Semua Bab SKANDAL JEPIT Mr.Presdir: Bab 21 - Bab 30
90 Bab
Bi Sumi
"Ha?" ucap Jiya yang bingung dengan pertanyaan ibunya barusan. "Ha, apanya. Kapan kamu berangkat, biar ibu bantu siap-siap," ucap Bu Mutia lagi. Jiya pun menatap ke arah Ibunya dengan tatapan aneh.  "Malah ngelihatin Ibuk kaya gitu," ujar ibunya yang saat ini sedang sibuk memberi makan ikan kesayangannya. "Ibuk nggak ngelarang?" tanya Jiya dengan bingung. Bu Mutia pun menyahut, "Bagus juga kalau kamu bisa ke Jakarta. Nanti Ibuk bilang sama Adam supaya ngenalin kamu sama temannya yang ada di sana, siapa tahu ada jodoh di sana." "Ibuk …." Jiya pun merengek seperti anak kecil pada Ibunya. Bu Mutia pun terkekeh melihat tingkah Jiya tersebut. 
Baca selengkapnya
Hasutan Milea
            Jiya pun berbalik dan segara mencengkeram tangan wanita tersebut dengan sekuat tenaga. Hingga wanita tersebut meringis dan kemudian melepaskan rambut Jiya. "Sialan kamu!" Maki wanita tersebut yang kesal menatap Jiya sambil memegangi tangannya yang sakit karena bekas cengkeraman Jiya. "Kamu itu yang si—" Bi Sumi pun segera berdiri di hadapan Jiya. "Nona, ini tidak pantas," sela Bi Sumi menengahi. 'Nona?' batin Jiya sambil terus menatap ke arah wanita tersebut. "Kenapa kamu menatapku seperti itu? Dasar gadis kampung pembawa sial!" ujar wanita tersebut sambil menatap tajam ke arah Jiya. Bi Sumi pun kembali menyahut, "Hentikan Nona." 
Baca selengkapnya
FTV vs Cinderela
Kemudian Jiya pun mendekatkan wajahnya ke telinga Adam lalu berbisik, "Aku ingin mencari pembalut, apa kamu bisa menyuruhnya membelikan benda itu?" Mendengar hal tersebut, Adam pun langsung melepaskan cekalan tangannya. "Cepat kembali," ujarnya sambil berlalu. "Iya," sahut Jiya lalu berjalan kembali dengan Rangga sambil meneruskan perbincangan mereka.        Beberapa saat kemudian mereka pun sudah sampai di sebuah tempat makan kecil yang ada di dekat rumah sakit tersebut. "Bukannya tadi kamu ingin membeli sesuatu yang penting?" tanya Rangga dengan santai sambil duduk di dekat Jiya setelah memesan makanan untuk mereka. Jiya pun menyahut dengan santai, "Aku hanya asal bicara saja." "Jadi kamu membohon
Baca selengkapnya
Kopi Hangat
"Kamu …"Belum selesai Adam mengucapkan kalimatnya, Jiya sudah berdiri dari kursinya lalu berjalan ke arah Rangga yang sedang berdiri di dekat Adam. Rangga pun mengernyitkan keningnya ketika Jiya berdiri di hadapannya.  "Mas tolong suapi Bumi, aku akan pergi keluar sebentar," ujar Jiya sambil memberikan piring yang ada di tangannya dengan tergesa-gesa. Rangga pun menerima piring tersebut lalu melihat Jiya yang berlari meninggalkan ruangan itu. Namun di saat yang sama … "Ji!" panggil Bi Sumi namun tak terdengar oleh Jiya yang sudah berlari entah ke mana. "Anak itu sangat ceroboh," gumam Bi Sumi sambil menatap ke arah tas kecil yang ada di sampingnya—tas milik Jiya. Adam yang juga melihat ta
Baca selengkapnya
Sambutan Milea
             Terlihat seorang wanita yang mereka kenal, berjalan ke arah mereka dengan arogan.  "Dih," ujar Jiya pelan ketika mendengar sahutan tersebut. "Kenapa, tidak suka melihatku?" tanya wanita tersebut setelah berdiri tak jauh dari Jiya dan bi Sumi. Bi Sumi pun menyahut dengan cepat, "Mana mungkin ada hal seperti itu." "Tapi aku lihat orang di dekat kamu tidak seperti itu," ujar wanita tersebut sambil menatap tajam ke arah Jiya dan terlihat seperti sengaja ingin mencari masalah.  Lalu Jiya pun langsung tersenyum menanggapi perkataan wanita tersebut. "Mana mungkin. Kamu kan keponakannya nyonya pemilik rumah ini, jadi mana mungkin aku tidak menyukai kamu," tandasnya. Wan
Baca selengkapnya
Calon Nyonya
              Selama beberapa detik mereka saling menatap, hingga orang yang sempat membungkam mulut Jiya tadi menghela napas pendek. "Ada apa?" tanya orang tersebut. Jiya pun mengernyitkan keningnya mendengarkan pertanyaan tersebut. "Apa, apa?" tanyanya balik. "Ada apa kamu mengatakan ingin bertemu?"  Jiya lalu menepuk keningnya. "Jadi kamu tadi memeluk dan seperti ingin menculikku karena ingin bertemu," ujar Jiya lalu terkekeh. "Dasar aneh," imbuhnya sambil menepuk-nepuk dada Adam dengan santai. Mendengar hal tersebut, kemudian Adam pun langsung menatap Jiya dengan aneh. Jiya yang melihat hal itu langsung mencubit perut Adam dengan gemas. "Jangan menatapku seperti Nindy," ujarn
Baca selengkapnya
Dokter India
"Kamu …." Ketika Adam baru saja mengucapkan sepatah kata, Jiya pun langsung memotong kalimat tersebut. "Kamu dan kalian jangan memanggil sembarangan, namaku Jiya jadi panggil saja begitu," ujarnya dengan cepat. Ketiga pelayan itu pun dengan cepat mengangguk, lalu segera pergi meninggalkan tempat tersebut setelah mengucapkan terima kasih. "Huffft …" Jiya pun menghela napas lega setelah ketiga pelayan tersebut terlihat sudah jauh dari tempat itu. "Kenapa, apa kamu menyesal melepaskan mereka?" tanya Adam dengan santai. "Menyesal apanya? Aku ini bernapas lega karena bisa menghentikan kekejaman kamu," sahutnya lalu berdiri dari gazebo tersebut. Adam pun langsung ikut berdiri juga dari gazebo tersebut. "A
Baca selengkapnya
Calon Mama
          Mendengar pertanyaan gadis kecil tersebut, Jiya pun langsung tersentak kaget. Ia lalu mengarahkan pandangannya pada wanita seumuran Jiya yang berdiri di belakang gadis kecil itu sembari tersenyum canggung. Wanita tersebut pun langsung menanggapi senyuman Jiya dengan sebuah senyuman yang ramah dan hangat, mirip seperti senyuman dokter yang sedari tadi bersamanya. 'Apa aku salah berpikir,' batin Jiya. "Jangan bicara aneh-aneh," ujar Dokter Dana sambil mencubit gemas hidung gadis  kecil yang memanggilnya papa itu. "Ah Papa …." berontak gadis kecil tersebut dengan menggemaskan. Jiya dan wanita seumurannya itu pun tersenyum geli melihat tingkah gadis kecil yang menggemaskan itu. Dan setelah beberapa saat bercanda dengan papanya, kemudian gadis kecil tersebut men
Baca selengkapnya
Paket Keluarga
Mendengar hal tersebut, Bumi pun langsung menyahut, "Tentu kenal, dia kan papaku." "Papamu?" tanya Keyra sambil menatap ke arah Bumi dengan bingung. "Iya, Bumi ini anak Om yang Om ceritakan waktu itu," sahut laki-laki berjas hitam tersebut sambil menurunkan Keyra dari gendongannya. Keyra pun langsung mengangguk-ngangguk mengingat apa yang Adam katakan sambil terus menatap ke arah Bumi.  Bumi yang merasa risih pun langsung menyentak, "Kenapa? Nggak suka? Bukannya sedari tadi udah lihat, kenapa lihat-lihat lagi kaya gitu!" Keyra pun terkejut dan langsung memeluk Dokter Dana yang ada di dekatnya. "Bumi!" ujar Adam, mencoba menegur sikap Bumi tersebut. Bumi pun langsung melen
Baca selengkapnya
Tak Akan Tertipu
          Mata Jiya pun terbelalak ketika melihat kejadian yang ada di depannya. Wanita yang tadinya menarik kerah pakaian Adam dan hampir saja mencium laki-laki mempesona itu, kini tersungkur di lantai parkiran tersebut. 'Kalau ini pasti sakitnya luar-dalam,' pikir Jiya sambil meringis seperti sedang ikut merasakan sakit yang diderita wanita yang masih melantai itu. "Apa yang ingin kamu perbuat!" bentak Adam sambil menatap tajam ke arah wanita tadi. Jiya pun menelan ludahnya saat melihat hal itu. Bagaimanapun juga jika kejadian seperti itu menimpa dirinya, dia juga akan melakukan hal yang sama. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikirannya saat ini. Namun kejadian selanjutnya tak kalah membuat Jiya terkejut, yaitu ketika wanita cantik itu dengan cepat memeluk kaki Adam.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status