Seika menatap ke sekeliling daerah Kabukicho yang tampak tidak terlalu ramai karena secara harfiah daerah Kabukicho hanya ramai pada malam hari.
Kabukicho dikenal juga dengan istilah red light district karena menjadi salah satu tempat prostitusi terbesar yang terkenal di Jepang.
Seika sengaja cuti kerja dan meminta dokter yang berada di klinik lain untuk menggantikannya, ia bahkan memohon untuk itu karena ada hal yang sangat mendesak yang ingin ia kerjakan.
Wanita itu harus tau mengapa Michio memanggilnya anee-san dan siapa kumicho-san yang adiknya bicarakan di telepon. Seika mengepal tangan dengan semangat.
Hari ini aku akan menemukan keganjilan itu. Maafkan aku Michio karena meragukanmu, Ucap Seika dalam hati.
“Sial, aku tidak tahu dimana sebenarnya Michio akan bertemu dengan orang itu” gumam Seika kesal.
Wanita itu berdiri di depan sebua
Yuhuu... Makasih banyak untuk readers yang udah sempetin waktu untuk baca novel saya. Maaf kalau masih banyak kesalahan. Jangan lupa vote ya ^^ always stay healthy
Kenichi memeriksa berkas-berkas di ruang kerjanya, matanya memang memandang berkas tersebut namun tidak dengan fokusnya, pikirannya masih tersita dengan pertemuannya dengan Seika. Kenichi sangat senang bertemu dengan Seika hari ini, dapat berbicara dengan gadis yang sangat ia cintai dan rasa senangnya di iringi oleh rasa kesedihan. Tentu saja ia sedih jika gadis yang paling ia puja tidak mengingatnya. Namun walaupun begitu ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan Seika. “Kumicho” panggil Daiki. Lamunan Kenichi buyar, ia menoleh ke arah Daiki. “Ada apa?”. Daiki bertingkah serba salah, raut wajahnya ingin mengatakan sesuatu namun pikirannya mencoba menahannya sekuat tenaga. “Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja” Ucap Kenichi memberi pengertian. “Itu.. berkasnya” Bisik Daiki. Kenichi menaikka
“Ittadakimasu” Ucap Kenichi lalu diikuti oleh anak buahnya. Kenichi dan anak buahnya makan dengan tenang, suasana di ruangan washitsu lebih sunyi karena tidak ada Michio yang menghangatkan suasana atau pun Seika yang mengajak bicara para anak buah Kenichi yang akhirnya membuat laki-laki itu cemburu dan mereka bertengkar sejenak. Kenichi teringat dengan suasana ketika Seika masih duduk disampingnya, ia tersenyum pelan. Ia sangat merindukan saat-saat bahagia tersebut.Akira mengeluarkan handphone dari saku celananya dan membalik badan untuk mengangkat telepon, beberapa saat ia berbicara lalu menutup teleponnya. “Kumicho-san” panggil Akira. Kenichi menoleh. “Anee-san ada di daerah Ikuta Road, sepertinya dia mencari anda” lapor Akira. Kenichi memejamkan mata sejenak. Ia telah memerintahkan seorang anak buahnya untuk terus mengawasi Seika, ia
Seika melihat kertas berisi alamat dan memandang pintu pagar yang tertutup, wanita itu melihat nama yang tertempel di kayu memanjang ke bawah bertuliskan ‘Yamaguchi-gumi’. “Ya. Alamatnya benar seperti yang Michio berikan” gumam Seika. Beberapa detik kemudian pintu di buka dari dalam dan tampak dua orang laki-laki memakai setelan jas menyambutnya. Mereka adalah Kenzo dan Botan. Botan tampak terkejut dengan kehadiran Seika, ia membungkukkan badannya. “An...” Sapaan Botan terputus ketika Kenzo memukul kepala laki-laki bertubuh buntal itu. Seika terkejut melihat adegan tidak terduga tersebut. “Anda mencari siapa nona?” tanya Kenzo dengan wajah tenang namun suara laki-laki itu sedikit bergetar. Seika terdiam sejenak, ia merasa familiar dengan kedua laki-laki di depannya. “Aku mencari Kenichi-san”. Kenzo memasang wajah ceria agar terlihat ramah namun wajahnya yang tegang dan keningnya yang mengernyit masalah terlihat seba
Seika membulatkan matanya, jantungnya berdetak di luar kewajaran. Ia bahkan tidak bisa menghitung berapa detak jantungnya perdetik. Tangannya bergetar pelan. Pelukan Kenichi, entah kenapa sangat familiar ditubuhnya, seperti merindukan tubuh atletis itu untuk waktu yang sangat lama. Tanpa sadar tangan Seika membalas pelukan Kenichi, sentuhan hangat di punggung membuat Kenichi tersadar dan segera melepaskan pelukannya. Kenichi membalikkan tubuhnya menyembunyikan tangannya yang terkepal kuat. “Maafkan aku. Aku memelukmu karena kau mirip dengan seseorang yang aku cintai”. Seika sangat terkejut ketika mendengar perkataan Kenichi, tangannya bergetar pelan. Lagi-lagi, untuk kesekian kalinya, tubuhnya bertindak diluar kontrolnya. Air mata wanita itu mengalir tanpa sadar, dadanya berdenyut sakit, ia tidak mengerti mengapa ia begitu sakit hati ketika mendengar bahwa Kenichi sudah mempunyai wanita yang laki-laki itu cintai. Dengan air mata berlinang, Seika membu
“Biarkan aku memelukmu sekali lagi” Ucap Seika dengan tenang. Metode kedua untuk memicu ingatan adalah kontak fisik, jika Kenichi adalah masa lalunya, ingatan Seika pasti akan terpengaruh oleh kontak fisik tersebut. Pelukan terakhir mereka sangat membekas di hati Seika, seperti sudah ia nantikan sekian lama. Oleh karena itu ia akan mencoba metode kontak fisik kembali. Kenichi terkejut dengan kata tidak terduga dari mulut Seika. “Apa?”. Rahangnya mengeras karena menahan keinginan untuk memeluk wanita di hadapannya. Seika tersentak dengan suara yang terdengar seperti ancaman, ia berdeham beberapa kali untuk menenangkan hatinya. “Aku tahu ini egois, tapi aku ingin memastikan kalau kau tidak ada hubungannya dengan masa laluku”. Kenichi terdiam sejenak. “Apa yang sebenarnya ingin kau pastikan?”. “Aku ingin memastikan bahwa kau bukan laki-laki yang kutemui di restoran waktu itu”. “Aku sudah bilang kalau kau salah orang”
Seika berdiri dan membungkukkan kepala kepada seorang kakek yang menjadi pasiennya.“Terima kasih sudah datang ke klinik”. Sang kakek hanya tersenyum dan juga menunduk hormat. Seika duduk kembali di tempat kerjanya lalu menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul satu siang. Sudah waktunya untuk makan siang. Wanita itu melangkah keluar ruangan. “Aoi, aku akan keluar makan siang sebentar” Ucap Seika sambil tersenyum. “Sensei, bolehkah aku ikut? Aku tidak membawa bekal hari ini” Aoi menatap memohon kepada Seika. Seika tertawa pelan. “Tentu saja boleh. Ayo”. Aoi berseru girang lalu memeluk lengan Seika dengan senang. Mereka pun melangkah ke restoran tempat Seika biasanya menghabiskan waktu istirahat siang. “Sensei, kau masih tidak mengingat apapun?” tanya Aoi basa basi. Mereka berjalan di jalan setapak. “Belum, Apa kau tahu tentang masa laluku? Seperti dengan siapa saja aku berteman misalnya?”. Aoi terd
"Apa maksud onee-san?" tanya Michio terkejut.Seika terdiam sesaat lalu menggelengkan kepala. Aoi yang sedari tadi hanya diam saja mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti dengan perkataan Seika.Gadis itu tidak tahu bahwa Seika pernah di culik, yang ia tahu Kenichi mengatakan bahwa gadis itu kecelakaan mobil lalu kehilangan ingatan dan berpesan jika suatu saat Seika menanyakan Kenichi maka Aoi hanya menjawab tidak."Aku tidak tahu tapi ketika melihat pisau, sekelebat tentang sebuah pisau hampir mengenai tanganku masuk ke dalam pikiranku begitu saja" Seika kembali menggelengkan kepala, ia sendiri sangat bingung dan bahkan tidak tau apakah memori yang ada dalam pikirannya itu adalah sebuah memori miliknya atau hanya halusinasi saja."Nanti saja kita bahas. Sekarang onee-san pulang denganku, aku tidak yakin onee-san masih bisa melanjutkan pekerjaan onee-san setelah semua yang terjadi" Ucap Michio.Aoi mengangguk setuju. "Sensei pulang
“Kau mau kemana onee-san?” Tanya Michio ketika melihat Seika berpakaian rapi. “Bekerja” Jawab Seika bingung dengan pertanyaan retoris adiknya. “Bukankah ini masih masa cuti mu?” Tanya Michio bingunh. Seika tertawa canggung. “Aku sudah sering meminta cuti, aku tidak ingin pasien ku kabur semuanya karena tingkah kekanakan ku”. “Tapi kau …” “Aku tidak apa-apa Michio, tenang saja” Seika mengacak pelan rambut adiknya, tiba-tiba sekelebat memori tentang Michio yang melapor tentang keadaannya kepada Kenichi masuk ke dalam pikiran wanita itu, membuat sang wanita tertegun dan segera memindahkan tangannya dari kepala Michio, ia menatap tangannya dengan bingung. “Kenapa onee-san?” Tanya Michio. Seika hanya menatap Michio dengan tatapan berpikir, ia kembali menyentuh kepala Michio dengan perlahan, namun kali ini tidak ada kejadian apapun yang masuk ke dalam kepalanya. Michio semakin bingung dengan tingkah Seika.