Semua Bab AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!: Bab 31 - Bab 39
39 Bab
Bab 31
Bab 31POV Zaki"Mas Zaki! Ke sini kok nggak ngomong-ngomong?" celetuknya sembari menghampiriku. Tangannya sudah mulai merangkul lengan ini, rayuan pun mulai ia lontarkan."Angga, laki-laki ini ngapain di sini?" tanyaku menyelidik. Ya, aku mengenal sosok laki-laki yang berada di sebelah Lita tadi, tapi aku tidak tahu kenapa ia berani merangkulnya dengan begitu mesra.Lita terdiam, begitu pula dengan Angga. Namun, tiba-tiba Pak Farid datang menghampirinya."Angga, sudah lama kamu menunggu saya?" tanya Pak Farid."Tuh kan, Angga itu sedang ada janji dengan Papa. Kamu nggak usah curiga macam-macam dong, Sayang!" rayu Lita. Aku pun terdiam, lalu menghampiri papa mertua."Pah, apa kabarnya?" tanyaku pada mertua yang berada di dekat Angga."Baik, Zaki. Saya dan Angga permisi, kamu lanjutkan saja ngobrolnya dengan Lita," tuturnya. Mungkin aku salah paham terhadap Lita. Buktinya papanya tetap meminta aku yang menemani putrinya.Ak
Baca selengkapnya
Bab 32
Bab 32POV ZakiAku buka hingga full, ternyata tes kesuburan Ana Mellisa pada 7 bulan lalu. Aku baca hingga habis, ada keterangan bahwa semua hasil tes menunjukkan Ana Melissa normal dan tidak ada kendala dengan hormonnya. Hasil tes ini persis sama dengan tanggalnya saat aku dan Ana tes dulu. Namun, ada perbedaannya, dulu hasil tes Ana menunjukkan bahwa ia mandul dan harus melakukan serangkaian tes lagi, tapi dia menolaknya pada saat itu. "Ini tes kesuburan Ana, kenapa beda dengan yang dulu?" tanyaku pada mama, Lita, dan Yuni. Mereka semua terdiam, matanya membulat secara serempak.Tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan yang telah aku lontarkan. "Bisa saja Ana mengubah itu semua, ia berkuasa untuk mendapatkan hasil apapun yang ia mau," sanggah Lita. Namun, hasil tes kesuburan ini asli, tidak mungkin dapat dipalsukan, stempel rumah sakitnya pun asli."Ini asli, atau mungkin saat itu ada yang menukarnya?" tanyaku pad
Baca selengkapnya
Bab 33
Bab 33POV AnaBahagia itu saat ulang tahun dirayakan bersama keluarga, kebahagiaan yang tak pernah aku lalui selama ini. Bertahun-tahun hidup sebagai anak dari Ardi Dinata, ini adalah kali pertamanya aku diberikan kejutan manis olehnya. Rupanya salah memilih pasangan hidup yang kualami, telah membuat papa mengesampingkan egonya. Kini, sosok seorang ayah benar-benar ada dalam dirinya.Aku yakin setelah kejadian ini, Mas Zaki takkan pernah berharap untuk kembali padaku. Namun, ia juga harus mengetahui bahwa sebenarnya ia yang tidak bisa memiliki keturunan. Tidak pernah menepis, mertuaku, Bu Ayu, hanya menilai sosok menantu dari harta saja. Seandainya ia dulu tidak pernah menganggap rendah seorang anak jalanan, mungkin kepura-puraanku juga takkan terjadi. Namun, itu semua juga tidak akan terjadi bila papa menyetujui hubunganku dan Mas Zaki. Jadi, inilah yang dinamakan garisan takdir yang tak bisa dipungkiri."Tolong kirim berkas ini ke alamat y
Baca selengkapnya
Bab 34
Bab 34"Angga, ternyata elo pengkhianat, kenapa lakukan ini pada gue?" teriak Mas Zaki tak menghiraukan tempat. Seharusnya ia bisa jaga emosi di rumah sakit."Jangan ribut di rumah sakit!" sentak Pak Farid saat melihat pertikaian Mas Zaki dengan laki-laki yang ternyata bernama Angga itu. Mereka pun menghentikan perkelahiannya.Aku menyaksikan kedua orang yang ternyata berteman. Lita memilih Angga agar ia bisa memiliki anak dan mengaku anak itu adalah benih cinta Mas Zaki. Kutepis pikiran buruk tentang Lita untuk sementara, karena ia sedang berjuang antara hidup dan mati.Seorang suster pun keluar dari ruangan observasi. Ia memberikan kabar terbaru kondisi Lita."Pak, Bu, alhamdulilah pasien Lita sudah melewati masa kritisnya, silahkan untuk keluarga, segera urus ruang rawat inapnya," ungkap suster seketika membuat kami yang berada di depan ruang observasi menghela napas panjang.Syukurlah kalau begitu, aku sudah tenang atas kabar yang telah
Baca selengkapnya
Bab 35
Bab 35Aku berusaha tenang, terus berjalan ke arah Lita. Hati ini berusaha melawan rasa sakit hati atas pengkhianatannya padaku."Ana, maafkan atas segala kesalahanku," ucapnya membuatku dan Sinta saling beradu pandangan. Seorang Lita yang tak pernah mengucapkan kata-kata maaf, kini kata-kata itu terdengar merdu di telingaku?"Aku tidak salah dengar? Lita, ini kamu?" Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ia telah dibukakan pintu hatinya."Tidak, Ana. Aku sungguh menyesal telah mengkhianatimu, dengan merebut Mas Zaki dari sisimu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Rasa bahagia pun sontak mengiringi pertemuanku dengan Lita. Tubuhnya yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, membuatku yang harus mendekatinya lebih dekat lagi.Aku memeluknya erat, dan menangis sesegukan. Menyesal pasti ada, telah balas membalas rasa sakit hati yang telah ia torehkan. Begitu pula dengan Mas Zaki, aku yang memiliki dendam berapi-api kepadanya, kini menyesali ke
Baca selengkapnya
Bab 36
Bab 36POV ZakiBerita tentang Yuni kini tersebar di mana-mana. Akun sosial medianya pun ia tutup karena sudah meresahkan keluarga. Mama tak bisa bicara apa-apa, karena sejak berita itu muncul, Yuni pergi meninggalkan rumah."Mah, sebenarnya aku sudah tahu mengenai berita Yuni ini," ungkapku akhirnya membuka rahasia ini."Maksud kamu bagaimana?" tanya mama masih belum paham. Rupanya ia masih berharap bahwa berita ini adalah tidak benar."Mah, berita ini benar, dan saat ini Yuni sedang bersembunyi," sahutku lagi.Mama terdiam, matanya sudah berkaca-kaca saat mendengar penuturanku tentang Yuni. Lita yang baru pulih dari sakitnya pun menghela napas."Lalu bagaimana keadaannya?" tanya mama penasaran."Yuni hamil, Mah. Suami yang disebut-sebut menghamilinya itu memang pengusaha, tapi seenaknya ia meninggalkan Yuni, ini dikarenakan ia tak punya bukti apapun," sambungku membuat lutut mama tiba-tiba lemas. Ia mencari kursi untuk bersan
Baca selengkapnya
Bab 37
Bab 37POV ZakiPonselku berdering kembali, kini kurogoh dengan cepat agar tidak keburu mati lagi. Kulihat ke arah layar ponsel, ternyata Ana yang menghubungi."Halo, Ana, ada apa?" tanyaku masih dalam keadaan gemetar. Sebab, belum berhasil lihat wajah di balik kain putih itu."Mas, Yuni bersamaku, ia sudah kuantar pulang," celetuknya membuatku bernapas lega. Berati wanita yang berada di balik kain putih itu bukanlah Yuni. Ia sudah dibawa pulang oleh Ana."Ana, kamu membawanya pulang ke rumahku, kan? Aku mohon, tolong jangan tinggalkan Yuni sendirian, please!" pintaku. Dengan amat sangat, aku mengharapkan Ana menemani Yuni di rumah."Maaf, Mas. Aku tidak bisa, sebentar lagi ada meeting dengan klien, tapi aku sudah suruh bodyguard Papa untuk berjaga di depan rumahmu sampai kamu dan Mama tiba di rumah," tolaknya. Aku tidak bisa berharap lebih padanya. Ana sudah mau menolong Yuni saja aku seharusnya berterima kasih."Maaf ya, Ana. Aku me
Baca selengkapnya
Bab 38
Bab 38POV Zaki"Maaf, Anda siapa ya? Ada keperluan apa ke sini?" tanyaku penasaran. Sebab, wajahnya tak pernah kulihat sebelumnya."Mas, ini laki-laki yang sudah beristri itu," jawab Yuni tertunduk. Dadaku bergetar hebat, tanganku tiba-tiba mengepal. Namun, saat melihat wajah Yuni, tak tega rasanya melakukan kekerasan di hadapannya."Jadi, kamu yang mempermainkan adikku?" selidikku."Ya, aku orang yang dirayu adikmu," sahutnya membuat darah ini semakin mendidih. Namun, lagi-lagi wajah Yuni yang memelas di hadapanku membuat tangan ini hanya mengepal tak kuat melampiaskan."Mau apa lagi kamu ke sini?" "Aku ingin Yuni segera menggugurkan kandungannya, sebelum istriku dan keluarga besar mengetahuinya," terangnya. Plak .... Tak tahan lagi aku menahan emosi yang sudah meledak, tangan ini melayang ke pipi laki-laki songong itu. Bibirnya pun berdarah kala aku memukulnya dengan sekuat tenaga."Mas, tolon
Baca selengkapnya
Bab 39 Ending
Bab 39POV AnaKetika kami sedang berbincang-bincang, dan menyantap hidangan yang telah tersaji di hadapanku. Tiba-tiba Lita menghubungiku, ada apa ya kira-kira? Aku angkat teleponnya, sepertinya mereka sedang bertengkar. Buktinya Mas Zaki tak mau disebutkan sedang bersama dengannya."Halo, Lita, ada apa?" tanyaku tanpa basa-basi. Pasti ini hal penting, bukan hal main-main."Ana, aku sulit menghubungi Mas Zaki. Ya Tuhan, anakku meninggal dunia barusan dokter mengabarkan, ia melemah tadi, lalu tidak kuat," tuturnya membuatku terkejut. Astaga, rupanya bayi prematur yang dilahirkan Lita sudah tak bernapas. Bibirku pun kaku, sulit untuk berkata apapun.Setelah Lita bercerita, aku pun sontak mematikan teleponnya. Mataku sedikit berair, merasa bersalah atas kejadian yang menimpanya ini."Ana, ada apa?" Mas Zaki terus menerus menanyakan apa yang Lita katakan."Mas, bayi itu meninggal," ujarku padanya.Aku menghela napas, begitu pun de
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status