Share

Three

Arvan sangat lelah dengan permasalahannya di kantor. Dia sangat marah bisa - bisanya karyawannya menggelapkan dana perusahaan itu akan membuatnya rugi besar. Ana sekretaris Arvan masuk kedalam ruangan bossnya memberitahukan bahwa Margaratte sedang berada di luar.

"Permisi pak" ucap Ana dengan sopan

"Kenapa Ana?" tanya Arvan dengan wajah yang tidak bersahabat

"Nona Margaratte berada di luar sekarang Pak"

Dengan wajah sinisnya Arvan bangun dan menggebrak meja dengan kuat hingga Ana  ketakutan.

"Sudah saya bilang, saya tidak ingin ada seseorang yang menemui saya kenapa tidak kamu usir saja!" Marah Arvan

"Saya sudah berkata seperti yang bapak bilang tetapi nona Margaratte tidak inign pergi dan memaksa ingin bertemu bapak"

Arvan memijit dahinya yang pusing dengan masalah ini ditambah lagi dengan kedatangan Margarette membuatnya semakin pusing.

"Suruh dia masuk" ucap Arvan akhirnya mengalah

Dengan segera Ana keluar dan memberitahu Margarette untuk masuk kedalam ruangan bossnya.

Dengan tatapan tidak suka Margarette melangkah masuk ke dalam ruangan kekasihnya itu.

"Sayang...." ucap Margarette langsung memeluk Arvan yang sibuk membereskan berkasnya

"Kenapa kamu kemari Margarette, sudah aku bilang sekarang aku sedang sibuk dan tidak ingin diganggu" ucap Arvan dengan lembut. Arvan sangat tidak bisa marah dengan Margarette karena dia sungguh mencintainya.

"Aku merindukanmu sayang, aku lapar dan ingin makan siang bersamamu"

"Aku tidak bisa Margarette aku terlalu sibuk" ucapnya

"Kamu jahat Arvan" marahnya

Margarette segera mengambil tasnya dan keluar dari ruangan itu, sebelum Margarette melangkahkan kakinya lebih dulu Arvan menarik lengan Margarette dan memeluknya.

"Maaf sayang aku emosi" ucapnya

"Maka dari itu turuti permintaanku" rengeknya.

"Baiklah, aku akan menemanimu makan siang"

Senyum Margarette mengembang karena cara seperti ini Arvan akan menuruti semua keinginannya.

Arvan dan Margarette keluar dari ruangan tersebut, sebelum itu Arvan berbicara telebih dahulu kepada sekretarisnya itu.

"Ana, saya keluar makan siang dulu. Panggilkan Bimo suruh dia membereskan pekerjaan saya" ucapnya

"Baik Pak" ucap Ana

*******

Saat mereka makan siang Margarette tampak gelisah entah apa yang dia pikirkan membuat Arvan kebingungan.

"Sayang, kamu kenapa?" ucapnya

"Ah, tidak papa sayang, ini orang tuaku menyuruh pulang sekarang" ucapnya

"Apa ada masalah?" tanyanya penasaran

"Ada masalah sedikit, kalau gitu aku pulang duluan ya sayang" pamitnya

"Kamu tidak papa pulang sendirian, maaf aku tidak bisa mengantarmu untuk pulang ke apartement" lirihnya

"Its okey sayang, aku tidak papa kok, aku tau kamu sedang sibuk sekarang. Aku pergi sekarang" ucapnya lalu mencium pipi kiri dan kanan Arvan

"Kalau sudah sampai segera kabarin aku"

"See you"

"See you"

Setelah kepergian Margarette, Arvan segera pergi meninggalkan kafe menuju kembali kekantornya dan melanjutkan pekerjaan yang belum ia selesaikan tadi karena waktu sudah menunjukkan angka tiga sore.

*****

Didalam taksi Margarette mengutuk dirinya sendiri bagaimana dia tidak kesal tadi saat dia sedang makan bersama Arvan tiba - tiba Leon mengabarkan lewat sms bahwa orangtua sewaannya tidak bisa hadir untuk besok karena mereka tidak sedang berada di Jakarta itu yang membuat margarette tidak tenang sedari tadi.

Sesampainya di apartement buru - buru ia segera menuju kedalam apartemennya dan melihat Leon kekasihnya sedang mondar - mandir tidak jelas.

"Bagaimana ini bisa terjadi Leon?" tanyanya geram

"Aku juga tidak tau Mar, aku baru saja mendapati kabar bahwa mereka sedang berada di Kalimantan sekarang"

"Argh kenapa masalah ini datangnya sekarang" gumamnya

"Apa kamu tidak bisa membujuknya agar mereka kembali kesini?"

"Tidak bisa Margarette akan membutuhkan waktu lama jika mereka segera kemari"

"Jadi kita harus bagaimana? apa dibatalkan saja untuk pertemuan kali ini?"

"Tidak... tidak bisa Leon! karena besok adalah hari yang sangat penting, lebih cepat lebih baik jika menunda lagi"

"Hmm aku punya ide, bagaimana jika kita menyewa seseorang untuk dijadikan sebagai perwakilan dari orangtuamu sebagai paman misalnya. Bilang saja bahwa orangtuamu sedang berada di luar negeri dan tidak bisa pulang dengan cepat"

Margarette terdiam sebentar mencerna ide Leon yang disampaikannya tadi. Dan pada akhirnya Margarette menyetujui rencana Leon.

"Okey Leon kalau gitu segera kamu cari orang tersebut malam ini harus ada aku tidak mau gagal lagi"

"Okey Mar, kalau gitu aku akan segera pergi mencari seseorang yang bisa disewa. Aku pergi Mar" ucapnya lalu pergi meninggalkan Margarette seorang diri.

Margarette duduk lemas di sofa sambil memijit dahinya yang sangat sakit dan mengutuk dirinya kembali.

"Arghh kenapa ada saja masalah yang terjadi, semoga Leon segera mendapatkan orang tersebut" gumamnya

Margarette pergi menuju ke kamarnya lalu meghempaskan badannya ke kasur lalu ia terlelap dalam tidurnya

*****

Sesampainya di rumah Arvan segera masuk ke dalam rumah dia begitu lelah dengan pekerjaannya dikantor dan baru pulang pukul delapan malam.

"Arvan pulang" ucap Arvan berteriak membuat mama dan papanya yang sedang menonton TV kaget mendengar teriakan Arvan

"Arvan, kamu ya, kalau pulang ucapin salam" kesal mama

"Tadi Arvan udah ucapin salam ma" bela Arvan

"Itu bukan salam namanya, ajarin anak kamu tuh pa"

"Anak kamu juga ma" cuek papa yang masih saja asik menonton

Arvan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan orang tuanya begitu harmonis. Dia berharap nanti setelah menikah dengan Margarette akan seperti mereka.

"Oh iya, besok kita akan menemui kedua orang tuanya Margarette, kamu jangan sampai lupa" ucap mama

"Sepertinya orangtuanya Margarette tidak bisa hadir ma, tadi dia menghubungi Arvan jadi akan diwakilkan dengan pamannya" jelasnya kepada kedua orangtuanya.

"Ya, sayang sekali padahal mama ingin sekali bertemu dengan mereka" ucap mama sedih

"Lain waktu pasti ketemu ma" ucap Arvan

"Kalau gitu Arvan ke kamar dulu ya ma, udah gerah banget" ucap Arvan sambil mencium bajunya dan berjalan menuju kamarnya

Diam - diam Sania menguping pembicaraan mereka, dia sangat bahagia melihat keluarga yang harmonis.

"Andai saja aku bisa menjadi salah satu keluarganya, aku pasti sangat bahagia" gumamnya "Ah tidak mungkin, sadarlah Sania kamu cuma pembantu disini" gumamnya kembali dan segera kembali kedalam kamarnya.

Didalam kamar Arvan segera merebahkan badannya di kasur setelah dia beres - beres, dia memikirkan betapa senangnya sebentar lagi ia akan segera menikah dengan pujaan hatinya itu, entah kenapa dia sangat mencintai Margarette, dia sadar dia wanita yang glamor suka barang - barang mahal, seksi, cantik, dan gemar berbelanja seperti wanita yang mendambakannya. Dia berharap wanita yang dipilihnya ini merupakan wanita yang bisa menemaninya dikala senang maupun sedih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status