GAIRAH CINTA TERLARANG
PART 18
Sesampai di tempat perjanjian. Lelaki yang ingin kutemui belum nampak batang hidungnya. Aku harus bertindak sebelum semuanya terlambat.
"Maafkan aku, Pa, kamu yang memulai semua ini," lirihku pilu.
"Buk Tania." Suara berat lelaki di sampingku membuat lamunanku buyar.
"Maaf saya terlambat!" Dia menarik kursi dan duduk di hadapanku. Sejurus kemudian duduk menatapku lekat.
"Tidak apa-apa, Pak," ucapku datar.
"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" selidiknya dengan menatapku tanpa kedip. Tangannya mengesek layar benda persegi di tangan.
"Saya ingin mengubah beberapa sertifikat aset berharga kami atas nama anak-anak dan nama saya, gimana, Pak?" tanyaku pelan. Berharap jawabanya sesuai dengan keinginan.
"Gampang Bu, asalkan ada persetujuan dari pemilik sebelumnya, semua sangat mudah, Bu," jawabnya s
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 19Marsya tidur di kamar tamu. Aku malas menemaninya, aku ingin menyendiri. Arisya kubaringkan di sebelahku. Melihat wajah mungilnya membuat embun menetes di sudut mata.Kemewahan, kekayaan, tiga orang buah hati, istri yang sempurna tidak membuat Mas Satria merasa cukup dengan apa yang dia miliki."Kurang aku dimana, Mas?" tanyaku bak orang gila.Ku raih ponselku, berselancar di dunia maya, aku buka akun Talitha, pembaruan foto profilnya beberapa jam yang lalu, dia mengunggah fotonya dengan Roby.Jadi benar, Talitha menikah dengan Roby, setidaknya aku tidak perlu khawatir lagi dengan Talitha. Sekarang fokus pada Karmila.Aku harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka harus merasakan akibat dari perbuatan yang mereka lakukan kepadaku."Mbak!" panggil Marsya dari luar."Iya ... masuk, Dek," sahutku cepat.Marsya masuk dengan baju tidu
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 20"Stop, Marsya! I don't like to talk about that," ucapku dengan raut wajah tidak suka."Marsya bercanda, Mbak eee," ujarnya seraya tersenyum manis."Mbak, nggak suka, Dek," balasku tanpa ekspresi."Mas Satria terlalu tampan dan mapan, pasti di luaran sana banyak yang ngincar Mas Satria. Mbak harus pinter jaga Mas Satria." Marsya menatapku penuh arti."Kalau Mas Satriamu cinta dan sayang sama Mbak, tidak akan ada yang bisa mengambil dia dari Mbak," tegasku pada Marsya.Marsya apa-apan ngomongin hal beginian. Dia nggak tahu dia hatiku sedang sakit teriris sembilu pengkhianatan Kakaknya. Hanya mampu mendumel dalam hati."Aku saja pengen punya suami seperti Mas Satria, baik, penyanyang, sabar, setia lagi," ujar Marsya girang. Dia sangat bahagia dalam mendeskripsikan sosok Kakaknya."Terus, calonmu tadi ada seperti Mas Satriamu, Dek?" tanyaku kesal."Ada Mbak, hampi
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 21Satu minggu berlalu, semua terasa hambar tanpa warna. Mas Satria sebentar lagi akan pulang. Marsya masih menginap di sini menunggu kepulangan kakaknya. Kehadiran Marsya menambah beban pikiran. Akan tetapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin aku mengusirnya begitu saja."Maaaaas!" teriak Marsya seraya berlari memeluk Mas Satria.Aku hanya tergugu menyaksikan Marsya yang terlalu excited dengan kepulangan Mas Satria. Huh! Harusnya aku yang seperti itu. Geram."Kamu masih di sini, Sya?" tanya mas Satria. Tanganya membelai pipi Adik kesayangannya."Iya, tunggu Mas pulang, rindu ... peluk lagi!"Melihat sikap Marsya kepada suamiku membuatku geli sendiri. Mereka berdua tidak sadar usia. Tidak ada orang selebai mereka.Seharusnya, aku yang pertama kali di peluk mas Satria, aaah ... aku juga malas di peluknya sekarang. Aku hanya mendumelku dalam hati."Sayang
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 22Marsya memeluk Mas Satria. Ya Allah, wanita ini tidak tahu adab. Apakah dia sudah buta, hingga mengangap aku tidak ada. Kuhela napas pelan, pemandangan di depanku cukup membuatku sport jantung."Mas mau mandi, gerah!" Mas Satria menaiki tangga menuju kamar."Mas, sudah puas kangen-kangenannya?" tanyaku setengah mencibir."Nanti lagi, ya, Mas," timpal Marsya dengan suara mendayu-dayu."Tidak. Nanti giliranku," ketusku. Bisa kulihat wajah kesal Marsya. Hah! Wanita cantik ini mulai tak normal.Marsya bangkit dengan hentakan kaki kesal. Ya Allah, apa dosa hamba sampai mendapatkan ipar begini rupa? Astaghfirullah! Kuatkan iman hamba, ya Allah.Beberapa menit kemudian tendengar suara dari dalam kamar memanggil namaku."Ma! Mamaaaa!" teriak Mas Satria. Suaranya terdengar panik.Aku bangkit melangkah menaiki tangga. Aku sudah bisa menebak permasalahannya. Namun, berpu
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 23Mas Satria menurunkanku di depan pintu. Setelah pintu terbuka, kami melangkah masuk. Dia mengunci dari dalam. Kemudian, kembali mengendongku mesra.Tubuhku direbahkan atas ranjang. Tatapan nakal Mas Satria membuatku risih. Aku berusaha membuyarkan nafsunya. Mengajak dia berbicara. Banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya."Pa, ada yang ingin aku tanyakan," ujarku memulai pembicaraan."Apa, Ma? Katakan saja," sahutnya pelan. Terlihat wajah malasnya meladeni pertanyaanku."Roby dan Talitha kemana?" tanyaku penasaran. Suamiku menautkan alisnya. Aku tahu dia cukup terkejut dengan pertanyaanku."Papa pikir Mama mau tanya apa, rupanya nanya mereka," imbuhnya dengan mengulas senyum manis."Iya, mereka dimana, Pa?" tanyaku lagi. Mas Satria tidak langsung ke jawaban yang ingin kuketahui."Mana papa tahu, Roby tidak cerita apa-apa sama papa," jawabnya."Tumben,
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 24Hari-hariku terasa berat. Aku lebih suka menyendiri. Menyelami luka hati yang mengangga lebar.Kling! [Tan, aku di taman dekat rumah kamu, tolong datang sebentar, ada hal yang ingin aku sampaikan.]" Pesan yang di kirimkan Revan untukku.Aku dilema menimbang antara pergi atau tidak menemui Revan. Aku takut pertemuanku dengan Revan akan mendatangkan Fitnah yang akan semakin memperkeruh suasana.[Maaf, aku tidak bisa menemuimu, tolong mengerti posisiku.] balasku setelah beberapa menit.Beberapa detik kemudian, notifikasi whatsappku berutun. Ternyata, Revan mengirim puluhan foto kemesraan Mas Satria dan Karmila.[Tenang, aku akan membantumu menyelesaikan ini semua.] Balas Revan lagi.Aku sama sekali tidak berminat melibatkan orang lain dalam prahara rumah tanggaku, apalagi Revan, lelaki yang per
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 25Tiiing!Suara notifikasi ponsel Mas Satria.Suami tampanku meraih ponselnya, seketika matanya membulat. Wajahnya terlihat panik. Dia menatap nanar ke arahku lalu ke arah Karmila yang sedang menyantap makanan yang aku hidangkan.Ingin rasanya aku berikan racun tikus di makanan mereka berdua. Agar mereka meregang nyawa dan sakit hatiku terbalaskan. Namun, naluri kemanusiaanku masih berfungsi. Saat anjing mengigit kita bukan berarti kita harus membalas mengigit anjing tersebut.Ddrrrt ... drrrt!ponsel Karmila ikut bergetar.Mas Satria menatap Karmila, Karmila meraih ponselnya. Wajah cantiknya seketika berkerut. Matanya melirik ke arah Mas Satria seakan ingin mengatakan sesuatu."Karmila malam ini nginap di sini saja." tawarku ramah. Kuaduk kasar makanan di piringku."Hmmm, gimana ya, Mbak," ucapnya ragu, matanya melihat ke arah Mas Satria. Aku tahu, dia sedang m
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 26"Mama!"Suamiku mendorong tubuh Karmila menjauh darinya. Lalu, berdiri dan meraih celana pendek yang berserakan di lantai, kemudian memakainya."Kurang ajar kalian berdua. Kenapa kalian hentikan, hah? lanjutkan, aku melihat kelebihanmu di banding aku!"Aku menyeringai sinis, langkahku mendekat ke arah Mas Satria dan Karmila berada."Mama ... ini tidak seperti yang kamu bayangkan, ini ...."Lelaki sarap, sudah ketangkap basah masih saja mengelak."Ini apa, hah? Lanjutkan saja, aku mau melihat permainan kalian," ujarku seraya menghempaskan tubuhku ke sofa di samping ranjang."Mbak ... a--aku bisa jelasin ini semua," ujar Karmila seraya meraih selimut menutupi tubuh telanjangnya."Mama ... papa bisa jelasin ini semua," ujarnya khawatir, aura ketakutan dan kegelisahan bercampur aduk di wajah Mas Satria dan Karmila."Stop! Jangan mendekat!"