Semua Bab 5 games on: Bab 41 - Bab 50
91 Bab
Chapter 41
Dengan cepat Mana menyelimuti tubuh miliknya untuk melindungi dan meredam suara ketika berbicara atau berjalan di tempat itu. “Apa yang kau lakukan?” tanya Adir dengan cemas sambil melihat kembali keadaan sekitar. Altair juga menggunakan Mana untuk melindungi tubuhnya sedang menyusun kayu bakar untuk membuat api unggun. Melihat apa yang Altair lakukan Adir nampak panik. “Tenang saja, aku sudah memasang pelindung sihir di sekitar tempat kita berkemah sehingga suara kita tidak terdengar dari luar dan kita tidak akan terlihat dari luar,” ucap Altair dengan tenang, api unggun mulai menyala. Altair berpindah tempat dari tempat sebelumnya pergi mendekati rusa, menguliti dan memotong bagian tubuh rusa menjadi beberapa potong daging. Mengambil rempah-rempah kering yang dia bawa dari Mansion di dalam tas yang dia gantung dan menebarkannya di atas daging-daging rusa tersebut. Memotong daging menjadi ukuran dadu kemudian menusuknya sisa daging yang lain
Baca selengkapnya
Chapter 42
“Bukan apa-apa,” jawab Adir yang sudah tidak tertarik untuk menyambung ucapannya.   “Sekarang bukanlah hal penting untuk mengatakan hal konyol seperti ini,” ucap Adir dalam hati.   Setelah usai dengan makan malam mereka, mereka sepakat untuk bergantian untuk berjaga malam. Adir terlebih dahulu tidur dan Altair menjaga api unggun untuk menjaga mereka tetap hangat.   “Kau tidur dulu, aku berjaga dan akan mencari kuda hitamku,” ucap Altair sambil mematahkan beberapa batang kayu untuk di letakkan ke dalam api.   “Apa kau akan meninggalkanku?” tanya Adir dengan cemas sambil melihat ke arah Altair yang sudah mulai berdiri.   “Kalau itu diperlukan,” jawab Altair dengan tenang.   Adir hanya bisa pasrah mendengarkan ucapan Altair, meskipun malam ini dia bisa tidur namun, nyatanya tidak bisa tidur dengan lelap. Sama saja dia juga harus berjaga untuk keselamatan dirinya
Baca selengkapnya
Chapter 43
 “Kita harus segera kembali ke kemah untuk bersembunyi,” ucap Altair sambil mengelus kuda hitam yang berada di depannya sekarang. Si kuda berdengkur dengan pelan seperti mengatakan,”Tentu,” “Kalau saja kami sudah menjadi pengendali Mana seutuhnya, mungkin tidak akan mengalami kejadian sulit seperti ini,” ujar Altair dengan sedih. “Bisa saja bencana ini tidak terjadi,” imbuhnya lagi. Altair kembali memegang tali kekang kuda dan berjalan menuntun ke arah kemah. “Apa kau juga merasa bahwa yang kau alami tadi dengan Adir juga berbahaya?” tanya Altair yang menghadap ke arah kudanya. Kuda tersebut menjawab dengan dengkuran keras di wajahnya. “Sangat menakutkan,” jawab Altair dengan sedikit bergidik. Setelah menuntun kuda dan mereka masuk ke dalam tempat persembunyian. Altair meletakkan kuda tersebut untuk berdekatan dengan Adir agar mereka bisa saling menghangatkan satu sama lain. Altair berharap mereka bisa sali
Baca selengkapnya
Chapter 44
Adir merasa tidak nyaman melihat pemandangan yang terjadi di depan matanya sekarang. Para makhluk itu mulai berkeliaran mendekati pohon yang rusak. Adir tidak berani untuk melompat kembali, dia lebih memilih diam untuk dan memperhatikan gerak gerik mereka.Beruntung serangan yang baru saja dia lakukan tidak menimbulkan efek yang cukup membahayakan dan bisa mengancam nyawanya. Pohon tersebut sudah dipenuhi dan dikelilingi oleh mereka Adir terkejut melihat beberapa diantara mereka mulai memanjat naik dengan menusuk batang pohon tersebut dengan kedua tangan mereka.Angin ketakutan mulai menyerang Adir, berharap mereka juga tidak mendatangi Adir yang masih berdiri menggenggam erat pedang Mana. Diantara yang lain juga sudah mulai juga menaiki ke atas pohon di sebelah pohon tersebut.Rasa penasaran mereka membuat makhluk-makhluk itu melakukan hal tersebut. Adir berusaha mempertebal dan memperkuat Mana untuk melindunginya Adir mulai berpikir untuk mencari tahu sebenarn
Baca selengkapnya
Chapter 45
Pagi menyinari hutan dan Altair sedang mempersiapkan sarapan untuk mereka berdua. Adir berusaha bangun dengan tubuh yang sedikit kehilangan kesadarannya dengan memegang kepala yang masih sedikit sakit, Adir melihat ke arah sekitar. Altair yang melihat Adir sudah duduk menghampirinya. “Bagaimana dengan keadaanmu?” tanya Altair dengan wajah serius. “Tidak apa-apa,” jawab Adir sambil melihat wajah Altair. Adir melihat ke arah sekitar yang tampak gelap namun, celah-celah matahari masuk dari daun-daun pohon yang menunduk. Tembok besar dari jauh juga terlihat oleh Adir. “Apa kau yang membuat ini semua?” tanya Adir dengan nada serius. Altair menoleh ke arah sekitar dan paham apa yang Adir maksud. “Benar,” jawab Altair dengan tenang. “Jangan sampai merusak wilayah kekuasaan Bedros,” ucap
Baca selengkapnya
Chapter 46
Adir tiba-tiba terbangun dari pangkuan Altair dia terkejut karena pingsan. Altair terlihat nampak biasa saja.   “Aku pingsan lagi ya?” tanya Adir dengan nada sedih.   Altair menganggukkan kepalanya, Adir merasa hampa dan tidak berguna saat ini.   “Maafkan aku karena membuatmu kesusahan,” ujar Adir sambil berdiri merapikan dirinya.   Dia melihat di seluruh sekitar sudah nampak rapi, tidak ada lagi korban yang hancur berantakan terlihat disana. Tergantikan dengan banyaknya gundukan makam tersusun ditumbuhi satu jenis bunga di setiap gundukan.
Baca selengkapnya
Chapter 47
Kuda hitam yang mereka kendarai tiba-tiba berhenti, hampir saja Adir ikut terjatuh ke belakang diikuti dengan suara ringkikan kuda yang terbawa angin. Salju-salju kecil mengenai tubuh mereka yang jatuh dari atas kepala. Beruntung Altair menarik tali kekang kuda dengan kuat dan melihat di balik dinding gunung yang tertutup salju muncul besi runcing tajam hampir menusuk mereka. Besi-besi itu teraliri Mana keluarga Bedros, mereka terdiam dan terjebak di tengah badai salju yang berhembus kencang. Ditambah lagi mereka juga tidak bisa bergerak banyak karena di sisi jalan yang dipijak si kuda sempit. Altair mengamati keadaan di sekitar mereka, pandangannya sedikit kabur karena terhalangi badai salju yang berhembus kuat. Altair melihat ke arah besi di depannya, salju yang mengenai b
Baca selengkapnya
Chapter 48
Altair menjulurkan salah satu tangannya untuk menangkap Adir dan tangan lainnya masih memegang tali kuda agar tidak terjatuh. Adir berusaha menangkap uluran tangan Altair dari bawah dan dia melihat tanduk kuda di atas. Jarak jangkauan yang jauh dari saat Adir turun memaksanya untuk membuat Mana penghubung agar bisa Altair tangkap. Adir terkejut dengan longsoran salju yang sudah menerjang di balik punggung Altair. Badai salju membuat mereka kesulitan sehingga jarak pandangan menjadi tidak jelas karena mereka belum terbiasa hidup di cuaca seperti itu. Altair melihat Mana Adir berusaha menjulur ke tangannya dengan cepat Altair segera menangkapnya. Suara gemuruh dari longsoran salju sudah tidak Altair hiraukan. Altair menggertakkan giginya karena terlalu jengke
Baca selengkapnya
Chapter 49
Orang tersebut tetap bertahan dengan apa yang dia pegang sampai saat ini, senjata yang dia bawa sampai terjatuh tergeletak di atas salju tebal. Dia berusaha menahan sambil membelalakkan matanya. Kilatan cahaya serangan mereka berdua memantul di kedua bola mata orang itu. Kedua serangan tersebut berusaha memecahkan gelembung kristal batu terselimuti dengan Mana. Untuk menghentikan serangan mereka, Altair dan Adir menarik kembali Mana pada kedua senjata yang mereka gunakan. Adir bisa seketika menarik Mana miliknya sehingga tidak menimbulkan efek apapun pada gelembung kristal. Berbeda dengan bola api milik Altair, meskipun Mana yang dia tarik sudah menghilangkan
Baca selengkapnya
Chapter 50
Mereka berdua terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan Zhi kepada Altair dan Adir. Altair memegang erat tali kuda di tangannya dan pergi berjalan menuntun kuda miliknya. Adir tidak berkata apa-apa, dia hanya mengikuti Altair di belakang.   Badai salju sudah berhenti turun, mereka harus kembali berjalan dijalan yang sama seperti tadi. Altair masih fokus dengan apa yang menjadi tujuan utamanya dan Adir satu fikiran dengannya.   Zhi berjalan menjauh dari kedua orang tersebut dengan senjata yang masih basah digantung di atas pundak miliknya. Pikiran Zhi melayang. Zhi membunyikan siulan yang sangat nyaring menggema di seluruh penjuru wilayah bersalju.   Tidak menunggu waktu lama terdengar suara dari jauh menyibak dari dalam hutan. Pohon-pohon cemara tertutup salju bergerak se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status