All Chapters of CINTA SANG KUPU-KUPU MALAM: Chapter 61 - Chapter 70
90 Chapters
Bab 61
Tuhan' sedang mengujiku. Aku tidak bisa menahan amarahnya yang membuncah di ubun-ubun. Rasa sakit dan kecewa atas skandal yang Dejah lakukan membantuku murka."Jangan pergi, Dejah!" Tangis Uma terdengar masuk dalam indera pendengaranku. Sedikitpun aku tidak menoleh ke arah gadis itu. Aku benar-benar sakit hati dan tidak sudi untuk melihatnya."Iparmu adalah mautmu. Mungkin kini aku telah membuktikan sendiri hadits itu. Harusnya aku tidak tinggal serumah dengan Dejah.""Mariyah, sudahlah!" Sebuah tangan menyentuh pergelangan tanganku. Membuatku tersadar dari lamunan."Jangan bersikap seperti ini. Demi Allah, Mariyah aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan Dejah, Mariyah!" Bang Arsya terus membujukku agar aku mencegah kepergian Dejah.Suara koper samakin mendekat ke arahku. Aku masih membisu dengan wajah dingin. Sedingin hatiku saat ini."Kak!" lirih Dejah yang berd
Read more
Bab 62
POV Dejah"Dejah, apa yang kamu lakukan, Nak?" Uma menarik sebuah foto yang berada di tanganku. Beberapa saat lalu aku menciumi foto itu dengan membayangkan jika kini aku memang sedang bersama lelaki gagah itu."Uma!" sergahku terkejut. "Kembalikan padaku, Uma!" pintaku berusaha merebut selembar foto milik Bang Arsya dari tangan Uma.Sorot mata Uma melihat pada selembar foto yang berada di tangannya. Perlahan wajah' teduh itu terlihat berubah menegang dengan tatapan serius."Ini apa Dejah?" Rahang Uma mengeras melihat padaku dengan tatapan menyelidik.Aku membisu, tidak dapat menjawab pertanyaan Uma. Menatap wajah Uma pun aku tidak berani. aku tahu yang aku lakukan saat ini adalah salah. Tapi aku tidak bisa mencegah rasa itu datang.Perlahan Uma menjatuhkan tubuhnya duduk di sampingku. "Jangan katakan kamu menyukai Arsya, Dejah!" cetus Uma dengan mata berkaca-kaca.
Read more
Bab 63
"Dejah!"Aku terhenyak saat Bang Arsya memanggilku. Pria itu kini sudah bangkit berdiri di depan Yuma."Aku sudah memberikan Yuma obat dan katanya kondisinya sudah cukup baik sih!" tutur Bang Arsya berjalan ke arah pintu menyambut kedatanganku.Sejenak aku mematung, tidak tahu harus berbuat dan berkata apa. Aku tidak suka jika Bang Arsya begitu perhatian pada gadis yang irit bicara itu."Oh, syukurlah!" seruku menyungingkan ulasan senyuman."Baiklah, pasti kamu juga capek kan! Beristirahatlah!" tutur Bang Arsya menepuk lembut bahuku sebelum ia melangkahkan kaki keluar dari pintu kamar.****Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Sepandainya seseorang menyimpan bangkai pasti akan tercium juga. Itulah yang aku dapatkan saat ini. Kak Mariyah sudah tau semuanya. Aku tidak menyangka  jika ia akan semarah ini. Hanya gara-gara ia menemuk
Read more
Bab 64
Bang Arsya sudah pergi meninggalkan kantor. Aku kira kedangannya ke sini untuk melihat keadaanku. Ternyata aku salah Bang Arsya datang ke sini justru ingin mempertegas bahwa ia tidak memiliki perasaan sedikitpun kepadaku. Bodohnya aku yang berharap jika Bang Arsya membalas perasaanku. Lelaki itu sungguh membuatku semakin kesal saja.Tok! Tok!"Bang Arsya! Ada apa lagi!" gumanku dengan wajah berpikir.Kuseret langkah kakiku menuju pintu utama kantor. Sebuah ruko berlantai 2 yang aku sulap menjadi butik serta kantor pribadiku. Sebenernya aku bisa saja menyewa gedung besar. Hanya saja, aku tidak terlalu nyaman dengan suatu yang berlebihan dan aku rasa ruko ini saja sudah cukup."Assalamualaikum!"Lelaki dengan kulit khas orang Indonesia itu muncul di depan pintu kantor yang kubuka. Aku menghela nafas panjang, aku pikir Bang Arsya yang datang kembali untuk menarik kembali ucapannya karena ia p
Read more
Bab 65
Bruak!Beberapa berkas yang sudah kususun rapi jatuh berserakan di atas lantai. Aku semakin kesal, manakala waktu sudah memburuku. "Maaf Bu! Maaf!" seru suara lelaki yang sama sekali tidak kuhiraukan."Aduh! Kenapa kamu tidak berhati-hati!" gerutuku semakin kesal. Aku hanya memiliki waktu 30 menit lagi. Karena klien dari Bogor akan datang untuk mengadakan kerjasama dengan perusahaanku.Lelaki yang mengenakan seragam office boy itu sibuk memunguti kertas-kertas yang berserakan di atas lantai."Maaf Bu, saya benar-benar tidak sengaja!" ucapnya lagi dengan wajah penuh penyesalan.Aku tidak bisa menyembunyikan kekesalanku. "Harusnya kamu lebih berhati-hati!" cetusku dengan gigi bergemelutuk menahan kesal."Maaf Bu, tadi saya buru-buru!"Aku mendengus kasar, memutar tubuhku kembali ke dalam ruangan bersama berkas-berkas yang sudah tidak tersus
Read more
Bab 66
Aku menarik pergelangan tangan Syam, mendorong tubuh lelaki itu masuk ke pada bangku kemudi.Bruk!Tubuh Syam meringsek, dengan wajah meringis menahan sakit. Satu tangannya menyentuh pada bagian pelipisnya yang membentur pintu mobil."Jalan Sam!" seruku setalah aku duduk pada bangku yang berada di samping Syam. Tanpa mempedulikan kesakitan Syam."Aduh!" Syam masih meringis mengusap pada keningnya."Syam, ayo jalan!" sentakku sekilas melihat pada Syam dan melihat pada mobil Bang Arsya yang hampir menghilang di ujung jalan."Baik Bu! Baik!" Syam segera menyalakan mesin dan melajukan kuda besiku."Ikuti mobil itu, Syam!" seruku seraya menunjuk pada mobil Bang Arsya yang masih terlihat. Meskipun jarak kami sudah cukup jauh."Lebih cepat lagi, Syam!" sentakku memburui. Karena Syam melajukan kemudiannya dengan kecepatan sedang.
Read more
Bab 67
Aku sudah memutuskan untuk mendatangi kantor baru Bang Arsya. Ada sesuatu hal yang ingin aku selesaikan dengan lelaki playboy itu. Bukan masalah perasaanku yang tidak terbalas. Melainkan aku tidak rela jika Kak Mariyah dikhianati oleh Bang Arsya."Dejah!" Lelaki yang bertemu denganku dua minggu yang lalu di rumah sakit itu nampak terkejut melihat kehadiranku di kantor barunya.Bang Arsya yang duduk pada bangku kemudian bangkit menyambut kedatanganku dengan senyuman hangat seperti biasanya."Bolehkah aku masuk!" seruku melangkahkan kaki menghampiri Bang Arsya yang hampir sampai di ambang pintu."Masuklah Dejah!" seru Bang Arsya mempersilakan aku masuk seraya menyunggingkan senyuman hangat.Aku duduk pada bangku sofa yang berada di ruangan luas tempat Bang Arsya bekerja. Sesaat kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Ternyata Bang Arsya menekuni bisnis yang sama denganku, konveksi baju muslimah
Read more
Bab 68
POV MariyahLingerie? Aku tercekat dan segera memasukkan benda haram itu ke dalam tasku. Kutarik tubuhku keluar dari dalam mobil Bang Arsya. Terlihat lelaki yang sudah siap dengan pakaian kerja itu baru keluar dari dalam rumah dan berjalan ke arah mobil."Sayang!" Bang Arsya melihat ke arahku yang mematung di samping mobil dengan hati yang tak karuan."Abang!" lirihku menahan sesak dan ribuan pertanyaan yang bergelayut dalam benak."Belum berangkat?" tanyanya dengan ulasan senyuman hangat."Belum!" sahutku."Ya sudah, Abang berangkat kerja dulu ya!"Aku memundurkan tubuhku dari samping mobil. Bang Arsya meraih gagang pintu mobil lalu masuk ke dalamnya. Satu tangannya melambai dari jendela pintu mobil kepadaku kemudian pergi.Perlahan butiran bening jatuh membasahi pipi. Bersama gemuruh yang berada di dalam dada. Aku terisak, seraya memeluk
Read more
Bab 69
Aku semakin terisak. Jika aku tahu Bang Arsya berkhianat seperti ini. Aku tidak akan memberikan seluruh warisanku kepadanya untuk membuat perusahaan baru.Kumatikan laptop. Aku sudah tidak sanggup lagi melihat Bang Arsya yang penuh hasrat melampiaskan nafsunya pada wanita itu. Bahkan adegan itu lebih panas daripada apa yang Bang Arsya lakukan padaku."Bang kamu benar-benar sudah menghianati pernikahan ini, Bang!" lirihku bersama kesakitan.****Apakah ini adalah karma dari perbuatan Bunda yang dulu sering mengambil suami orang lain. Tapi kenapa harus aku yang menerima karma itu, bukankah Bunda sudah bertaubat."Mariyah!"Aku menoleh ke arah Uma yang berjalan mendekatiku. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya pada bangku di sampingku."Ada apa Uma?" selorohku melihat pada Uma."Uma perhatian akhir-akhir ini kamu sering murung dan sering lupa maka
Read more
Bab 70
Sampai saat ini aku belum menemukan secara pasti siapa wanita yang begitu lancang masuk dalam rumah tanggaku dan Bang Arsya. Lelaki itu masih terus bersikap hangat padaku. Meskipun pada kenyataannya Bang Arsya jelas-jelas sudah menghianatiku.Aku beringsut dari atas ranjang. Meraih laptop yang berada di dalam tas. Sesaat aku menunggu layar laptop menyala. Sudah hampir dua minggu aku tidak melihat rekaman CCTV di kantor. Semenjak perzinaan yang suamiku lakukan terekam beberapa waktu yang lalu. Video itu benar-benar membuatku sangat syok sekali. Aku kira lelaki sholeh itu tidak akan pernah tergoda dengan wanita manapun ternyata aku salah.Aku mengecek semua rekaman CCTV, semua aman. Tidak ada adegan dewasa seperti beberapa waktu lalu. Bang Arsya yang sibuk dengan para klien yang datang dan pergi ke kantor kami yang baru. Hanya aktifitas biasa."Siapa wanita itu?" gumanku menyipitkan mata saat melihat orang yang sama selalu d
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status