All Chapters of Jika Waktu Berakhir: Chapter 31 - Chapter 40
83 Chapters
Bab 10.3 | Saat Dia Pergi
“Kapan kamu berangkat?” tanya Iskha.“Bulan depan. Jadi aku akan sekolah di sana juga,” jawab Saphira.“Kalau gitu, aku ingin satu bulan ini kita habiskan waktu bersama, sepuas-puasnya,” ucap Iskha. “Kumohon. Aku tak ingin menyesal berpisah denganmu.”Saphira mengangguk. “Iya, aku ingin menghabiskan waktu bersama-sama denganmu sebelum pergi.”Keduanya masih berpelukan, sementara hujan di luar sudah mulai mereda. Terdengar hanya rintik-rintik rapat yang masih saja membuat dedaunan basah. Air genangan masih nampak, sungai-sungai masih terlihat deras membawa air hujan. Suara binatang penyuka hujan terdengar riuh riang. Mereka senang dengan tumpahnya hujan hari ini. Namun tidak bagi dua sahabat yang akan berpisah.Sebulan. Hanya butuh waktu sebulan bagi mereka untuk bisa bersama. Maka Iskha dan Saphira menghabiskan waktu mereka dengan sebaik-baiknya. Hingga akhirnya sampailah mereka ke hari di
Read more
Bab 11.1 | Bagaimana Kau Bisa Tahu?
Kayla mendengarkan cerita Iskha dengan seksama. Sepertinya ia bisa memahami bagaimana perasaan temannya itu saat ini. Kesepian, kehilangan sedangkan tak ada yang bisa menggantikan Saphira di dalam hidupnya. Kayla mengerti kalau Iskha merindukan suasana saat mereka bersama. Andainya ia bisa membantu Iskha dalam hal ini, tetapi tak ada yang bisa dilakukannya. Hari itu Kayla menjadi tempat curhatan Iskha untuk pertama kalinya, betapa merananya dia tanpa Saphira. Seharusnya Faiz bisa menjadi temannya tetapi entah apa yang terjadi dengan anak itu sehingga mereka tidak lagi menjadi dekat.Keesokan harinya aktivitas sekolah kembali seperti biasa. Ini hari Jum’at. Waktu jam pelajaran cukup singkat karena akan terpotong aktivitas ibadah salat Jum’at. Sekolah tempat Kayla belajar juga memiliki masjid yang lumayan besar bisa menampung murid-murid yang beragama Islam. Pagi harinya ketika bel jam pelajaran dimulai semua murid langsung ke lapangan untuk mengikuti pelajaran olah
Read more
Bab 11.2 | Bagaimana Kau Bisa Tahu?
Sementara itu Faiz berkumpul lagi bersama teman-temannya. Melihat Faiz sendirian tanpa Iskha membuat Kayla bertanya-tanya kemana sahabatnya itu pergi? Lusi juga keheranan.“Faiz!? Kemana Iskha?” tanya Lusi.“Tauk,” jawab Faiz sambil mengangkat bahunya.“Lha? Tadi dia ngejar kamu bukan?” lanjut Lusi.“Iya, tapi dia sama Arief, nggak tahu ngapain. Lagi pacaran kali,” ucap Faiz dengan dingin.“Nggak lucu tauk!” ucap Lusi sewot.“Dibilangin, cari aja sendiri sanah!” ujar Faiz sambil membuat isyarat seperti mengusir temannya.Kayla mendengus kesal. “Dasar bego!” katanya. Dia langsung berbalik meninggalkan Faiz dan Lusi. Lusi yang melihat tingkah Kayla keheranan, akhirnya ia pun mengikutinya.Faiz mengernyit. Baru kali ini dia dibilang bego ama orang lain. Orang itu ternyata Kayla seorang murid baru yang ia sendiri belum begitu mengenalnya. Tetapi mel
Read more
Bab 11.3 | Bagaimana Kau Bisa Tahu?
Tak perlu ditanya lagi tentang Faiz yang memenangkan lomba lari estafet. Larinya seperti alap-alap, cepat dan gesit. Kelompoknya memenangkan lomba lari estafet di mata pelajaran Penjaskes. Tak ada yang perlu dibuat heran dengan itu. Semuanya juga bakal mengira Faiz bakalan menang. Dia memang terkenal pelari cepat mengalahkan semua siswa sekelasnya, bahkan mungkin juga semua siswa di sekolah.Setelah berganti baju dengan seragam pramuka, murid-murid kelas XI-3 memasuki jam istirahat. Sebagian di antaranya pergi ke kantin seperti Iskha dan kawan-kawan. Mereka mengisi perut mereka dengan semangkok bakso. Suasana kantin riuh dengan banyak siswa yang mengantri untuk mendapatkan menu spesial. Lain Iskha lain halnya dengan Arief. Ia masih berada di depan cermin di dalam kamar ganti memandangi tubuhnya yang tubuh bagian bawahnya tak memakai apapun. Saat itulah Faiz baru selesai ganti baju kemudian memakai wastafel yang ada di sebelahnya.“Kau menceritakan tentang hubunga
Read more
Bab 12.1 | Nasi Bekal Nostalgia
Sore hari Iskha tampak sedang menjemur baju. Dia mencuci beberapa pakaian kotornya yang sudah menumpuk di dekat mesin cuci. Setelah pulang sekolah ia langsung mencuci baju. Di antara baju yang dicucinya antara lain baju-baju seragam yang sudah dia pakai. Saat sedang enak-enaknya menjemur baju Iskha dikejutkan dengan penampakan wajah Kayla yang tiba-tiba saja ada di depannya, lebih tepatnya muncul di pagar sambil melotot kepadanya.“Anjir! Hampir saja tadi aku melompat. Kaget tauk!” ujar Iskha yang menepuk-nepuk dadanya karena kaget.Kayla tertawa cekikikan melihat reaksinya. Gadis itu segera membuka pagar lalu masuk ke dalam. Iskha kemudian langsung mencubit pipi kawannya itu.“Aduuuuh!” Kayla menjerit saat pipinya dicubit Iskha.“Biarin, ini balasan karena ngagetin aku,” ujar Iskha. Dia lalu melepaskan cubitannya.Kayla mengusap-usap pipinya yang memerah karena cubitan kawannya. Dia lalu mengambil salah satu pak
Read more
Bab 12.2 | Nasi Bekal Nostalgia
Iskha kembali menyeruput teh lemonnya. Dia menikmati ketika cairan itu membasahi kerongkongannya. Sangat menyegarkan, hingga tak terasa ia telah menghabiskan separuh gelas. Dia mendongak melihat langit yang mendung.“Yah, padahal baru saja jemur udah mendung aja,” gerutu Iskha.“Cuaca akhir-akhir ini sedang tidak menentu. Tahu sendiri kan? Mungkin memang isu pemanasan global itu beneran,” ujar Kayla.“Pemanasan global? Apaan sih itu sebenarnya?” tanya Iskha yang memang tak begitu peduli dengan persoalan semacam ini.“Itu suatu kondisi dimana kadar CO2 di udara lebih tinggi dari biasanya. Hal itu akan menyebabkan perubahan iklim, pencairan es di kutub serta menipisnya lapisan ozon,” terang Kayla.“Ooohh, begitu,” ucap Iskha sambil manggut-manggut.“Emang kamu ngerti?”“Enggak,” jawab Iskha singkat sambil cekikikan.Kayla berkacak pinggang sambil
Read more
Bab 12.3 | Nasi Bekal Nostalgia
Saat Arief kembali ke bangkunya, Iskha buru-buru kembali ke bangkunya. Arief duduk ke tempatnya dengan kesal. Lusi masih tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan keduanya.“Ada apa sih?” tanya Lusi kepada Arief.“Tak ada apa-apa. Aku cuma kesal,” jawab Arief. Dia menghela napas berat. Rasa penasarannya ini malah membuat ia  ingin memaksa Kayla dengan cara yang lain.“Kesal kenapa?” tanya Lusi.“Tak ada apa-apa, jadi tak perlu khawatir,” jawab Arief. “Kalau kau tak suka duduk di sini karena kekesalanku silakan pindah.”“Eh, kok gitu. Nggak kok. Aku nyante saja,” ucap Lusi.Arief kemudian membuang muka. Dia menatap keluar jendela mencoba menenangkan diri. Dia tak mau Lusi bertanya lebih jauh lagi tentang apa dan mengapa. Sekarang bukan hanya Arief yang penasaran tetapi juga Lusi yang penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan Arief dan Kayla. Tetapi dia tak mau s
Read more
Bab 13.1 | Pertemuan Keluarga
Kayla berada di garasi bersama ayahnya. Keduanya sedang memeriksa mobil mereka yang sepertinya mengalami kerusakan. Sebenarnya itu bukan mobil biasa biarpun bentuknya seperti mobil MPV pada umumnya. Semuanya memang dibentuk seperti itu. Kayla berkacak pinggang sambil melihat pekerjaan ayahnya yang cukup telaten membongkar beberapa komponen di mesinnya.“Bagaimana? Sudah selesai?” tanya Kayla.“Ini persoalannya. Ternyata komponen induksinya terbakar. Aku perlu beberapa IC yang belum pernah ada di zaman ini. Mau tak mau aku harus membuatnya,” jawab ayahnya.“Jadi kita tak bisa kembali memakai mobil ini?” tanya Kayla.“Tunggu saja ibumu berkunjung lagi. Aku yakin dia mau membawakan IC itu. Lagipula dia pasti akan datang menengok anaknya,” jawab ayahnya sambil menutup kap mesin mobil tersebut.“Ah, ini sebenarnya problem terbesar yang di hadapi time-traveler seperti kita. Biarpun kamu bisa
Read more
Bab 13.2 | Pertemuan Keluarga
“Kau harus menerima keputusan ayahmu.”“Hah? Apa maksudnya? Ibu mau menyerah? Ibu mau menyerah setelah perjuangan kita selama ini?” tanya Faiz tak percaya.“Kau kira ibu menyerah?” Yuni bertanya balik.Faiz mengangkat bahunya.“Ibu ingin memperjuangkan sesuatu yang dulu hilang. Ibu ingin memperjuangkan cinta ibu yang dulu hilang. Ibu akui ayahmu tidak berkata jujur kepada ibu. Tetapi dia masih tetap orang yang ibu cintai. Ibu telah merasakannya selama ini kalau tak ada satu pun lelaki yang mampu mengisi hati ibu selain ayahmu,” jelas Yuli.“Itu artinya ibu menyerah,” ucap Faiz.“Menyerah artinya kau membiarkan semuanya, tetapi ibu sadari selama ini ibu bukan melawan, melainkan justru melarikan diri. Perempuan itu pasti senang selama ini karena selalu dekat dengan ayahmu. Juga seharusnya aku yang berada di sana, bukan berada di sini,” terang Yuli. “Ada garis tipis a
Read more
Bab 13.3 | Pertemuan Keluarga
Restoran Happy Moon merupakan restoran besar. Yang menjadikan tempat ini spesial yaitu ruangannya yang bisa di-booking untuk keperluan  tertentu misalnya untuk rapat atau arisan keluarga atau keperluan yang lain seperti yang terjadi hari ini. Lantai tiga restoran ini telah dibooking untuk acara yang diprakarsai Keluarga Wijaya. Malam ini lebih bisa dibilang acara perjamuan yang hanya dihadiri anggota keluarga. Orang-orangnya tampak memakai baju resmi, tak ada satupun dari kalangan biasa melainkan para penghibur yang ada di tengah panggung. Mereka kelompok band Iskha dan kawan-kawan. Iskha sampai saat itu tidak tahu kalau yang ada di hadapan mereka keluarga Wijaya. Mereka test sound, memeriksa peralatan yang akan mereka gunakan untuk pentas. Iskha memakai baju santai berupa kaos warna pink dengan ropi berbahan jeans, serta celana jeans warna hitam sebetis. Rambutnya diikat kuncir kuda dengan sehelai poni ia biarkan terurai di depan panjang dengan ujung bergulung
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status