Semua Bab Anak Mafia: Bab 31 - Bab 40
68 Bab
Bab 31
 Ceritanya di mulai dari lima puluh tahun yang lalu. Ada dua kelompok gangster yang kuat menguasai kota. Agustinus Darwin pemimpin selatan, menguasai enam puluh persen wilayah kota bagian selatan, sedangkan Hendrik Suryadi pemimpin utara menguasai empat puluh persen wilayah.  Selama beberapa dekade mereka berdua terus bersaing dalam semua bisnis mengakibatkan peperangan dan pertumpahan darah antar kelompok. Mereka juga yang mengatur perputaran ekonomi kota.  Hingga dua puluh tahun yang lalu, mereka mengadakan pertemuan dan mendeklarasikan perdamaian sekaligus sebagai ajang mereka mewariskan kepada penerusnya. Darwin mewariskan bisnis dan wilayahnya kepada tiga putranya, Hendrik mewariskan untuk dua putranya. Kemudian sejak saat itu, kelima pewaris mulai mengelola bisnis dan wilayahnya masing-masing.  Tetapi karena sifat tamak dan serakah manusia, menyebabkan perselisihan kembali terjadi. Mereka berlima memulai lagi peperangan dan pembunuha
Baca selengkapnya
Bab 32
 Gerry mulai memahami alur cerita Albert. Satu per satu pertanyaan yang berputar di otaknya mulai terjawab dengan sendirinya. Hanya tinggal sedikit lagi untuknya bisa menyatukan kepingan misteri tentang asal usul kehidupan keluarganya.  “Saya mulai mengerti paman.” Kata Gerry. “Yang masih menjadi pertanyaan saya, kenapa Anda dan paman Johan memberikan begitu besar kepercayaan untuk ayahku? Bagaimanapun ayah saya adalah orang lain di dalam keluarga kalian.”  “Kamu tidak mengetahui betapa kuat dan cerdasnya ayahmu. Johan yang paling kuat diantara pemimpin yang lain pun mengakui kecerdasannya, begitu juga para pimpinan yang lain, termasuk aku. Berkat Freddy, kekuasaan Johan hampir tidak tersentuh oleh kelicikan Franky dan Dicky.” Jawab Albert tersenyum sinis. “Dan itu terbukti, aku sampai saat ini masih hidup. Keluarga Johan juga hidup dengan damai. Bahkan Freddy bisa tetap memimpin organisasi yang kami berikan untuknya dengan sangat baik sampai dia menin
Baca selengkapnya
Bab 33
 Gerry mengemudikan mobilnya dengan cepat. Kurang dari setengah jam dia sudah sampai rumahnya. Sambil berlari dengan panik, dia memasuki rumahnya. Di dalam rumah, Dedi dan Dodi bersama beberapa anak buahnya menunggu Gerry dengan khawatir juga panik. Gerry melihat sekeliling di dalam rumah sudah tampak berantakan. Dua pengawal yang menjaga rumahnya tergeletak tak bernyawa bersimbah darah akibat beberapa tembakan di tubuh mereka. “Apa.. Apa yang telah terjadi?” teriaknya dengan tatapan mata melotot tidak percaya atas apa yang dilihatnya. “Katakan padaku apa yang terjadi? Dimana Jenny?” “Maafkan kami Ketua.” Jawab salah satu anak buahnya menunduk dengan perasaan bersalah. “Ketika kami sampai sini, semuanya telah terjadi.” “Sebelum dia mati.” Kata Dedi menunjuk salah satu pengawal yang tergeletak. “Dia bilang padaku ada dua mobil datang, beberapa orang langsung mene
Baca selengkapnya
Bab 34
 Di dalam mobilnya, Gerry terus memikirkan kemungkinan dimana istrinya berada. Tidak ada apapun yang bisa dijadikan sebagai petunjuk. Gerry hanya bisa merasa frustasi menemui jalan buntu. Tiba-tiba panggilan telepon dari Tommy menyadarkannya dari lamunan. “Ada apa tom?” Gerry bertanya dengan nada lemah saat menerima panggilan telepon. “Aku menyusulmu di Helix Bar, tapi kau sudah tidak ada disana.” Jawab Tommy. "Apakah kau sudah menemukan Jenny?" “Ya, aku sudah pergi. Bukan Andrew yang menculik Jenny. Aku akan kembali ke rumah.” “Aku melacak ponsel istrimu, lokasi terakhirnya ada di Sunrise Hotel.” Kata Tommy. “Cobalah menyelidikinya disana! Aku akan menyusulmu.” Gerry terperanjat dari sandaran duduknya, informasi yang diberikan Tommy seperti air yang membasahi bunga layu, seketika membuatnya menemukan sebuah harapan. “Apa kau yakin, Tom?” Tany
Baca selengkapnya
Bab 35
 Tiga hari berlalu pasca penculikan terhadap Jenny. Gerry yang diliputi perasaan bersalah merawat serta menjaga istrinya dengan sepenuh hati mencoba menghilangkan ketakutan dan trauma atas pengalaman buruk yang menimpanya.  Sore itu, Gerry dan Jenny duduk bersantai di bangku taman rumahnya. “Jenny, sayang! Atas kejadian yang menimpamu kemarin, tidak ada alasan lagi bagimu menolak untuk menyusul mama dan yang lainnya.” Kata Gerry membujuk istrinya. “Aku akan mengurus keberangkatanmu secepatnya.”  “Tidak Gerry. Apapun yang terjadi aku akan tetap berada disisimu.” Kata Jenny menentang keputusan Gerry. “Aku telah memutuskan menjadi istrimu, dan itu adalah resikonya, aku akan menerima segala bentuk konsekuensi atas keputusanku.”  “Mengertilah Jen!” bujuk Gerry menatap lembut istrinya. “Aku hanya ingin melindungimu, sungguh terlalu berbahaya jika kau terus bersamaku untuk saat ini.” “Jika kau ingin melindungiku, yang perlu kau lakukan ha
Baca selengkapnya
Bab 36
 Jack benar-benar masih hidup. Entah bagaimana itu bisa terjadi, tidak ada yang dapat menjelaskannya. Doni sudah memastikan bahwa Jack benar-benar mati saat mereka menyerangnya, dia tidak bernafas, kemudian mereka membuang tubuh Jack ke sungai. Namun pagi harinya seorang petani menemukannya terdampar di tepian sungai dekat sawahnya, dia masih hidup dan bernafas.  Mungkin itu yang di namakan mati suri. Atau dalam bahasa medis di sebut lazarus syndrome. Tapi apa pun itu merupakan sebuah keberuntungan yang berharga bagi Jack.  Ketika Jack melihat mobil mewah berhenti di depan rumah itu, dia sangat terkejut. Mobil yang tampak tidak asing baginya. Namun dia juga merasa senang melihat Gerry yang seketika turun dari mobil itu. Dia berdiri dari tempat duduknya, dan tersenyum.  Sedangkan Gerry dan Jenny hanya berdiri terdiam di samping mobil, menatap ke arah Jack penuh perasaan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.  “Kenapa kalia
Baca selengkapnya
Bab 37
 Gerry menjelaskan semua kejadian yang dia alami setelah kematian Freddy. Mulai dari percobaan pembunuhan terhadap Freddy setelah Jack menghilang, lalu kematian Jhony, pertemuan kepala keluarga, hingga dia yang menjadi pewaris ayahnya. Dan yang terbaru tentang perkembangan kekuatan keluarga Franky, dan juga penculikan terhadap istrinya, Jenny.  Meskipun Jack sebenarnya telah mengetahui hampir semua kejadian yang di jelaskan Gerry dari berita yang dia baca, namun dia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Karena dia tidak mengetahui secara detail dari setiap kejadiannya.  “Meskipun aku tahu mereka sangat licik, tapi aku tidak menyangka mereka akan mengkhianati perjanjian damai. Kau harus berhati-hati saat berurusan dengan mereka, Gerry.” Kata Jack. “Lalu bagaimana kabar anggota keluargamu yang lain?”  “Saya sudah memindahkan mereka ke tempat persembunyian, sebelum ada hal buruk yang terjadi kepada mereka.”  “Baguslah kalau
Baca selengkapnya
Bab 38
 Gerry memikirkan reaksi Jack saat mengetahui dirinya bertemu dengan Albert, sepertinya ada yang di sembunyikan oleh Jack darinya. Semakin dia memikirkan, itu membuatnya semakin merasa curiga. Bagaimana pun juga Jack memutuskan bersedia membantunya setelah mengetahui hal itu, memperjelas asumsi Gerry bahwa ada alasan lain yang cukup kuat bagi Jack untuk memutuskan tanpa harus memikirkannya lagi.   Gerry bukanlah orang bodoh yang tidak bisa melihat maksud dari sisi yang lain, namun dia tidak bisa menyimpulkan secara spesifik apa maksud dan tujuan Jack yang lain. Dan melihat Jack yang seperti tidak ingin memberitahukan alasan kepadanya, Gerry tidak lagi bertanya tentang itu.  “Baiklah paman, aku akan membawamu kepada Albert.” Kata Gerry. “Tapi sebelum itu, Albert masih berpikir bahwa Anda telah meninggal. Dan saya tidak memberitahukan kepadanya. Apa menurut paman jika Anda tiba-tiba datang menemuinya semuanya akan baik-baik saja?”  “Itu
Baca selengkapnya
Bab 39
 Gerry mengendarai mobilnya kembali menuju rumah. Sepanjang perjalanan dia bergelut dengan pikirannya sendiri yang sedang berpikir keras tentang ucapan Jack dan hubungannya dengan Albert. Bagaimanapun Gerry merasa tidak puas dengan jawaban yang dia terima ketika pergi dari tempat Jack. Masih terlalu banyak pertanyaan dalam otaknya yang belum mendapatkan jawaban.  Jenny yang duduk di samping Gerry di dalam mobil, bisa melihat dengan jelas ekspresi murung suaminya. Hampir setengah perjalanan mereka berkendara dengan kebisuan masing-masing. Dan tentu saja itu membuat Jenny merasa khawatir.  “Apa rencanamu selanjutnya, Gerry?” tanya Jenny dengan pelan, namun cukup untuk menyadarkan Gerry dari lamunannya.  “Hah.” Kata Gerry seperti orang linglung. “Entahlah, aku juga sedang memikirkannya.”  “Cobalah sedikit lebih rileks, sayang.” Kata Jenny sambil mengelus lembut pundak Gerry yang sedang mengemudikan mobilnya.  “Ya, ka
Baca selengkapnya
Bab 40
 Jam delapan malam, ketika Gerry dan Jenny berkendara memasuki kota, hanya berjarak dua puluh menit untuk sampai rumah mereka. Saat itulah Gerry tidak menyadari ada sebuah mobil yang mulai mengikutinya, melaju sekitar lima puluh meter di belakangnya.  Sebuah mobil sedan berwarna merah, melaju dengan kecepatan yang sama dengan mobil yang Gerry kendarai. Mobil itu terus mengikuti di belakang dari jarak yang cukup jauh sehingga tidak membuat Gerry mencurigainya.  Saat melewati jalanan yang kosong, Gerry baru menyadari ada mobil di belakangnya yang berjalan mendekat, namun itu tidak cukup untuk membuatnya curiga. Hingga akhirnya, mobil itu menyalip mobilnya dan berhenti mendadak melintang sekitar sepuluh meter di depan mobil Gerry sehingga menutup jalannya, mau tidak mau dia harus menghentikan mobilnya dengan refleks kaget.  Mereka sangat panik, tapi Gerry segera menyadari mereka sedang dalam bahaya, dia mengambil pistol yang dia simpan di das
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status