Semua Bab GAIRAH CINTA TERLARANG: Bab 11 - Bab 20
143 Bab
Terungkapnya Kenyataan
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 11Langkah terasa berat menaiki tangga rumah mewah yang belum kuketahui milik siapa.Sejenak mematung di depan pintu ukiran jepara di hadapanku. Detak jantung yang tak normal membuat tubuh sedikit bergetar.Kukumpulkan kekuatan dan keberanian untuk menekan bel di samping pintu utama. "Sebentar!" Terdengar teriakan wanita dari dalam. Langkah kaki semakin terdengar mendekat. Sepertinya, dia berlari ke arahku."Siapa, Ya?" Terlihat seorang wanita berpakaian pelayan seiring pintu terbuka."Saya adiknya Pak Satria," ujarku pelan.Dia memperhatikanku dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Oaalaaah! Adiknya tuan rupanya, mari masuk!" Ajaknya mempersilahkan. Apa maksud wanita ini, Mas Satriaku tuan di rumah ini?"Maaf, Mbak, Pak Satrianya tidak ada di rumah, istrinya lagi keluar Mbak ...""Istri, Mbak?" tanyaku resah. Jantungku berhenti ber
Baca selengkapnya
Lelaki Masa Lalu
GAIRAH CINTA TERLARANG PART 12 Saat aku tersadar, aku mendapati diriku berada di sebuah kamar yang sangat asing. Netra menjelajah ke seluruh ruangan, tidak ada benda yang mampu membuatku mengenali tempatku berada sekarang. Kepala terasa pusing, pandangan masih kabur. Beringsut pelan dari atas kasur empuk tempatku berbaring, turun dan melangkah keluar untuk mencari jawaban atas rasa penasaran yang memenuhi dada. Perlahan membuka pintu agar tidak menimbulkan  suara, melangkah pelan sambil melihat ke penjuru ruangan mencari sesuatu yang bisa menghilangkan rasa penasaran. "Tania, rupanya kamu sudah bangun." Suara lelaki di belakangku membuat langkahku terhenti. Suara yang tidak asing bagi telingaku. "Tania!" Panggilnya lagi. "Kamu ...." suaraku seakan tercekat di tenggorokan. "Iya, ini aku, Tan." Lelaki di hadapanku menyunggingkan senyum yang dulunya pernah aku rindui. "Ke--kenapa aku bisa di sini, Van? tanyaku
Baca selengkapnya
Mengenang Masa Lalu
GAIRAH CINTA TERLARANG PART 13Revan bergegas lari ke belakang. Tubuhnya hilang di balik tembok pembatas ruangan. Beberapa saat kemudian dia kembali. Wajahnya terlihat panik. Sama halnya seperti dulu. "Tan, ayo minum!" Revan menyodorkan segelas air putih untukku. Entah kapan dia mengambilnya, pikiran tidak fokus. Rasa nyeri dan ngilu nyata mengrogoti hatiku."Cerita sama aku, Tan," pinta Revan berulang."Maaf, aku sedang tidak ingin bicara," ucapku dengan tatapan yang tidak jelas."Ya sudah, tidak apa, kakimu masih sakit, Tan?" tanya Revan mengalah. "Sedikit," lirihku.Revan beranjak dari hadapanku, tanpa mengucap sepatah kata pun."Van!" Panggilku pelan."Iya, Tania," jawabnya sambil membalikkan badan ke arahku."Aku boleh minta tolong, Van?" tanyaku malu tanpa menatapnya."Minta tolong apa?" Revan mendekat ke arahku."Tolong antarkan aku pulang, aku tidak sangg
Baca selengkapnya
Meluapkan Emosi
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 15Mematut diri di depan cermin. Melepas hijab dan melempar begitu saja. Wajahku masih cantik, kulitku masih kencang, tubuhku masih langsing seperti dulu. Tidak ada yang berubah meski aku sudah memiliki tiga buah hati."Kamu cantik, tapi ... kamu bodoh Tania, hahahahhaha!" Bayangan diriku seakan tertawa melihat kekalahanku"You are stupid woman, Tania, hahahahhaha!" Bayang itu saja menertawakanku."Apa yang salah padaku, Satria?!" teriakku sambil membanting foto kenangan kami berdua."Ini ... katamu aku harus memakai make up yang mahal, agar aku senantiasa menarik di matamu, tapi apa ... kamu masih saja menduakanku, aku tidak butuh semua ini!" teriakku histeris seraya melempar semua perlalatan make up yang di beli oleh Mas Satria.Langkahku beralih pada lemari kesayanganku. Aku diam mematung melihat jejeran baju nan seksi tergan
Baca selengkapnya
Mengatur Siasat
GAIRAH CINTA TERLARANG PART 16Aku terbangun saat pintu kamar di ketuk, sayup terdengar suara Mbok Yem yang memanggil namaku. Membuka mata dan melihat sekelilingku, kamarku tak ubah kapal pecah. Semua berserakan di lantai. Isi lemari berhamburan di lantai. Sprei dan selimut tidak lagi berada di tempatnya. Mata mengerjap pelan. Sinar matahari menerobos melalu gorden yang sedikit tersingkap. "Bu ... Bu Tania!" teriak Mbok Yem.Aku beringsut pelan. Mengeser bokongku berat. Rasa ngantuk masih mendera. Seluruh sendi terasa ngilu."Ada apa, Mbok?" tanyaku saat membuka pintu."Ibu tidak apa-apa, 'kan? Semalam saya dengar Ibu teriak-teriak." Raut wajah Mbok Yem terlihat khawatir. Aku kembali memasuki kamar. Tidak menjawab pertanyaan wanita setia. Bertahun mengabdi sepenuh hati. Mbok Yem melotot saat melihat kamarku berantakan."Bu! Kenapa seperti ini, Bu?" tanya mbok yem lembut. Tangannya mem
Baca selengkapnya
BAB 14 , MAAF KETINGGALAN
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 14Jenak kebisuan memenuhi mobil. Kami berdua larut dalam pikiran masing-masing. Sibuk menjalin jemari untuk hilangkan rasa gugup yang mendera."Kamu banyak berubah,Tania yang dulu sama sekarang tu beda banget. Tadi saja aku hampir tidak mengenalimu," ujar Revan memecah keheningan."Sama saja, tidak ada bedanya," sahutku."Beda, dulu kamu tidak berhijab, sekarang kamu berhijab. Cantik." Revan membuatku sejenak melupakan sakitku."Hehhehe ... bisa saja kamu, Van." Aku tersenyum ringan."Sudah lama kita nggak jumpa, aku pikir kita tidak akan pernah berjumpa lagi." Revan melirik ke arahku."Iya, salah kamu sendiri, pergi tanpa pamit," jawabku ketus."Tapi, hari ini, kita bertemu lagi, mungkin ini sebuah takdir ....""Takdir apaan, Van?" Aku mengernyitkan dahiku sebagai tanda otakku sedang berpikir keras."Takdir apa, ya?  Aku juga tidak tahu, hahahhahah ...." Revan tertawa lepa
Baca selengkapnya
Sandiwara
GAIRAH CINTA TERLARANG PART 17Aku membantu mbok Yem membersihkan kamar. Kemudian, beranjak mandi beberapa menit untuk kembali menyegarkan badan pikiran. Rinai air turun dari kran seiring air mata yang berlomba mencapai pipi. Tenang Tania, semua akan baik-baik saja. Aku meyakinkan diriku sendiri. Mendoktrin diri sendiri untuk tenang. Keluar dari kamar mandi, kamar sudah rapi seperti semula. Meski, beberapa botol parfum dan make up_ku pecah tiada bentuk. Aku tak peduli, aku bisa membeli tokonya sekalian. Mataku beralih pada foto pernikahan. Saksi cintaku dengan Mas Satria. Diambil kala sumpah setia didengungkan penuh cinta. Namun pada akhirnya dia menjadi pengkhianat cinta."Mbok, fotonya bawa keluar saja," pintaku padanya. Mata senjanya memandangku heran."Baik, Bu," jawabnya seraya mengambil foto yang tertinggal dengan bingkai ukiran kayu. Kacanya berserak di lantai. Drrrrt ... drrrrttt!Su
Baca selengkapnya
Memindahkan Aset
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 18Sesampai di tempat perjanjian. Lelaki yang ingin  kutemui belum nampak batang hidungnya. Aku harus bertindak sebelum semuanya terlambat."Maafkan aku, Pa, kamu yang memulai semua ini," lirihku pilu."Buk Tania." Suara berat lelaki di sampingku membuat lamunanku buyar."Maaf saya terlambat!" Dia menarik kursi dan duduk di hadapanku. Sejurus kemudian duduk menatapku lekat."Tidak apa-apa, Pak," ucapku datar."Ada yang bisa saya bantu, Bu?" selidiknya dengan menatapku tanpa kedip. Tangannya mengesek layar benda persegi di tangan."Saya ingin mengubah beberapa sertifikat aset berharga kami atas nama anak-anak dan nama saya, gimana, Pak?" tanyaku pelan. Berharap jawabanya sesuai dengan keinginan."Gampang Bu, asalkan ada persetujuan dari pemilik sebelumnya, semua sangat mudah, Bu," jawabnya s
Baca selengkapnya
Adik Mas Satria
GAIRAH CINTA TERLARANG PART 19Marsya tidur di kamar tamu. Aku malas menemaninya, aku ingin menyendiri. Arisya  kubaringkan di sebelahku. Melihat wajah mungilnya membuat embun menetes di sudut mata.Kemewahan, kekayaan, tiga orang buah hati, istri yang sempurna tidak membuat Mas Satria merasa cukup dengan apa yang dia miliki."Kurang aku dimana, Mas?" tanyaku bak orang gila.Ku raih ponselku, berselancar di dunia maya, aku buka akun Talitha, pembaruan foto profilnya  beberapa jam yang lalu, dia mengunggah fotonya dengan Roby.Jadi benar, Talitha menikah dengan Roby, setidaknya aku tidak perlu khawatir lagi dengan Talitha. Sekarang fokus pada Karmila.Aku harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka harus merasakan akibat dari perbuatan yang mereka lakukan kepadaku."Mbak!" panggil Marsya dari luar."Iya ... masuk, Dek," sahutku cepat.Marsya masuk dengan baju tidu
Baca selengkapnya
Dia Tahu
GAIRAH CINTA TERLARANG PART 20"Stop, Marsya! I don't like to talk about that," ucapku dengan raut wajah tidak suka."Marsya bercanda, Mbak eee," ujarnya seraya tersenyum manis."Mbak, nggak suka, Dek," balasku tanpa ekspresi."Mas Satria terlalu tampan dan mapan, pasti di luaran sana banyak yang ngincar Mas Satria. Mbak harus pinter jaga Mas Satria." Marsya menatapku penuh arti."Kalau Mas Satriamu cinta dan sayang sama Mbak, tidak akan ada yang bisa mengambil dia dari Mbak," tegasku pada Marsya.Marsya apa-apan ngomongin hal beginian. Dia nggak tahu dia hatiku sedang sakit teriris sembilu pengkhianatan Kakaknya. Hanya mampu mendumel dalam hati. "Aku saja pengen punya suami seperti Mas Satria, baik, penyanyang, sabar, setia lagi," ujar Marsya girang. Dia sangat bahagia dalam mendeskripsikan sosok Kakaknya. "Terus, calonmu tadi ada seperti Mas Satriamu, Dek?" tanyaku kesal."Ada Mbak, hampi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status