Semua Bab Jika Waktu Berakhir: Bab 41 - Bab 50
83 Bab
Bab 14.1 | Sang Pewaris
Duduk bersama dengan orang-orang yang tidak dikenal membuat Faiz canggung. Apalagi posisinya berada di sebelah ibunya, sedangkan di sebelah ibunya ada ayahnya. Doni Hendra Wijaya berdiri untuk menyampaikan pengumuman penting. Siapapun yang ada di ruangan itu tampak memperhatikan. Tak terkecuali Iskha dan Kayla yang tampaknya penasaran, pengumuman apa yang ingin disampaikan pemilik Wijaya Group tersebut. Lelaki tua itu berdiri dan pandangannya menyapu ke semua arah.“Terima kasih telah datang hari ini. Aku sangat menghargainya. Ini hari penting karena hari ini juga aku akan mengumumkan sesuatu hal  tentang kehidupan Wijaya Group kedepannya yang sekarang makin hari kian berkembang. Group ini juga dikelola ayahku, juga paman-pamanku, tetapi kemudian ayah sudah meninggal. Kemudian paman-pamanku semuanya juga sudah berusia lanjut dan mungkin tak bisa lagi meneruskan usaha di Wijaya Group. Tetapi mereka punya anak-anak yang sebenarnya baik dan pintar, tetapi tidak punya
Baca selengkapnya
Bab 14.2 | Sang Pewaris
“Aku tahu keputusan ini akan sangat berat bagi banyak pihak, tetapi sebagai orang tua aku menyadari kesalahanku selama ini. Kesalahan terbesarku aku tidak pernah percaya kepada siapapun bahkan kepada anakku sendiri. Akibatnya aku terobsesi dengan diriku, juga dengan perusahaan yang sudah aku bangun bertahun-tahun. Hanya saja sekarang aku faham, semua itu tak akan aku bawa mati sedangkan hanya satu orang yang mau menemaniku di rumah sakit sampai sekarang ini, siapa lagi kalau bukan putraku satu-satunya Doni Hendra Wijaya. Semua juga tahu suatu saat nanti dia yang akan menjadi mastermind dari Wijaya Group, tetapi hal itu tak akan pernah terjadi. Aku akan mewasiatkan Doni untuk memberikan lima puluh persen saham Wijaya Group yang aku punya kepada kedua putranya. Kedua cucuku, Faiz dan Arief. Aku tak akan memberikan sepeser pun saham kepadanya kecuali dengan apa yang ia usahakan sendiri. Maka dari itu sampai nanti Faiz dan Arief siap memimpin Wijaya Group maka keputusan m
Baca selengkapnya
Bab 14.3 | Sang Pewaris
Tiba-tiba terdengar tawa dari Ihsan. Kemudian tawa itu diikuti dengan tawa yang lainnya. Hanya Doni Hendra Wijaya, Arief, Alisya dan Yuni yang tidak tertawa. Satu hal yang membuat mereka tidak tertawa karena ancaman Faiz ini serius. Terutama Doni, dia tahu putranya orang yang fokus. Dia tahu Faiz sejak kecil seperti apa dan sifat itu tidak berubah. Sifat yang juga ada pada dirinya.“Kau mau membeli Wijaya Group? Kamu bermimpi? Hahahahahaha,” tawa Ihsan menggelegar.“Silakan tertawa, tapi aku akan buktikan!” ucap Faiz. Dia kemudian pergi meninggalkan ruangan perjamuan itu.Suasana masih ramai dengan tawa. Tyas bahkan menganggap hal itu lucu. Memang kalau tidak lucu lalu apa? Bermimpi membeli Wijaya Group? Itu omong kosong belaka, seumur hidup tidak pernah ada orang yang berambisi seperti itu. Mau sampai tujuh turunan pun Faiz tidak akan mampu membeli perusahaan itu.“Buktikan kepada mereka yang menertawakanmu, Faiz. Aku yakin
Baca selengkapnya
Bab 15.1 | Jangan Kau Pikul Sendiri
Faiz sudah berada di kamarnya setelah dia pulang sendirian malam itu. Dia sengaja meninggalkan ibunya, karena tujuan dia dan ibunya berada di tempat perjamuan itu berbeda. Ia hanya ingin memberikan tantangan dan ancaman kepada Wijaya Group. Ia telah memberikannya. Akhirnya ia bisa bernapas lega karena setiap hari merasa tidak enak dengan jumlah total nilai uang yang ada di rekening tabungannya. Sebenarnya bisa saja dengan uang itu ia gunakan untuk pendidikan yang layak, tetapi ia sudah bersumpah untuk tidak akan menggunakannya.Di kamarnya sangat banyak lukisan dan gambar dari orang yang sangat ia sukai sejak lama. Semuanya gambar tentang Iskha. Dia bahkan bermimpi kalau suatu saat nanti bisa menjadi pengantinnya. Ah, sampai sekarang pun ia masih pengecut. Sebagai seorang cowok yang berada di masa puberitas seperti ini tak mudah untuk mengutarakan cinta, yang terjadi hanya diam-diam suka. Faiz sudah menyukai Iskha sejak lama. Entah kapan perasaan itu datang untuk pertama kali
Baca selengkapnya
Bab 15.2 | Jangan Kau Pikul Sendiri
“Kita masih sahabat bukan? Katakan kepadaku! Kau masih sahabatku, bukan?” tanyanya berkali-kali.“Iya, kita masih bersahabat,” jawab Faiz. “Hanya saja, aku tak ingin kau terbebani dengan urusan keluargaku. Maaf, kalau aku selama ini menyembunyikannya darimu. Aku hanya tak ingin kau ikut larut dalam permasalahan ini.”“Kau tak perlu memikul persoalan ini seorang diri. Aku bisa ada untukmu kapan saja. Kau selama ini diam. Kau pendam segala perasaanmu, bagaimana aku bisa tahu? Kau pasti pernah bersedih bukan? Selama ini kau pasti merasa terpukul. Aku seharusnya ada untukmu...,” terdengar suara tangisnya. “Kumohon, jangan begitu kepadaku. Kita masih berteman bukan?”“Iya, kita masih berteman. Maafkan aku,” ucap Faiz sambil mengepalkan tangannya. Ia tak bisa mendengar Iskha menangis. “Sudahlah, jangan menangis! Aku tak bisa mendengarkanmu menangis.”Iskha menghapus air matanya.
Baca selengkapnya
Bab 15.3 | Jangan Kau Pikul Sendiri
Kayla mengamati ayahnya yang sedang menyusun gambar papan sirkuit di layar LCD. Tampak ia sedang memikirkan sesuatu yang pelik sekarang ini. Kayla tahu apa yang sedang dipikirkan orang tua itu.“Kenapa? Masih belum ada perkembangan?” tanya Kayla.“Aku sudah menemukan cara membuat IC itu, permasalahannya lebih rumit daripada yang kau kira. Kita kemungkinan besar tidak akan bisa pulang,” jawab ayahnya.“Hah? Trus? Kita terjebak di masa ini?” tanya Kayla.“Aku telah memeriksa catatan yang ada di log dataku. Lihatlah!” ucap ayahnya sambil memperlihatkan sesuatu di layar LCD. Tampak catatan-catatan tentang perusahaan MT Corporation.“Hmm?” Kayla membacanya dengan seksama.“Kita telah melakukan kesalahan dengan pergi ke masa ini,” ucap ayahnya.“Tetapi aku sebisa mungkin tidak melakukan kesalahan. Aku sudah berhati-hati, kenapa?” tanya Kayla.“Y
Baca selengkapnya
Bab 16.1 | Terjebak Di Masa Ini
Masa depan, manusia tak akan bisa menggambarkannya seperti apa masa depan mereka kelak. Bahkan ketika peradaban sudah dianggap begitu maju, sejarah bisa berubah begitu saja. Waktu tak bisa menunggu, waktu tak bisa ditipu, hanya manusia yang bisa menjelajahi waktu dengan berbagai ilmu pengetahuan mereka. Salah satunya dengan seorang ilmuwan yang menemukan mesin waktu beberapa tahun yang lampau. Sebenarnya proyek ini proyek rahasia yang diprakarsai dan disponsori MT Corporation, perusahaan terkemuka di bidang IT yang merajai IT di Asia. Perusahaan yang sudah berdiri cukup lama ini membuat projek rahasia ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Mereka mengembangkan hasil penemuannya untuk kebutuhan sains dan ilmu pendidikan. Mengumpulkan informasi sejarah yang mulai hilang di masa depan merupakan kebutuhan. Segala informasi yang riil harus didapatkan, salah satunya dengan menggunakan mesin waktu.Sudah beberapa tahun ini MT Corporation melakukan misi mereka untuk mendapatkan informasi
Baca selengkapnya
Bab 16.2 | Terjebak Di Masa Ini
Kayla terbangun dari mimpinya. Ia bermimpi lagi tentang saat-saat dimana ia berangkat dari masa depan ke masa sekarang. Hal itu membuatnya bersedih, terlebih ternyata masa depan telah berubah. Mamanya telah tiada entah karena sebab apa. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan selain berusaha agar tidak ada satu pun sayap kupu-kupu yang dia injak. Kalau toh ada yang diinjak pun paling tidak ia hanya ingin bisa melihat mamanya kembali hidup.Hari ini sudah beberapa hari semenjak terakhir kali peristiwa perjamuan itu. Faiz juga sekarang dikenal sebagai seorang anggota keluarga Wijaya, bahkan dikenal sebagai seorang pemberontak yang tak mau menerima warisannya. Dalam waktu sekejap berita tentang dia menyebar seperti bak selebritis. Yang paling terkejut tentu saja teman-temannya, karena mereka sama sekali tak pernah menyangka Faiz seorang anak konglomerat. Sedangkan Arief masih tetap dingin seperti biasa. Memang benar, Faiz tidak mau menerima warisan itu, namun bukan berarti warisan
Baca selengkapnya
Bab 16.3 | Terjebak Di Masa Ini
“Ayolah, apakah kalian sudah baikan? Sudah dekat lagi atau malah canggung?”“Oh itu, tenang aja. Aku dan Faiz baik-baik saja kok. Tampaknya Faiz mulai kembali ke dia yang dulu. Aku senang melihat dia menjadi anak yang lebih terlihat bersinar,” puji Iskha. “Dia juga sudah mulai tak tidur di kelas. Ah, meskipun tidur tapi sepertinya dia menyimak pelajaran dengan cara yang lain. Heran saja bagaimana ia bisa mendapatkan nilai sempurna pada pelajaran sejarah yang bahkan aku sendiri ngantuk untuk mengikutinya.”“Bisa dibilang ia sekarang sedang fokus untuk masa depannya. Sebagaimana juga aku sedang fokus untuk masa depan juga,” kata Kayla. Dia meregangkan otot lengannya. “Agaknya aku harus bersemangat juga seperti kamu hari ini.”“Yup, yuk! Udah mau telat nih,” ucap Iskha sambil menggandeng tangan Kayla.Mereka naik angkot bersama, lalu sampai di sekolah pun bersamaan. Pagi yang cerah denga
Baca selengkapnya
Bab 17.1 | Rencana Kejutan
Faiz dan Kayla berada di atap. Atap sekolah ini sebenarnya ada di atas ruang gym. Di tempat ini biasanya ada anak-anak ekstrakurikuler yang juga melakukan kegiatannya seperti karate maupun juijitsu. Angin bertiup kencang, membuat rambut Kayla berkibar-kibar. Dari tempat tersebut ia bisa melihat semua halaman sekolah dari gerbang sampai ke gedung tempat mereka belajar.“Ada yang ingin kau bicarakan?” tanya Faiz.“Kau tahu kalau dua hari lagi Iskha ulang tahun?” tanya Kayla.“Oh ya?” Faiz agak terkejut.“Halah, jangan bego. Kau pasti tahu, cuma pura-pura saja nggak tahu,” ucap Kayla.Faiz mengerutkan bibirnya. Sepertinya ada sesuatu yang aneh di sini. Sejak awal Kayla selalu mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Bahkan yang lebih aneh lagi kenapa dia memiliki sifat, perilaku dan kebiasaan yang mirip sekali dengan sahabatnya itu.“Aku lupa,” ucap Faiz.“Kau t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status