All Chapters of Jika Waktu Berakhir: Chapter 51 - Chapter 60
83 Chapters
Bab 17.2 | Rencana Kejutan
Dia kemudian mencoba mengambil buku yang lain. Buku-buku tentang teori-teori, teori relativitas, fisika kuantum, elektronika, listrik, ensiklopedia tempat-tempat bersejarah dan lain-lain. Bahkan Iskha juga sampai mengumpulkan buku-buku itu ke atas meja. Dia tumpuk buku-buku itu tak peduli buku apa saja yang dia ambil. Satu per satu kemudian dia mulai memeriksa kartu peminjamnya. Satu buku, dua buku, sepuluh, seratus, entah sudah berapa banyak buku yang dia ambil untuk diperiksa kartu peminjamnya. Dia pun menutup mulutnya tak percaya. Hampir semua buku ini dibaca Faiz? Bagaimana dia bisa? Padahal di kelas ia pekerjaannya tidur melulu.Iskha menutup wajahnya. Ia berusaha memahami apa yang terjadi selama ini. Apakah selama ini Faiz pura-pura jadi anak pemalas? Apakah selama ini dia pura-pura jadi anak bodoh agar tidak diperhatikan? Kenapa dia memendam perasaannya seperti itu? Apa yang sebenarnya dipikirkan anak itu? Dia tidak bodoh! Ia bahkan jenius. Otaknya encer, lalu kenapa d
Read more
Bab 17.3 | Rencana Kejutan
Tak terasa sekolah hari ini sudah selesai. Murid-murid sudah beranjak dari bangku mereka untuk pulang ke rumah masing-masing. Arief bahkan membawa tempat bekal milik Lusi. Gadis itu sangat senang ketika tempat bekalnya dibawa Arief. Lusi buru-buru menggandeng Iskha, tampak sekali hatinya berbunga-bunga.“Lho, tumben gandeng-gandeng ini sambil senyum-senyum,” ucap Iskha menggoda sahabatnya.“Hehehe, ada deh,” ucap Lusi nyengir.“Cieehh, yang mulai pedekate. Gimana? Sukses belom?” tanya Iskha.“Sejauh ini sih aman-aman saja. Dia suka lho masakan buatanku,” jawab Lusi.“Kenapa? Kamu kasih mantra-mantra cinta gitu? Hihihihi,” goda Iskha.“Yaaahh, sejuta harapan sih ada. Kalau mantra cinta nggak ada. Paling juga kalau pas masak dikasih perasaan biar kesannya mendalam,” jelas Lusi.“Sok romantis. Biasanya aja nggak,” ledek Iskha.“Pokoknya hari
Read more
Bab 17.4 | Rencana Kejutan
Setelah menyusun rencana untuk ulang tahun Iskha, Arief kemudian segera pergi ke tempat parkir untuk mengambil sepeda motornya. Sepeda motornya merupakan sepeda motor cowok merk Honda CBR-250-RR. Sepeda motor canggih yang paling keren di kelasnya. Suaranya yang menderu, warnanya yang kelabu, membuat makin gagah saja penunggangnya. Arief memasukkan tempat bekal yang diberikan Lusi tadi ke dalam ranselnya. Sebenarnya dia menghargai siapapun bahkan ketika ada orang yang berbuat baik kepadanya. Ia pasti akan membalasnya dengan berbuat baik. Sebenarnya pula, ia tak menaruh perasaan apapun ketika menerima bekal buatan Lusi, baginya Lusi melakukan itu karena sebagai teman, tidak ada yang lebih. Meskipun mungkin Lusi punya maksud lain yang tidak bisa diungkapkannya.Arief langsung pulang. Dia tidak pernah mampir ke mana-mana setelah memang tak ada urusan lagi di sekolah. Urusannya di sekolah sudah padat sehingga ia tak pernah mencoba berharap untuk bisa main ke sana kemari. Dengan se
Read more
Bab 18.1 | Main Ke Rumah
“Assalaamu’alaykum,” sapa seseorang dari luar pagar.Penasaran, akhirnya Iskha pun keluar dari rumah. Dia sangat terkejut melihat siapa yang datang. Faiz? Cowok itu kembali dengan model rambut landak berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana jinsnya. Sementara itu kepalanya melongok dari atas pagar. Dasar cowok tiang listrik, tingginya benar-benar membuat Iskha nggak percaya kalau dulu dia dan Faiz sepantaran. Kedatangan Faiz ini cukup mengejutkan, karena dia jarang sekali datang ke rumahnya.“Wa’alaykum salam.... Faiz?” jawab Iskha. Iskha segera pergi ke pagar lalu membukanya. “Ada apa? Masuk dulu!”“Jalan-jalan yuk?!” ajak Faiz.“Hah? Jalan-jalan?” tanya Iskha tak yakin.“Iyalah, di deket sini kan ada taman kan? Aku ingin jalan-jalan sambil ngobrol ama kamu kalau boleh,” ucap Faiz.“Sekarang?”“Tahun
Read more
Bab 18.2 | Main Ke Rumah
Iskha segera beringsut menuju ke ayunan yang berada di bagian taman berpasir putih. Desain taman ini cukup unik. Ada banyak mainan anak-anak seperti prosotan, ayunan dan jungkat-jungkit. Selain itu juga ada macam alat-alat senam seperti yang menggunakan tuas dan pedal yang bisa digunakan untuk bergerak. Terkadang orang-orang menggunakan alat-alat ini ketika mereka sedang berolahraga di taman. Tak cuma itu taman ini juga membentuk rute yang cocok digunakan untuk jogging, karena rindang dan ditumbuhi berbagai macam tanaman yang membuat siapapun betah untuk berolaharga di sini. Selain itu tempat sampahnya juga tersedia di berbagai sudut taman sehingga kebersihannya tetap terjaga.Gadis itu pun duduk di ayunan tersebut. Rambutnya bergerak-gerak ketika ayunan itu cukup cepat bergerak. Faiz berdiri di sebelahnya sambil memegangi ayunan itu agar tak terlalu cepat. Dia jadi teringat lagi sewaktu kecil juga melakukan hal ini. Dia menjaga agar ayunan itu tidak terlalu cepat berayun unt
Read more
Bab 18.3 | Main Ke Rumah
Faiz sudah berada di rumah Iskha. Dia tampak berada di ruang tamu dengan Iskha yang mengobatinya dengan antiseptic. Perlahan-lahan gadis itu menuangkan cairan anti kuman ke kapas setelah itu dibasuh ke lukanya Faiz. Dengan telaten Iskha melakukannya. Dia bahkan sesekali meniup luka itu seolah-olah sangat sayang sekali luka itu bisa ada di sana. Terakhir ia mengambil plester bergambar kucing lucu, setelah itu ditempelkannya plester itu di siku. Dia tersenyum, seolah-olah karyanya sangat cantik dan imut.“Iskha?!” panggil Faiz yang membuyarkan gadis itu dari dunia khayalannya.“Hah? Apa?” tanya Iskha.“Serius?”“Maksudnya?”“Serius pake plester ini? Aku ini cowok. Orangnya macho, jago silat. Masa’ dikasih plester gambar kartun kucing lucu gini sih? Hilang dong kemachoanku,” keluh Faiz.Iskha ngikik. “Itu cocok kok buatmu.”“Tapi kan...!” Faiz prote
Read more
Bab 19.1 | Kesalahan
Ibu dan anak sibuk di dapur, sementara Faiz menunggu sambil bermain-main dengan ponselnya. Dia memulai chatting dengan Kayla. Faiz memastikan kalau dia nanti tidak dikejutkan dengan kedatangan Iskha yang datang tiba-tiba karena memang namanya juga kejutan. Kalau bocor ya berarti gagal dong ngasih kejutan ke Iskha.Faiz: Kay, aku sudah tahu apa keinginan Iskha.Kayla: Ya? Apa emangnya?Faiz: Dia ingin punya iPod. Gitu sih katanya. Alasannya karena tidak suka saja dengerin musik pakai ponsel.Kayla: Nah, gitu dong. OK, aku akan usahakan cari iPod. Pasti dia bakalan suka nantinya.Faiz: Trus, uangnya? Emang kamu punya uang?Kayla: Halah, itu nggak masalah. Kalau cuma iPod mah aku bisa beli. Ngomong-ngomong hadiahnya kamu yang kasih ya nanti. Anggap itu hadiah darimu.Faiz: Hah? Koq aku?Kayla: Woi
Read more
Bab 19.2 | Kesalahan
Kayla berdandan. Malam ini ia ingin pergi ke mall mencarikan hadiah untuk Iskha. Dia tak begitu kesulitan kalau soal uang. Di lemarinya uangnya sudah sangat banyak. Kalau mau membeli rumah baru pun sudah pasti akan bisa. Dia perlu mencari-cari informasi lewat internet tempat dimana ada toko yang menjual gadget. Sampai akhirnya diapun menemukan tempat toko yang menjual hardwarde dan gadget canggih di kota ini. Setelah mendapatkan informasinya ia mulai mempersiapkan bajunya untuk keluar. Dia menemukan baju kemeja kotak-kotak biru bergaris putih, kemudian celana jins sebetis, tak lupa ia membawa tas warna pink. Tak lupa ponselnya ia masukkan ke celana untuk menghubungi ayahnya sewaktu-waktu.Sebelum Kayla bergegas untuk keluar kamarnya tiba-tiba dia ditelepon seseorang. Begitu ia melihat layar ponselnya tampak nama tertera di sana. Arief? Kenapa dia menelpon malam-malam begini?Kayla pun mengangkat teleponnya, “Halo?”“Hai, di rumah?” tanya
Read more
Bab 19.3 | Kesalahan
Keduanya naik ke lantai dua. Di sini barang-barang elektronik gampang ditemui. Kayla mampir dari satu stand ke stand yang lainnya untuk mencari gadget yang dimaksud. Ternyata selain gadgetnya, harganya juga banyak yang bersaing. Kayla tak masalah dengan harga, ia bahkan mampu membeli sepuluh biji gadget hipster itu. Tetapi ia ingin bisa seperti orang-orang lainnya yaitu tawar-menawar. Arief cukup heran dengan kegigihan Kayla dalam menawar barang, dia pergi dari satu toko ke toko yang lain sampai-sampai kakinya capek sendiri. Dari sini saja Arief mulai faham mendampingi cewek belanja itu bukan soal yang mudah. Dia sering membaca gurauan-gurauan meme di internet kalau wanita itu kalau sudah belanja lupa segalanya, seperti sekarang ini. Kayla lupa sama sekali kalau Arief itu bersamanya.Akhirnya sampailah mereka di toko yang memberikan harga bersaing. Lebih murah meskipun hanya terpaut Rp. 2.000,- tapi itu lebih berharga bagi Kayla. Ia memenangkan pertarungan tawar-menawar harga
Read more
Bab 20.1 | Salah Paham
Arief senyum-senyum sendiri. Entah bodoh atau bagaimana tetapi yang dilakukannya tadi benar-benar konyol sampai ia tak habis pikir bagaimana secara reflek tangannya bergerak seperti itu. Kayla jelas benar-benar berbeda. Sudah pasti seluruh cewek-cewek di sekolahnya ingin sekali dicium olehnya, tetapi Kayla tidak. Dia benar-benar tak suka. Hal itu makin membuat Arief penasaran. Fix, dia suka Kayla. Di atas tempat tidurnya, pikirannya menerawang, seluruh yang ada di benaknya hanyalah Kayla. Bagaimana gadis itu tertawa, bagaimana dia berjalan, bagaimana pula cara Kayla berbicara rasa-rasanya membuat Arief tak bisa tidur malam ini. Bahkan rasa bibirnya saja masih terasa sampai sekarang.Lain halnya dengan Kayla. Dia benar-benar khawatir, tangannya tadi terlihat tembus pandang.Ini tidak baik. Bagaimana bisa Arief menyukainya? Kenapa bisa demikian? Kayla berkali-kali menelpon Andro tapi tak ada jawaban. Kemana orang itu? Kenapa robot yang menyerupai ayahnya pergi? Menggelikan sekal
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status