuju ke kediaman Zorah.      &nbs
Baca selengkapnya
Bab 39
Bab 39 Kecurangan Arza       "Maaf Pak Arza, kami tidak menemukan kan jenis transaksi mencurigakan dari segi manapun. Yang kami temukan adalah transaksi biasa yang  normal dan wajar, keseluruhannya dilakukan oleh bapak sendiri. Tidak di temukan adanya tindakan menyimpang. Atau semua itu diakibatkan oleh kecerobohan bapak sendiri. Segala sesuatu yang disebabkan oleh kecerobohan nasabah, pihak bank tidak bisa bertanggung jawab."      Arza lemas mendengar penjelasan dari pihak bank.       "Bagaimana sekarang kemana uang uang itu? Kalau begini bagaimana caranya aku bisa menikah Zorah?" Arza membatin dalam hati. Mukanya kuyu.      Dengan lemas Arza melangkah meninggalkan Bank. Padahal tadi dia menaruh banyak harapan pihak bank akan membantunya. Namun apa daya sepertinya uang itu sudah bukan rezekinya lagi. 
Baca selengkapnya
Bab 40
Bab 40 Rumah Yang Zorah Miliki itu...        Wah banyak sekali mas, uangnya... Ini mah lebih dari cukup untuk biaya pernikahan kita. Memang mas ini calon suami yang bisa aku andalkan. Piawai sekali dalam membahagiakan anak dan istri. Sayang sekali Nadine melepaskanmu secara cuma-cuma. Eh ngomong-ngomong dari mana Mas ngambil uang sebanyak itu." Zorah penasaran.        "Idih tidak usah tanya deh dari mana. Yang penting sekarang kamu bisa membeli apapun yang kamu suka. Dan juga untuk Debbie anak kita. aku tidak bisa melepaskan tanggung jawabku terhadap Debby karena walau bagaimanapun Dia adalah anak kandung ku. Cukuplah beberapa tahun lalu Ramon mengambil alih peran ku sebagai ayah kandung Debbie. Dia mau mengakui anakku sebagai anaknya. Tapi beruntung juga ada Ramon,  laki-laki bodoh itu mau menutupi aibku." Ujar Arza.        "Salah Mas dulu tidak mau menikahiku, Untung sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status