All Chapters of Perangkap Tuan Muda: Chapter 11 - Chapter 20

113 Chapters

Marah Pada Prisilla

Amanda tahu kalau tidak ada gunanya marah. Namun, ia tetap merasa dikhianati oleh Prisilla. Ia sudah benar-benar percaya pada sahabatnya itu.“Aku benar-benar minta maaf, Manda.” Prisilla terisak dan Amanda masih belum menyahuti permintaan tersebut sejak tadi.Ia mendekam diam di dalam kamar kosnya sejak datang dan belum keluar sama sekali. Didengarnya Prisilla mengetuk kembali pintu kamar kosnya. Amanda sempat mengintip sebentar tadi dan menemukan asisten pribadi William juga ada di sana. Seorang laki-laki bernama Azzar.“Pulang saja, Prisilla. Aku tidak mau bertemu denganmu hari ini atau besok. Biarkan aku sendiri dan berpikir!” seru Amanda keras dari dalam kamar.Jam menunjukan pukul 10 pagi dan semua orang di rumah kos ada di luar melakukan kegiatan mereka. Sehingga Amanda tidak khawatir berteriak-teriak dan kemungkinan menganggu seseorang.“Amanda, ini tidak baik. Kamu harus membiarkanku menemuimu. Aku bisa menjel
Read more

Calon Mertua

Hanya satu hari William membiarkan Amanda tenang. Keesokan harinya Azzar kembali diutusnya ke rumah indekosnya dan tetap bertahan di sana sampai siang. Padahal Amanda bertekad untuk mendekam di dalam kamar sepanjang hari setelah mengirim Prisilla yang menginap di kamarnya keluar.“Saya cuma ingin tenang sehari saja, Pak,” keluhnya pada Azzar begitu keluar kamar.Seperti pertama kali bertemu, Azzar menghubungi pemilik kos Amanda untuk memaksa gadis tersebut.“Maaf, Nona, ini perintah Tuan. Saya tidak bisa menolaknya,” kata Azzar sambil menundukkan kepala.Andai saja Amanda diberi kekuatan super, ia akan mengunakan sebagian kekuatan tersebut untuk menghukum William. Tiba-tiba ia memiliki ide untuk mengirimkan mimpi buruk ditidur William sebagai balasan sudah menganggunya.“Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang?” tanya Amanda bingung.Azzar tidak menjawab dan membawa Amanda ke toko pakaian wanita. Begitu
Read more

Calon Mertua

Hanya satu hari William membiarkan Amanda tenang. Keesokan harinya Azzar kembali diutusnya ke rumah indekosnya dan tetap bertahan di sana sampai siang. Padahal Amanda bertekad untuk mendekam di dalam kamar sepanjang hari setelah mengirim Prisilla yang menginap di kamarnya keluar.“Saya cuma ingin tenang sehari saja, Pak,” keluhnya pada Azzar begitu keluar kamar.Seperti pertama kali bertemu, Azzar menghubungi pemilik kos Amanda untuk memaksa gadis tersebut.“Maaf, Nona, ini perintah Tuan. Saya tidak bisa menolaknya,” kata Azzar sambil menundukkan kepala.Andai saja Amanda diberi kekuatan super, ia akan mengunakan sebagian kekuatan tersebut untuk menghukum William. Tiba-tiba ia memiliki ide untuk mengirimkan mimpi buruk ditidur William sebagai balasan sudah menganggunya.“Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang?” tanya Amanda bingung.Azzar tidak menjawab dan membawa Amanda ke toko pakaian wanita. Begitu
Read more

William dan Segala Kerumitan Tentangnya

“Kamu tidak perlu tahu tentangku!” William menegaskan hal tersebut tanpa menatap Amanda.Amanda bingung apakah yang sedang terjadi ini benar. Pernikahan yang akan dijalani dengan William memang hanya hitam di atas putih. Karena itu menurut Amanda ia harus tahu apa yang tidak dan boleh dilakukannya dalam pernikahan tersebut. Ia tidak mau masuk ke dalam singa setelah lepas dari kandang buaya.Dengan hati-hati diletakannya sendok dan garpu yang sedang digunakan. Ia tak mau karena kesal melemparkan kedua benda tersebut dan melukai calon suaminya yang tampan.“Tidak bisa begitu, kan? Aku harus tahu semua hal jika mau selalu dalam zona aman,” katanya mengemukan.William melakukan hal yang sama dengan Amanda. “Tapi aku tidak mau memberitahumu apapun.”“Kenapa?” tanya Amanda ingin tahu alasan dari penolakan tersebut.William mengaitkan jari-jarinya dan menempatkan dagu di antara itu. “Tidak ada a
Read more

Nona

Mana bunyi alarm?Tangannya mengapai-gapai ke nakas. Bukannya menemukan alarm yang sedang dicari, jari-jari Amanda malah tersentak karena serangan panas yang tajam.“Ah ….” Akhirnya desahan saja yang keluar dari mulut Amanda.Ia menyadari segera setelah melihat kanopi di atas kepalanya. Ia tidak ada di kamar kos yang berukuran 4x4 yang biasa ditempati. Entah bagaimana semalam dirinya bukan lagi gadis bebas yang tinggal di rumah kos yang harus dibayar setiap bulan. Namun, tunangan William, pemilik bisnis perhotelan yang sekarang mulai melirik ritel.“Anda sudah bangun, Nona?”Amanda merinding mendengar panggilan tersebut. Ia yang hanya anak yatim piatu yang dibesarkan panti asuhan entah memiliki takdir macam apa hingga harus dipanggil seperti itu.“Ya, sudah bangun!” serunya.“Maaf, Nona, pintunya tidak bisa dibuka, apa Anda menguncinya semalam?”Ah, benar. Amanda m
Read more

Kekuatan Uang

“Kenapa kamu menolak untuk diantar?”Amanda hanya bisa menghela napas berat. Ia menatap William yang entah bagaimana kelihatan berkilau. Dengan kekuatan uangnya, ia membawa Amanda keluar dari mini market tempatnya bekerja.“Kamu sadar bukan di mana tempatku bekerja?” Amanda balas bertanya padanya.Pria tersebut menelengkan kepala dan menatap rak-rak pajangan aneka jenis benda. “Tentu saja,” katanya setelah itu.“Apa normal bagi orang yang bekerja di sini untuk datang mengunakan mobil dengan sopir?”Amanda bisa mendengar dengusan kesal. Ia hampir saja tertawa melihat ekspresi kekesalan yang lucu di wajah tampan William. “Memangnya kenapa dengan itu?”Memang susah menjelaskan kehidupan orang biasa pada manusia yang sudah lahir kaya raya. Amanda tahu itu. Namun, bukan berarti ia tak kesal melihat tampang William yang bersinar duduk bersamanya kini. Nanti saat ia kembali bekerja akan ad
Read more

Gadis Lugu=Bodoh

“Aku ayah tiri William.” Lelaki itu memperkenalkan diri pada Amanda.Amanda kaget dan mematung tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia memandang sekitar mencari bantuan dan tidak menemukan apa yang dibutuhkan sekarang.“Ya … saya Amanda,” katanya balas memperkenalkan diri.Lelaki bernama Wyatt tersebut tersenyum. Dari raut wajah yang bisa dilihat Amanda ia tahu kalai lelaki tersebut sudah tahu segudang informasi tentangnya. Tatapan merendahkan yang diterima sedikit membuatnya tak nyaman.“Ada keperluan apa, ya?” tanya Amanda bingung.Jika ia harus pergi ke rumah orang tua William lagi, Amanda sama sekali tidak keberatan. Ia senang berbicara dengan ibunya William. Wanita itu sangat baik walaupun anaknya aneh. Namun, ia tak sudah dipandangi oleh Wyatt. Padangan menilai dan memberikan score untuk setiap bagian tubuhnya.“Aku hanya ingin bicara denganmu.” Tatapan Wyatt berhenti di wajah Aman
Read more

Calon Istri Versus Calon Tunangan

“Jadi gadis itu mengoda calon suamiku?”Wyatt menahan senyumannya dan tersenyum. “Ya, masalahnya tidak akan besar jika William menolaknya. Akan tetapi, anakku itu menyetujuinya. Aku tidak tahu alasan apa yang menyebabkannya setuju. Yang pasti itu bukan sesuatu yang baik.”Walau usianya sudah 23 tahun, Lily masih tetap polos. Ia bisa dengan mudah diusik atas sesuatu yang disukai. Fakta kalau Lily sangat menyukai William sudah dilihat Wyatt dari dulu. Begitu ia menikah dan kemudian mempertemukan William dan keponakannya ini, ia sudah melihat rasa cinta yang tumbuh semakin besar di mata Lily.Tangan-tangan kurus Lily yang lentik mengepal menahan amarah. Ia memandang lurus ke depan dan tidak bisa dibanyangkan apa yang direncanakan keponakannya itu.“Kapan mereka akan mengumumkan pernikahan?” tanya Lily lekas.“Sepertinya segera. Paman melihat kalau para bawahan Wyatt sudah mulai menyiapkan semuanya. Andai saja
Read more

Wanita Lain

Siapa sebenarnya gadis berwarna Lily itu? Pernyataan itu lama-lama muncul juga di dalam pikiran Amanda. Ia menelengkan kepala, tidak lagi berkonsentrasi pada kartu-kartu undangan yang ada di tangan.“Apa yang kamu lihat sampai segitunya?” tanya William.Begitu Amanda menoleh, pria tersebut masuk fokus pada berkas di tangan. “Apa kamu punya mata tambahan? Kenapa sejak tadi selalu saja tahu apa yang sedang kulakukan?” tanya Amanda setengah merungut. Setengah lagi karena lelah.Ia diculik dengan paksa dari tempat bekerjanya oleh Azzar. Walau tempat tersebut telah dibeli William tanpa pesetujuan, Amanda masih bersikeras mengenakan seragam kerjanya sebagai pramuniaga. Ia berpendapat hanya itu saja yang bisa dilakukan. Sebab ia tidak tahu apa-apa soal bisnis dan apapun yang berjalan dengan itu. Ia tidak mau membuat tempat tersebut bangkrut dan William meminta ganti rugi yang tidak bisa diberikan.William mengangkat kepal
Read more

Alex

“Amanda! Amanda!” teriak Alex sambil mengedor pintu kos Amanda.Tidak ada sahutan, apalagi tindakan. Pintu di depannya masih kokoh, tak bergeming, masih terkunci. Karena tidak ada reaksi seperti yang diinginkan, Alex kembali mengedor-gedor pintu tersebut, lebih keras dari sebelumnya. Bahkan teriakannya memanggil nama Amanda semakin keras.“AMANDA! AMANDA!”Lalu pekikan Alex berhenti sebab air dingin menguyur tubuhnya sampai basah. Rahangnya mengeras dan siapapun yang melakukan hal buruk ini padanya akan mendapatkan balasa. Alex berbalik, ingin memberi pelajaran si penyiram, tetapi dihentikan oleh fakta tentang siapa yang sudah menyiramnya.“Aku sudah tidak senang melihatmu saat pertama kali anak itu membawamu kemari. Tukang buat onar!” sembur wanita yang ada pemilik kos-kosan tempat Amanda tinggal. “Amanda tidak ada di sini lagi! Sana keluar!” Ia mengusir Alex dengan kejam.Tidak ada di sini lagi?
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status