Semua Bab ISTRI MUDA AYAHKU: Bab 11 - Bab 20
136 Bab
BAB 11 PERNIKAHAN
Ini adalah kali pertama Alea mengunjungi ayahnya sejak penangkapannya sekitar dua bulan lalu. Bahkan Alea tidak pernah mau mengikuti pergelaran sidang ayahnya. Tapi sebenci apapun Alea dengan semua perbuatan ayahnya tapi pria itu tetap ayahnya dan Alea tetap harus memberitahunya mengenai rencana pernikahannya. Alea diijinkan bertemu dengan ayahnya di sebuah ruangan tiga kali tiga meter yang hanya memiliki pintu tanpa ventilasi dan jendela. Hanya ada satu meja dan dua kursi metal saling berhadapan yang kali ini mereka duduki masing-masing. Sebenarnya Alea juga tidak tega ketika menatap ayahnya yang sekarang terlihat lebih kurus, sayu dan seolah tanpa gairah hidup lagi. Wibawa yang dulu sering ikut Alea banggakan dari sosok ayahnya seolah telah ikut lenyap. "Maafkan aku Alea." Ayah Alea hendak meraih tangan putrinya tapi Alea menariknya
Baca selengkapnya
BAB 12 ISTRI MUDA
Ternyata tuan Anmar tidak membawa Alea pulang, tuan Anmar membawa Alea kesebuah hotel paling besar di pusat kota yang merupakan salah satu milik tuan Anmar sendiri. Alea tidak pernah membayangkan dirinya akan dibawa oleh seorang pria ke hotel seperti ini. Karena jika membandingkan penampilannya dan setelan rapi yang dipakai tuan Anmar, Alea jadi benar-benar terlihat seperti gadis tidak benar yang suka dibawa pria-pria mapan ke hotel.Sejak keluar dari mobil, tuan Anmar juga terus menggenggam tangan Alea tanpa pernah melepaskannya sedikit pun. Alea merasa benar-benar sangat canggung, bukan hanya karena penampilannya yang tidak cocok utuk berjalan di samping tuan Anmar, tapi karena semua orang yang kali ini juga sedang memperhatikannya.Beberapa karyawan hotel yang berpapasan dengan mereka ikut berhenti sebentar dan meny
Baca selengkapnya
BAB 13 MERASA ASING
Tubuh Alea terasa kebas dan masih malas bergerak, dia terbangun di antara gulungan selimut kusut yang cuma melilit tubuh sekenanya. Alea belum mau mengingat apapun karena rasanyeri di pangkal pahanya terasa lebih dominan sekarang. Alea coba berinsut sedikit untuk menggeser pinggulnya ketika menyaksikan layar ponselnya berkedip-kedip dan segera meraihnya dari atas nakas. Muncul beberapa notifikasi pesan baru yang beruntun. [Alea...] [Alea...] [Alea...] [Jika kau tetap tidak menoleh aku akan memanggilmu lagi] Alea masih sama sekali belum pulih dari apa yang dia alami tadi malam dan pagi-pagi ia sudah harus kembali melihat pesan dari Troy yang mendebarkan jantungnya. Pesan sederhan
Baca selengkapnya
BAB 14 KEINTIMAN
Alea bukan hanya mendadak menikah di usia yang masih sangat muda, dia juga telah menikah dengan pria yang masih benar-benar asing baginya. Jadi sebenarnya bukan hanya kesenjangan usia yang menjadi masalah Alea sekarang, karena banyak pria yang jauh lebih tua pun sebenarnya juga belum tentu bisa bersikap dewasa. Kesenjangan usia tiba-tiba bisa jadi hal sepele jika dihadapkan pada pria seperti tuan Anmar.    "Ke marilah Alea," panggil tuan Anmar ketika menoleh pada Alea.    Alea benar-benar belum merasa nyaman ketika tiba-tiba harus begitu dekat dengan seorang pria. Tapi  bagaimana Alea bisa menolak ajakan seperti ini dari pria yang sudah menikahinya.    "Kemari lah, jangan malu dan takut padaku."   Tuan Anmar masih menunggu tapi kaki Alea justru serasa lemas di atas ranjang. Meski baru saja mereka telah bersetubuh, tapi tengkuk Alea tetap merinding ketika diminta untuk mendekat.&nb
Baca selengkapnya
BAB 15 GADIS BAIK
Alea duduk memperhatikan tampilan dirinya di depan cermin, entah apa yang telah berubah dari dirinya sekarang. Sudah satu minggu dia menjadi seorang istri. Diam-diam Alea menyentuh bibirnya sendiri, bibir yang sama tapi rasanya sudah tidak seperti dulu lagi setelah berulang kali dijamah oleh seorang pria. Alea berusaha membiasakan diri dengan suaminya, membiasakan diri dengan sentuhan tangannya, membiasakan diri dengan kehangatan kulitnya, bibirnya, napasnya, dan membiasakan bangun di sampingnya setiap pagi. Sepertinya Alea memang harus membiasakan diri untuk bisa menerima semua ini. Satu minggu memang bukan waktu yang cukup untuk membiasakan begitu banyak hal sekaligus, tapi paling tidak Alea sudah tidak merasa terlalu terganggu lagi dengan kedekatan fisik mereka. Alea hanya baru tahu jika manusia memiliki kebutuhan seintim itu untuk saling dipenuhi. 
Baca selengkapnya
BAB 16 HADIAH
Seperti janjinya waktu itu, tuan Anmar akan memberikan rumah untuk Alea serta ibunya, menanggung semua kehidupan mereka dan memberikan semua hak Alea sebagai seorang istri. Tuan Anmar hanya tidak bisa membawa Alea pulang ke rumahnya sendiri karena pernikahan mereka masih harus dirahasiakan seperti kesepakatan mereka sejak awal. Bahkan tuan Anmar juga belum memberitahu putranya jika dia sudah menikah lagi. Seluruh keluarga besarnya juga belum ada yang tahu mengenai pernikahannya ini. Menikahi gadis yang puluhan tahun lebih muda sepertinya juga akan menciptakan kehebohan karena itu dia juga sepakat dengan keinginan Alea untuk merahasiakannya. "Sepertinya rumah ini terlalu besar jika hanya untuk kutinggali berdua dengan ibu." Alea masih takjub dengan rumah tiga lantai yang baru dihadiahkan tuan Anmar padanya. Rumah itu tidak hanya besar
Baca selengkapnya
BAB 17 TERJEBAK
Alea ikut terjebak macet ketika dalam perjalanan untuk kembali ke hotel. Beberapa jalan utama kabarnya juga ditutup akibat gelombang demonstrasi yang sedang membludak untuk menuntut penegakan hukum atas kasus korupsi ayah Alea dan beberapa rekannya yang kembali ikut tertangkap. Kasus korupsi tersebut ternyata memang bukan kasus main-main dan mulai ikut menyeret para petinggi politik. Berbagai elemen masyarakat dan organisasi ikut turun ke jalan, mereka ikut serta menyuarakan kemarahan dan mulai anarkis karena berbagai pemberitaan media yang ikut menyulut atmosfer menjadi semakin panas. Masyarakat seolah tidak percaya lagi dengan birokrasi hukum jika para pejabat tinggi mulai ikut terlibat. Alea duduk di dalam mobilnya yang berkaca gelap, mobil tersebut juga sedang tidak bisa bergerak akibat para pendemo yang ikut memadati jalan protokol. Alea menyaksikan berbagai spanduk poster dari ber
Baca selengkapnya
BAB 18 PAGI
Hari sudah kembali pagi ketika Alea terbangun lebih dulu dan mendapati lengan tuan Anmar masih memeluk pinggangnya. Ternyata mereka telah tidur meringkuk semalaman di atas sofa. Matahari sudah cukup tinggi dan dinding kaca di depan mereka sudah terang benderang. Nampaknya semalam Alea tertidur lebih dulu dan tidak tahu jam berapa tuan Anmar akhirnya ikut tertidur. Alea masih merasakan tangan pria itu menyisir rambutnya ketika matanya mulai meredup dan timbul tengelam. Alea hendak berinsut sedikit tapi lengan besar yang sedang melingkari pinggangnya justru merapat untuk menariknya lagi. Pria itu masih tidur, Alea bisa mengetahui dari irama napasnya yang teratur dan detak jantungnya yang konstan tidak berubah. Napas tuan Anmar terasa hangat dan lembut menerpa puncak kepala Alea,  tubuhnya besar dan keras membingkai seperti cangkang ketika Alea meringkuk di dadanya. Diam-diam Alea mer
Baca selengkapnya
BAB 19 BERBUAT BENAR
Setelah membantu Alea untuk kembali berpakaian dan mengancingkan kemejanya dengan rapi, tuan Anmar juga kembali memakaikan jasnya untuk membungkus tubuh Alea. "Jangan malu." Pria itu menyentuh dagu Alea dan mengangkatnya. Pipi Alea memang sedang merona merah dan bibirnya masih agak nanar. "Aku malu harus keluar seperti ini," jujur Alea ketika melihat tampilan dirinya sendiri. Meskipun tidak ada yang melihat perbuatan mereka tapi tetap saja memalukan keluar pagi-pagi begini bersama dengan seorang pria yang baru mengajaknya bercinta di atas sofa ruang kantor. Tuan Anmar menyapukan ibu jarinya pada bibir Alea kemudian turun ke sisis kulit lehernya yang lembut dan berjejak. "Apa aku
Baca selengkapnya
BAB 20 BLUE SAFIR
Selama tinggal bersama Alea, ibunya juga rutin mendapat pemeriksaan medis dan berbagai terapi. Hampir satu bulan ibu Alea menjalani terapi dan sekarang tangan kirinya sudah mulai bisa kembali bergerak normal serta bisa digunakan untuk menulis. Ibu Alea juga sudah bisa mengucapkan beberapa kata dengan jelas. Alea sangat bersyukur dengan semua kemajuan yang dicapai ibunya. Harapan Alea benar-benar masih sangat besar untuk kesembuhan sang ibu. Walaupun sekarang dia sudah dibantu oleh dua orang suster, tapi Alea masih tetap ikut turun tangan sendiri mengurus ibunya, termasuk menyeka dan menyuapinya setiap hari. Alea juga sudah mulai belajar menikmati semua rutinitasnya sebagai seorang istri. Bagi tuan Anmar, istri mudanya bukan hanya sekedar cantik dan menyenangkan di atas ranjang. Alea juga memiliki sifat sangat lembut dan penyayang. Dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status