Lahat ng Kabanata ng LOVELY MAN: Kabanata 21 - Kabanata 30
55 Kabanata
MENJEBAK DAN MERAMPAS
Seorang pria tinggi bermata sipit dan berkulit putih pucat berdiri di belakang Maya dengan kedua tangan berada di dalam saku mantel hitam yang dia kenakan.
Magbasa pa
BAJINGAN
Kedua kelopak mata Maya perlahan terbuka akibat sengatan sinar mentari yang masuk dan memendar tepat di wajah teduhnya. Masih belum sepenuhnya sadar, Maya mengucek mata lalu mengedarkan pandangan setengah buramnya ke sekeliling.Semua terlihat asing, tidak seperti kamar hotel yang dia singgahi. Maya langsung panik begitu di sadar bahwa tubuhnya hanya ditutup selimut yang tak begitu tebal. Jantungnya berdegup ganjil tatkala pandangannya jatuh ke pakaian yang berserakan di atas lantai. Otaknya berputar menyusun segala kemungkinan yang telah menimpa dirinya.Wajahnya makin memucat ketika telinganya akhirnya menangkap suara guyuran air dari toilet. Siapa itu? Aku di mana? Ada yang mandi, tapi ... siapa?
Magbasa pa
KEDOK DAMAR
Tak semudah yang dipikirkan Bhara, ternyata setelah kepergian Maya dari hidupnya pun, tak lantas membuat hatinya tenang, dia masih uring-uringan berkepanjangan. Apa yang dikatakan Maya pagi itu di Korea terus mengusik hati dan pikirannya. Nuraninya serasa telah mati.
Magbasa pa
SALING TAHU BATAS
"Apa sih mau Bapak?!"Tanpa tedeng aling-aling, Bhara
Magbasa pa
PERINGATAN TERAKHIR
Maya tengah menyesap pelan cappucino hangat ketika seorang pria berjaket kulit duduk di hadapannya. Pandangan Maya yang semula terlempar ke luar kaca jendela kafe beralih kepada pria bertubuh sedang itu.
Magbasa pa
DI MANA LUNA?!
Langkah Luna yang semula cepat perlahan melambat lantaran disergap rasa ragu tiba-tiba ketika Alex menuntunnya masuk menuju sebuah lorong yang tampak gelap dari luar, akan tetapi terlihat bias-bias lampu neon berwarna merah terang dari dalam lorong mencurigakan itu.
Magbasa pa
PEMBAWA SIAL
"Berhenti di sini!" seru Maya yang langsung dituruti oleh Bhara.
Magbasa pa
ENAM MINGGU
"Siapa?"Hati Bhara berdesir lega, beberapa hari ini t
Magbasa pa
MAS DEWA
Terbilang mujur nasib Bhara, kehadiran Alisa lekas memulihkan kembali suasana hati Luna. Dua gadis itu kerap pergi bersama, nonton film atau berbelanja. Alisa selalu ada menjadi teman bicara bagi Luna, dalam tiga hari, dia sudah mau kembali ke sekolah, dan Bhara bisa kembali fokus dengan pekerjaannya.
Magbasa pa
SITUASI TERJEPIT
"Aku udah bilang kan, Bhar ... dia itu yang membantu aku dan bawa aku ke sini," terang Maya. Benar pikirnya, Bhara bahkan jauh lebih posesif ketimbang Dev.
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status