All Chapters of 5 games on: Chapter 51 - Chapter 60
91 Chapters
Chapter 51
Zhi berada di atas serigala besar berlari dengan cepat. Seluruh salju yang dia injak berterbangan ke arah belakang. Di belakang Zhi orang-orang gagah dan pemberani sedang memacu kuda mereka. Mereka menggunakan baju zirah besi yang di setiap baju mereka terdapat batu keras berisikan Mana dengan warna yang berbeda. Mereka mengikuti Zhi dari belakang untuk segera kembali ke markas. Hari mulai senja, matahari mulai tenggelam. Keadaan di luar lebih berbahaya daripada waktu di siang hari. Zhi mengelilingi jalan setapak gunung yang ditemani dengan matahari tenggelam dari ufuk. Dari atas benteng, para penjaga melihat kedatangan Zhi bersama pasukan. Mereka segera membuka kembali gerbang dengan lebar. 
Read more
Chapter 52
Altair membalikkan badannya melihat pandangan sekitar. Kamar yang berada di hadapannya kini tidak jauh berbeda dengan kamarnya sendiri. Dengan kelambu kamar transparan berwarna putih menghiasi tempat tidur. Perapian menyala menghangatkan ruangan, sebenarnya Altair tidak membutuhkan perapian karena dia bisa menggunakan Mana miliknya sekaligus berlatih namun, mungkin hal ini adalah cara mereka menghormati tamu dan Altair menghargainya. Altair berjalan mendekati jendela kamar melihat hari sudah gelap, bayangan dirinya terpantul dari dalam jendela. Sekilas Altair melihat wajah Mary tersenyum kepadanya khas dengan baju pelayan yang sangat cocok dengannya. Altair ju
Read more
Chapter 53
Duke Elrica, Zhi dan tamu mereka sedang berada di ruang kerja. Mereka duduk sambil menikmati hidangan manis di atas meja. Tidak ada seorangpun yang sedang hadir menemani kecuali hanya mereka berempat.  Adir nampak gugup namun, dia berusaha untuk menahan perasaan gugupnya dan meyakinkan diri. Sedangkan Altair dan Zhi terlihat biasa saja, Duke Elrica menatap ke arah tamu mereka dengan wajah serius. “Apa kalian sudah mendapatkan izin dari mereka (ayah Altair dan Adir)?” tanya Duke Elrica dengan wajah serius. “Tentu saja,” jawab Altair dengan tenang. Duke Elrica mengarahkan pandangannya ke arah Adir karena pasti Adir sudah memberitahukan terlebih dahulu kepada Altair tentang aturan membaca b
Read more
Chapter 54
Altair meninggalkan obrolan yang berisikan hal-hal erotis saja di sana karena itu bisa saja membangkitkan gairah Altair nanti jika dia terjebak dalam waktu lama disana. Dia berjalan lagi ke depan beberapa langkah saat meninggalkan tempat tersebut, Altair hampir saja menabrakkan dirinya ke salah satu pelayan wanita yang membawa sekeranjang baju kering yang terbuat dari anyaman bambu. Altair dengan cepat menghentikan langkahnya dan karena dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya membuat Altair jatuh terduduk di atas salju empuk. Pelayan itu merasakan sedikit di tubuhnya sebuah benturan kecil tepat mengenai siku di tangan. Dia juga terkejut dengan kontak fisik itu dan menoleh ke arah Altair. 
Read more
Chapter 55
Altair berdiri dikepung segerombolan ksatria yang bersikap aneh. Mereka berdiri di sekitar tebing dan rumah tempat para ksatria Bedros beristirahat. Altair melihat ke arah sekeliling dan sekitar bawah kaki. Tidak menemukan hal yang bisa membantunya untuk keluar dari sana, kalaupun dia berhasil keluar dari sana mungkin dengan sedikit kebisingan. Namun, Altair tidak ingin hal itu terjadi karena kecurigaan keluarga Bedros akan meningkat jika mereka menangkap dirinya dalam situasi seperti sekarang. Altair berusaha tenang, dia melihat di sisi rumah para ksatria tidak ada orang yang berdiri di sana terutama di bagian atap rumah. Altair berinisiatif untuk menggapai tempat yang jauh dari dia berdiri saat ini.
Read more
Chapter 56
Zhi melangkah dengan cepat diikuti dengan para ksatria yang bersikap siaga, tidak lupa serigala besar putih itu berjalan disamping mengikuti kecepatan Zhi.   Mereka berjalan masuk ke lorong-lorong mansion, para pelayan wanita nampak gelisah melihat tindakan Zhi dan para ksatria yang menerobos masuk.   “Ada apa?” tanya seorang pelayan wanita ke teman lainnya.   “Untuk apa mereka kesini?” tanya yang lain.   Tak ayal karena tindakan mereka, seorang pelayan wanita datang menemui kepala pelayang yang sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya sendiri. Pelayan wanita terse
Read more
Chapter 57
Zhi memainkan ujung tombak yang tajam meletakkan ujung jarinya hingga terluka lalu menghisap darah tersebut. Altair berjalan masuk kembali ke kamar selesai mandi, kini Altair sudah menggunakan selembar handuk putih melingkar di pinggangnya. “Aku akan mulai mengawasimu?” ucap Zhi sambil mengarahkan tombaknya ke arah Altair. Altair yang sedang mengeringkan rambut di kepalanya terdiam melihat ke arah Zhi dan menatapnya dengan lekat. “Jadi kau sekarang ingin menjadi sepertinya?” tanya Altair merasa jengkel. “Tidak!” jawab Zhi denga
Read more
Chapter 58
Bola-bola dalam piala berterbangan mereka dikendalikan oleh Mana keluarga Bedros, setiap orang menerima satu untuk mengisis bola kosong menggunakan darah-darah mereka. Altair dan Adir juga menerima bola tersebut, pandangan Zhi menatap ke arah mereka untuk patuh mengikuti perintahnya. Altair menatap ke arah Zhi yang sudah mengalihkan pandangannya ke arah para ksatria di depannya dan Adir sibuk memperhatikan bola di tangannya. Melihat semua orang sudah mengisi bola-bola yang mereka pegang, Altair juga ikut mengisi bola tersebut. Zhi menarik kembali semua bola dari tangan mereka dan mereka melihat ke arah bola milik masing-masing. Muncul nama-nama mereka terlihat di dalam bola-bola kaca, tidak luput nama “Altair Onder de” dan “Adir Voor&rsquo
Read more
Chapter 59
“Untuk calon penerus Pengendali Mana , apakah masih harus meminta izin kepada ayahnya?” tanya Zhi balik bertanya kepada Adir.   “Itu bukan urusanmu,” sambung Zhi yang melihat Adir tidak bisa menjawab pertanyaan Zhi.   Adir mengatupkan bibirnya tidak bisa berkata apapun dan Altair mendekati mereka berdua untuk mencegah pertengkaran yang tidak berguna.   “Sudah, hentikan,” kata Altair dari jauh menghela senjata yang mereka gunakan untuk mengacungkan satu sama lain.   “Baik atau tidak itu akan di tentukan dari keputusan terakhir ini,” ucap Zhi meninggalkan mereka be
Read more
Chapter 60
“Berhenti, Della,” ucap Duke Elrica melihat ke arah anak perempuan yang dia sayang. Della tengah sibuk menikmati teh susu yang sangat dia sukai, dia duduk dengan eksperesi tenang. Namun, siapa sangka rantai yang sangat banyak dan membelenggu Zhi juga Adir adalah perbuatan Della sendiri, adik perempuan Zhi. “Apa yang kau lakukan?” tanya Zhi dengan suara yang tertahan. “Tidak bisakah kakak sedikit memiliki sopan santun layaknya seorang bangsawan ketika mereka berada di meja makan,” jawab Della meletakkan cangkir porselen yang penuh dengan bunga berwarna merah muda. 
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status