Semua Bab Love and Mystery: Bab 31 - Bab 40
67 Bab
Chapter 31
"Pengumuman semuanya! Besok sekitar pukul 09.00 pagi, kalian semuanya harus sudah tiba di bandara tidak ada alasan apapun. Jika ada yang terlambat, maka akan ditinggal. Kalian mengerti?" ucap manager Jo dengan tampang serius. Semua pegawai yang ada di sana hanya menatapnya bingung tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh managernya barusan. Hening tidak ada suara sama sekali. mereka hanya saling memandang satu sama lain. "Aiisshh, dasar menyebalkan sekali," menepuk jidatnya. "Kenapa kalian tidak ada inisiatif untuk menanyakan kemana kita akan pergi?" kesal manager Jo melihat anak buahnya hanya diam mematung. "Emang kita semua mau kemana?" tanya Jian dengan polosnya membuat orang di sekitarnya menahan tawa. "Telat kamu anak manja," menatap sinis Jian. "Oke. Aku akan perjelas lagi. Jadi, kita semua besok berangkat ke Jeju atas perintah direktur. Disana kita akan mengurus persiapan pembukaan cabang baru. Direktur Harry juga memberikan waktu liburan
Baca selengkapnya
Chapter 32
Sebagian pegawai yang ikut serta dalam rangka pembukaan cabang baru perusahaan, sudah pada berkumpul di Bandara Gimpo Seoul. Kurang 20 menit lagi pesawat mereka take off. Tidak lama kemudian, Yura dan Myungso tiba dan bergabung dengan yang lainnya. Mereka semua akan menaiki pesawat Rank Air yaitu pesawat pribadi milik perusahaan Rank Group. Harry sudah menyiapkan semuanya dari jauh-jauh hari demi kenyamanan para pegawainya.Selama beberapa jam mereka menempuh perjalanan, akhirnya sampailah di Jeju island. Beberapa mobil sudah berjejeran di depan bandar udara Jeju untuk menjemput kedatangan mereka semua.Rombongan pegawai Rank Group menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam. Kini mobil mereka sudah berada di sebuah hotel berbintang dimana mereka akan tinggal selama ada di Jeju."Selamat datang semuanya. Gimana perjalanan kalian, apa menyenangkan?" sapa Yutu yang di jawab ramah oleh yang lainnya."Baiklah sekarang kalian boleh istirahat, saya sudah p
Baca selengkapnya
Chapter 33
Cinta itu kebebasan, bukan untuk saling mengekang. Cinta itu kepercayaan, bukan cemburu tanpa alasan. Harry tidak ingin cemburu. Tapi, dia merasa tidak suka jika orang lain membuat istrinya tertawa lepas tanpa kehadirannya.Saat Harry membalikkan badannya, Yura melihat keberadaan suaminya disana dan itu mampu membuat Yura menegang seketika takut akan ada kesalah pahaman. Akhirnya Yura bepamitan ke Myungso untuk kembali ke kamarnya. Saat sudah ada di lantai 7 tempat semua kamar rekan dari perusahaannya berada, Yura langsung mencari no kamar 194 yaitu kamar Harry.Sekarang dia sudah ada di depan kamar Harry, dia langsung menekan nomer sandinya yaitu tanggal pernikahan mereka berdua. Sedangkan no sandi kamar Yura menggunakan tanggal dimana mereka pertama kali bertemu di rumah Yura waktu itu. Myungso yang juga ingin ke kamarnya, matanya tak sengaja melihat sosok Yura masuk ke kamar Harry. Pikiran Myungso langsung kalut, berbagai kesimpulan menyerang otaknya. Tapi, Myungso
Baca selengkapnya
Chapter 34
Semua orang yang ada disana begitu terkejut melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Mereka tak habis pikir, Yura berani memeluk bosnya sendiri. Begitu juga dengan Myungso, dia tidak menyangka kalau wanita yang dicintainya itu memiliki hubungan dekat dengan sepupunya.Yutu yang melihat keterkejutan semua orang mencoba untuk mengalihkan mereka. "Yaakk, Yura. Kenapa kau malah memeluk Harry. Tidak sepantasnya kau berbuat begitu pada direkturmu sendiri." Alih Yutu agar semua orang disana tidak merasa curiga. Harry yang tahu dengan akal-akalan Yutu segera melepaskan pelukannya pada tubuh Yura. Namun, Yura tetap memeluk erat tubuh suaminya itu membuat Harry bingung."Aku takuuttt ... tolong temani aku ...," ucap Yura serak di dalam pelukan Harry."Aku pasti menjagamu princess. Aku tidak akan membiarkan seorangpun menyakitimu." Bisik Harry pada Yura."Yutu, tolong urus semua dan hubungi Dongsun juga untuk menangani kasus ini! Yura biar ber
Baca selengkapnya
Chapter 35
Malam semakin pekat. Menjelang dini hari, rembulan tiba-tiba muncul di angkasa, menyeruak dari balik awan-awan hitam yang telah menyelimuti langit sejak sore hari. Rembulan itu kuning benar meski bukan saat purnama. Di sekelilingnya berbinar cahaya putih yang mengikuti ke mana pun dia pergi. Bulan itu seperti tersenyum, menawarkan sebuah keindahan malam setelah beberapa malam ini selalu tersembunyi.Semua pegawai yang direkomendasikan untuk pergi ke Jeju, malam ini mereka semua mengadakan makan malam bersama di taman belakang hotel. Semua orang sudah berkumpul. Akan tetapi, Harry dan Yura belum menongolkan batang hidung mereka dan itu membuat semua orang tambah yakin jika ada hubungan spesial diantara mereka berdua.Selang beberapa menit, akhirnya sosok yang ditunggu-tunggu muncul juga. Namun, yang terlihat hanyalah Harry seorang. Tidak ada tanda-tanda sosok Yura disana."Maaf semuanya sudah menunggu kami terlalu lama. Oh iya soal Yura, dia tidak bisa ikut acara
Baca selengkapnya
Chapter 36
Harry menatap kepergian Myungso dengan penuh rasa iba. Dia sebenarnya merasa bersalah dengan membentak Myungso seperti itu. Namun, Dia kesal dengan sikap Myungso yang terlihat memaksa Han Yura seperti yang ia lihat tadi. "Harry, apa kamu tidak keterlaluan bilang seperti itu pada Myungso?" ucap Yura yang merasa iba pada Myungso."Owwghh ... kamu sekarang merasa simpati padanya? Atau jangan-jangan kau mulai menaruh hati padanya, hmmm?" Harry mulai tersulut emosi.Yura yang mendengar perkataan Harry merasa harga dirinya begitu rendah, karena secara tidak langsung Harry menuduhnya selingkuh. "Apa yang kau katakan Harry? Kau sekarang menuduhku selingkuh dibelakangmu, begitu? Apa kau tidak berpikir? Seharusnya aku yang marah karena ulah masa lalumu itu yang selalu membuat rumah tangga kita tidak tenang." Yura tidak kalah emosinya dengan Harry."Aku tidak pernah bilang kalau kau selingkuh. Aku hanya menanyakan, apa kau memiliki rasa pada sepupuku? Apa aku
Baca selengkapnya
Chapter 37
Setelah lama Harry memandang ke arah Yura, ia baru tersadar apa yang membuat semua mata tertuju padanya. Apalagi tatapan maut dari pegawai pria yang ada disitu yang membuat Harry begitu terbakar cemburu.Bagaimana tidak? Saat ini Yura mengenakan baju yang sedikit terbuka dengan rok mini diatas lutut yang memperlihatkan keindahan kakinya. Tanpa pikir panjang Harry langsung menghampiri Yura dan mengenakan jasnya pada tubuh Yura yang terlihat kebesaran. Sehingga bisa menutupi tubuh indah istrinya itu.Perilaku Harry itu sontak membuat semua yang ada di ruang meeting terkejut. Begitu juga dengan Yura, ia terkejut dengan perilaku suaminya yang terlihat jelas kalau sedang cemburu. Tapi, Yura begitu bahagia. Itu tandanya suaminya masih mempedulikannya. Tidak sia-sia Yura mengenakan pakaian yang sedikit terbuka. Jika pada akhirnya itu membuat Harry kembali memperhatikannya."Kau berhasil membuatku cemburu Han Yura. Sekali lagi kau mengenakan pakaian terbuka saat berada
Baca selengkapnya
Chapter 38
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, saatnya jam pulang kerja. Yura pulang bersama Naemi karena mereka sudah ada rencana untuk jalan-jalan bersama sepulang kerja. Saat Yura sudah ada di parkiran mobil, ia mengambil hp nya di tas untuk menghubungi Harry sambil menunggu mobil Naemi datang.'Harry-ah maaf aku sekarang pulang duluan bersama Naemi karena kita mau jalan-jalan bersama.'Setelah selesai mengirim chat, mobil Naemi datang. Kemudian Yura langsung masuk ke dalam mobil.Di sebuah ruangan, Harry sedang bersama Dongsun dan Yutu. Mereka bertiga kembali membahas tentang penyelidikan kasus Naemi dan Manager Jo. Namun di tengah-tengah perbincangan mereka, HP Yutu berdering. Raut muka Yutu terlihat mengeras, entah siapa yang meneleponnya saat ini hingga membuat Yutu begitu panik."Harry, ada hal yang begitu mengejutkan. Barusan aku dapat telepon dari orang suruhanku, dia bilang kalau riwayat Naemi baru dirubah 3 tahun yang
Baca selengkapnya
Chapter 39
"Marwin, cepat kau turun! Semua keluarga sudah menunggumu dari tadi," teriak seorang wanita yang berumur sudah setengah abad."Iya Mom, bentar lagi aku ke bawah," teriak pria muda yang tak kalah nyaring. Pria itu bernama Marwin Maurer."Anak itu emang minta maunya sendiri. Kelakuannya sudah banyak berubah setelah anak tengil itu tinggal di Thailand selama 10 tahun. Sifatnya semakin menyebalkan saja." Berbagai ocehan keluar dari mulut wanita paruh baya yang bernama Ny. Maria, ibunda kandung dari Marwin."Hei, sudahlah. Anakmu baru saja pulang dari Thailand jangan malah diajak bertengkar. Lagian dia disana tidak hanya bersenang-senang menghamburkan uang saja, dia sudah memimpin perusahaan dengan sangat baik. Hentikan sikapmu yang sering mengomelinya. Dia sudah besar sekarang. Sudah saatnya dia bisa menentukan pilihan dan memimpin dirinya sendiri," ucap Tn. Minsok ayah dari Marwin yang mencoba menasehati istrinya.Marwin adalah anak sulung dari Tn. Minsok da
Baca selengkapnya
Chapter 40
"Hei. Marwin. Ini sudah malam. Kita sudahi saja pemburuan malam ini. Lagian kita juga mulai lelah, dari sore sampai malam kita belum istirahat sama sekali. Apa jangan-jangan kau ingin menginap di hutan ini?" celoteh Temi membuat kuping Marwin panas."Tidak buruk juga idemu. Bagaimana kalau kita bermalam disini? Aku rasa, ini sangat menantang," ucap Marwin mantap."Gilaa ... kau saja yang bermalam disini. Aku gak mau masa mudaku direnggut oleh binatang-binatang buas di hutan ini," kesal Mingyu dan yang lain tidak setuju dengan ide gila Marwin. Sedangkan Marwin hanya senyum-senyum gak jelas dan pergi mendahului mereka."Lihatlah! Kelakuannya sangat menyebalkan," ujar Temi kesal.Marwin terus saja berjalan tanpa memperdulikan teman-temannya yang masih ketinggalan di belakang. Saat berada di sebuah pohon besar, ia mengerutkan dahinya merasa ada yang aneh di belakang pohon itu. Marwin perlahan mendekat ke arah pohon itu hingga dia melihat ada sepasang kaki yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status