All Chapters of Tawanan Sang Mafia - New Story (Saga & Sesil): Chapter 21 - Chapter 30
110 Chapters
Part 20
“Masih terlalu dini untuk mengetes kehamilan di perkiraan usia kandungan yang baru mencapai dua minggu. USG dan alat tes kehamilan hasilnya negatif. Jadi ...”“Jadi dia tidak hamil?” Saga menggedor meja dengan tatapan garangnya.Tubuh Sesil tersentak dan menjauh dari Saga sejauh mungkin meski tetap menjaga pantatnya masih tertempel di kursi. Aura panas Saga tak hanya menggoyahkan ketenangan bercampur kelegaan akan hasil tes yang dinyatakan sang dokter. Tetapi juga menciutkan nyali dokter yang duduk di seberang meja hingga bolpoin yang dipegang terlepas dan jatuh ke lantai.“Kami belum bisa memastikannya secara pasti karena perkiraan usia kehamilan yang masih dini dan belum bisa terdeteksi,” jawab dokter itu sambil beberapa kali menelan ludah dan bersikap setenang mungkin di bawah dominasi Saga.“Aku ingi tes lainnya yang lebih akurat. Tes apa pun itu yang menunjukkan hasil yang sebenarnya. Tes yang bisa mendeteksi
Read more
Part 21
Sesil berdiri bersandar di pagar balkon sambil menyesap jus jeruknya. Cuaca sedikit panas mendekati jam sepuluh siang dan ia terlalu bosan menghabiskan waktu di perpustakaan seperti biasanya. Matanya menyipit memperhatikan mobil Cassie yang melaju menuju gerbang. Selama dua hari wanita itu tinggal di rumah ini, dan tanpa sengaja mengamati wanita itu yang keluar masuk rumah Saga tanpa pengawasan yang ketat seperti kendaraan-kendaraan lainnya. Merasa iri karena wanita itu sangat leluasa melewati gerbang penjagaan yang dijaga sangat ketat sedangkan dirinya terkurung dengan sangat menyedihkan di kamar Saga yang membuat hatinya terasa pengap.Esok paginya, ia terbangun sendirian di ranjang. Saga pasti ada urusan mendadak di luar rumah karena pria itu tak muncul hingga ia menyelesaikan makan paginya di meja makan seorang diri.“Suruh seseorang menyiapkan mobilku. Aku akan keluar dalam sepuluh menit.” Suara Cassie dari arah ruang tamu menghentikan niat Sesil mengi
Read more
Part 22
Wanita iblis! Sesil membatin ketika dirinya dipaksa berdiri di antara kedua pengawal yang menyeretnya melewati lorong yang gelap masuk ke dalam ruangan dengan kaca gelap hampir di seluruh ruangan, tanpa sedikit pun belas kasihan dengan mulut tertutup lakban karena ia tak berhenti berteriak meminta tolong dan menyumpahi siapa saja yang terlibat dengan penculikannya. Ya, ia memang berniat kabur dari rumah Saga, dan rentetan kejadian ini berada di luar kehendaknya. Cassie memang berniat menculiknya.“Percayalah, Sesil. Saat aku mati, hanya kaulah yang kukhawatirkan. Cassie tak pernah ramah pada wanita-wanita yang kutiduri. Minimal aku tak membuangmu ke tempat pelacuran dan membiarkanmu dinikmati beberapa pria hidung belang di saat yang bersamaan.”Sesil menelan ludahnya. “Apa semua wanitamu berakhir seperti itu?”“Hmm, hanya beberapa yang cukup beruntung.”Sudut mata Sesil mulai basah me
Read more
Part 23
“Kemarilah, Sesil. Kau tak ingin mantan tunanganmu terluka, bukan?” Saga menepuk pahanya sekali lalu terangkat menyambut Sesil meskipun tahu Sesil tak akan mendatanginya dengan sukarela. Atau tidak semudah itu.Wajah Dirga mengeras, menarik lengan Sesil dan menyembunyikan wanita itu di belakang tubuhnya. Dagunya terdongak menantang ke arah Saga. “Aku tak tahu di balik kekuatan dan kekuasaanmu yang begitu besar, ternyata kau hanyalah pria picik yang memanfaatkan wanita lemah untuk kemenanganmu, Saga.”“Aku hanya sedikit serius dengan keluargaku. Permainan kita? Kau yang memulainya, aku hanya sedikit menyelesaikannya dengan lebih cepat dan cara yang paling efisien.”Dirga terpaku selama beberapa detik, memang dirinyalah yang mengusik bisnis Saga lebih dulu. Mengacaukan kartel bisnis Saga hingga merugi puluhan milyar –meskipun nilai itu hanya remahan-. Tetapi, laporan-laporan yang ia lemparkan kepada pihak berwajib lebih me
Read more
Part 24
Kedua pengawal yang menahan Sesil melepaskan cekalan mereka begitu mendapatkan isyarat tangan dari Saga. Sesil menghambur ke arah Dirga, membantu pria itu bangkit terduduk. “Maafkan aku, Dirga.”“Apa kau sudah gila?!” maki Dirga di antara darah yang membasahi bibirnya. Kali ini mencoba bangkit berdiri dengan satu tangan karena tangannya yang lain memegang tulang rusuk yang sepertinya sudah patah dengan sedikit bantuan Sesil.“Bisakah aku mendengar penawaranmu sekali lagi, Sesil?” Saga menggaruk bawah telinganya yang tak gatal. “Mungkin aku akan tertarik.”Sesil melepas pegangannya pada Dirga dan membalikkan tubuhnya menghadapi kearogansian Saga. “Aku akan ikut denganmu dengan syarat kau membebaskan Dirga.” Sesil memperjelas pernyataannya. Kedua tangannya terangkat menghalangi jika sewaktu-waktu Saga berniat menerjang Dirga meskipun tindakannya terlihat begitu tolol. Kekuatannya sama sekali bukan tanding
Read more
Part 25
“Apa kau menolak anak pimpinan Cheng karena wanita barbar sepertinya? Kau bisa menyimpannya untuk urusan pribadi kita, tapi urusan bisnis akan jauh lebih baik dengan anak pimpinan Cheng.” Arga menunjuk ke arah atas anak tangga menunju lantai dua. Sambil mengambil tempat di sofa ia duduk sebelum menggotong Sesil ke kamar kakaknya. Menatap dengan kening berlipat pada sang kakak yang duduk di sofa tunggal.“Ada kalanya kesepatakan bisnis bisa berhasil dan gagal, Arga. Apa kau sudah memperhitungkan kerugian yang kita alami jika kesepakatan itu rusak. Aku tak mau direpotkan oleh wanita yang akan menjadi musuh dalam selimut.”“Lalu, bagaimana dengan dia?” sela Cassie tajam mengarah pada Sesil. Seketika tatapan dingin Saga membalas tatapannya dan udara tegang memenuhi seluruh ruangan. Entah kenapa, emosi Saga selalu mendadak berubah lebih sensitif jika berhubungan dengan wanita sialan itu. Membuat Cassie semakin dirundung rasa panas membela
Read more
Part 26
“Tuan?” panggilan Jon, menghentikan tangan Saga yang hendak menyentuh pegangan pintu kamarnya.“Ada apa?”“Sepertinya Anda perlu memeriksa cctv kamar.”Saga mengerutkan kening. “Apa istriku membuat ulah lagi?”Jon mengangguk pelan.Saga memejamkan mata, bersamaan embusan napas frustasi lolos dari mulut dan hidungnya. Sekilas ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Apakah wanita itu memang berniat mendapatkan perhatiannya untuk malam ini? Batin Saga dalam hati.“Aku akan memeriksanya nanti,” tolak Saga. Mungkin ia akan memberikan perhatian yang lain pada Sesil di ranjang.“Saya khawatir ini akan terlambat karena cctv kamar Anda hanya berada di bawah kendali Anda setelah Nyonya masuk.”Ya, semua cctv di rumah ini dikendalikan oleh Jon, kecuali cctv di kamarnya yang akan hidup dan mati sesuai perintahnya. Tentu saja ia ta
Read more
Part 27
“Apa Sesil mulai menghancurkan barang-barangmu?” Tatapan Alec mengikuti tiga pelayan rumah yang keluar dari kamar Saga, lalu pada dua pengawal yang menggotong cermin besar berbentuk elips masuk ke dalam. “Kenapa hari-hari kalian selalu dihiasi dengan keributan? Apa berumah tangga memang sekacau itu?”“Kenapa kau tidak mencobanya sendiri?” Saga mengabaikan rasa penasaran Alec. Berjalan ke arah kiri menuju ruang kerjanya.Alec terkekeh. Memutar tumit dan mengikuti langkah Saga. “Kau tidak bisa terus-menerus menyiksanya, Saga. Wanita hamil tak bagus mendapatkan tekanan yang terlalu besar.”Langkah Saga terhenti, hampir membuat Alec yang berjalan mengekor di belakang menabrak punggungnya. “Wanita hamil?” ulangnya dengan kekakuan di bibir.Mulut Alec yang masih terbuka tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mempertanyakan pertanyaan tak masuk akal Saga.“Apa maksudmu wanita hamil? Siapa yang
Read more
Part 28
Sesil tak tahu harus berbuat atau bersikap seperti apa selain mengekor dengan memasang wajah tolol ketika Saga menyeretnya ke sana kemari. Ia belum pernah mendatangi pesta semewah dan semegah ini, kecuali saat ingatannya masih belum kembali dan saat itu ia merasa sudah sering mendatangi pesta semacam ini yang ternyata hanyalah ingatan palsu. Dengan gaun yang menempel seperti kulit kedua di tubuhnya, menampakkan punggungnya hingga di atas pantat, ditambah belahan cukup tinggi di sepanjang pahanya, lalu sepatu berwarna senada dengan tinggi yang tak masuk akal. Sesil hampir tak bisa menahan ringisannya ketika merasakan lecet yang mulai terasa mengganggu. Namun, Saga tak cukup peka untuk mengetahui penderitaan yang ia alami. Seolah membalas semua pembangkangannya dengan sepatu sialan ini. Sungguh pembayaran yang tidak setimpal.“Apa kau baik-baik saja?” Saga bertanya ketika Sesil hampir terjatuh dan membuat tubuhnya terhuyung ke samping menabrak tubuh bagian sampingny
Read more
Part 29
“Dirga mulai mendekati pimpinan Cheng. Di sebelah utara.”Saga sudah memperkirakan hal itu sejak menyadari kemunculan Dirga di pesta ini. Dirga tak pernah mendengarkan peringatannya dengan baik, kebodohoan itu jugalah yang membuat Sesil jatuh dalam cengkeramannya. Skenario terburuk, pria itu tak akan menyerah untuk mendapatkan Sesil dan akan menggunakan segala cara untuk mengusiknya. Membuat Saga semakin tertantang dalam permainan ini. “Apa kau sibuk, Max?”Max menggeleng sekali. Ia punya janji menyapa beberapa teman, tapi malam masih panjang untuk memulai rencananya. Pesta juga sepertinya belum benar-benar dimulai.“Temani Sesil. Kalian bisa mengobrol sedikit sambil mengawasinya untukku. Jangan sungkan memperingatkannya jika dia mulai bertindak tak masuk akal.”Sesil memutar kepala dan melemparkan pelototan mata tersinggung dengan kata-kata Saga.Saga menunduk, mengecup kening Sesil dan berbisik, “Aku tak
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status