All Chapters of Maid Becomes Bride (Pembantu Menjadi Pengantin): Chapter 1 - Chapter 10
11 Chapters
One
Wanita yang sedang berada di sebuah makam kedua orang tuanya, menangis tersedu - sedu dia tidak menyangka akan ditinggalkan oleh kedua orang tuanya secepat ini. Sekarang dia hidup sebatang kara tanpa kerabat ataupun keluarga. Kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan antar bus, ketika hendak kedua orang tuanya ingin berpergian ke Jakarta untuk bekerja disana tetapi naas mereka meninggal ditempat.   Sania Larasati itulah namanya wanita yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas, sekarang dia harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Mau tidak mau Sania harus menggantikan kedua orangtuanya untuk bekerja di Jakarta.   Dia berpamitan ke makam kedua orangtuanya untuk berangkat ke Jakarta, sangat berat meninggalkan tempat tinggalnya apalagi makam kedua orang tuanya berada disini. Sania melangkahkan kakinya meninggalkan makam tersebut sambil menangis, sesampainya di depan ujung jalan Sania berdiri seorang diri sambil menunggu bus ya
Read more
Two
Yanti menghela nafas panjang setelah kejadian tersebut yang baru saja mereka alami. Yanti tidak menyangka jika Sania sangatlah ceroboh apalagi ia termenung melamunkan majikannya itu.   “Kamu kenapa sih San?” tanya Yanti setelah masuk ke dapur   “Aku tidak sengaja ka, menumpahkan minuman ke Tuan Arvan. Aku sangat ketakutan tadi melihat Tuan marah”   “Tuan Arvan memang seperti itu San, dia memang garang terhadap siapun kecuali terhadap kedua orangtuanya dan kekasihnya itu.   “Maaf ka” lirih Sania   “Ya udah tidak papa San, kita lanjutin pekerjaan yang belum beres yuk” ajak Yanti   Saat mereka membereskan dapur yang sangat berantakan, tiba - tiba saja mereka dikagetkan dengan kedatangan Margaratte kekasih Arvan entah ada apa dia masuk kedalam dapur ini.   “Eh, pembantu. Kamu apa - apaan melihat calon suami aku seperti itu!” ucap Margarette g
Read more
Three
Arvan sangat lelah dengan permasalahannya di kantor. Dia sangat marah bisa - bisanya karyawannya menggelapkan dana perusahaan itu akan membuatnya rugi besar. Ana sekretaris Arvan masuk kedalam ruangan bossnya memberitahukan bahwa Margaratte sedang berada di luar.   "Permisi pak" ucap Ana dengan sopan   "Kenapa Ana?" tanya Arvan dengan wajah yang tidak bersahabat   "Nona Margaratte berada di luar sekarang Pak"   Dengan wajah sinisnya Arvan bangun dan menggebrak meja dengan kuat hingga Ana  ketakutan.   "Sudah saya bilang, saya tidak ingin ada seseorang yang menemui saya kenapa tidak kamu usir saja!" Marah Arvan   "Saya sudah berkata seperti yang bapak bilang tetapi nona Margaratte tidak inign pergi dan memaksa ingin bertemu bapak"   Arvan memijit dahinya yang pusing dengan masalah ini ditambah lagi dengan kedatangan Margarette membuat
Read more
Four
Keesokan harinya mereka bersiap - siap untuk menyambut kedatangan Margarette yang awalnya Keluarga Arvan ingin ke apartement Margarette tiba - tiba keluarga Margarette yang ke rumah Arvan, Semua sudah siap begitu juga denga makanan yang sudah tersaji di meja makan begitu banyak makanan disana.   Margarette beserta orang yang disewanya sebagai pamannya itu datang dikediaman rumah Arvan.   Keluarga Arvan sangat senang kedatangan mereka karena ini yang mereka tunggu - tunggu.   "Sayang, akhirnya kalian datang" ucap Maryam   "Iya, ma. Mama apa kabar?" tanya Margarette dengan ramah.   "Baik sayang.Yuk duduk" ucap Maryam mempersilahkan mereka duduk.   "Iyah ma, makasih. Ini ma, kenalin ini paman aku"   "Iyah, selamat datang dirumah kami" ucap Maryam   Mereka duduk sambil bersenda gurau. Sania melihat dari balik pintu meliha
Read more
Five
Maryam mengejar Arvan yang terlihat marah kepada orangtuanya tetapi ini keputusan agar keluarga mereka tidak mendapatkan malu terlebih Arvan seorang CEO diperusahaan besar di Asia.   "Argghhhh" teriak Arvan mengacak - ngacak rambutnya, dia sangat tidak setuju dengan keputusan orangtuanya.   Maryam masuk ke kamar Arvan dan mencoba membujuk anaknya untuk menikahi Sania. "Arvan, please tolong nikahin Sania agar kita tidak dipermalukan orang di sana" mohon Maryam   "Ma, tapi kenapa harus dia, dia hanya seorang pembantu"   "Mama tau itu, mama terpaksa karena tidak ada pilihan lain selain Sania. Tidak mungkin dengan Yanti yang sudah memiliki suami"   "Arvan tetap akan mencari Margarette mak, Arvan akan menyeretnya kesini untuk meneruskan pernikahan ini"   "Tidak ada waktu lagi Van, pernikahan ini akan segera dilaksanakan. Mama mohon"   Arvan sa
Read more
Six
Malam harinya Sania sedang membereskan barang - barangnya dan suaminya karena mereka akan pindah ke apartement milik Arvan. Dia tau kenapa Arvan ingin segera pindah dari rumah ini itu disebabkan karena akan menyakiti perasaan Sania.  Dia sangat merindukan kedua orangtuanya. Andai Saja orangtuanya masih ada mungkin dia tidak akan mengalami hal seperti ini. Tapi dia yakin Arvan suaminya akan baik kepadanya suatu saat nnti. Arvan masuk kekamar melihat Sania sedang membereskan keperluan yang akan mereka bawa besok. Dengan mata tajamnya Arvan menghampiri Sania, membuat Sania ketakutan. "Hey, pembantu" ucap Arvan "Ke..kenapa mas" balas Sania gugup "Saya tidak sabar untuk hari esok" "A..aku akan menghadapinya" ucapnya  "Oh. Ternyata kamu berani ya. Kita liat besok akan seperti apa" Arvan mencekam dagu Sania dengan kencang "Jangan harap
Read more
Seven
Sania benar - benar sangat merindukan kedua orangtuanya jika masih ada pasti kehidupannya tidak akan seperti ini, dia pasti akan hidup bahagia sekarang, tetapi dia harus kuat dengan takdir yang digariskan oleh Tuhan sekarang dia bertekad untuk menjadi perempuan tegar.Duduk seorang diri di pojokan dekat dapur membuat dirinya seperti wanita tak berguna, mempunyai suami yang sering menyakitinya saat mereka menikah. Menangis sambil memakan makanannya dengan lauk pauk seadanya. Selesai memakan - makanannya Sania meletakkan piring kotornya dan melihat suaminya di meja makan yang sudah tidak ada disana, Dengan cepat Sania membereskan semuanya lalu meletakkannya di lemari makanan.Arvan baru saja keluar dari kamarnya, dengan baju kaos merahnya dan celana jinsnya membuat seperti pangeran yang baru saja turun dari kayangan. Sania tidak sengaja melihat Arvan yang sudah rapi dengan pakaiannya. Dia memberanikan dirinya untuk bertanya kemana suaminya akan pergi."Mas, mau ke
Read more
Eight
Sania bangun dari tidurnya merapikan kasurnya lalu bersiap untuk mandi. Di kamar mandi Sania masih menangis tanpa henti dia membasuh tubuhnya dengan shower, menggosokkan badannya dengan sangat kencang sampai ia melukai dirinya sendiri. Tanda merah ditubuhnya tidak menghilang juga dia tidak tau bagaimana caranya menghilangkan bekas ditubuhnya. Selesai mandi dia menatap dirinya dicermin melihat badannya penuh dengan tanda merah yang dibuat oleh suaminya. Ia merasa jijik dengan badannya sendiri. Sania mengambil baju yang ia pakai dan memutuskan untuk memakai pakaian lengan panjang yang menutupi lehernya, segera dia keluar dari kamarnya mempersiapkan makanan untuk suaminya.******Arvan bangun dengan kepala yang sangat berat, seperti ada sesuatu yang menghantamnya. "Argghhh. Kepalaku sakit banget" gumam Arvan Dia mengingat kejadian semalam, dia ingat tadi malam ia berada di klub sedang minum alkohol dan mabuk s
Read more
Nine
"Mama kenapa bisa kemari?" "Salah kalau mama mau berkunjung ketempat anaknya?"  "Nggak ma, maksud aku...."  "Apa Arvan? Maksud kamu pisah kamar seperti ini apa?" potong Maryam Arvan kelabakan dia bingung harus menjawab apa. Arvan melirik sekilas ke Sania, dia hanya menunduk sambil terdiam. "Arvan gak bisa saru kamar sama dia ma"  "Kenapa?" "Aku tidak mencintainya ma" jawab Arvan "Cinta itu bisa datang suatu saat nanti jika kalian saling memahami, bukan seperti ini. Apa kamu masih mencintai Margarette Ar?" tanya mama  Arvan mengangguk "Stop mencari Margarette Arvan, mama sudah kecewa sama dia. Gara - gara dia rencana yang udah kita rencanakan hancur" geram Maryam "Tapi ma..." "Tidak ada tapi - tapian, istri kamu seka
Read more
Ten
“Arvan hanya memberi dia pelajaran saja ma, agar jadi seorang istri yang baik" ucapnya santai "Kamu bilang kasih istrimu pelajaran, pelajaran seperti apa, yang babak belur seperti ini" ucap Maryam menarik lengan Sania yang lebam "Menurut mama" Maryam memijit dahinya yang tidak pusing, dia bingung harus bagaimana mendidik anaknya yang kurangajar keada istrinya ini. "Mama sudah putuskan agar kamu mulai besok tinggal dirumah mama" ucap Maryam memutuskan "Ma, gak bisa seperti itu, aku ingin mandiri ma" mohon Arvan kepada Maryam “Mama ga ingin kamu menyiksa Sania seperti ini, kamu bisa dipenjara Arvan. Apalagi jika papamu tau dia pasti akan marah juga”  “Arvan ga akan dipenjara jika pembantu ini tidak melaporkannya kepenjara” ucap Arvan sambil menunjuk Sania “Arvan!!! Jaga omongan k
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status