All Chapters of Anak Mafia: Chapter 21 - Chapter 30
68 Chapters
Bab 21
 Atas perjanjian damai yang telah disepakati, sampai tiga bulan berikutnya ketiga keluarga bekerjasama menjalankan bisnis mereka di berbagai bidang. Suatu sore di pertengahan bulan Desember 2016, saat Jenny sedang berjalan pulang, dia melihat sebuah mobil hitam besar diparkir di luar sekolah tempat dia menjadi guru. Di sebelah mobil, ada seorang pria yang tampak serius dengan topi hitam dan mantel hitam panjang, mengawasinya. Jenny berhenti, tubuhnya gemetar, matanya melotot seolah-olah dia telah melihat hantu. “Gerry?” katanya terkejut. “Sudah berapa lama kau kembali?” "Sekitar setengah tahun," katanya pelan.  Kemudian, berjalan perlahan ke arahnya, dia berkata: “Senang bertemu denganmu Jen.” Mereka berjalan bersama melewati taman, tangannya di saku masing-masing, sedikit malu satu sama lain setelah sekian lama. "Aku bekerja untuk ayahku sekarang," Gerry menjelaskan. “Dia sedang
Read more
Bab 22
 Bulan telah berganti tahun, banyak sekali perubahan yang terjadi. Gerry dan Jenny menikah, tepatnya pada bulan Februari 2017, dan mereka mempunyai dua anak.  Bersamaan dengan itu, Helena juga menikah lagi dengan seorang pengusaha bernama Jordi Andreas, dan dia tinggal di rumah suaminya yang berjarak tiga puluh kilo meter dari rumah Freddy. Cicilia, istri Jhony dan Ferdian putra mereka yang saat ini berumur lima tahun, masih tinggal di rumahnya yang berjarak hanya beberapa meter dari rumah keluarga Freddy. Meskipun Freddy sudah mengizinkan Cicilia untuk menikah lagi, tapi dia belum meikirkannya. Si kembar Dedi dan Dodi menjadi bagian penting dalam anggota keluarga Freddy. Mereka dikirim ke wilayah timur, untuk mengelola beberapa bisnis dimana keluarga Freddy membeli sebuah hotel dan berencana membeli lebih banyak lagi.  Franky mengambil keuntungan dari perdamaian antara tiga keluarga, dan mulai mendirikan beberapa bisnis
Read more
Bab 23
Suatu Minggu pagi, ketika para wanita berada di dapur, Freddy sedang bermain dengan cucunya, Ferdian, di antara tanaman bunga di taman. Saat dia mencoba melarikan diri dari bocah lelaki yang mengejarnya, dia tiba-tiba merasa sulit bernapas. Seolah-olah matahari telah turun sangat dekat dengan kepalanya.  Dia berhenti berlari dan mulai batuk ketika dia mencoba memasukkan udara ke dadanya. Anak kecil itu tertawa, mengira ini adalah bagian dari permainan. Freddy membungkuk ke depan, batuk-batuk semakin banyak, dan kemudian dia merasakannya; ledakan api di dalam dadanya. Dengan teriakan kesakitan, dia jatuh kembali di antara tanaman bunga, dan mati. Sepanjang hidupnya, orang-orang mencoba membunuhnya, mereka telah gagal Pada akhirnya, Freddy Kurniawan meninggal secara wajar, bermain dengan cucunya di kebunnya pada hari Minggu pagi yang damai. Di pemakaman, Gerry duduk bersama keluarganya saat orang-orang lewat, satu per satu, melemparkan bunga
Read more
Bab 24
 Malam hari setelah pemakaman Freddy, di ruang kerjanya yang sekarang digunakan Gerry, dia mengumpulkan para wanita di keluarganya, termasuk ibunya, Luciana Natasha.  “Mama, dengarkan saya!” Katanya. “Ayah sudah mempercayakan kepadaku keluarga ini. Dan saya sudah berjanji kepadanya untuk melindungi apa yang ayah lindungi selama hidupnya, yaitu keluarganya.”  Para wanita itu tidak tahu apa yang akan Gerry bicarakan. Mereka hanya diam mendengarkan apa yang Gerry katakan.  “Dua tahun yang lalu ayah sudah mendeklarasikan perdamaian saat pertemuan tiga keluarga. Tapi saat ini ayah sudah meninggal, pasti keadaannya akan sangat berbeda. Dan sepertinya akan menjadi lebih buruk.” lanjut Gerry.  “Apa yang sebenarnya kau bicarakan?” tanya Jenny. “Semuanya baik-baik saja sampai saat ini.”  “Sebelum ayah meninggal, dia sudah memperingatkanku kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dia juga membicarakan tentang penghianat yang
Read more
Bab 25
 Keesokan harinya, Gerry mengantar keluarganya ke pelabuhan seorang diri. Jenny menangis sepanjang perjalanan, dalam hatinya tidak bisa menerima keputusan suaminya. Dalam hatinya, Gerry juga merasa bersalah, karena bagaimanapun dia yang membawa Jenny masuk ke kehidupan keluarganya, namun dia sangat mencintai istri dan keluarganya.  Saat sampai di pelabuhan, Jenny tiba-tiba berkata; “Gerry, aku tidak bisa menahan untuk tidak mengatakan ini,” kata Jenny yang masih menangis. “Aku mohon, izinkan aku tetap tinggal bersamamu.”  Gerry menatap iba kepada istrinya. “Tidak Jen.” Kata Gerry. “Dengarkan aku, sayang! Aku harus memastikan kalian semua tetap aman. Dan ini hal terakhir yang bisa aku lakukan untuk melindungi kalian.”  “Tidakkah kau mengerti perasaanku, Gerry?” ucap Jenny menatap Gerry dengan tajam.  “Aku mengerti Jen. Aku pun berat jika harus berpisah denganmu.” Kata Gerry memalingkan mukanya. “Aku hanya tidak ingin terjadi se
Read more
Bab 26
 Satu jam kemudian, Gerry dan Jenny sampai di rumah. Beni sedang duduk di salah satu bangku taman. Gerry melambaikan tangannya ke arah Beni sesaat sebelum masuk ke dalam rumah. Melihat itu, dia menyusulnya. Di dalam ruangannya, Gerry duduk di kursi kulitnya. Dia bersama dengan Beni yang duduk di seberang meja kerjanya, dia mengangkat sebotol anggur dan menuangkannya ke gelas masing-masing. “Dimana Tommy, paman?” tanya Gerry sambil menuangkan anggur ke gelas Beni. “Aku juga sudah memintanya kemari.” “Aku juga tidak tahu.” Jawab Beni. “Tapi kalau kau ingin, aku bisa meneleponnya.” “Tidak perlu, paman. Abaikan saja dia antuk saat ini.” Kata Gerry kepada Beni sambil menyandarkan tubuhnya. “Bagaimana rencana pertemuan dengan keluarga Franky paman?” “Oh, mengenai hal itu, mereka mengundangmu ke Helix Bar, milik Andrew.” Jawab Beni. &ldqu
Read more
Bab 27
 Mendengar penjelasan Dedi dan Dodi, Beni tampak khawatir. “Dia tidak bisa melakukan itu,” katanya sambil menoleh ke arah Tommy. "Itu merusak semua yang sudah aku atur untuknya." Tiga pengawal lagi muncul entah dari mana dan berdiri di sekelilingnya. Lalu Tommy berkata dengan lembut, “Aku rasa Ketua bisa melakukannya, paman.” Beni segera memahami semuanya. Dia tahu bahwa dia akan mati karena mencoba mengkhianati Gerry. Dia memandang Tommy dengan sedih dan berkata, “Katakan pada Gerry itu semua hanya bisnis. Dan saya selalu menyukainya sebagai keponakanku.”  "Dia pasti mengerti akan hal itu, Paman.” Kata Tommy mengangguk. Beni berhenti sejenak. Dia pria pemberani, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan kelemahan manusiawi kepada Tommy. “Tom, bisakah kamu membantuku?” Dia bertanya. “Sebagai teman?” Tom menggelengkan kepalanya dan mem
Read more
Bab 28
 Garry sangat merasa terkejut sekaligus penasaran pada saat yang bersamaan menerima kiriman amplop itu. Dia berpikir orang yang mengirimnya pasti sangat mengenalnya, karena bahkan dia tahu bahwa Gerry akan makan malam di restoran itu, sedangkan Gerry memesan tempat itu hanya beberapa saat sebelum dia dan Jenny meninggalkan rumah. Gerry menggelengkan kepala menatap amplop di tangannya. Dia tidak mau terlena dalam pikirannya untuk menduga-duga. Perlahan dia membuka amplop itu. Dengan hati-hati memasukan jari-jarinya ke dalam amplom, dan menarik keluar isinya, yang ternyata dua lembar foto. Gerry manatap foto pertama. Dia menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas foto yang terlihat sudah sangat kusam itu. Gambar dalam foto itu menampakan dua pria paruh baya yang sedang bersulang, dan lima pria muda berdiri di belakangnya. Meskipun Gerry memperhatikannya lebih lama, dua pria paruh baya itu tampak asing baginya, juga lima pria yang agak kab
Read more
Bab 29
 Satu jam kemudian, Gerry sudah di ruangannya bersama Dedi dan Dodi. Dia menceritakan setiap detail kejadian dan rencananya kepada si kembar. Bukan tanpa alasan, untuk saat ini orang yang bisa Gerry percaya didalam bisnisnya hanya mereka berdua. "Ya, aku paham dengan situasinya, Ger." kata Dedi. "Apa kau sudah tahu tempat apa yang berada di alamat itu?" "Aku sudah menyelidiki alamat ini tadi bersama istriku." Kata Gerry. "Jika alamat yang orang ini maksudkan sesuai dengan yang tertulis, maka itu adalah sebuah panti asuhan." "Panti asuhan?" "Ya, benar." "Itu bukan sebuah tempat yang akan aku perkirakan sebelumnya." kata Dodi. "Akupun sama." jawab Gerry menatap kosong ke arah dinding. "Aku bahkan sama sekali tidak dapat menyimpulkan apapun untuk saat ini dan aku juga tidak mau berasumsi. Jadi aku hanya harus datang kesana untuk mengetahui apa sebenarnya yang dia inginkan." "Tidakkah itu san
Read more
Bab 30
 Gerry berjalan mendekat dan duduk di kursi berhadapan dengan pria itu. Dia hanya memandangnya tanpa berucap sepatah kata pun. Yang sesungguhnya Gerry tidak tahu harus mengatakan apa untuk menyapa pria yang belum pernah dikenalnya itu. "Akus sangat yakin, kau tidak datang jauh-jauh kesini hanya untuk memandangku." sindir pria itu. "Bertanyalah apapun yang ingin kau ketahui, dan aku bersedia menjawabnya apapun pertanyaan yang kau ajukan." katanya sambil menuangkan teh kemudian di berikan kepada Gerry. Gerry memalingkan pandangannya ke bawah. "Sejujurnya saya tidak tahu harus mulai bertanya dari mana." katanya. "Sebenarnya, siapakah Anda? Dan kenapa anda mengundang saya kemari?" "Hahaha... Kau bilang tidak tau harus bertanya dari mana, tapi langsung mengajukan dua pertanyaan sekaligus." katanya sambil tertawa. "Siapa aku, itu bisa aku jawab nanti. Bagaimana kalau aku mulai dengan, bahwa aku adalah teman lama Freddy Kurniawan." "
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status